Anda di halaman 1dari 43

FILSAFAT & INOVASI PEMBELAJARAN: LKPD ETNOMATEMATIKA UNTUK

TRANSFORMASI GEOMETRI SMP KELAS IX MENGGUNAKAN BATIK


KAWUNG

Tugas Akhir Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Matematika


bersama:
Prof. Dr. Marsigit MA.
Dr. Syukrul Hamdi S.Pd., M.Pd.

Oleh:

Wily Kautsar

18301244014

Program Studi Pendidikan Matematika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Yogyakarta


ABSTRAK
Matematika merupakan mata pelajaran yang dibenci oleh cukup banyak siswa.
Untuk meningkatkan minat siswa pada matematika dibutuhkan inovasi dalam
pembelajaran. Etnomatematika merupakan salah satu pembelajaran yang
inovatif. Dengan etnomatematika, siswa dapat mempelajari konsep matematika
menggunakan budaya. Pada kali ini, penulis membahas pembelajaran
transformasi geometri menggunakan bantuan batik kawung sebagai media
pembelajaran. Dalam segi filsafat yang pertama yaitu Ontologi, dengan
mempelajari transformasi geometri menggunakan batik kawung akan membantu
siswa dalam memaknai konsep transformasi geometri sebagai dunia nyata.
Epistemologi, batik kawung merupakan media yang cocok untuk mempelajari
transformasi geometri karena batik kawung adalah salah satu contoh penerapan
yang nyata dari transformasi geometri. Aksiologi, dengan belajar menggunakan
batik kawung yang merupakan budaya lokal, peserta didik akan memahami pesan
moral yang ada pada batik kawung dan lebih mengenali jati diri peserta didik
sebagai orang yang berasal dari Jawa. Dan lebih mengerti bagaimana karakter
lokal yang seharusnya.

Kata kunci: etnomatematika, filsafat pendidikan matematika, batik kawung,


transformasi geometri

2
DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................................................ 2
DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3
BAB I Pendahuluan ................................................................................................................ 4
A. Latar Belakang .......................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 5
C. Tujuan ........................................................................................................................ 5
BAB II Kajian Pustaka dan Metode ...................................................................................... 6
A. Kajian Teori ............................................................................................................... 6
1. Pendidikan Indonesia ............................................................................................... 6

2. Pembelajaran yang Inovatif ..................................................................................... 6

3. Budaya Lokal ........................................................................................................... 6

4. Etnomatematika ....................................................................................................... 7

5. Transformasi Geometri ............................................................................................ 7

6. Batik Kawung .......................................................................................................... 7

7. Ontologi ................................................................................................................... 8

8. Epistemologi ............................................................................................................ 8

9. Aksiologi ................................................................................................................. 9

B. Metode yang Digunakan ........................................................................................... 9


BAB III PEMBAHASAN ...................................................................................................... 10
A. Etnomatematika dan Pendidikan Indonesia ........................................................ 10
B. Etnomatematika dan Pembelajaran Inovatif ....................................................... 10
C. Batik Kawung dan Etnomatematika ..................................................................... 10
D. Ontologi .................................................................................................................... 11
E. Epistemologi............................................................................................................. 12
F. Aksiologi ................................................................................................................... 12
G. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berbasis Etnomatematika........................ 12
BAB IV Kesimpulan .............................................................................................................. 41
Daftar Pustaka ....................................................................................................................... 42

3
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Matematika merupakan mata pelajaran yang dibenci oleh cukup banyak siswa. Anggapan
bahwa matematika itu pelajaran yang sulit seperti sudah tertanam sejak lama pada
masyarakat, sehingga cukup sulit untuk mencabut anggapan tersebut. Oleh karena itu,
dibutuhkan inovasi dalam pembelajaran Matematika yang sesuai dengan keadaan siswa.
Dengan inovasi pembelajaran yang sesuai, diharapkan siswa dapat menjadi lebih tertarik
dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dalam pembelajaran. Maka dari itu diperlukan
pembelajaran yang inovatif.

Ternyata matematika itu tidak lepas dari kehidupan sehari-hari, bahkan dalam motif batik
pun terdapat konsep matematika. Etnomatematika merupakan suatu pembelajaran yang
mengaitkan matematika dengan unsur budaya. Keterkaitan tersebut yaitu penerapan
konsep-konsep matematika pada suatu budaya. Dengan etnomatematika, pembelajaran
matematika disesuaikan dengan budaya lokal dengan karakter lokal yang terkandung dalam
budaya tersebut. Sehingga harapannya adalah siswa dapat mengenali matematika sebagai
bagian dari budaya mereka juga. Dengan mengenali matematika sebagai bagian dari
budaya mereka, ketertarikan dan keingintahuan mereka terhadap matematika juga akan
meningkat.

UNESCO telah menetapkan batik sebagai warisan budaya bangsa Indonesia. Batik kawung
merupakan salah satu motif batik tradisional yang kuno. Motif ini mempunyai makna
pemakai batik ini akan menjadi berguna bagi orang banyak, seperti pohon kawung (aren)
yang mana akar, batang, daun, nira, dan buahnya semua berguna bagi manusia.

Salah satu konsep matematika yang terdapat dalam motif batik kawung adalah transformasi
geometri. Motif batik kawung terdiri dari suatu bentuk dasar yang bila ditransformasikan
akan membentuk motif batik kawung secara keseluruhan. Maka dari itu penulis mengambil
judul makalah “Inovasi Pembelajaran: Etnomatematika Untuk Transformasi Geometri
SMP Kelas IX”.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apakah dengan pembelajaran berbasis etnomatematika cocok dalam pembelajaran di
Indonesia?
2. Apakah pembelajaran berbasis etnomatematika termasuk dalam pembelajaran yang
inovatif?
3. Bagaimana konsep transformasi geometri yang terdapat dalam batik kawung?
4. Bagaimana ontologi pembelajaran etnomatematika untuk materi transformasi geometri
dengan menggunakan batik kawung?
5. Bagaimana epistemologi transformasi geometri dalam batik kawung menggunakan
etnomatematika?
6. Bagaimana aksiologi pembelajaran berbasis etnomatematika untuk materi transformasi
geometri dengan menggunakan batik kawung?

C. Tujuan
1. Mengetahui apakah pembelajaran berbasis etnomatematika sesuai dengan pendidikan di
Indonesia.
2. Mengetahui apakah pembelajaran berbasis Etnomatematika termasuk dalam pembelajaran
yang inovatif.’
3. Mengetahui konsep transformasi geometri yang terdapat dalam batik kawung.
4. Mengetahui ontologi pembelajaran etnomatematika untuk materi transformasi geometri
dengan menggunakan batik kawung.
5. Mengetahui epistemologi transformasi geometri dalam batik kawung menggunakan
etnomatematika.
6. Mengetahui aksiologi pembelajaran berbasis etnomatematika untuk materi transformasi
geometri dengan menggunakan batik kawung.

5
BAB II
Kajian Pustaka dan Metode
A. Kajian Teori
1. Pendidikan Indonesia
Menurut UU No. 20 Tahun 2003, Pendidikan nasional adalah Pendidikan yang berlandaskan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar
pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan
perubahan zaman. Dari UU No. 20 Tahun 2003 dapat digaris bawahi bahwa Pendidikan
Indonesia berakar pada nilai-nilai agama dan kebudayaan nasional.

2. Pembelajaran yang Inovatif


Pembelajaran Inovatif merupakan pembelajaran yang bersifat student center. Pembelajaran
inovatif lebih banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruksi
pengetahuan mereka secara mandiri dan dibantu oleh teman sebaya. Dengan pembelajaran
inovatif semua siswa memiliki hak yang sama untuk menjadi pintar.

Dalam pembelajaran inovatif, kegiatan belajar diintegrasikan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Budaya Lokal
Kebudayaan atau budaya merupakan semua hasil karya, rasa, dan cipta manusia (Selo
Sumardjan dan Soelaeman Soemardi dalam Tedi Sutardi, 2007). Kebudayaan merupakan
keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan
masyarakat yang dimiliki manusia dengan belajar (Koentjaraningrat dalam Tedi Sutardi, 2007).
Jadi, kebudayaan merupakan hasil karya, rasa, dan cipta manusia dalam rangka kehidupan
masyarakat yang dimiliki manusia dengan belajar. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa budaya lokal merupakan hasil karya, rasa, dan cipta manusia dalam bermasyarakat pada
suatu tempat tertentu.

Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya dengan memiliki keragaman budaya yang
bervariasi. Seiring dengan globalisasi dan modernisasi, kebudayaan-kebudayaan asing dengan
gampangnya masuk ke dalam kebudayaan lokal. Bahkan saat ini, pemikiran westernisasi dan
hedonisme sudah merasuk ke dalam pikiran anak-anak muda. Bahkan dengan kekayaan budaya
masih bisa dimasuki budaya asing. Untuk itu perlu penguatan budaya lokal pada generasi
muda, agar budaya dan kearifan lokal tidak luntur. Dengan menggunakan budaya dalam
pembelajaran di sekolah merupakan salah satu bentuk penguatan budaya lokal pada generasi
muda.

6
4. Etnomatematika
Etnomatematika merupakan suatu bidang yang mempelajari cara-cara yang dilakukan manusia
dari budaya yang berbeda dalam memahami, melafalkan, dan menggunakan konsep dari
budayanya yang berhubungan dengan matematika. Sehingga dalam etnomatematika dapat
dikaji bagaimana cara orang memahami, mengekspresikan dan menggunakan konsep-konsep
budaya yang digambarkan secara matematis. (Hariastuti dalam Kencanawaty dan Irawan,
2017).

Berarti dengan etnomatematika, pembelajaran matematika akan menggunakan budaya lokal,


peninggalan sejarah, atau kebiasaan lokal. Dengan pembelajaran ini, maka juga akan
menggunakan pendekatan pembelajaran matematika menggunakan konten budaya.

5. Transformasi Geometri
Transformasi merupakan salah satu muatan materi yang diajarkan pada jenjang SMP kelas IX.
Dalam bab ini memuat 4 bagian yaitu refleksi, translasi, rotasi, dan dilatasi. Pada refleksi, siswa
mempelajari cara menentukan bayangan dari pencerminan suatu benda. Para translasi, siswa
mempelajari mengenai pergeseran pada bangun datar. Pada rotasi, siswa mempelajari cara
memperoleh bayangan dari hasil perputaran suatu titik dan bangun datar pada sudut 90º dan
180º. Pada dilatasi, siswa mempelajari cara perbesaran atau perkecilan suatu bangun datar
berdasarkan faktor skala dilatasi.

6. Batik Kawung
Batik merupakan salah satu warisan budaya bangsa Indonesia. Batik kawung merupakan salah
satu motif batik tradisional yang kuno. Menurut sejarah, motif batik kawung diciptakan oleh
Sultan Agung Hanyongkrokusumo dari Mataram. Secara etimologis, kata kawung diambil dari
nama pohon aren dalam Bahasa Jawa (ada yang menyebut gula aren dengan gula kawung).
Buah aren atau kolang-kaling yang berwarna putih yang tersembunyi di balik kulitnya yang
keras, yang dalam kepercayaan Jawa dimaknai sebagai itikad yang bersih, sebagai ketetapan
hati yang tidak perlu diketahui oleh orang lain. Bila dilihat dengan seksama pembentuk motif
utama pada batik ini mirip dengan buah aren atau kolang-kaling yang dibelah. Motif ini juga
mempunyai makna pemakai batik ini akan menjadi berguna bagi orang banyak, seperti pohon
kawung (aren) yang mana akar, batang, daun, nira, dan buahnya semua berguna bagi manusia.

7
Batik Kawung

7. Ontologi
Ontologi berasal dari kata Ontos dan Logia. Ontos berarti “yang ada”. Logia berarti
pengetahuan. Bila menurut istilah, Ontologi adalah ilmu hakekat yang menyelidiki segala
sesuatu pada alam nyata pada keadaan yang sebenarnya. Ontologi merupakan bagian filsafat
yang paling umum.

Pertanyaan mendasar yang muncul yaitu ontologi mempersoalkan cakupan pernyataan


matematika sebagai dunia nyata atau bukan.

8. Epistemologi
Epistemologi adalah bagian filsafat yang menekankan pada pencarian sumber kebenaran suatu
pengetahuan. Pengetahuan yang dari ontologi kemudian dibawa ke epistemologi untuk diuji
kebenarannya. Yang utama pada epistemologi adalah telaah pengetahuan berdasarkan asal
mula, bagaimana cara mendapatkan pengetahuan yang benar.

Pertanyaan mendasar yang muncul pada epistemologi adalah bagaimana cara memperoleh
pengetahuan transformasi geometri dalam batik kawung menggunakan etnomatematika?

8
9. Aksiologi
Yang menjadi landasan pada aksiologi yaitu untuk apa suatu pengetahuan itu digunakan,
bagaimana kaitan kegunaan suatu pengetahuan dengan moral etika. Aksiologi berkaitan
dengan kegunaan suatu pengetahuan dengan pesan moral yang ada di dalamnya.

Pertanyaan mendasar yang muncul pada aksiologi yaitu apa saja nilai yang bermanfaat dalam
kaitannya dengan moral peserta didik dari penggunaan etnomatematika dalam materi
transformasi geometri menggunakan batik kawung?

B. Metode yang Digunakan


Tulisan ini akan mengkaji mengenai etnomatematika dalam kaitannya dengan pembelajaran
yang inovatif dengan menggunakan metode studi literatur.

9
BAB III
PEMBAHASAN
A. Etnomatematika dan Pendidikan Indonesia
Etnomatematika merupakan pembelajaran yang mengangkat budaya lokal menjadi media
pembelajaran matematika. Menurut UU No. 20 Tahun 2003, pendidikan Indonesia berakar
pada kebudayaan nasional. Dengan mengangkat budaya lokal, Etnomatematika sudah sesuai
dengan pendidikan di Indonesia.

B. Etnomatematika dan Pembelajaran Inovatif


Etnomatematika merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang menggunakan konteks
budaya lokal sebagai sarana untuk memudahkan dalam memahami suatu konsep matematika.
Budaya lokal merupakan hasil karya, rasa, dan cipta manusia dalam bermasyarakat pada suatu
tempat tertentu. Maka dengan menggunakan budaya lokal maka siswa akan mempelajari
matematika menggunakan hal-hal yang konkret yang ada pada kehidupan mereka. Dengan ini,
kegiatan belajar akan terintegrasi dengan kehidupan sehari-hari mereka. Indonesia merupakan
negara yang kaya akan budaya, maka dengan etnomatematika akan ada banyak variasi media
yang digunakan.

Dalam kali ini, penulis akan menggunakan pendekatan etnomatematika dengan LKPD
kelompok. Dengan LKPD yang penulis susun, siswa akan diminta untuk mengkonstruksi
pengetahuan mereka sendiri dibantu teman sekelompoknya dengan mengikuti instruksi yang
ada pada LKPD. Dengan LKPD ini pembelajaran akan bersifat student center.

Jadi dengan terintegrasi dengan kehidupan sehari-hari dan student center, maka
etnomatematika merupakan salah satu pembelajaran yang inovatif.

C. Batik Kawung dan Etnomatematika


Motif batik kawung diciptakan oleh Sultan Agung Hanyongkrokusumo dari Mataram. . Bila
dilihat dengan seksama pembentuk motif utama pada batik ini mirip dengan buah aren atau
kolang-kaling yang dibelah. Perhatikan gambar dibawah.

10
Dari pembentuk motif utama tersebut (yang berbentuk hampir seperti elips), bila kita kaitkan
dengan transformasi geometri. Bentuk di atas merupakan hasil transformasi dari pembentuk
utama yaitu pencerminan. Perhatikan gambar dibawah.

Lalu bentuk tersebut digandakan dengan menggunakan translasi atau refleksi pada bangun di
atas. Sehingga terbentuk batik kawung.

Dengan demikian, pada batik kawung terkandung konsep transformasi geometri. Sehingga
batik kawung dapat digunakan untuk pembelajaran berbasis etnomatematika.

D. Ontologi
Etnomatematika transformasi geometri pada batik kawung terletak pada pembentukan
motifnya. Seperti yang sudah dibahas pada poin C.

Dengan menggunakan konsep transformasi geometri yang ada pada batik kawung, peserta
didik akan lebih mudah untuk menerima dan memasukkan ke dalam pemikirannya. Dengan
masuknya konsep matematika dalam pemikiran dan pemahaman peserta didik ditambah
dengan media yang nyata, maka konsep transformasi geometri sudah dipandang sebagai dunia
yang nyata oleh peserta didik.

11
E. Epistemologi
Epistemologi mempersoalkan tentang bagaimana cara mendapatkan sumber kebenaran dari
suatu pengetahuan. Dalam hal ini adalah bagaimana cara memperoleh kebenaran transformasi
geometri dapat dikemas dalam etnomatematika menggunakan batik kawung.

Dilihat dari materi yang diusung dalam transformasi geometri yang merupakan geometri 2
dimensi. Motif batik kawung juga merupakan geometri 2 dimensi. Pembentukan motif batik
kawung didapat dari hasil transformasi pembentuk utama, sehingga didapatkan motif yang
sedemikian rupa. Dengan ini, mempelajari motif batik kawung juga dapat mempelajari konsep
transformasi geometri. Maka dengan ini, didapatkan kebenaran bahwa kita dapat mempelajari
transformasi geometri dengan mempelajari motif pada batik kawung.\

F. Aksiologi
Landasan aksiologi dalam kali ini adalah untuk apa pembelajaran etnomatematika ini
digunakan. Mengapa mempelajari suatu konsep matematika harus dikaitkan dengan budaya?
Apa saja nilai yang bermanfaat dalam kaitannya dengan pengembangan moral peserta didik?

Dalam kali ini, kita menggunakan batik kawung sebagai pendekatan dalam mempelajari
konsep transformasi geometri. Sudah dibuktikan juga bahwa kita bisa menggunakan batik
kawung untuk mempelajari konsep transformasi geometri.

Motif batik kawung sendiri bila ditelusuri dari segi budaya dan kebiasaan masyarakat Jawa
sudah memiliki makna sendiri. Bila dipandang dari warna isi buah aren yang berwarna putih,
pada masyarakat Jawa dimaknai sebagai itikad yang bersih, sebagai ketetapan hati yang tidak
perlu diketahui oleh orang lain. Bila dipandang dari pohon aren yang semua bagiannya berguna
(akar, batang, daun, nira, dan buahnya), dapat kita maknai bahwa sebagai orang jawa harus
bisa berguna bagi orang banyak.

G. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berbasis Etnomatematika


Dalam pembelajaran ini penulis menyusun pembelajaran berbasis etnomatematika
menggunakan strategi project based learning dengan menggunakan LKPD.

12
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMP Negeri


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IX/Satu
Alokasi Waktu : 1 Pertemuan (3 x 45 menit)

A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuanm teknologi, seni, budaya
terkait fenomena kejadian tampak mata.
4. Mengolah, menyaji, menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi

KD IPK
3.5 Menjelaskan transformasi geometri 3.5.1 Memahami konsep translasi
(refleksi, translasi, rotasi, dan 3.5.2 Memahami konsep refleksi
dilatasi) menggunakan masalah 3.5.3 Memahami konesp rotasi
kontekstual. 3.5.4 Memahami konsep dilatasi
3.5.5 Mengidentifikasi perbedaan
antara konsep translasi, refleksi,
rotasi, dan dilatasi.

13
4.5 Menyelesaikan masalah kontekstual 4.5.1 Menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan transformasi kontekstual yang berkaitan
geometri (refleksi, translasi, rotasi, dengan konsep translasi*
dan dilatasi). 4.5.2 Menyelesaikan masalah
kontekstual yang berkaitan
dengan konsep refleksi*
4.5.2 Menyelesaikan masalah
kontekstual yang berkaitan
dengan konsep rotasi
4.5.2 Menyelesaikan masalah
kontekstual yang berkaitan
dengan konsep dilatasi

Keterangan : (*) IPK yang akan dibelajarkan dalam RPP ini

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model tanya jawab dengan
pendekatan Project Based Learning (PjBL) dan metode Discovery, peserta didik mampu :
1. Memahami konsep translasi, refleksi, rotasi, dan dilatasi.
2. Membedakan konsep translasi, refleksi, rotasi, dan dilatasi.
3. Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan konsep translasi, refleksi,
rotasi, dan dilatasi.
D. Strategi Pembelajaran
Project Based Learning (PjBL)
E. Media Pembelajaran

LKPD, Kain Batik

F. Sumber Belajar
• Siswa
LKPD, Kain Batik
• Guru

14
Subchan, dkk. (2018). Buku Guru Matematika SMP/MTs Kelas IX. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
G. Materi Pembelajaran

No Bangun Keterangan
1 Bentuk dasar

2 Refleksi bangun 1

3 Refleksi bangun 2

4 Translasi bangun 3

5 Translasi bangun 4

15
6 Translasi bangun 5

7 Translasi bangun 6

16
H. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Alokasi


No.
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
1. Pendahuluan 15 menit
Guru membuka dengan memberi salam dan Siswa menjawab salam guru
menyakan kabar siswa memimpin berdoa. dan mulai berdoa.
Guru memeriksa kehadiran peserta didik, dan Siswa menjawab “hadir”
menanyakan kesiapan peserta didik dalam saat dipanggil namanya. Dan
mengikuti kegiatan pembelajaran, seperti menjawab pertanyaan dari
menanyakan apakah siswa sudah menyiapkan alat guru.
tulis untuk mencatat, adakah siswa yang
mengalami gangguan koneksi internet, dan
sebagainya.
Guru memberikan apersepsi tentang materi yang Siswa memperhatikan
sebelumnya, yaitu tentang bilangan yang sudah penjelasan guru dan
dipelajari pada pertemuan sebelumnya, yaitu menjawab pertanyaan yang
tentang macam-macam transformasi geometri. guru lontarkan mengenai
Kemudian guru menjelaskan bahwa pada hari ini rumus tersebut.
kita akan menerapkan konsep transformasi
geometri.
Guru memberikan motivasi kepada peserta didik Siswa memperhatikan dan
dengan memberikan contoh hasil aplikasi merespon guru.
transformasi geometri, yaitu pola batik pada
sarung yang dibawa.

17
Guru mendeskripsikan kegiatan pembelajaran Siswa memperhatikan guru.
yang akan dilakukan pada pertemuan kali ini,
yaitu mengkonstruksi pola batik dengan
menggunakan konsep transformasi geometri.
2. Kegiatan inti 105 menit
Orientasi
Guru menunjukkan contoh batik kawung yang Siswa memperhatikan dan
ada pada sarung. Dan menjelaskan mengenai memahami apa yang
contoh transformasinya. dijelaskan oleh guru.
Kemudian siswa yang belum
paham mengajukan
pertanyaan sembari siswa
memegang langsung contoh
dari kain batik yang dibawa
oleh guru.
Mengorganisasikan
Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok Siswa duduk sesuai
yang sudah ditentukan sesuai dengan kemampuan kelompok sembari
mereka. Dan membagikan contoh kain batik mengamati kain batik yang
kepada masing-masing kelompok dibagikan oleh guru secara
berkelompok.

18
Penyelidikan Siswa secara berkelompok
Guru membagikan LKPD yang telah disusun. mengamati petunjuk pada
Kemudian meminta siswa untuk mulai aktivitas 1 dan mulai
mengerjakan aktivitas 1. menggambarkan hasil
transformasinya..
Mengembangkan dan Menyajikan Siswa yang lain
Guru meminta siswa untuk berkumpul menjadi mendengarkan, dan
satu. Kemudian guru meminta perwakilan merespons guru.
kelompok untuk menyimpulkan hasil diskusinya.
Guru menanyakan apakah ada kelompok yang
hasilnya berbeda, kemudian bila ada, guru
meminta kelompok tersebut untuk
menyampaikan hasil diskusinya.
Menganalisis Siswa menganalisis hasil
Guru meminta siswa untuk mengerjakan aktivitas motif batik mereka
3. mengenai Langkah-langkah
transformasi yang
dilakukan.

3. Penutup 15 menit
Guru memberikan kesempatan kepada siswa jika Siswa mengajukan
masih ada yang belum paham dengan materi hati pertanyaan terkait materi
itu. yang belum ia pahami.
Guru menyimpulkan dan mengklarifikasi (bila Siswa memperhatikan
ada kesalahan dari kesimpulan dari kelompok) penjelasan guru terkait
terkait pembelajaran yang sudah dilakukan hari materi yang sudah dipelajari
ini. Dan menjelaskan pembelajaran yang akan hari ini dan materi beikutnya
dilakukan pada pertemuan selanjutnay. yang akan dipelajari.

19
Guru mengakhiri pembelajaran dengan meminta Salah satu siswa memimpin
salah satu siswa untuk memimpin do’a. do’a dan menjawab salam
Guru memberi salam. guru.

20
I. Penilaian
1. Penilaian Sikap Spiritual dan Sosial
a) Teknik penilaian : observasi, penilaian diri, dan penilaian antarteman
b) Bentuk instrumen : lembar observasi/jurnal dan angket
c) Kisi-kisi
Butir
No Sikap/Nilai Indikator
Instrumen
1. Bertanggungjawab Menyelesaikan tugas sesuai ketentuan 1,2
2. Rasa ingin tahu Bertanya kepada teman/guru atau membaca
sumber belajar apabila mengalami kesulitan
dalam menyelesaikan masalah atau untuk 3
memperoleh pengetahuan baru, terutama
terkait materi bilangan berpangkat.
3. Percaya diri Berani mengemukakan pendapat, bertanya,
atau menjawab pertanyaan dari teman 4
maupun guru.

21
2. Penilaian Pengetahuan dan Keterampilan
1) Teknik penilaian : tes tertulis
2) Bentuk instrumen : uraian dan project
3) Kisi-kisi
Indikator Pencapaian Nomor
No Indikator Soal Level Kognitif
Kompetensi Soal
1. 3.5.1 Menyelesaikan Siswa diminta untuk C2 Aktivitas
masalah menentukan hasil (Sintesis) 1:
kontekstual yang pergeseran dari bentuk 2,3,4,5
berkaitan dengan pembentuk motif batik Aktivitas
konsep translasi* kawung. 2: 4,5,6,7
Siswa diminta untuk C3 Aktivitas 3
mengkonstruksi motif (Aplikasi)
batik mereka sendiri
dengan konsep
transformasi
2 3.5.2 Menyelesaikan Siswa diminta untuk C2 Aktivitas
masalah menentukan hasil (Sintesis) 1:
kontekstual yang pencerminan dari bentuk 1
berkaitan dengan dasar pembentuk motif Aktivitas
konsep refleksi* batik kawung. 2:
3
Siswa diminta untuk C3 Aktivitas 3
mengkonstruksi motif (Aplikasi)
batik mereka sendiri
dengan konsep
transformasi

22
Mengetahui, Yogyakarta, ………
Kepala SMP Negeri Guru Mata Pelajaran

………………………………. Wily Kautsar


NIP. ………………………… NIP. …………………..

23
Lampiran 1. Lembar Observasi/Jurnal Penilaian Sikap

Kelas/Semester : …………………..
Tahun Pelajaran : …………………..
Periode Pengamatan : Tanggal …… s.d ……
Butir Nilai : Tanggung jawab, Rasa ingin tahu, dan percaya
diri.

Petunjuk

Berdasarkan pengamatan selama periode ini, berikan catatan atau deskripsi singkat mengenai
sikap/perilaku peserta didik selama dalam kegiatan pembelajaran di kelas maupun di luar kelas,
terkait dengan sikap spiritual, yaitu menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya,
dan sikap sosial, terutama tanggung jawab, rasa ingin tahu, dan percaya diri, menghargai
pendapat orang lain.

No Nama Peserta Didik Kejadian Hari/tanggal Keterangan

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
dst

24
Lampiran 2. Instrumen Penilaian Diri

Lembar Penilaian Diri Sendiri

Nama Peserta Didik : ………………….


Mata Pelajaran : ………………….
Kelas/Semester : ………………….
Hari/Tanggal Pengisian : ………………….

Petunjuk

Berikan penilaianmu terhadap diri kalian sendiri dengan memberikan tanda cek () pada kolom
skor yang sesuai dengan ketentuan sebagai berikut. Skor 4 (selalu), 3 (sering), 2 (kadang-
kadang), dan 1 (tidak pernah).

Skor
No Pertanyaan
4 3 2 1
1. Saya menyelesaikan tugas sesuai ketentuan
2. Saya berusaha untuk menyelesaikan masalah/tugas
3. Saya bertanya kepada teman/guru atau membaca sumber
belajar apabila mengalami kesulitan dalam menyelesaikan
masalah atau untuk memperoleh pengetahuan baru,
terutama terkait bilangan berpangkat
4. Saya berani mengemukakan pendapat, bertanya, atau
menjawab pertanyaan dari teman maupun guru

Catatan/Komentar:

25
Lampiran 3. Instrumen Penilaian Diri

Lembar Penilaian Antarteman

Nama Teman Sebangku : ………………….


Mata Pelajaran : ………………….
Kelas/Semester : ………………….
Hari/Tanggal Pengisian : ………………….

Petunjuk

Berikan penilaianmu terhadap diri kalian sendiri dengan memberikan tanda cek () pada kolom
skor yang sesuai dengan ketentuan sebagai berikut. Skor 4 (selalu), 3 (sering), 2 (kadang-
kadang), dan 1 (tidak pernah).

Skor
No Pertanyaan
4 3 2 1
1. Teman saya menyelesaikan tugas sesuai ketentuan
2. Teman saya berusaha untuk menyelesaikan masalah/tugas
3. Teman saya bertanya kepada teman/guru atau membaca
sumber belajar apabila mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan masalah atau untuk memperoleh
pengetahuan baru, terutama terkait bilangan berpangkat
4. Teman saya berani mengemukakan pendapat, bertanya,
atau menjawab pertanyaan dari teman maupun guru

Catatan/Komentar:

26
Lampiran 4. LKPD, Kunci Jawaban, dan Pedoman Penskoran

Materi Pokok : Transformasi Geometri


LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Nama Kelompok : ……………………………….. Kelas : IX …..


Anggota : 1. …………………………..
2. …………………………..
3. …………………………..
4. …………………………..
5. …………………………..

B. TUJUAN PEMBELAJARAN :

Peserta didik dapat menyelesaikan dan menerapkan konsep komposisi dari translasi, refleksi,
dan rotasi.

A. PETUNJUK UMUM :

1. Bacalah dengan teliti setiap petunjuk yang diberikan.


2. Diskusikan permasalahan yang ada pada LKPD dengan teman kelompokmu.
3. Tanyakan pada guru pembimbing apabila ada hal – hal yang kurang jelas.
4. Tulislah kesimpulan dari hasil yang dilakukan pada lembar yang disediakan.

27
Komposisi Transformasi

Aktivitas 1 : Memahami transformasi


yang dilakukan pada kain batik

Perhatikan gambar Batik Kawung di atas!

Motif batik kawung di atas bila kita amati lebih teliti merupakan hasil dari komposisi suatu

Sekilas tentang Batik Gambar 1


Kawung bangun.

Secara etimologis, kata kawung Mari kita amati lebih dalam


diambil dari nama pohon aren
dalam Bahasa Jawa (ada yang
menyebut gula aren dengan gula
kawung). Buah aren atau
kolang-kaling yang berwarna
putih yang tersembunyi di balik
kulitnya yang keras, yang dalam
kepercayaan Jawa dimaknai
sebagai itikad yang bersih. Itu
sebagai ketetapan hati yang
Gambar 2
tidak perlu diketahui oleh orang
lain. Bila dilihat dengan
Perhatikan gambar di atas, bangun tersebut merupakan
seksama pembentuk motif
utama pada batik ini mirip bangun yang membentuk pola batik kawung yang
dengan buah aren atau kolang- sebelumnya, kemudian ditransformasikan sedemikian
kaling yang dibelah.
sehingga didapat motif batik yang cantik
28
Bentuk Dasar
Pernahkah kalian membuat pola batik waktu masih sekolah dasar? Coba kita amati bentuk yang
sebenarnya dari pembentuk utama dari batik kawung dengan lebih sederhana.

Gambar di atas merupakan pembentuk utama dari motif batik kawung, Mari kita coba
membentuk motif batik kawung dari bentuk tersebut dengan mengikuti langkah-langkah
berikut.

1. Refleksi
Refleksikan bangun tersebut dengan cermin yang berimpit dengan sisi kanan persegi (yang
berwarna biru).

Bagaimanakah hasilnya? Hasilnya seperti gambar berikut

Kemudian bangun tersebut dan hasil pencerminannya dicerminkan terhadap garis yang
melewati garis bagian bawah dari kotak tersebut (perhatikan gambar dibawah, garis yang
berwarna biru). Gambarkan hasilnya pada kotak berikut.

Skor:
10

29
2. Translasi
Setelah didapat bangun seperti pada gambar 2. Langkah selanjutnya yaitu translasi,
translasikan bangun tersebut ke kanan sejauh panjang sisi persegi.
Gambarkan hasilnya pada gambar berikut!

Skor:
10
Setelah itu translasikan semuanya ke bawah sejauh panjang lebar dari persegi panjang
tersebut, Gambarkan hasilnya pada gambar berikut!

Skor:
10

30
Kemudian ulangi seperti translasi pertama, yaitu dengan translasi ke kanan.

Skor:
10

31
Setelah itu translasikan ke bawah seperti langkah kedua pada proses translasi, Lengkapi
hasilnya pada gambar berikut ini

Skor:
Pola batik sudah terlihat.
10
Untuk mendapatkan hasil pola batik tersebut sebenarnya bisa dilakukan dengan berbagai
cara dan langkah yang berbeda. Ini hanya salah satu contoh saja dalam langkah-langkah
transformasi untuk membuat pola batik.

32
Aktivitas 2 : Ringkasan langkah-
langkah yang dilakukan

No Hasil Transformasi
1

Keterangan: Bentuk dasar


2

Keterangan: Refleksi terhadap sisi paling kanan


3
Skor:
10

Keterangan:

4
Skor:
10

Keterangan:

33
5
Skor:
10

Keterangan:

Keterangan:
Skor:
10

34
7

Keterangan:
Skor:
10

35
Aktivitas 2 : Konstruksikan Pola Batik
Kalian

Konstruksikan pola batik kalian dari bangun semula yang kalian buat bersama, kemudian
lakukan transformasi pada bangun tersebut, kemudian kalian tuliskan transformasi apa saja
yang kalian lakukan secara detail! Skor maks:
50

36
37
Aktivitas 3 : Analisis Transformasi
yang sudah dilakukan

Analisis transformasi apa saja yang kalian lakukan!, Dan bagaimana hasilnya?
Skor maks:
No Hasil Transformasi 50
1

Keterangan:

Keterangan:

Keterangan:

Keterangan:

38
5

Keterangan:

Keterangan:

39
7

Keterangan:

Skor akhir = total skor (maks. 200) / 2

40
BAB IV
Kesimpulan
Pembelajaran berbasis etnomatematika pada transformasi geometri menggunakan batik
kawung sudah cocok dengan pendidikan di Indonesia. Sudah pula merupakan pembelajaran
yang inovatif. Batik kawung merupakan contoh penerapan konsep transformasi geometri yang
pas untuk digunakan dalam pembelajaran.

Bila ditinjau dari segi filsafatnya. Yang pertama yaitu ontologi. Dengan mempelajari konsep
transformasi pada motif batik kawung, peserta didik akan lebih mudah dalam menerima konsep
transformasi geometri. Dengan masuknya konsep transformasi geometri pada pemahaman
siswa, maka konsep transformasi geometri sudah dipandang sebagai dunia yang nyata oleh
peserta didik.

Yang kedua yaitu epistemologi. Dengan melihat kesamaan yang ada pada motif batik kawung
dan konsep transformasi geometri. Kesamaan yang pertama yaitu sama-sama merupakan
konsep geometri 2 dimensi. Kesamaan yang kedua yaitu pada pembentukan motif batik
kawung ternyata juga menggunakan konsep transformasi geometri. Maka dapat dikatakan juga
batik kawung merupakan penerapan nyata dari transformasi geometri. Sehingga kita bisa
mempelajari transformasi geometri dengan mempelajari transformasi yang dilakukan pada
motif batik kawung.

Yang ketiga yaitu aksiologi. Batik kawung merupakan salah satu budaya yang berasal dari
Jawa. Yang terkenal dari budaya Jawa adalah budaya Jawa itu kaya akan pesan moral. Seperti
contohnya pada batik kawung ini. Maka dengan mempelajari motif batik kawung, peserta didik
juga akan mengambil pesan moral yang terkandung dalam batik kawung. Contoh pesan moral
yang terkandung dalam batik kawung adalah motif baik kawung dimaknai sebagai itikad yang
bersih, sebagai ketetapan hati yang tidak perlu diketahui oleh orang. Adapun pesan lainnya
yaitu sebagai orang Jawa kita harus bisa berguna bagi orang banyak. Selain itu, dengan
mempelajari matematika dengan budaya sendiri juga akan menegaskan jati diri peserta didik.
Menegaskan dari mana ia berasal. Dan mengerti bagaimana karakter yang seharusnya.

41
Daftar Pustaka
Bahrum, Bahrum. (2013). Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi. SULESANA: Jurnal
Wawasan Keislaman 8(2), hal 35-45. doi:https://doi.org/10.24252/.v8i2.1276.

Barlia, Lily. (2011). KONSTRUKTIVISME DALAM PEMBELAJARAN SAINS DI SD:


TINJAUAN EPISTEMOLOGI, ONTOLOGI, DAN KERAGUAN DALAM
PRAKSISNYA. Jurnal Cakrawala Pendidikan 3(3) hal 343-358. doi:
https://doi.org/10.21831/cp.v3i3.4200

Digdoyo, Eko. (2019). RUMAH PUSPO BUDAYA NUSANTARA SEBAGAI PUSAT


PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI TARI NUSANTARA.
Integralistik, 30(1), hal 62-99. doi:https://doi.org/10.15294/integralistik.v30i1.20778.

Kencanawaty, Gita., dan Ari Irawan. (2017). PENERAPAN ETNOMATEMATIKA DALAM


PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH BERBASIS BUDAYA. Ekuivalen,
27(2), hal 169-175.

Manalaksak, D. (2007). Tinjauan Atas 'Fungsi' Berdasarkan Filsafat Matematika. Jurnal


Filsafat, 14(3), hal 211-221. Doi:https://doi.org/10.22146/jf.31355.

Nurmaya, Rani, dkk. (2021). PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS


ETNOMATEMATIKA PADA MATERI TRANSFORMASI GEOMETRI. Jurnal
Pendidikan Matematika, 2(2), hal 123-129.

Parmono, Kartini. (2013). NILAI KEARIFAN LOKAL DALAM BATIK TRADISIONAL


KAWUNG. Jurnal Filsafat 23(2), hal 134-146. doi:doi.org/10.22146/jf.13217.
Richardo, Rino, dkk. 2020. Learning mathematics through Islamic Nusantara culture: An
ethnomatematics study in Indonesia. Ethnomathematics Journal, 7(1), hal 30-35.
doi:http://dx.doi.org/10.21831/ej.v1i1.33129.

Rosanto, Anton. 2009. KAJIAN BATIK MOTIF KAWUNG DAN PARANG DENGAN
PENDEKATAN ESTETIKA SENI NUSANTARA. Brikolase: Jurnal Kajian Teori,
Praktik dan Wacana Seni Budaya Rupa 1(2). doi:https://doi.org/10.33153/bri.v1i2.261.

Subchan, dkk. 2018. Buku Guru Matematika Kelas IX SMP/MTS. Jakarta. Kemendikbud.

Suminar, T. (2019). Tinjauan Filsafati (Ontologi, Epistemologi Dan Aksiologi Manajemen


Pembelajaran Berbasis Teori Sibernetik. Edukasi, 13(2).
doi:https://doi.org/10.15294/edukasi.v13i2.961.

42
Sutardi, Tedi. 2007. Antropologi: Mengungkap Keragaman Budaya untuk Kelas XI Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Bahasa. Bandung. PT Setia Purna.

Yuliati, Siti Rohmi., dan Ika Lestari. 2018. PELATIHAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
INOVATIF BAGI GURU-GURU SD DI WILAYAH KECAMATAN SUKAMAKMUR,
BOGOR. Jurnal Pemberdayaan Sekolah Dasar (JPSD), 1(1), hal 1-7.

43

Anda mungkin juga menyukai