Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN DIARE

A. KONSEP DASAR PENYAKIT

1. Pengertian

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk

cairan atau setengah cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja

lebih banyak dari keadaan normal yakni 100-200 ml sekali defekasi

(Nuralif, 2018).

Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada

bayi dan lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat

berwarna hijau atau dapat bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 2015).

2. Anatomi dan Fisiologi

Anatomi fisiologi diare berupa (Coad, 2019);

1) Anatomi sistem pencernaan

a. Mulut

Mulut adalah permulaan saluran pencernaan yang terdiri atas 2

bagian :

1) Bagian luar yang sempit atau vestibula yaitu diruang antara gusi,

bibir dan pipi.

2) Rongga mulut/bagian dalam yaitu rongga mulut yang dibatasi

sisinya oleh tulang maksilaris, palatum dan mandi bilaris

disebelah belakang bersambung dengan faring.


b. Faring

Faring merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut

dengan kerongkongan, merupakan persimpangan jalan nafas dan

jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan didepan ruas

tulang belakang.

c. Esofagus (kerongkongan)

Panjangnya ± 25 cm, mulai dari faring sampai pintu masuk

kardiak dibawah lambung. Esofagus terletak dibelakang trakea dan

didepan tulang punggung setelah melalui thorak menembus

diafragma masuk kedalam abdomen ke lambung.

d. Gaster (lambung)

Merupakan bagian dari saluran pencernaan yang dapat

mengembang paling banyak terutama didaerah epigaster. Bagian-

bagian lambung, yaitu :

1) Fundus ventrikularis, bagian yang menonjol keatas terletak

disebelah kiri osteum kardium biasanya berisi gas.

2) Korpus ventrikuli, setinggi osteum kardium, suatu lekukan pada

bagian bawah notura minor.

3) Antrum pilorus, berbentuk tebing mempunyai otot tebal

membentuk spinkter pilorus.

4) Kurtura minor, terletak disebelah kanan lambung, terdiri dari

osteum kordi samapi pilorus.


5) Kurtura mayor, lebih panjang dari kurtura minor terbentang dari

sisi kiri osteum kardium melalui fundus kontrikuli menuju kekanan

sampai ke pilorus anterior.

e. Usus halus

Usus halus merupakan bagian dari sistem pencernaan makanan

yang berpangkal pada pilorus dan berakhir pada sekum panjangnya ±

6cm, merupakan saluran paling panjang tempat proses pencernaan dan

obstruksi hasil pencernaan makanan.

Usus halus terdiri dari :

1) Duodenum

Disebut juga usus 12 jari, panjangnya ± 25 cm, berbentuk

sepatu kuda melengkung kekiri, pada lengkungan ini terdapat

pankreas. Pada bagian kanan duodenum terdapat selaput lendir

yang nambulir disebut papila vateri.

2) Yeyunum

Usus kosong atau jejunum adalah bagian kedua dari usus

halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus

penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa panjangnya ± 2-3 meter.

3) Ileum

Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus

halus. Pada sistem pencernaan manusia panjangnya sekitar ± 4-5 m

dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh

usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit


basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam

empedu.

f. Usus besar/interdinum mayor

Panjangnya ± 1 meter, lebar 5-6 cm, fungsinya menyerap air dari

makanan, tempat tinggal bakteri koli, tempat feces. Usus besar terdiri

atas 8 bagian:

1) Sekum.

2) Kolon asenden.

Terletak diabdomen sebelah kanan, membujur keatas dari ileum

sampai kehati, panjangnya ± 13 cm.

3) Appendiks (usus buntu)

Sering disebut umbai cacing dengan panjang ± 6 cm.

4) Kolon transversum.

Membujur dari kolon asenden sampai ke kolon desenden dengan

panjang ± 28 cm.

5) Kolon desenden.

Terletak dirongga abdomen disebelah kiri membujur dari anus ke

bawah dengan panjangnya ± 25 cm.

6) Kolon sigmoid.

Terletak dalam rongga pelvis sebelah kiri yang membentuk huruf

"S" ujung bawah berhubungan dengan rektum.


7) Rektum.

Terletak dibawah kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum

mayor dengan anus.

8) Anus.

Anus adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan

rektum dengan dunia luar.

Gambar 2.1 Anatomi Sistem Pencernaan

2) Fisiologi sistem pencernaan

Usus halus mempunyai dua fungsi utama, yaitu : pencernaan dan

absorpsi bahan nutrisi dan air. Proses pencernaan dimulai dalam mulut

dan lambung oleh kerja ptialin, asam klorida, dan pepsin terhadap

makanan masuk. Proses dilanjutkan di dalam duodenum terutama oleh

kerja enzim-enzim pankreas yang menghidrolisis karbohidrat, lemak,

dan protein menjadi zat-zat yang lebih sederhana. Adanya bikarbonat

dalam sekret pankreas membantu menetralkan asam dan memberikan

pH optimal untuk kerja enzim-enzim. Sekresi empedu dari hati

membantu proses pencernaan dengan mengemulsikan lemak sehingga


memberikan permukaan lebih luas bagi kerja lipase pankreas (Price &

Wilson, 2019).

Isi usus digerakkan oleh peristaltik yang terdiri atas dua jenis

gerakan, yaitu segmental dan peristaltik yang diatur oleh sistem saraf

autonom dan hormon. Pergerakan segmental usus halus mencampur

zat-zat yang dimakan dengan sekret pankreas, hepatobiliar, dan sekresi

usus, dan pergerakan peristaltik mendorong isi dari salah satu ujung ke

ujung lain dengan kecepatan yang sesuai untuk absorpsi optimal dan

suplai kontinu isi lambung (Ngastiyah, 2015).

Absorpsi adalah pemindahan hasil-hasil akhir pencernaan

karbohidrat, lemak dan protein (gula sederhana, asam-asam lemak dan

asa-asam amino) melalui dinding usus ke sirkulasi darah dan limfe

untuk digunakan oleh sel-sel tubuh. Selain itu air, elektrolit dan vitamin

juga diabsorpsi. Absoprpsi berbagai zat berlangsung dengan mekanisme

transpor aktif dan pasif yang sebagian kurang dimengerti (Ngastiyah,

2015).

Usus besar mempunyai berbagai fungsi yang semuanya berkaitan

dengan proses akhir isi usus. Fungsi usus besar yang paling penting

adalah mengabsorpsi air dan elektrolit, yang sudah hampir lengkap pada

kolon bagian kanan. Kolon sigmoid berfungsi sebagai reservoir yang

menampung massa feses yang sudah dehidrasi sampai defekasi

berlangsung (Price & Wilson, 2019).


Kolon mengabsorpsi air, natrium, khlorida, dan asam lemak rantai

pendek serta mengeluarkan kalium dan bikarbonat. Hal tersebut

membantu menjaga keseimbangan air dan elektrolit dan mencegah

terjadinya dehidrasi.

Gerakan retrograd dari kolon memperlambat transit materi dari

kolon kanan dan meningkatkan absorpsi. Kontraksi segmental

merupakan pola yang paling umum, mengisolasi segmen pendek dari

kolon, kontraksai ini menurun oleh antikolinergik, meningkat oleh

makanan dan kolinergik. Gerakan massa merupakan pola yang kurang

umum, pendorong antegrad melibatkan segmen panjang 0,5-1,0

cm/detik, tekanan 100-200 mmHg, tiga sampai empat kali sehari,

terjadi dengan defekasi (Schwartz, 2019).

3. Etiologi

Diare disebabkan oleh (Nuralif, 2018);

1. Faktor infeksi

a. Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan

penyebab utama diare pada anak, meliputi infeksi bakteri (Vibrio,

E. coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia,

Aeromonas, dsb), infeksi virus (Enterovirus, Adenovirus,

Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi parasit (E. hystolytica,

G.lamblia, T. hominis) dan jamur (C. albicans).

b. Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan

yang dapat menimbulkan diare seperti: otitis media akut, tonsilitis,


bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.

2. Faktor Malabsorbsi

 Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa

dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan

galaktosa). Intoleransi laktosa merupakan penyebab diare yang

terpenting pada bayi dan anak. Di samping itu bisa terjadi

malabsorbsi lemak dan protein.

3. Faktor Makanan

 Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun

dan alergi terhadap jenis makanan tertentu.

4. Faktor Psikologis

 Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas),

jarang terjadi tetapi dapat ditemukan pada anak yang lebih besar.

4. Tanda dan Gejala

Diare disertai dengan tanda dan gejala, yaitu (Nuralif, 2018);

 Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.

 Pada anak cengeng, gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu

makan berkurang.

 Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur

empedu.

 Daerah sekitar anus kemerahan dan lecet karena seringnya difekasi

dan tinja menjadi lebih asam akibat banyaknya asam laktat.


 Ada tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek (elistitas kulit

menurun), ubun-ubun dan mata cekung membran mukosa kering dan

disertai penurunan berat badan.

 Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah

turun, denyut jantung cepat, pasien sangat lemas hingga menyebabkan

kesadaran menurun.

 Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).

5. Patofisiologi

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah

(Bothamley & Boyle, 2017):

1. Gangguan osmotic

Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan

menyebabkan tekanan osmotik dalam lumen usus meningkat sehingga

terjadi pergeseran air dan elektroloit ke dalam lumen usus. Isi rongga

usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya

sehingga timbul diare.

2. Gangguan sekresi

Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus

akan terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen

usus dan selanjutnya timbul diare kerena peningkatan isi lumen usus.

3. Gangguan motilitas usus

Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan

usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila


peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh

berlebihan, selanjutnya dapat timbul diare pula.


Secara skematis, patofisiologi diare dapat digambarkan sebagai
berikut :

faktor infeksi Faktor malabsorbsi Faktor makanan Faktor


Psikologi
KH,Lemak,Protein

Masuk Tek. Osmotik meningkat toksin


cemas
& berkembang dlm usus

Hipersekresi air Pergeseran air dan hiperperistaltik


dan elektrolit elektrolit ke rongga
( isi rongga usus) usus Menurunya
kesempatan usus
menyerap makanan

Hipertermi DIARE

Frekuensi BAB meningkat Distensi


abdomen

Kehilangan cairan & Gg. integritas kulit


Elektrolit berlebihan perianal

gg. kes. cairan & elektrolit Asidosis Metabolik Mual,


muntah

Resiko hipovolemi syok sesak


Nafsu makan menurun

Gagguan Oksigenasi Perubahan


nutrisi
6 Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang dapat berupa (Bothamley & Boyle, 2017);

1. Pemeriksaan tinja

a. Makroskopis dan mikroskopis

b. PH dan kadar gula dalam tinja

c. Bila perlu diadakan uji bakteri

2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan

menentukan PH dan cadangan alkali dan analisa gas darah.

3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.

4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Posfat.

7. Komplikasi

 Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).

 Renjatan hipovolemik.

 Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah,

bradikardi, perubahan pada elektro kardiagram).

 Hipoglikemia.

 Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase

karena kerusakan vili mukosa, usus halus.

 Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.

 Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita

juga mengalami kelaparan (Zuhra, 2017).


8. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan diare akut adalah sebagai berikut (Nuralif, 2018):

1. Rehidrasi sebagai prioritas utama terapi.

Ada 4 hal yang penting diperhatikan agar dapat memberikan

rehidrasi yang cepat dan akurat, yaitu:

1) Jenis cairan yang hendak digunakan.

Pada saat ini cairan Ringer Laktat merupakan cairan pilihan

karena tersedia cukup banyak di pasaran meskipun jumlah

kaliumnya rendah bila dibandingkan dengan kadar kalium tinja.

Bila RL tidak tersedia dapat diberiakn NaCl isotonik (0,9%) yang

sebaiknya ditambahkan dengan 1 ampul Nabik 7,5% 50 ml pada

setiap satu liter NaCl isotonik. Pada keadaan diare akut awal yang

ringan dapat diberikan cairan oralit untuk mencegah dehidrasi

dengan segala akibatnya.

2) Jumlah cairan yang hendak diberikan.

Pada prinsipnya jumlah cairan pengganti yang hendak

diberikan harus sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari

badan. Derajat dehidrasi ringan, sedang, berat dapat dinilai dengan

Skor Mourice King.

Menilai tingkat dehidrasi ringan sedang berat dengan

menggunakan Skor Maurice King, sebagai berikut :


Keterangan:

 Nilai 0-2 : dehidrasi ringan

 Nilai 3-6 : dehidrasi sedang

 Nilai 7-12: dehidrasi berat

2. Dietetik

Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan

berat badan kurang dari 7 kg, jenis makanan :

a. Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan

lemak tak jenuh.

b. Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi

tim).
c. Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan

misalnya susu yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak

yang berantai sedang atau tak jenuh.

3. Obat-obatan yang diberikan pada anak diare adalah:

a. Obat anti sekresi (asetosal, klorpromazin)

b. Obat spasmolitik (papaverin, ekstrakbelladone)

c. Antibiotik (diberikan bila penyebab infeksi telah diidentifikasi)


ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN An.R DENGAN DIAGNOSA DIARE

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

I. DATA UMUM

1. IDENTITAS

a. Identitas Klien

Nama : An. R

Umur : 11 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Belum bekerja

Status : Belum menikah

Suku/bangsa : Aceh/ Indonesia

Alamat : Caleue

Diagnosa medis : Diare

b. Identitas Penanggung jawab

Nama : Tn. S

Umur : 54 tahun

Jenis kelamin : Laki- laki

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Swasta
Suku/bangsa : Aceh /Indonesia

Alamat : Caleue

Hubungan dengan klien : Ayah kandung

2. Status Kesehatan saat ini

Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 22 Juli 2023, klien

mengatakan perut terasa nyeri seperti mulas, sampai dengan siang ini

pukul 10.00 WIB klien sudah BAB lebih dari 4kali dengan

konsistensi cair. Klien mengatakan bahwa sehari sebelum diare,

klien makan rujak yang dibuat bersama temannya saat temannya

datang kerumah, klien tahu bahwa dia tidak bisa makan pedas tetapi

memaksa karena sungkan, klien mengatakan makan rujak bersama

temannya tanpa cuci tangan terlebih dahulu dengan menggunakan

tangan telanjang atau tidak memakai sendok.

Hasil saat pengkajian awal sebagai berikut:

Tekanan darah : 110/80mmHg

Nadi : 80 x/menit

Pernafasan : 22 x/menit

Suhu tubuh : 36,4˚C

Berat badan : 46 kg

Bising usus : 16x/menit


3. Riwayat kesehatan lalu

a. Penyakit yang pernah dialami (kaitkan dengan penyakit sekarang)

Klien tidak pernah sakit apapun kecuali sakit perut yang dialami

sekarang ini.

b. Kecelakaan

Klien mengatakan tidak pernah mengalami kecelakaan.

c. Pernah dirawat

Klien belum pernah dirawat inap untuk sakit apapun.

d. Alergi

Klien mengatakan tidak memiliki alergi terhadap apapun

termasuk makanan, suhu, debu, dll.

e. Imunisasi

Klien mengatakan imunisasi lengkap.

4. Riwayat Kesehatan keluarga


a. Susunan kesehatan keluarga

: meninggal
: laki- laki
: perempuan
: klien/ Nn. R
: tinggal serumah
b. Penyakit yang pernah diderita anggota keluarga

Klien mengatakan keluarga tidak memiliki keturunan penyakit

tersebut.

c. Penyakit yang sedang diderita

Klien mengatakan keluarga tidak pernah memiliki sakit berat,

termasuk hipertensi, diabetes miletus, dll.

5. Riwayat kesehatan lingkungan

a. Kebersihan rumah dan lingkungan

Berdasarkan hasil pengkajian secara objektif tampak kondisi

rumah klien bersih, lantai kurang bersih karena lantai masih

terbuat dari keramik, setiap sore hari selalu di pel, sirkulasi dan

pencahayaan cukup.

b. Kemungkinan terjadinya bahaya

Klien mengatakan tidak ada bahaya dirumah.

II. POLA KESEHATAN FUNGSIONAL (DATA FOKUS)

1. Pola presepsi dan pemeliharaan kesehatan

a. Presepsi klien tentang kesehatan diri

Sebelum sakit, klien mengatakan mampu beraktivitas dengan

lancar.

Saat sakit, klien mengatakan mampu beraktivitas dengan lancar.

b. Pengetahuan dan presepsi klien tentang penyakit dan

perawatannya
Sebelum sakit, klien mengatakan tidak mengetahui penyakit yang

dideritanya.

Saat sakit, klien mengatakan hanya tau bahwa diare adalah sering

BAB namun tidak paham dengan bagaimana cara merawatnya.

c. Upaya yang biasa dilakukan dalam mempertahankan kesehatan

Sebelum sakit, klien mengatakan sering berjalan kaki dan

terkadang senam.

Saat sakit, klien mengatakan hanya di rumah karena merasa lemas.

d. Kemampuan klien utntuk mengontrol kesehatan

Sebelum sakit, klien mengatakan biasanya berolahraga demi

menjaga kesehatan.

Saat sakit, klien mengatakan sementara ini tidak bisa melakukan

olahraga.

e. Kebiasaan hidup

Sebelum sakit, klien mengatakan selalu bangun pagi karena selesai

shalat subuh mengantar ibuknya ke pasar untuk berjualan

Saat sakit, klien mengatakan untuk sementara tidak bisa

membantu ibunya dikarenakan badannya masih lemas dan rasa

ingin BAB.

f. Faktor sosioekonomi yang berhubungan dengan kesehatan

Sebelum sakit, klien mengatakan memiliki BPJS jadi saat berobat

ke Puskesmas tidak membayar.


Saat sakit, klien mengatakan memiliki BPJS jadi saat berobat ke

Puskesmas tidak membayar.

2. Pola Nutrisi dan metabolik

a. Pola makan

Klien mengatakan sebelum sakit dan saat sakit, klien makan

sehari 3x sehari, dengan porsi sedang, makanan selalu habis.

Saat sakit, klien mengatakan tidak nafsu makan, makan sehari

hanya 2x sehari, dengan porsi kecil, makanan selalu tidak habis,

seringkali masih sisa.

b. Apakah keadaan sakit saat mempengaruhi pola minum

Klien mengatakan tidak terganggu pola minumnya, sehari 8 gelas

karena bagi klien minum itu penting untuk mempercepat

kesembuhan penyakitnya

c. Makanan yang disukai klien

Klien mengatakan suka makanan berkuah, terkadang juga suka

mengkonsumsi junkfood fastfood seperti burger, kebab, seblak,

cilok, dll

d. Adakah keyakinan atau kebudayaan yang dianut yang

mempengaruhi diet

Klien mengatakan tidak pernah diet, ketika mau makan dan

minum klien selalu berdoa dan mencuci tangan.

e. Kebiasaan mengkonsumsi vitamin/obat penambah nafsu makan


Klien mengatakan tidak pernah mengkonsumsi suplemen

penambah nafsu makan atau obat obatan tertentu.

f. Keluhan dalam makan

Sebelum sakit, klien mengatakan tidak memiliki keluhan dalam

makan seperti mual atau muntah.

Saat sakit, klien mengatakan tidak nafsu makan karena setiap

perut terisi makanan rasa ingin BAB selalu ada.

g. Adakah penurunan berat badan dalam 6 bulan terakhr.

Sebelum sakit : BB klien 25 Kg

Saat sakit : BB klien 25 Kg

BB tidak ada penurunan sebelum dan saat ini

IMT : (BB : TB2) = (25 : 154) = 19,0 (normal)

BB ideal : (TB-100) – ((TB-100) x 10%)) = (154-100) –

((54)x10%) = 48,6kg

Kebutuhan kalori orang dewasa perempuan adalah 2500 kalori.

h. Pola minum

Klien mengatakan sebelum sakit dan saat sakit, klien minum lebih

dari 8 gelas sehari.

i. Bila klien terpasang inpus berapa cairan yang masuk dalam sehari

Klien tidak dipasang infus karena klien berada di rumah

j. Adanya keluhan demam


Klien tidak mengeluhkan adanya demam, suhu normal 36,4⁰C.

3. Pola eliminasi

a. Eliminasi feses

Sebelum sakit, klien mengatakan BAB sehari sekali pada saat

bangun tidur setelah shalat subuh berjamaah. Feses lembek padat,

bau khas, warna kuning.

Saat sakit, klien mengatakan sampai dengan pukul 10.00 klien

sudah BAB lebih dari 4 kali dengan konsistensi cair.

b. Pola BAK

Klien mengatakan sebelum sakit dan saat ini, BAK 4-5 kali dalam

sehari, warna kuning jernih, tidak ada keluhan nyeri saat/ setelah

BAK.

4. Pola aktifitas dan latihan

Klien mengatakan sebelum sakit dan saat sakit klien masih mampu

melakukan semua aktifitas secara mandiri (mandi, berpakaian, ke

toilet, berpindah, kontinen, makan)

Nilai indek katz A (semua aktivitas dilakukan secara mandiri tanpa

terkecuali)

No Aktivitas Dibantu Mandiri

1 Mandi - √

2 Berpakaian - √

3 Ke toilet - √
4 Berpindah - √

5 Kontinen - √

6 Makan - √

5. Pola Istirahat dan Tidur

a. Kebiasaan Tidur

Sebelum sakit, klien mengatakan tidur 7-8 jam di malam hari,

tidur siang 1-2 jam.

Saat sakit, klien mengatakan tidur 7-8 jam di malam hari, tidak

tidur siang.

b. Kesulitan tidur

Klien mengatakan tidak ada keluhan atau kesulitan dalam tidur.

6. Pola Kognitif-Preseptual sensori

a. Keluhan yang berkenaan dengan kemampuan sensasi

(penglihatan, pendengaran)

Klien mengatakan sebelum sakit dan saat sakit, tidak ada keluhan

pada panca inderanya

b. Kemampuan kognitif

Klien mengatakan sebelum sakit dan saat ini, tidak ada

kemampuan kognitif yang terganggu, semua berjalan dengan

normal

c. Kesulitan yang dialami

Sebelum sakit, klien mengatakan tidak ada keluhan terkait

kesehatannya.

Saat sakit, klien mengatakan khawatir dengan kondisinya saat ini.


d. Presepsi terhadap nyeri

Sebelum sakit, klien tidak ada gangguan rasa nyaman nyeri.

Saat ini, klien mengatakan merasa perutnya sakit dengan

karakteristik:

P : proses infeksi

Q : seperti diremas-remas

R : abdomen

S : skala 6

T : terus menerus

7. Pola persepsi diri dan konsep diri

a. Persepsi diri

Klien mengatakan dirinya adalah gadis yang kuat, tidak akan

menyerah dengan penyakit yang ada, klien tetap berusaha

beraktivitas meskipun harus bolak balik kamar mandi/ WC

b. Status emosional

Klien mengatakan sakit bukanlah sesuatu yang harus ditanggapi

denngan emosi, justru nanti badannya akan semakin sakit jika

ditambah emosi, cukup di syukuri, berdoa dan berusaha agar

cepat sembuh

c. Konsep diri :

1) Citra diri / body image

Sebelum sakit, klien merasa tubuhnya kuat, segar, dan sehat


Saat sakit, klien mengatakan masih kurang dalam menjaga

kebersihan diri.

2) Identitas

Klien mengatakan dirinya adalah seorang anak, yang

memiliki 3 bersaudara, klien adalah anak nomor dua/ anak

tengah.

3) Peran

Klien adalah seorang anak, saat ini sedang berusaha menjalani

aktivitas sebagai calon mahasiswa dan seorang pekerja

sekaligus

4) Ideal diri

Klien mengatakan menjadi seorang perempuan harus kuat,

karena di era global seperti saat ini menjadi bodoh atau pintar

adalah sebuah pilihan yang harus dipilih oleh setiap orang

dengan berbagai resiko dan perjuangan.

5) Harga diri

Klien mengatakan dirinya adalah seorang yang suka

bertanggung Acehb atas dirinya sendiri, klien mengatakan

dalam hidup harus berjuang untuk mempertahankan harga diri

dengan baik.

8. Pola mekanisme koping

a. Bagaimana klien dalam mengambil keputusan


Klien selalu mempertimbangkan masukan dan saran dari orang

sekitar terutama kleuarga seperti ibu, ayah, kakak dan adiknya.

b. Yang dilakukan jika menghadapi masalah

Klien mengatakan saat dalam masalah hendaknya selalu tabah

dengan tetap berusaha dan banyak istighfar

c. Bagaimana upaya klien menghadapi masalahnya sekarang

Klien mengatakan sudah berusaha untuk minum obat entrostop

yang beli diwarung namun belum mampet juga BAB nya.

d. Menurut klien apa yang dilakukan perawat atau petugas medis

agar klien merasa nyaman

Klien mengatakan semua petugas medis sudah barang tentu

melakukan yang terbaik untuk pasiennya karena sudah menjadi

panggilan jiwa mereka sebagai malaikat tak bersayap istilahnya.

9. Pola seksual-reproduksi

a. Bagaiama pemahaman klien tentang fungsi seksual

Klien mengatakan sedikit tahu tentang ilmu sexiologi.

b. Adakah gangguan hubungan seksual disebabkan berbagai

kondisi

Klien mengatakan belum menikah.

10. Pola peran-hubungan dengan orang lain

a. Kemampuan klien dalam berkomunikasi

Klien mengatakan tidak ada hambatan komunikasi verbal


b. Siapa orang yang terdekat dan lebih berpengaruh pada klien

Klien mengatakan orang yang paling berpengaruh dalam

hidupnya adalah ibunya

c. Kepada siapa klien meminta bantuan bila mempunyai masalah

Klien mengatakan selain kepada Allah, klien biasanya mengadu

ke keluarga

d. Adakah kesulitan dalam keluarga

Klien mengatakan tidak ada.

11. Pola nilai dan kepercayaan

a. Bagaimana klien menjalankan kegiatan agama atau

kepercayaan

Klien mengatakan selalu shalat wajib , tgerkadang juga shalat

sunah.

b. Masalah yang berkaitan dengan aktifitasnya tersebut selama

dirawat

Klien mengatakan aktivitas sedikit terganggu karena perut sering

merasa mulas

c. Adakah keyakinan yang dianut klien yang bertentangan

dengan kesehatan

Klien mengatakan tidak ada.

d. Adakah pertentangan nilai/keyakinan/kebudayaan pada

pengobatan yang dijalani


Klien mengatakan tidak ada.

III. PEMERIKSAAN FISIK (HEAD TO TOE)

1. Kesadaran

Pengkajian CGS : E:4, V:5, M:6

Tingkat Kesadaran : Composmentis

2. Penampilan: Lemah

3. Vital sign

TD : 110/80mmHg

Nadi : 80 x/menit

Pernafasan : 22 x/menit

Suhu tubuh : 36,4˚C

Berat badan : 46 kg

Bising usus : 16x/menit

4. Kepala, bentuk kepala mesochepal, warna rambut hitam, bersih, tidak

ada massa, dan tidak ada nyeri tekan.

5. Mata, simetris, pupil isokor, sclera tidak ikterik, konjunctiva tidak

anemis, dan tidak ada nyeri tekan.

6. Hidung, tidak ada polip, tidak ada pembengkakan, tidak ada secret,

tidak ada cuping hidung.


7. Telinga, simetris, tidak ada serumen, tidak ada nyeri tekan, tidak ada

massa dan klien tidak perlu disentuh ketika dipanggil.

8. Mulut dan tenggorokan, mukosa mulut agak kering, tidak sianosis,

lidah tidak sulit untuk digerakkan, dan tidak ada gangguan menelan.

9. Dada

Jantung

Inspeksi : tidak tampak ictus cordis

Palpasi : ictus cordis teraba pada ICS 5 midclavicula

Perkusi : pekak

Auskultasi : s1 s2 regular, lub dub

Paru- paru

Inspeksi : simetris, tidak ada benjolan

Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembengkakan

Perkusi : sonor

Auskultasi : vesikuler

10. Abdomen

Inspeksi : tidak tampak lesi

Auskultasi : bising usus 16x/menit

Perkusi : tympani

Palpasi : ada nyeri tekan


11. Genetalia didapatkan area genetial bersih, tidak ada tanda- tanda

infeksi, tidak terpasang kateter, tidak ada hemoroid.

12. Ekstremitas atas dan bawah


Kuku pendek dan bersih, tidak ada oedem, tidak menggunakan alat
bantu gerak, pergerakan normal, tidak terpasang infus. 5 5
5 5
13. Kulit, didapatkan kulit bersih, warna sawo matang, turgor kulit baik,
kulit tidak kering, tidak ada edema.
14. Data penunjang
Pengobatan dengan obat oral secara mandiri beli di warung terdekat (pil
entrostop)
B. ANALISA DATA
No Data Fokus Masalah Etiologi
1 DS: klien mengatakan sering Diare Malabsorpsi
merasa mulas, sudah BAB lebih (D.0020)
dari 4kali dalam sehari dengan
konsistensi cair
DO: klien tampak lemas, BU:
16x/menit
2 DS: klien mengatakan tidak ada Defisit Ketidakmampuan
nafsu makan karena perut terasa nutrisi mengabsorpsi
kram melilit selalu ingin BAB (D.0019) nutrien
DO: klien tampak tidak
menghabiskan makanannya,
membrane mukosa pucat
3 DS : klien mengatakan kurang Defisit Kurangnya
mengetahui tentang penyakit pengetahuan terpapar
diare (D. 0111) informasi
DO :
- klien tampak belum mampu
menjelaskan pengetahuan
tentang suatu topik
- klien tampak bertanya tentang
masalah yang dihadapi

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN (SDKI)


1. Diare berkaitan dengan malabsorpsi (D.0020)
2. Defisit nutrisi berkaitan dengan ketidakmampuan mengabsorpsi
nutrien (D.0019)
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya terpapar
informasi (D.0111)
D. INTERVENSI KEPERAWATAN (SIKI)
Diagnosa Tujuan & Intervensi
TGL Keperawatan Kriteria Hasil Keperawatan TTD
(SDKI) (SLKI) (SIKI)
22/07/ (SDKI- D.0020) (SLKI- L.04033) (SIKI- I.03101)
2023 Diare Setelah dilakukan tindakan keperawatan MANAJEMEN DIARE
berhubungan selama 3x8 jam diharapkan skala eliminasi Observasi
dengan fekal meningkat dengan kriteria hasil :  Identifikasi riwayat
malabsorpsi - Konsistensi feses membaik pemberian makanan
- Frekuensi defekasi membaik  Monitor warna, volume,
- Peristaltic usus membaik frekwensi, dan konsistensi tinja.
- Distensi abdomen menurun Terapeutik
- Nyeri abdomen menurun  Berikan asupan cairan
- Kram abdomen menurun oral (LGG)
Edukasi
 Anjurkan makanan porsi
kecil dan sering secara bertahap
 Anjurkan menghindari
makanan, pembentuk gas, pedas,
dan mengandung lactose
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
obat pengeras feses.
22/07/ (SDKI- D.0019) (SLKI- L.03030) (SIKI- I. 03119)
2023 Defisit nutrisi Setelah dilakukan tindakan keperawatan MANAJEMEN NUTRISI
berhubungan selama 3x8 jam maka diharapkan status Observasi
Diagnosa Tujuan & Intervensi
TGL Keperawatan Kriteria Hasil Keperawatan TTD
(SDKI) (SLKI) (SIKI)
dengan nutrisi membaik. Dengan kriteria hasil :  Identifikasi alergi dan
ketidakmampuan - Porsi makan yang dihabiskan meningkat intoleransi makanan
mengabsorpsi - Perasaan cepat kenyang menurun Terapeutik
nutrien - Nyeri abdomen menurun  Sajikan makanan secara
- Diare menurun menarik dan suhu yang sesuai
- Nafsu makan membaik  Berikan suplemen
- Bising usus membaik makanan, jika perlu
Edukasi
 Anjurkan posisi duduk,
jika mampu
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan (mis.
pereda nyeri, antiemetik), jika
perlu
22/07/ (SDKI- D.0111) (SLKI- L.12111) (SIKI- I.12383)
2023 Defisit Setelah dilakukan tindakan keperawatan EDUKASI KESEHATAN
pengetahuan selama 3x8 jam diharapkan tingkat Observasi
berhubungan pengetahuan membaik dengan kriteria hasil :  Identifikasi kesiapan dan
dengan - Perilaku sesuai anjuran meningkat kemampuan menerima informasi
kurangnya - Perilaku sesuai dengan pengetahuan Terapeutik
terpapar - Pertanyaan tentang masalah yang  Sediaakan materi dan media
informasi dihadapi menurun pendidikan kesehatan
- Persepsi yang keliru terhadap masalah  Jadwalkan pendidikan kesehatan
menurun sesuai kesepakatan
Diagnosa Tujuan & Intervensi
TGL Keperawatan Kriteria Hasil Keperawatan TTD
(SDKI) (SLKI) (SIKI)
 Berikan kesempatan untuk
bertanya
Edukasi
 Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat
(CTPS)
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tgl/ Jam Dx. Kep Implementasi Respon TTD

22/07/21 I  Mengidentifi S : klien mengatakan sebelum diare


10.00 kasi riwayat pemberian sempat makan pedas dan kecut (rujak)
makanan O : klien tampak bercerita
10.05 I S : klien mengatakan BAB >4x sehari
 Memonitor klien berwarna kuning kecoklatan
warna, volume, dengan konsistensi cair dan berlendir
frekwensi, dan O:-
10.10 II konsistensi tinja. S : klien mengatakan klien tidak kuat
dengan makanan pedas
 Mengidentifi O : klien tampak lemas
10.15 I kasi alergi dan S : klien mengatakan tidak tahu
intoleransi makanan bagaimana cara membuat LGG yang
benar
10.30 I,II  Memberikan O : klien tampak masih lemas
asupan cairan oral S : klien mengatakan klien sudah
(LGG) minum obat (entrostop)
O : tampak bungkus bekas obat
 Mengkolabor
12.10 II asi pemberian medikasi
sebelum makan (mis. S : klien mengatakan suka dengan
pereda nyeri, pengeras makanan hangat terutama nasi hangat
12.15 II feses), jika perlu O : klien tampak sedang makan
 Menyajikan S : klien mengatakan BB klien sudah
makanan secara menarik normal jadi tidak perlu suplemen
Tgl/ Jam Dx. Kep Implementasi Respon TTD

12.30 III dan suhu yang sesuai O:-


 Memberikan S : klien mengatakan bersedia diberikan
suplemen makanan, jika pendidikan kesehatan
perlu O : kooperatif
12.35 III S : klien sudah menyetujui untuk
 Mengidentifikasi dilakukan penkes setelah shalat dzuhur
kesiapan dan O : kooperatif
14.10 II kemampuan menerima S: -
informasi O: klien tampak duduk
14.15 III  Menjadwalkan S : klien mendengarkan penjelasan
penkes sesuai narasumber (pengertian, penyebab, dan
kesepakatan tanda gejala diare anak)
O : klien dan klien memperhatikan
14.35 III  Menganjurkan posisi S : kllien beberapa kali bertanya tentang
duduk, jika mampu hal yang tidak dimengerti
 Menyediakan materi O : klien tampak antusias
14.45 I dan media pendidikan S : klien mengatakan bersedia makan
kesehatan sedikit sedikit
O : klien tampak menghabiskan
 Memberikan makanan dengan porsi kecil
14.50 I kesempatan untuk S : klien mengatakan setuju untuk tidak
bertanya makan pedas lagi
O : klien koopratif
 Menganjurka
14.55 III n makanan porsi kecil S : klien mengatakan untuk menjaga
dan sering secara kebersihan sebelum makan sebaiknya
Tgl/ Jam Dx. Kep Implementasi Respon TTD

bertahap cuci tangan pakai sabun (CTPS) lebih


dulu
 Menganjurka O : klien tampak mendemonstrasikan
n hindari makanan, cara CTPS sesuai anjuran
pembentuk gas, pedas,
dan mengandung lactose
 Mengajarkan strategi
yang dapat digunakan
untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan
sehat
23/07/21 I  Memonitor S : klien mengatakan sudah BAB 3kali
10.00 warna, volume, dengan berwarna kuning, konsistensi
frekwensi, dan sedikit lunak dan masih berlendir
konsistensi tinja. O:-
S : klien mengatakan sudah tahu takaran
10.05 I  Memberikan gula garam untuk membuat LGG
asupan cairan oral O : klien tampak sedang membuat LGG
(LGG) S : klien mengatakan sudah minum obat
10.15 I,II (entrostop)
 Mengkolabor O : tampak klien sedang minum obat
asi pemberian medikasi
sebelum makan (mis.
pereda nyeri, pengeras S : klien mengatakan suka dengan
10.30 II feses), jika perlu makanan hangat terutama nasi hangat
 Mensajikan O : klien sedang makan bubur hangat
Tgl/ Jam Dx. Kep Implementasi Respon TTD

makanan secara menarik S : klien sudah menyetujui untuk


10.35 III dan suhu yang sesuai dilakukan jam 14.00an
 Menjadwalkan O:-
penkes sesuai S : klien mendengarkan penjelasan
14.15 III kesepakatan narasumber (pencegahan dan
penanganan pada diare)
 Menyediakan materi O : klien memperhatikan
dan media pendidikan S : ibu kllien beberapa kali bertanya
14.30 III kesehatan tentang hal yang tidak dimengerti
O : klien tampak antusias
 Memberikan S : klien mengatakan mau untuk tidak
14.40 I kesempatan untuk makan pedas lagi
bertanya O : klien koopratif

 Menganjurka S : klien mengatakan untuk mengurangi


14.45 III n hindari makanan, lemas pada klien harus dibuatkan LGG
pembentuk gas, pedas, O : klien tampak mendemonstrasikan
dan mengandung lactose cara membuat LGG sesuai anjuran
 Mengajarkan
strategi yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat
24/07/23 I  Memonitor S : klien mengatakan tadi pagi sudah
10.30 warna, volume, BAB 1 kali dengan konsistensi kuning
frekwensi, dan padat
Tgl/ Jam Dx. Kep Implementasi Respon TTD

10.35 II konsistensi tinja. O:-


 Mensajikan S : klien mengatakan suka dengan
makanan secara menarik makanan hangat terutama nasi hangat
10.45 III dan suhu yang sesuai O : klien sedang makan bubur ayam
 Menjadwalkan hangat
penkes (evaluasi materi) S : klien sudah menyetujui untuk
14.10 III sesuai kesepakatan dilakukan jam 14.00an
 Menyediakan materi O:-
dan media pendidikan S : klien mengatakan paham dengan
kesehatan yang dijelaskan sebelumnya
14.40 III O : klien mampu menAcehb saat
 Memberikan dilakukan evaluasi tentang materi
kesempatan untuk penyuluhan
14.45 I bertanya S : klien mengatakan tidak ada yang
ditanyakan
 Menganjurka O : klien tampak tenang
n hindari makanan, S : klien mengatakan sudah kapok
pembentuk gas, pedas, makan pedas
dan mengandung lactose O : klien kooperatif
F. EVALUASI KEPERAWATAN
TGL/ Dx
Catatan Perkembangan TTD
JAM Kep
22/07/23 I S : klien mengatakan BAB lebih dari 4kali dengan
15.00 konsistensi cair dan berlendir
O : klien tampak lemas
A : masalah belum teratasi
P : pertahankan intervensi
 Memonitor warna, volume,
frekwensi, dan konsistensi tinja.
 Memberikan asupan cairan oral
(LGG)
 Mengkolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan (mis. pereda
nyeri, pengeras feses), jika perlu
 Menganjurkan hindari makanan,
pembentuk gas, pedas, dan mengandung
lactose
II
S : klien mengatakan tidak ada nafsu untuk makan
karena perut mulas
O : klien tampak tidak nafsu makan, tidak
menghabiskan makanannya
A : masalah belum teratasi
P : pertahankan intervensi
 Mengkolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan (mis. pereda
nyeri, pengeras feses), jika perlu
 Mensajikan makanan secara
menarik dan suhu yang sesuai
III
S : ibu klien dan klien mengatakan tidak tahu
tentang penyakit yang diderita anaknya
O : klien tampak bertanya beberapa kali
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
 Menjadwalkan penkes sesuai kesepakatan
 Menyediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
 Memberikan kesempatan untuk bertanya
 Mengajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat

23/07/23 I S : klien mengatakan BAB 3kali dalam sehari


TGL/ Dx
Catatan Perkembangan TTD
JAM Kep
15.00 dengan konsistensi sedikit lembek dan berlendir
O : klien tampak lemas
A : masalah belum teratasi
P : pertahankan intervensi
 Memonitor warna, volume,
frekwensi, dan konsistensi tinja.
 Menganjurkan hindari makanan,
pembentuk gas, pedas, dan mengandung
lactose

II S : klien mengatakan suka dengan makanan selagi


hangat
O : klien tampak menghabiskan makanannya
(bubur ayam hangat)
A : masalah teratasi sebagian
P : pertahankan intervensi
 Mengkolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan (mis. pereda
nyeri, pengeras feses), jika perlu
 Mensajikan makanan secara
menarik dan suhu yang sesuai

III S : klien mengatakan masih belum begitu paham


tentang penyakitnya
O : ibu klien tampak masih bertanya beberapa kali
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
 Menjadwalkan penkes sesuai kesepakatan
 Menyediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
 Memberikan kesempatan untuk bertanya
 Mengajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat
24/07/23 I S : klien mengatakan BAB 1kali dalam sehari
15.00 dengan konsistensi padat
O : klien tampak lebih segar
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi

II S : klien mengatakan suka dengan makanan selagi


hangat
O : klien tampak menghabiskan makanannya
(bubur ayam hangat)
TGL/ Dx
Catatan Perkembangan TTD
JAM Kep
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi

III S : klien mengatakan sudah paham tentang


penyakit yang diderita anaknya
O : ibu klien mampu menjawab saat dilakukan
evaluasi tentang materi
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
DAFTAR PUSTAKA

Bothamley, & Boyle. (2017). Patofisiologi Dalam Kebidanan. Jakarta: EGC.


Coad, D. (2019). Anatomi & Fisiologi untuk Bidan. Jakarta: EGC.
Ngastiyah. (2015). Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.
Nuralif. (2018). Pemenuhan Kebutuhan Cairan pada Pasien Diare. Jakarta:
Gramedia.
Price, & Wilson. (2019). Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Schwartz. (2019). Buku Ajar Diagnostik Fisik. Jakarta: EGC.
Zuhra, N. L. (2017). Hubungan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Dengan
Penyakit Diare Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri (Sdn) Cengkareng Barat
16 Pagi, Kelurahan Cengkareng Barat, Kecamatan Cengkareng, Jakarta
Barat Tahun 2017. Jurnal Keperawatan Bina Sehat. Diambil dari
https://perpus.poltekkesjkt2.ac.id/setiadi/index.php?
p=show_detail&id=387

Anda mungkin juga menyukai