Anda di halaman 1dari 24

EKSPLORASI KUPAT DAN LEPET KETAN KHAS NGANJUK

MENGGUNAKAN PENERAPAN GEOMERTI DAN POLA

BILANGAN

Karya Tulis ini Disusun untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah 10th NCC (National
Creativity Competition) 2023-2024 untuk Siswa/i Sekolah Menengah Pertama / Madrasah
Tsanawiyah (SMP/MTs) Sederajat Seluruh Indonesia

Oleh:

1. Dinda Aini Nur Rohmawati NISN: 3103446957


2. Nevierra Ochida Azhzara Kirana NISN: 0107856987

MTs NEGERI 1 NGANJUK

JL. KH. ABDUL FATAH NGLAWAK KERTOSONO NGANJUK JAWA TIMUR

2023/2024
ii
iii
Abstrak

Tradisi kupatan merupakan salah satu bentuk tradisi budaya yang umum dilakukan masyarakat
Nganjuk di hari raya Idul Fitri. Tradisi kupatan tidak lepas dari makanan yang dihidangkan, yaitu
ketupat. Penelitian ini dibatasi pada proses pembuatan kulit ketupat hingga proses memasak kupat
bawang, kupat debleng dan kupat Jawa. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan hasil
eksplorasi etnomatematika pada pembuatan kupat di Desa Baron Kecamatan Baron, Nganjuk.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif-deskriptif dengan pendekatan eksploratif. Informan
di penelitian ini dipilih dua orang Ibu dari Desa Baron dengan kriteria yang paham serta dapat
menjelaskan cara membuat kupat dengan pengalaman minimal tujuh tahun. Metode pengumpulan
data dalam penelitian ini menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Berdasarkan hasil eksplorasi etnomatematika pada pembuatan kupat bawang, kupat Jawa, dan
kupat debleng dapat diidentifikasi konsep matematika yaitu geometri dan pola bilangan. Dan pada
hasil pembuatan lepet ketan dapat diidentifikasi konsep matematika yaitu geometri.

iv
Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara dengan keragaman budaya yang tumbuh dari


berbagai suku ataupun asimilasi. Budaya merupakan suatu aktivitas/kreasi yang
muncul dari kesepakatan sekelompok manusia dan dilaksanakan secara kontinu
serta diturunkan dari generasi ke generasi (Hotimah, 2020). Salah satu keragaman
budaya di Indonesia adalah lebaran ketupat, di beberapa daerah namanya riyaya
kupat, lebaran topat, Syawalan, bakda kupat, dan terater. Sedangkan di Nganjuk
disebut riyaya kupat.

Salah satu daerah yang memiliki keragaman budaya adalah Nganjuk.


Nganjuk terletak di tengah provinsi Jawa timur, di bawah dataran tinggi gunung
Wilis. Suku aslinya adalah suku Jawa, yang juga mendiami kawasan di Jawa Timur,
Jawa Tengah, dan DIY. Suku Jawa memiliki keragaman budaya, baik asli maupun
hasil asimilasi suku-suku lain di Nganjuk.

Nganjuk memiliki keragaman budaya yang beragam Wayang Timplong, Tari


Mung Dhe, Jaranan, Riyaya kupat. Salah satunya perayaan Idul Fitri dengan
hidangan ketupat, biasanya dikenal dengan istilah “Riyaya Kupat”. Pada Riyaya
kupat makanan yang disajikan bersama kupat adalah lodeh tahu tempe atau sesuai
selera dan lepet ketan yang berisi ketan dan kelapa parut.

Ketupat sendiri adalah makanan khas dari Asia Tenggara dan merupakan
makanan yang biasanya dihidangkan pada saat merayakan lebaran. Makanan yang
berasal dari beras ini boleh dikatakan sebagai budaya dari Indonesia serta
merupakan budaya asli Jawa (UNG, 2014).

1
Pada tradisi Riyaya Kupat bentuk yang biasa dihidangkan, yaitu kupat
bawang, kupat debleng dan kupat sate. Keduanya berbahan utama janur, dan beras
sebagai isiannya.

Cara pembuatannya sama, hanya saja bentuknya berbeda. Proses


pembuatannya ada penganyaman, pencucian kupat, mengisinya dengan beras dan
perebusan. Anyaman kupat sate memiliki 4 lingkar utama, kupat debleng memiliki
3 lingkar utama dan kupat bawang memiliki 3 lingkar utama dengan bentuk sedikit
miring.

Lepet ketan adalah salah satu makanan tradisional yang biasa disajikan
dengan kupat saat lebaran. Persamaan keduanya adalah pembungkusnya
menggunakan janur. Lepet ketan memiliki bentuk yang beragam dari bentuk
segitiga, kerucut, hingga tabung yang sering dihidangkan. Makanan yang berasal
dari ketan yang dicampur dengan kelapa parut dan garam ini dimasak dengan cara
direbus.

Etnomatematika dapat dieksplorasi dari berbagai budaya yang ada di sekitar


kita. Berbagai jenis budaya dalam masyarakat menjadi suatu kajian yang menarik
untuk dieksplorasi (Hotimah, 2020). Etnomatematika bisa didapat dalam penelitian
ini yaitu dalam kupat dan lepet ketan. Konsep matematika yang terkandung dalam
kupat yaitu pola bilangan, sudut, kedudukan dua garis, dan geometri. Sedangkan
konsep matematika yang terkandung dalam lepet ketan adalah bentuk geometri.

Berapa hasil eksplorasi etnomatematika yang telah dilakukan, khususnya


pada budaya Nganjuk, menunjukkan hasil beragamnya konsep matematika yang
terkandung di budaya Nganjuk. Penelitian tentang Eksplorasi Nilai
Multikulturalisme dalam Tradisi Tolak Balak di Air Terjun Sedudo Kabupaten
Nganjuk (Khusna, 2022).

Berdasarkan latar belakang di atas menunjukkan bahwa budaya Nganjuk


memiliki konsep matematika yang beragam. Belum ada yang membuat eksplorasi
budaya matematika di Nganjuk. Maka peneliti melakukan penelitian dengan judul

2
“Eksplorasi Kupat dan Lepet Ketan Khas Nganjuk Menggunakan Penerapan
Geometri dan Pola Bilangan”.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini di


antaranya:

1. Bagaimana hasil eksplorasi kupat khas Nganjuk menggunakan penerapan


geometri
2. Bagaimana hasil eksplorasi kupat khas Nganjuk menggunakan penerapan
pola bilangan
3. Bagaimana hasil eksplorasi lepet ketan khas Nganjuk menggunakan
penerapan geometri
1.3 Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian yang dilakukan berdasarkan rumusan masalah di atas


diantaranya :

1. Untuk mendeskripsikan hasil eksplorasi kupat khas Nganjuk menggunakan


penerapan geometri
2. Untuk mendeskripsikan hasil eksplorasi kupat khas Nganjuk menggunakan
penerapan pola bilangan
3. Untuk mendeskripsikan hasil eksplorasi lepet ketan khas Nganjuk
menggunakan penerapan geometri

1.4 Manfaat Penelitian

3
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dideskripsikan di atas, manfaat dari
penelitian yang diharapkan diantaranya :

1. Menambah pengetahuan dan wawasan terkait kupat dan lepet ketan khas
Nganjuk terhadap nilai matematika
2. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembang ilmu pengetahuan
dan wawasan penulisan terkait kupat dan lepet ketan khas Nganjuk
terhadap nilai matematika sehingga dapat dijadikan sebagai acuan dalam
mengeksplorasi kupat dan lepet oleh masyarakat luas
3. Sebagai pengenalan budaya yang ada di Nganjuk untuk dikenalkan ke
masyarakat luas.

4
5
Bab II

Kajian Teori

2.1 Pembuatan kupat dan lepet

Pembuatan kupat dan lepet di Nganjuk diawali dengan pemilihan janur dan
mencuci beras. Membuat kupat bawang hanya butuh 3 lingkar utama, jika kupat
sate butuh 4 lingkar utama. Lalu dianyam hingga menjadi kupat dan masukkan
beras ke dalamnya. Pembuatan lepet dibentuk melingkar hingga ujung janur, tekan
bagian bawahnya, masukkan campuran ketan, parutan kelapa, dan garam.
Setelahnya tekan atasnya dan ikat menggunakan tulang janur.

2.2 Eksplorasi

Eksplorasi merupakan istilah lain dari penjelajahan atau pencarian artinya


suatu tindakan mencari atau menjelajahi dengan tujuan mendapatkan suatu hal yang
baru. Eksplorasi ialah melakukan suatu informasi dari pengetahuan dan
pengalaman baru melalui berbagai situasi atau suasana yang baru (Wahyuni, 2022).
Eksplorasi dalam penelitian ini adalah budaya yang digabungkan dengan
etnomatematika/konsep matematika. Budayanya adalah kupat dan lepet ketan Khas
Nganjuk, sedangkan Etnomatematika/konsep matematikanya adalah geometri dan
pola bilangan.

2.3 Geometri

Geometri adalah pendekatan untuk memecahkan suatu masalah dalam


mengenali bentuk benda-benda, membandingkan, membedakan, dan juga
membedakan kesamaan dan perbedaan bentuk suatu benda yang ada disekitar
(Fuadiyah, 2013). Bentuk geometri kupat diantaranya belah ketupat, dan limas segi
empat. Sedangkan lepet terdiri dari lingkaran dan tabung.

2.4 Pola bilangan

6
Pola bilangan merupakan suatu susunan dari beberapa angka yang memiliki
bentuk teratur atau bisa membentuk suatu pola (Zahra, 2022). Pola bilangan
matematika bermacam – macam jenisnya, ada pola bilangan ganjil, genap, segitiga,
persegi, pangkat tiga, aritmetika, geometri, dll. Pola bilangan dalam penelitian ini
adalah saat menganyam janur untuk dijadikan kupat. Bila dimulai dengan pola
ganjil, seterusnya diikuti pola ganjil.

Tinjauan pustaka/ penelitian terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai acuan untuk membuat


penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Penelitian Husnul Hotima & Hariastuti, R. M. (2021). Ketupat Desa


Alasmalang Banyuwangi: Menggali Matematika Dalam Budaya. Jurnal
Magister Pendidikan Matematika (JUMADIKA), 3(1), 16–25. Dijadikan
acuan penulis yaitu pembuatan ketupat dan perbedaannya adalah tidak
dijelaskan tentang lepet ketan.
2. Penelitian Heriyati & Santy Handayani, 2022, Judul Penelitian Ketupat
Makanan tradisional Betawi sebagai Media Pembelajaran Berbasis
Etnomatika. Jurnal PEKA Vol. 05 No. 02, 105-111.Yang dijadikan acuan
penulis yaitu pengertian Geometri dan pembuatan ketupat atau kupat yang
sama dengan penelitian dan perbedaan dengan penelitian ini yaitu tidak
ada konsep pola bilangannya.
3. Penelitian Erni Puji Astuti, Riawan Yudi Purwoko, Medita Wahyu Sintiya,
2019, Judul Bentuk Etnomatematika pada Batik Adipurwo dalam
Pembelajaran Pola Bilangan. Journal of Mathematics Science and
Education Vol. 1, No. 2, 1 – 16. Pada penelitian ini yang dijadikan acuan
pada eksplorasi bentuknya yang dikaitkan pada pola bilangan.
4. Penelitian Condro Endang Wediningsih, 2022, Kajian Etnomatematika
Pada makanan Tradisional (Studi Kasus Pada Lepet Ketan), Jurnal PEKA

7
(Pendidikan Matematika). Dijadikan acuan pembuatan proposal tentang
lepet ketan dan bentuknya. Perbedaannya tidak membahas tentang kupat.
5. Penelitian Indah Wahyuni dan Endah Alfiana, 2022. Judul Analisis
Kemampuan Eksplorasi Matematis Siswa Kelas X pada Materi Fungsi
Komposisi, jurnal inovasi Pendidikan dan Pembelajaran Matematika.
Dijadikan acuan untuk mendapatkan informasi tentang eksplorasi.
Perbedaan dengan penelitian ini adalah tidak ada konsep budaya.

8
BAB III

Metode Penelitian

1. Jenis penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode
eksploratif deskriptif. Menurut Creswell (2016) penelitian kualitatif
merupakan penelitian tentang masalah kemanusiaan atau sosial yang
dihadapi oleh sekelompok orang atau sejumlah individu untuk memahami
makna atau mengeksplorasi dengan metode-metode.
2. Daerah dan subjek penelitian
Daerah penelitian ditentukan dengan metode purposive area, yaitu
penentuan daerah penelitian yang memiliki kriteria tertentu. Penelitian
dilakukan di Desa Nglawak Kecamatan Kertosono, Kabupaten Nganjuk.
Tempat ini masih kental akan budaya dan adatnya, namun belum ada yang
penelitian sebelumnya yang membahas tentang eksplorasi budaya dan adat
di daerah tersebut.Subjek penelitian adalah responden atau informan yang
hendak dimintai informasi atau digali datanya (Fitrah, 2017). Informan
dalam penelitian ini dipilih tiga orang ibu dari Desa Ngelawak Kertosono
dengan kriteria paham serta dapat menjelaskan cara membuat kupat dan
lepet ketan sehingga dapat memberikan informasi yang dibutuhkan.
3. Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data yaitu cara-cara yang dilakukan untuk
memperoleh tujuan penelitian (Suryana, 2010). Berikut metode yang
digunakan dalam pengumpulan data :
a. Observasi
Kegiatan observasi yang dilakukan pada penelitian ini dimulai
dengan mengidentifikasi tempat yang hendak diteliti, sehingga diperoleh
gambaran umum tentang sasaran penelitian, baik itu subjek penelitian,
waktu, serta hal lain yang dibutuhkan selama melakukan penelitian (Raco,
2010). Kemudian akan dilakukan observasi lanjutan untuk mengamati

9
aktivitas pembuatan kupat dan lepet ketan, serta meliputi aktivitas yang
keterkaitannya dengan cabang matematika..
b. Wawancara
Wawancara adalah suatu dialog yang dilakukan oleh pewawancara
untuk memperoleh informasi dari narasumber.
c. Dokumentasi
Menurut Arikunto (1998) dokumentasi berasal dari kata dokumen
yang artinya barang-barang tertulis. Pada metode ini dikumpulkan data dari
buku, dokumen, catatan, dan sebagainya yang memuat data mengenai
pembuatan kupat dan lepet ketan.
4. Metode Analisis Data
Kegiatan analisis data pada penelitian ini yaitu mengatur secara
sistematis hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi yang telah
dilakukan, menafsirkannya, serta mengolahnya menjadi suatu pemikiran,
pendapat, teori, atau gagasan baru. Analisis berarti mengolah dan
mengorganisir data, memecahkannya ke dalam unit yang lebih kecil, serta
mencari pola dan tema-tema yang sama (Raco, 2010).
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis hasil adalah sebagai
berikut.
a. Reduksi Data
Reduksi data adalah penyederhanaan data yang berarti
merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-
hal yang penting, serta mencari tema atau polanya (Nasution, 1996).
Data yang tidak terpakai tetap ditampilkan pada penelitian ini, hanya
saja tidak dianalisis.
b. Penyajian Data
Setelah melalui tahap reduksi data, langkah selanjutnya
adalah penyajian data. Penyajian data dalam penelitian kualitatif
dapat berupa uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan
sejenisnya (Nasution, 1996). Selain itu hasil reduksi data akan

10
dibandingkan dengan teori matematika. Data dokumentasi dari hasil
observasi juga akan disajikan dalam tahap ini.
c. Triangulasi Metode
Menurut Moleong (Kusumawardani, 2018) triangulasi adalah
teknik pemeriksaan keabsahan data. Triangulasi pada penelitian ini
yaitu triangulasi metode dengan membandingkan informasi atau
data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan
dokumentasi.
d. Penarikan Kesimpulan
Tahap selanjutnya adalah penarikan kesimpulan. Setelah data
diklarifikasi, dilakukan penarikan kesimpulan untuk menjawab
tujuan dari penelitian ini. Tahap ini dilakukan untuk memberikan
pandangan secara jelas tentang Eksplorasi pada pembuatan kupat
dan lepet ketan.

11
Bab IV

Hasil dan Pembahasan

Penelitian dilakukan di dusun Baron Timur RT 01 RW 01 Desa Baron,


Karena informan tinggal di daerah tersebut. Informan penelitian adalah dua orang
ibu yaitu A ( berpengalaman membuat ketupat 30 tahun ) dan B ( berpengalaman
membuat ketupat 10 tahun ).

A. Pembuatan kupat bawang, kupat Jawa dan kupat debleng

Informan memulai proses pembuatan kupat dengan mempersiapkan beras


yang akan digunakan. Beras direndam mulai pukul 7 sampai 10 sebelum digunakan
untuk isian kupat, lalu cuci kembali agar tidak berbau. Selama menunggu beras di
rendam, informan membuat kulit kupat.

Gambar 1 pencucian dan perendaman beras.

Proses pembuatan kulit ketupat diawali dengan pemisahan tulang dari janur.

Pembuatan kulit kupat bawang diawali dengan menggulung dua janur dengan 2
atau 3 putaran masing-masing di tangan kiri dan tangan kanan.

Gambar 2 penggulungan awal kulit kupat bawang

12
Untuk mempermudah proses penganyaman menggunakan istilah melewati bagian
atas janur dan bagian bawah janur. Janur dianyam dengan urutan atas – bawah –
atas pada langkah pertama. Pada langkah kedua urutan bawah – atas – bawah. Dan
pada langkah ketiga menggunakan urutan atas – bawah – atas. Untuk bagian alas
kupat bawang mempunyai 2 anyaman.

Gambar 3 penganyaman pangkal janur hingga bertemu pangkal janur sebelumnya

Setelah proses menganyam selesai, kedua pangkal dan kedua ujung janur dapat
ditarik secara bersama dan diulang ulang agar anyaman lebih rapat. Bisa juga
dengan cara menarik bagian-bagian yang terlihat kurang rapat sesuai alur
anyamannya.

Proses pembuatan kulit kupat Jawa diawali dengan menggulung dua janur
sebanyak 3 putaran masing-masing di tangan kiri dan kanan. Janur dianyam dengan
urutan atas – bawah – atas pada langkah pertama. Langkah kedua urutan bawah –
atas – bawah. Dan langkah ketiga dengan atas – bawah – atas. Untuk alas kupat
Jawa mempunyai 3 anyaman.

13
Gambar 4 penganyaman kulit kupat jawa

Proses penganyaman dilakukan dari ujung atas janur secara bergantian sampai ke
bawah, lalu pangkal janur dianyam hingga ke atas, lalu lakukan anyaman ujung
janur secara bergantian hingga bertemu ujung janur sebelumnya. Kedua pangkal
dan kedua ujung janur ditarik secara bersama berulang ulang agar anyaman bisa
rapat.

Proses pembuatan kulit kupat debleng diawali dengan menggulung janur sebanyak
3 putaran masing-masing di tangan kiri dan kanan. Janur dianyam dengan urutan
atas – bawah – atas pada langkah pertama. Langkah kedua urutan bawah – atas –
bawah. Dan langkah ketiga dengan atas – bawah – atas. Untuk alas kupat Jawa
mempunyai 3 anyaman.

14
Gambar 5 penganyaman kulit kupat debleng

Proses penganyaman dilakukan dari ujung atas janur secara bergantian sampai ke
bawah, lalu pangkal janur dianyam hingga ke atas, lalu lakukan anyaman ujung
janur secara bergantian hingga bertemu ujung janur sebelumnya. Kedua pangkal
dan kedua ujung janur ditarik secara bersama berulang ulang agar anyaman bisa
rapat.

Jika semua kulit ketupat telah selesai dibuat selanjutnya kulit direndam selama 30
menit, lalu dicuci dengan air mengalir. Kemudian diisi dengan beras yang telah
direndam dan di cuci sebanyak ½ dari volume kulit ketupat.

Gambar 6 rebusan kupat

Setelah semua kulit ketupat terisi dengan beras, dilakukan proses memasak kupat.
Sebelum itu kupat yang sudah terisi beras akan diikat, biasanya satu ikatan bisa
berupa 5 kupat. Kupat akan dimasak antara 2 hingga 3,5 jam.

B. Pembuatan lepet ketan

Informan memulai proses pembuatan lepet ketan dengan mempersiapkan


ketan yang akan digunakan. Ketan tersebut direndam mulai pukul 7 sampai 9
sebelum digunakan untuk isian lepet, lalu cuci kembali agar tidak berbau. Selama
menunggu lepet di rendam, informan membuat kulit lepet.

Gambar 7 perendaman ketan

15
Proses pembuatan kulit lepet diawali dengan pemisahan tulang dari janur.
Kemudian menggulung satu janur lalu sematkan lidi di salah satu ujungnya supaya
tertutup. Jika semua kulit lepet telah selesai dibuat selanjutnya kulit direndam
selama 30 menit dan dicuci kembali.

Gambar 8 pembuatan lepet

Setelah itu tiriskan ketan yang direndam tadi. Campur ketan dengan garam dan
kelapa parut. Kemudian isi lepet dengan cara bagian bawah ditekan lalu isi dengan
ketan tadi. Setelah terisi penuh tutup bagian atas dan ikat dengan tulang dari janur.
Cara mengikatnya dengan cara ujung tulang janur disematkan ke kulit lepet lalu
putar dan ditekan. Setelah rapat ikat dengan kuat supaya ketan pada saat direbus
tidak lepas.

Gambar 9 pengikatan lepet

16
Setelah semua kulit lepet terisi dengan ketan, dilakukan proses memasak lepet.
Sebelum itu lepet yang sudah terisi ketan akan diikat, biasanya satu ikatan bisa
berupa 3 kupat. Kupat akan dimasak antara 30 menit hingga 1 jam.

C. Geometri
D. Pola bilangan

17
Bab V

Kesimpulan

Ketupat merupakan makanan khas Indonesia. Nganjuk, khususnya desa di


Baron yang masih aktif membuat ketupat di hari ketujuh Idul Fitri. Ketupat memuat
banyak konsep matematika diantaranya : hubungan antar garis ( sejajar,
berpotongan dan berimpit ), sudut ( siku-siku, tumpul, dan lancip ), geometri (
persegi, segi empat tidak beraturan dan belah ketupat ), bangun ruang ( prisma segi
empat beraturan dan tidak beraturan ) dan pola bilangan.

Dalam penelitian ini konsep matematika yang akan dibahas adalah geometri
dan pola bilangan. Geometri adalah mengidentifikasi bentuk dan menyelidiki
bangunan yang berupa bentuk-bentuk seperti persegi, persegi panjang, lingkaran,
segitiga. Pada penelitian ini ditemukan konsep matematika geometri diantaranya
belah ketupat, lingkaran, dan persegi.

Pola bilangan adalah susunan beberapa bilangan yang bersifat matematis atau
susunan tetap dan dapat membentuk pola tertentu. Pada penelitian ini ditemukan
konsep matematika pola bilangan yaitu pola bilangan ganjil dan pola bilangan
genap.

18
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Astuti, Erni Puji & Riawan Yudi Purwoko & Medita Wahyu Sintiya. 2019. Bentuk
Etnomatematika pada Batik Adipurwo dalam Pembelajaran Pola Bilangan.
Journal of Mathematics Science and Education Vol. 1, No. 2, 1 –16
Fitrah, M & Luthfiyah. 2017. Metodelogi Penelitian: Penelitian Kualitatif,
Tindakan Kelas dan Studi Kasus. Sukabumi: Jejak Publisher
Fuadiyah, Nidho. 2013. Upaya Meningkatkan Pengenalan Geometri Dengan
Permainan Puzzle Bervariasi Pada Kelompok B TK Al-Hikmah
Randudongkal-Pemalang Tahun Ajaran 2012/2013. Semarang: Skripsi IKIP
PGRI Semarang.
Heriyati & Santy Handayani, 2022. Ketupat Makanan Tradisional Betawi sebagai
Media Pembelajaran Berbasis Etnomatika. Jurnal PEKA (Pendidikan
Matematika).
Hotima, H., & Hariastuti, R. M. 2021. Ketupat Desa Alasmalang Banyuwangi:
Menggali Matematika Dalam Budaya. Jurnal Magister Pendidikan Matematika
(JUMADIKA), 3(1), 16–25.
Indriaini, Popi. 2016. Implementasi Etnomatematika Berbasis Budaya Lokal Dalam
Pembelajaran Matematika Pada Jenjang Sekolah Dasar. Lampung: Skripsi
IAIN Raden Intan Lampung.
Kusumawardani, L. 2018. Proses Berpikir Siswa dalam Menyelesaikan Masalah
Open-Ended Model PISA Konten Space and Shape Berdasarkan Adversity
Quotient (AQ). Jember: Skripsi Universitas Jember.
Nasution, S. 1996. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.
Ningsih, Sri. 2018. Meningkatkan Pemahaman Bentuk Geometri Melalui
Penggunaan Media Benda Konkrit di RA Darul Ulum Perdagangan. Medan:
Skripsi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Medan.
Raco, J. R. 2010. Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakter, dan Keunggulannya.
Jakarta: Grasindo.
Suryana. 2010. Metodologi Penelitian. Universitas Pendidikan Indonesia.
Wahyuni, Indah & Endah Alfiana, 2022. Analisis Kemampuan Eksplorasi
Matematis Siswa Kelas X pada Materi Fungsi Komposisi. Jurnal Inovasi
Pendidikan dan Pembelajaran Matematika.
Wediningsih, Condro Endang. 2022. Kajian Etnomatematika pada Makanan
Tradisional (Studi Kasus Pada Lepet Ketan). Jurnal PEKA (Pendidikan
Matematika).

19
Zahra, M Daenasty Caezar. 2022. Pengembangan Game Edukasi MU Math pada
Materi Pola Bilangan untuk Meningkatkan Penalaran Matematis Siswa
dengan Bantuan Software Unity. Jember: Skripsi Unej

20

Anda mungkin juga menyukai