Definisi
Labioskizis adalah kelainan congenital sumbing yang terjadi akibat kegagalan fusi atau
penyatuan prominen maksilaris dengan prominen nasalis medial yang dilikuti disrupsi kedua
bibir, rahang dan palatum anterior. Sedangkan Palatoskizis adalah kelainan congenital
sumbing akibat kegagalan fusi palatum pada garis tengah dan kegagalan fusi dengan septum
nasi
Bibir sumbing adalah malformasi yang disebabkan oleh gagalnya propsuesus nasal median
dan maksilaris untuk menyatu selama perkembangan embriotik. (Wong, Donna L. 2003).
Palatoskisis adalah fissura garis tengah pada polatum yang terjadi karena kegagalan 2 sisi
untuk menyatu karena perkembangan embriotik (Wong, Donna L. 2003)
Klasifikasi bibir sumbing :
1. Berdasarkan organ yang terlibat
a. Celah di bibir (labioskizis)
b. Celah di gusi (gnatoskizis)
c. Celah di langit (palatoskizis)
d. Celah dapat terjadi lebih dari satu organ misal terjadi di bibir dan langit-langit
(labiopalatoskizis)
C. Etiologi
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya bibir sumbing. Faktor tersebut antara lain
yaitu :
1. Herediter
a. Mutasi gen
Ditemukan sejumlah sindroma atau gejala menurut hukum Mendel secara otosomal,
dominant, resesif dan X-Linked. Pada otosomal dominan, orang tua yang mempunyai
kelainan ini menghasilkan anak dengan kelainan yang sama. Pada otosomal resesif adalah
kedua orang tua normal tetapi sebagai pembawa gen abnormal. X-Linked adalah wanita
dengan gen abnormal tidak menunjukan tanda-tanda kelainan sedangkan pada pria dengan
gen abnormal menunjukan kelainan ini.
b. Kelainan Kromosom
Celah bibir terjadi sebagai suatu expresi bermacam-macam sindroma akibat penyimpangan
dari kromosom, misalnya Trisomi 13 (patau), Trisomi 15, Trisomi 18 (edwars) dan Trisomi
21.
2. Faktor lingkungan
a. Faktor usia ibu
Dengan bertambahnya usia ibu waktu hamil daya pembentukan embrio pun akan menurun.
Dengan bertambahnya usia ibu sewaktu hamil, maka bertambah pula resiko dari
ketidaksempurnaan pembelahan meiosis yang akan menyebabkan bayi dengan kehamilan
trisomi. Wanita dilahirkan dengan kira-kira 400.000 gamet dan tidak memproduksi gamet-
gamet baru selama hidupnya. Jika seorang wanita umur 35 tahun maka sel-sel telurnya juga
berusia 35 tahun. Resiko mengandung anak dengan cacat bawaan bertambah besar sesuai
dengan bertambahnya usia ibu.
b. Obat-obatan
Obat yang digunakan selama kehamilan terutama untuk mengobati penyakit ibu, tetapi
hampir janin yang tumbuh akan menjadi penerima obat. Penggunaan asetosal atau aspirin
sebagai obat analgetik pada masa kehamilan trimeseter pertama dapat menyebabkan
terjadinya celah bibir. Beberapa obat yang tidak boleh dikonsumsi selama hamil yaitu
rifampisin, fenasetin, sulfonamide, aminoglikosid, indometasin, asam flufetamat, ibuprofen
dan penisilamin, diazepam, kortikosteroid. Beberapa obat antihistamin yang digunakan
sebagai antiemetik selama kehamilan dapat menyebabkan terjadinya celah langit-langit.
c. Nutrisi
Contohnya defisiensi Zn, B6, Vitamin C, kekurangan asam folat pada waktu hamil. Insidensi
kasus celah bibir dan celah langit-langit lebih tinggi pada masyarakat golongan ekonomi
kebawah penyebabnya diduga adalah kekurangan nutrisi.
e. Penyakit infeksi
Contohnya seperti infeksi rubella, sifilis, toxoplasmosis dan klamidia dapat menyebabkan
terjadinya labioskizis dan labiopalatoskizis.
f. Radiasi
Efek teratogenik sinar pengion jelas bahwa merupakan salah satu faktor lingkungan dimana
dapat menyebabkan efek genetik yang nantinya bisa menimbulkan mutasi gen. Mutasi gen
adalah faktor herediter.
g. Stress Emosional
Korteks adrenal menghasilkan hidrokortison yang berlebih. Pada binatang percobaan telah
terbukti bahwa pemberian hidrokortison yang meningkat pada keadaan hamil menyebabkan
labioskizis dan labipaltoskizis.
h. Trauma
Salah satu penyebab trauma adalah kecelakaan atau benturan pada saat hamil minggu kelima.
Bila terdapat gangguan pada waktu pertumbuhan dan perkembangan wajah serta mulut
embrio, akan timbul kelainan bawaan. Salah satunya adalah celah bibir dan langit-langit.
Kelainan wajah ini terjadi karena ada gangguan pada organogenesis antara minggu keempat
sampai minggu kedelapan masa embrio
D. Patofisiologi
Kegagalan penyatuan atau perkembangan jaringan lunak dan atau tulang selama fase embrio
pada trimester I. Terbelahnya bibir dan atau hidung karena kegagalan proses nasal medial dan
maksilaris untuk menyatu terjadi selama kehamilan 6-8 minggu. Pada palatoskisis yaitu
adanya celah pada garis tengah palato yang disebabkan oleh kegagalan penyatuan susunan
palato pada masa kehamilan 7-12 minggu. Penggabungan komplit garis tengah atas bibir
antara 7-8 minggu masa kehamilan.
E. Pathway
Pada Labioskisis
1. Distorsi pada hidung
2. Tampak sebagian atau keduanya
3. Adanya celah pada bibir
Pada Palatoskisis
1. Tampak ada celah pada tekak (uvula), palato lunak, keras dan foramen incisive.
2. Ada rongga pada hidung.
3. Distorsi hidung
4. Teraba ada celah atau terbukanya langit-langit saat diperiksa dengan jari
5. Kesukaran dalam menghisap/makan.
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Foto Rontgen
2. Pemeriksaan fisik
3. MRI untuk evaluasi abnormal
H. Panatalaksanaan
Penanganan untuk bibir sumbing adalah dengan cara operasi. Operasi ini dilakukan setelah
bayi berusia 3 bulan atau > dari 10 minggu, dengan berat badan yang meningkat, dan bebas
dari infeksi oral pada saluran napas dan sistemik. Dalam beberapa buku dikatakan juga untuk
melakukan operasi bibir sumbing dilakukan hukum Sepuluh (rules of Ten) yaitu, Berat badan
bayi minimal 10 pon,Kadar Hb 10 g%, dan usianya minimal 10 minggu dan kadar leukosit
minimal 10.000/UI.
I. DEFINISI
Instrumen Labioplasty adalah tata cara menyiapkan alat untuk operasi labioplasty
dan proses instrumentasinya.
II. TUJUAN
IV. PERSIAPAN
1. Persiapan Pasien
Alat Steril
1. Di meja instrumen
No Nama Jumlah
1. Duk besar / sedang / kecil 2/2/3
2. Skort / handuk 5/5
3. Sarung meja mayo / Underpad steril 1/1
4. Baskom besar / bengkok 2/2
5. Kom / cucing / selang bipolar 2/2/1
6. Selang couter 1
2. Di meja mayo
No Nama Jumlah
1. Desinfeksi Klem 1
2. Duk klem 5
3. Hand mess no 3 no 7 1/1
4. Pincet anatomis Manis 2
5. Pincet cirugis Manis 2
6. Gunting metsenbaum kecil 1
7. Gunting benang kecil 1
8. Klem pean 2
9. Samiler 2
10. Skin hook 1
11. Hidung Hook 1
12. Nald Foeder 1
13. Suction 1
Spuit 10 (yang berisikan Pehacain 2 ampul dan 1
14. dicampur dengan NaCl sebanyak 8 cc setelah itu
dibagi menjadi 3 bagan 3cc
15. Spuit 1 cc / 3 cc 1
16. Bipolar 1
17. Canule suction 1
No Nama Jumlah
1. Handskun steril no 6,5/7/7,5 Sesuai kebutuhan
2. Mess no 11/15 1/1
3. NaCl Sesuai kebutuhan
4. Salep mata Sesuai kebutuhan
5. Underpad steril 1
6. Hepafik / Betadine / chlorhexcydin Sesuai kebutuhan
7. Kassa / deppres / pehacain Sesuai kebutuhan
8. Benang vicryl 4/0 Proline 5/0 Sesuai kebutuhan
9. Skin maker 1
V. TEKNIK INSTRUMENTASI
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN
LABIOPLASTI
Pembimbing
LAPORAN PENDAHULUAN
LABIOSCHISIS
DI OK 607 BEDAH PLASTIK RSSA MALANG
OLEH :