Deskripsi
Mata kuliah menekankan pembahasan tentang perlindungan hukum ketika anak dan
perempuan berhadapan dengan hukum baik sebagai korban atau pelaku. Mata kuliah ini
membahas prinsip-prinsip perlindungan anak, pendekatan hukum berperpektif adil gender,
kerangka dasar tentang kekerasan berbasis gender, dan aturan-aturan hukum pidana di
Indonesia baik yang ada di dalam KUHP maupun dalam hukum pidana khusus. Hukum
Pidana Khusus yang diperkenalkan antara lain UU Perlindungan Anak, UU Sistem Peradilan
Pidana Anak, UU Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, UU Tindak Pidana
Perdagangan Perempuan, dan UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual dan aturan turunannya.
Penekanan pembahasan peraturan adalah melihat sejauhmana peraturan yang ada
mengatur perbuatan pidana yang menyebabkan anak dan perempuan yang menjadi korban,
jaminan hukum tentang hak-hak anak dan perempuan yang berhadapan dengan hukum.
Selain itu mata kuliah ini juga membahas tentang bagaimana hukum dalam prakteknya
bekerja melindungi atau tidak melindungi anak dan perempuan.
Capaian Pembelajaran
Pembahasan di dalam mata kuliah ini bertujuan untuk memberi pengetahuan kepada
peserta pembelajaran tentang hukum pidana yang memberi perlindungan terhadap anak
dan perempuan yang berhadapan dengan hukum di Indonesia. Selain itu mahasiswa
diharapkan bertambah pengetahuannya mengenai lembaga-lembaga yang memiliki
kewenangan dan tugas dalam melindungi anak dan perempuan baik yang dikelola oleh
masyarakat maupun oleh pemerintah. Lebih lanjut mata kuliah ini hendak mencapai
ketrampilan mahasiswa dalam menganalisis bagaimana hukum pidana secara de jure
dengan praktek hukum (de facto) dalam melindungi anak dan perempuan yang berhadapan
dengan hukum.
Dosen Pengajar
1. Dr. Dra. Dani Krisnawati, S.H., M.Hum
2. Niken Subekti, S.H. M.Hum
3. Sri Wiyanti Eddyono, S.H., LL.M, PhD.
Metode pembelajaran
Metode pembelajaran dilakukan secara beragam, yaitu pemaparan materi oleh dosen,
diskusi berbasis pada masalah baik dengan dosen tamu dari lembaga layanan korban,
penulisan paper secara berkelompok, presentasi dan diskusi, serta pembelajaran mandiri
yang terstruktur lainnya baik secara luring maupun daring. Penggunaan multi media
dimungkinkan dalam proses pembelajaran. Perlu diingat bahwa selain pembelajaran
synchronous secara luring, dosen dapat memberikan pembelajaran secara asynchronous
seiring dengan synchronous dimana wajib dipenuhi oleh mahasiswa. Pertemuan terdiri dari
minimal 12 kali secara luring termasuk 2 kali kunjungan ke institusi yang memberikan
perlindungan kepada perempuan dan anak. Kelas akan melibatkan dosen tamu dari praktisi.
Selain itu akan ada 3 kali pertemuan pembahasan paper yang ditulis oleh mahasiswa secara
berkelompok.
Penilaian
Penilaian terdiri dari:
1. Penugasan individu, refleksi dosen tamu dan kunjungan lapangan: 15%
2. Paper dan presentasi (kelompok): 25 %
3. Final exam: 60%
Jadwal pengajaran
Evalyn G. Ursua, 2016, Steritotip Gender dalam Undang-Undang dan Putusan Pengadilan di
Asia Tenggara sebuah Acuan bagi Pelaku Peradilan, UN Women dan International
Commission on Jurists, New York.
Hadi Supeno, 2010, “Kriminalisasi Anak (Tawaran Gagasan Radikal Peradilan Anak Tanpa
Pemidanaan),” Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Gultom, Maidin, 2012, “Perlindungan Hukum terhadap Anak dan Perempuan,” Refika
Aditama, Bandung
Sri Wiyanti Eddyono, Annisa Syaufika Yustisia Ridwan, Annisa Ayuningtyas, Yustian Martin,
Dika Putri, Fitria Villa Sahara dan Nunik Sri Harini, 2021, Perubahan Pengaturan Usia
Minimum Perkawinan, Dispensasi Perkawinan dan Praktiknya di Indonesia, Jakarta, PEKKA
Sri WIyanti Eddyono dan Fathurozi, 2022, [Kertas Kebijakan] Urgensi Pengaturan Tindak
Pidana Kekerasan Seksual Berbasis Online dan Perlindungan Korban dalam RUU TPKS,
Jakarta, LBH APIK
Sri Wiyanti Eddyono, 2017. “Urgensi Akselerasi Implementasi dari UU PKDRT,” Komnas
Perempuan, Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan UN Women, Jakarta.
Sri Wiyanti Eddyono and UGM team, 2020, “Perdagangan Orang di Perbatasan Kalimantan
Indonesia (Sanggau, Sambas, Kapuas Hulu, and Nunukan),” IOM, Jakarta
Sulistyowati Irianto, 2020, “Teori Hukum Feminist” dalam Sulistyowati Irianto dan Lidwina
Inge (edit), Perempuan dan Anak dalam Hukum dan Persidangan, Buku Obor, Jakarta.
2. Intrumen Internasional
The Convention of the Rights of Child 1989;
CEDAW Convention and General Recomendations on CEDAW No. 19/92; 33/2015 and
35/2017/
Internasional Declaration on Violence Against Women.
United Nations Standard Minimum Rules for the Administration of Juvenille Justice
3. Peraturan Perundang-undangan
UU No. 12/2022 tentang Tiindak Pidana Kekerasn Seksual
UU No. 23/2004 tentang PKDRT
UU No.12/2011 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak
UU No. 31/2014 tentang Perlindungan Saksi dan Korban
UU No. 17/2016 amandemen UU No. 35/2014 amandemen No. 23/2002 tentang
Perlindungan Anak
UU No No.21/2007 tentang TPPO
PP Perlindungan Saksi dan Korban
PP No.65 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi dan Penanganan Anak yang
Belum Berumur 12 (Dua Belas) Tahun
PP No 7 tahun 2018 tentang Pemberian Kompensasi, Restitusi dan Bantuan kepada Saksi
dan Korban
PP No 43 tahun 2017 tentang Pelaksanaan Restitusi bagi Anak Korban Tindak Pidana
PP No. 70 Tahun 2029 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tindakan Kebiri Kimia, Pemasangan
Alat Pendeteksi Elektronik, Rehabilitasi, dan Pengumuman Identitas Pelaku Kekerasan
Seksual Terhadap Anak
Pedoman Kejaksaan No 1/2021 tentang Akses Keadilan Bagi Perempuan dan Anak dalam
Penanganan Perkara Pidana