Anda di halaman 1dari 6

EKSPLORASI ETNOMATEMATIKA PADA KAIN ULOS

BATAK TOBA TERHADAP KONSEP BANGUN DATAR


Meriana Monalisa Panjaitan
Universitas Negeri Semarang, Sekaran, Gunungpati, Kota Semarang, 50229, Indonesia

* E-mail address: merianamonalisap@students.unnes.ac.id

Abstract
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi bentuk-bentuk dan pola ulos
batak toba sehingga dapat dijadikan sebagai sumber belajar pengembangan matematika
kontekstual yang didasarkan pada keanekaragaman budaya. Metode yang digunakan
pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Berdasarkan jenis dan
pendekatan penelitian ini, maka instrumen yang digunakan peneliti adalah angket dan
kuesioner, Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti berupa
observasi dan pretest. Dari hasil penelitian ditemukan ada sembilan jenis bangun datar
yang terdapat pada bentuk-bentuk dan pola ulos batak yaitu : persegi, persegi panjang,
jajar genjang, layang-layang, belah ketupat, trapesiun, segitiga siku-siku, segitiga sama
kaki, dan segi enam. Mengajarkan konsep bangun datar dengan menggunakan konsep
kontekstual merupakan hal yang penting selain dapat memudahkan siswa memahami
konsep matematis juga dapat menambah wawasan siswa.

Kata Kunci : Etnomatematika, Ulos Batak, Bangun Datar

1. Pendahuluan

Globalisasi berlangsung disemua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik,


ekonomi terutama bidang Pendidikan. Pendidikan dan Kebudayaan adalah dua hal yang
selaras yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari manusia. Pendidikan
merupakan proses pematangan hidup yang diharapkan manusia dapat memahami arti dan
hakikat hidup serta menjalankan tugas kehidupan dengan benar sehingga fokus
pendidikan diarahkan untuk membentuk kepribadian unggul dengan proses pematangan
kualitas, hati, akhlak, logika, serta keimanan. sedangkan Kebudayaan adalah cara khusus
yang dilakukan manusia agara dapat beradaptasi diri dengan lingkungannya.
Menurut Sroyer, et al(2018), dari hasil pertemuan International Community of
Mathematics Education bahwa permasalahan yang berkaitan dengan budaya yang selalu
melingkupi proses pembelajaran matematika, maupun semua bentuk matematika.
Matematika sudah menjadi bagian dari kebudayaan ditengah-tengah masyarakat. Namun,
sebagian besar masyarakat sering tidak menyadari bahwa mereka telah menerapkan ilmu
matematika dalam kehidupan sehari-hari. Karakteristik matematika yang pada
kenyataannya bersifat abstrak, mengakibatkan banyak siswa dalam kondisi tidak siap jika
mempelajari matematika dan kebanyakan siswa mengalami kesulitan dalam
mengaplikasikan matematika ke dalam situasi kehidupan nyata.
Salah satu cara untuk memberikan pembelajaran matematika yang bermakna pada siswa
yaitu dengan mengaitkan konsep matematika dengan konteks kehidupan sehari-hari
ataupun dengan kebudayaan yang melekat pada kehidupan dan diri siswa. Maka dari itu,
yang sangat dibutuhkan dalam pembelajaran matematika untuk membantu siswa
memahami matematika menggunakan pendekatan etnomatematika. Etnomatematika
dapat dideskripsikan sebagai salah suatu cara khusus yang digunakan oleh kelompok
budaya tertentu dalam aktivitas mengelompokkan, mengurutkan, berhitung, bermain,
membuat pola dan menjelaskan dengan cara mereka sendiri. Konsep matematika dapat
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dimasyarakat, khususnya dilihat dalam
kebudayaan dan seni kita temui dalam beragam budaya yang berbagai bagian representasi
dari banyak konsep matematika.
Suku Batak Toba merupakan salah satu suku batak tersebar yang secara tradisional hidup
di Sumatra Utara. Kelompok suku Batak terbagi menjadi lima (5) kelompok besar yaitu
Batak Toba, Pakpak, Mandailing, Simalungun, dan Karo. Semua kelompok-kelompok ini
menggunakan Ulos dalam setiap acara adat. Ulos sangat identik dengan Suku Batak, di
mana ada Orang Batak di situ ada ulos. Ulos menjadi sarana adat dalam dalihan na tolu
yang mengikat hubungan kekerabatannya. Hampir semua upacara adat-istiadat yang
terdapat pada Suku Batak harus mempergunakan ulos sehingga wujud adatistiadatnya
ditunjukkan dalam ulos. Ulos pada masyarakat Batak Toba memiliki fungsi yang sangat
penting dalam setiap acara adat yang dilaksanakan oleh masyarakat Batak toba, apapun
acara adat yang sedang dilaksanakan pasti selalu ditandai dengan adanya pemberian ulos
tersebut dalam adat.
Pada pengamatan awal yang dilakukan peneliti terhadap kain ulos, peneliti menemukan
bahwa motif kain ulos menerapkan konsep dasar matematika. Ada beberapa konsep
etnomatematika yang peneliti temukan pada motif kain ulos salah satunya konsep bangun
datar yang terdapat pada bentuk kain ulos itu sendiri maupun pada motifnya. Hal ini
mengakibatkan matematika memiliki hubungan yang erat di mayarakat dan aktivitas yang
mengaitkan antara matematika dengan kebudayaan adalah etnomatematika. Dalam
etnomatematika menerapkan konsep matematika secara luas yang berkaitan dengan
banyak aktivitas matematika, antara lain aktivitas mengelompokkan, berhitung,
mengukur, merancang bangun datar dan bermain. Karena itu, penelitian ini dilakukan
untuk mengeksplorasi konsep-konsep matematika yang terdapat pada kain ulos. Maka
dari itu tujuannya untuk mempermudah siswa dalam memahami konsep bangun datar
pada matematika yang abstrak.
Kajian yang terbatas tentang motif kain ulos yang membuat peneliti tertarik untuk
mengeksplorasi bentuk-bentuk dan pola kain ulos sehingga dapat dijadikan sebagai
sumber belajar pengembangan matematika kontekstual yang didasarkan pada
keanekaragaman budaya. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengeksplorasi bentuk-
bentuk dan pola kain ulos dengan melakukan penelitian yang berjudul: “Eksplorasi
Etnomatematika pada Kain Ulos Suku Batak Toba Terhadap Konsep Bangun Datar”.
2. Metode

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan kontekstual.


Berdasarkan jenis dan pendekatan penelitian ini, maka data penelitian ini didapatkan dari
observasi dan tanya jawab (wawancara). Tanya jawab (wawancara) yang dilakukan untuk
mengetahui penggunaan konsep matematika dalam menghasilkan kain tenun ulos dan mencoba
mengeksplorasi motif-motif yang dihasilkan dan mengaitkannya dengan asas geometris, seperti
bangun datar. Tentu saja dalam penelitian ini memiliki keterbatasan terhadap penafsiran hal-hal
yang ditemukan, selain jangkauan pengamatan yang terbatas pada motif tertentu. Dengan
demikian analisis yang peneliti lakukan tidak dapat dikatakan berlaku secara umum untuk semua
motif tenun kain ulos batak toba di Propinsi Sumatra Utara. Adapun teknik pengumpulan data
yang dilakukan oleh peneliti berupa observasi dan angket.

3. Hasil dan Pembahasan

Kain Ulos merupakan bagian penting yang digunakan saat acara adat khususnya suku
Batak Toba. Motif kain ulos khas daerah Sumatera Utara yang dapat diintegrasikan dalam
ilmu Matematika diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran serta siswa dapat
mencintai budaya lokal daerahnya sendiri sejak dini. Pemberian Ulos di adat batak
merupakan bagian yang sakraldan merupakan hal yang sangat penting, karena itu di setiap
acara adat wajib memberikan ulos dengan jenis dan ketentuan masing-masing.

Prosedur penelitian yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari beberapa langkah :
Langkah pertama adalah menentukan suatu penelitian etnografi dan mempertimbangkan
ruang lingkup penelitian. Pada penelitian ini, peneliti memilih melakukan penelitian pada
di Sumatera Utara yang merupakan salah satu wilayah yang penduduknya mayoritas
adalah suku Batak Toba. Peneliti juga membatasi ruang lingkup penelitian yaitu hanya
mengeksplorasi aktivitas etnomatematika kain ulos suku batak toba. Langkah kedua,
mengajukan pertanyaan. Pada penelitian ini, peneliti mengajukan pertanyaan kepada
siswa di Sumatera tentang hal yang mereka ketahui tentang kain ulos suku batak toba.
Langkah ketiga adalah mengumpulkan data. Pada penilitian ini, peniliti mengumpulkan
data secara observasi dan angket terhadap kain ulos batak toba. Langkah keempat
merupakan menganalisis data. Pada penelitian ini, peneliti akan menganalisis data
terhadap data-data observasi dan angket yang dikumpulkan. Analisis yang digunakan
meliputi analisis taksonomi.

Analisis taksonomi bertujuan dilakukan dengan cara menjelaskan tentang objek dengan
secara detail berdasarkan konsep-konsep matematika yang terdapat pada motif kain ulos
batak toba. Langkah kelima adalah penelitian. Tahapan akhir dari penelitian ini dimana
memaparkan hasil-hasil penelitian yang berupa observasi dan angket yang isinya terdapat
deskripsi keterkaitan tentang konsep bangun datar dengan motif kain ulos suku Batak
Toba.
Tabel 1. Eksplorasi Konsep Matematika pada Motif Kain Ulos dengan Konsep
Bangun Datar

Gambar Motif Kain Ulos Konsep Matematika

Persegi

Persegi Panjang

Segitiga sama Kaki

Belah Ketupat
Segitiga sama sisi

Segitiga Sembarang

4. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa hasil


penelitian menunjukkan bahwa terdapat etnomatematika pada motif kain tenun ulos batak
toba. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa dalam motif kain ulos terdapat konsep
matematika yaitu lima bentuk bangun datar yang terdiri dari persegi, pesegi panjang,
belah ketupat, segitiga sama kaki, segitga sembarang dan bangun datar lainnya.

Daftar Pustaka

Astuti, S. (2019). Eskplorasi Etnomatematika Kain Ulos Batak Toba Untuk Mengungkap Nilai Filosofi
Konsep Matematika. Jurnal MathEducation Nusantara, 2(1), 45-50.
Hutauruk, A. J.2020. Karakteristik Etnomatematika dalam Pembelajaran Sekolah. Prosiding Webinar
Ethnomathematics Magister Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Hkbp Nommensen, 58-
62.
Hasanah, H. (2020). Pengembangan Bahan Ajar Matematika Berbasis STEM Pada Materi Bangun

Ruang. Indonesian Journal of Learning Education and Counseling, 3(1), 91–100.

Syahriannur, S. 2019. Eksplorasi Etnomatematika Kain Songket Minang Kabau Untuk


Mengungkap Nilai Filosofi Konsep Matematika. Jurnal MathEducation Nusantara, 2(1), 58-
63.
Jessica Saragih, dkk (2022). EKSPLORASI ETNOMATEMATIKA PADA KAIN ULOS HELA SUKU
BATAK TOBA TERHADAP KONSEP BANGUN DATAR. Jurnal Inovasi Sekolah Dasar

Anda mungkin juga menyukai