Anda di halaman 1dari 17

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Farmasi adalah ilmu yang mempelajari mengenai cara membuat, meracik,
menformulasikan, mengidentifikasikan, mengkombinasikan, menganalisis, serta
menstandarkan obat dan pengobatan juga sifat-sifat obat beserta pendistribusian
dan penggunaan secara aman. Farmasi dalam Bahasa Yunani yang berarti medika
atau obat. Dalam hal ini farmasi memiliki beberapa cabang yang berkaitan dengan
ilmu kefarmasian salah satunya adalah ilmu kimia.
Ilmu kimia memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat karena
manusia setiap hari tidak lepas dari zat-zat kimia. Ilmu kimia termasuk dalam
rumpun Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), yang mempelajari gejala khusus yang
terjadi pada zat dan segala sesuatu yang berhubungan dengan zat yaitu komposisi,
struktur dan sifat, transformasi, dinamika dan energetika zat. Ilmu
kimia mempelajari tentang teori, aturan-aturan, fakta, deskripsi dan peristilahan
kimia (Depdiknas, 2006). Ilmu kimia meliputi kimia analisis dan kimia organik
Kimia organik adalah percabangan studi ilmiah dari ilmu kimia mengenai
struktur, sifat, komposisi, reaksi dan identifikasi senyawa organik. Salah satunya
dalam kimia organik adalah mengidentifikasi senyawa organik dalam obat dan
makanan. Senyawa organik merupakan senyawa yang sudah dikenal lama dalam
kehidupan manusia. sejak, Mesir kuno telah menggunakan pewarna indigo dan
alizarin untuk mewarnai kain mereka (murni) menggunakan formalin.
Senyawa organik dibangun pertama oleh karbon dan hidrogen dan dapat
mengandung unsur-unsur lain seperti nitrogen, karbondioksida, fosfor, hologen
dan belerang. Banyak enzim yang mendasarkan kerjanya pada logam transisi
seperti besi dan tembaga, juga gigi dan tulang yang komposisinya merupakan
campuran dari senyawa organik dan anorganik contoh lainnya karbohidrat.
Karbohidrat adalah nutrisi atau zat gizi yang dibutuhkan tubuh agar bisa
menjalankan sebagaimana fungsinya. Karbohidrat juga diartikan sebagai senyawa
kimia yang tersusun atas dua unsur yaitu karbon, hidrogen, dan oksigen. Nutrisi
ini banyak tersedia di alam. Selain karbohidrat ada juga senyawa golongan fenol.

1
Fenol adalah zat kristal yang tidak berwarna dan memiliki bau yang khas.
Senyawa fenol dapat mengalami oksidasi sehingga dapat berperan sebagai
reduktor (Hoffman et al., 1997).
Fenol bersifat lebih asam bila dibandingkan dengan alkohol, tetapi lebih
basa daripada asam karbonat karena dapat melepaskan ion H+ dari gugus
hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion fenoksida C6H5O −
yang dapat dilarutkan dalam air (Wage, 1995).
1.1 Rumusan Masalah
1. Apa kandungan senyawa pada obat golongan karbohidrat dan fenol?
2. Reaksi apa yang terjadi pada senyawa obat golongan karbohidrat dan fenol?
3. Bagaimana cara membedakan senyawa obat golongan fenol dan
karbohidrat?
1.2 Tujuan Percobaan
1. Agar mahasiswa mampu mengetahui senyawa obat pada golongan
karbohidrat dan fenol
2. Agar mahsiswa mampu mengetahui reaksi yang terjadi pada senyawa obat
golongan karbohidrat dan fenol
3. Agar mahasiswa mampu membedakan senyawa obat golongan karbohidrat
dan fenol.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Dasar Teori
2.1.1 Pengertian Kimia
Ilmu kimia adalah ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang
materi yang meliputi struktur, susunan, sifat, dan perubahan materi serta energi
yang menyertainya (Agung dkk, 2008).
Ilmu kimia adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
komposisi, struktur, sifat-sifat dan perubahan-perubahan dari materi serta energi
yg menyertainya. Pertumbuhan dan perkembangan yang cepat dari ilmu kimia
telah menyebabkan perlunya pemisahan ke dalam sejumlah bidang kimia yg lebih
khusus. Dewasa ini kita mengenal antara lain kimia fisika, kimia analisis,
biokimia, kimia anorganik, serta kimia organik (Legiso, 2021).
2.1.2. Pengertian Kimia Organik
Kimia organik adalah percabangan studi ilmiah dari ilmu kimia mengenai
struktur, sifat, komposisi, reaksi, dan sintesis senyawa organik. Definisi asli dari
kimia organik ini berasal dari kesalahpahaman bahwa semua senyawa organik
pasti berasal dari organisme hidup, namun telah dibuktikan bahwa ada beberapa
perkecualian. Bahkan sebenarnya, kehidupan juga sangat bergantung pada kimia
anorganik (Legiso, 2021).
Kimia organik adalah suatu cara sistematik untuk memberi nama senyawa
organik yang direkomendasikan oleh International Union of Pure and Applied
Chemistry (IUPAC), Alkana, Alkena, Alkuna, gugus fungsi, Alkohol,
halogens/alkil halida, keton, aldehida, Eter, Ester, Amina dan amida (Legiso,
2021).
2.1.3 Senyawa Organik
Senyawa organik adalah senyawa yang terdapat didalam organisme yang
sangat bervarisasi jumlah atom dan strukturnya. Setiap atomnya selalu
mengadung karbon sebagai unsur utamanya senyawa hidrokarbon kurang diganti
dengan gugus fungsional ( Sukmaria, 1999 ).

3
Senyawa orgnaik atau yang biasa dikenal dengan senyawa karbon
memiliki unsur-unsur penyusun yang terdiri dari atom karbon (C), hydrogen (H),
Nitrogen (N), Sulfur (S), dan Phospor (P). (Siswoyo, 2009)
Contoh dari senyawa organik atau molekul: asam nukleat, lemak, protein,
gula, enzim, metana, dan beberapa bahan bakar. Sedangkan contoh dari senyawa
anorganik yaitu: NaCl, logam, dan berlian. Zat yang terbuat dari elemen tunggal
dan senyawa lain yang tidak mengandung ikatan karbon-hidrogen ( Hart, 2003 ).
Sifat fisik dan kimia senyawa organik dapat membedakan satu dengan
yang lainnya. Ketika beberapa sifat kiia dan fisika senyawa senyawa organik dan
anorganik sederhana yang menceritakan apakah senyawa termasuk dalam
senyawa organik atau anorgani antara lain pemanasan, konduktifitas, dan ionisasi
( disosiasi ) serta kelarutan ( Natsir, 2003 ).
Suatu senyawa organik adalah senyawa yang utamanya terdiri dri
kombinasi atom C, H, O, DAN N, atom-atom tersebut berikatan dalam suatu
konformasi unik dan membentuk berbagai seyawa yang memiliki sifat dan fungsi
khusus. Sifat suatu zat merupkan suatu hal yang sangat penting dan berkaitan erat
dengan penggunaannya. Sifat suatu zat basanya ditentukan oleh suatu struktur
khusus pada molekul zat tersebut yang dikenal dengan gugus fungsional. Suatu
zat yang memiliki gugus fungsional berbeda (Elizabeth, 2010).
2.2.4 Asam Salisilat
Asam salisilat adalah salah satu bahan kimia yang cukup penting dalam
kehidupan sehari-hari serta memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi karena
dapat digunakan sebagai bahan utama dari pembuatan obat-obatan seperti
antiseptik dan analgesik serta bahan baku untuk keperluan dalam bidang farmasi
(Supardani, dkk, 2006).
Asam salisilat merupakan kelompok senyawa obat yang telah
dipergunakan secara luas karena memiliki efek sebagai analgesik, antipiretik, dan
antiinflamasi. Turunan asam salisilat yang paling umum digunakan adalah asam
asetil salisilat (asetosal). Asetosal sering digunakan untuk mengurangi sakit
kepala, inflamasi, nyeri sendi, juga beberapa pengobatan serangan jantung dan
stroke pada orang tua (Fadeyi et al., 2004).

4
Asam salisilat dan turunannya termasuk dalam golongan obat
antiinflamasi non steroid (Non Steroidal Anti-inflammatory Drugs = NSAIDs).
Obat-obatan NSAIDs bekerja dengan cara menghambat enzim siklooksigenase
(COX) sehingga menyebabkan konversi asam arakidonat menjadi prostaglandin
terganggu. Selain COX, 5-lipoksigenase (5-LO) merupakan salah satu enzim
penting yang terlibat dalam proses metabolisme asam arakidonat. Derivat
hidrazon memiliki karakter farmakoforik untuk menghambat COX dan tipe
hidrazon merupakan dual inhibitor terhadap enzim COX dan 5-LO. Oleh karena
itu senyawa ini dipelajari sebagai agen analgesik dan antiinflamasi yang lebih
poten dibandingkan NSAIDs (Almasirad et al., 2005; Wilmana & Gan, 2007).
2.2.5 Teofilin
Teofilin merupakan obat yang biasa digunakan untuk mengobati asma.
Indeks terapi teofilin yang kecil menyebabkan obat tersebut diformulasikan dalam
sediaan lepas lambat. Formulasi sediaan lepas lambat diharapkan memberi
keseragaman konsentrasi obat dalam darah pada jangka panjang dan tidak
menimbulkan efek samping (Pradana, 2010).
Teofilin merupakan derivat xantin yang menyebabkan relaksasi otot polos,
terutama otot polos bronkus, serta merangsang otot jantung, dan meningkatkan
diuresis. Senyawa teofilin digunakan sebagai bronkodilator yang diperlukan pada
serangan asma yang berlangsung lama. Selain itu, teofilin juga digunakan sebagai
profilaksis terhadap serangan asma (Setiawati dan Gan, 2007).
Pada formulasi sediaan lepas lambat, banyak digunakan polimer matrik.
Tujuan dari penambahan polimer matrik adalah mengendalikan pelepasan obat.
Polimer matriks yang digunakan adalah polimer dengan karakteristik hidrofilik.
Polimer ini dapat larut dalam air membentuk lapisan gel.
2.2.6 Omegdiar
Omegdiar adalah obat untuk mengatasi diare nonspesifik atau diare yang
umum terjadi bukan disebabkan oleh masalah spesifik di saluran pencernaan.
Obat ini diformulasikan menggunakan dua bahan utama yaitu kaolin dan pectin.
Efek samping yang mungkin timbul selama penggunaan Omegdiar adalah

5
terjadinya ketidakseimbangan elektrolit dengan meningkatkan kehilangan natrium
dan kalium dalam tinja (Pradana, 2010)
2.2.7 Amilum
Eksipien merupakan bahan selain zat aktif yang ditambahkan dalam
formulasi suatu sediaan farmasi. Eksipien sangat bermanfaat untuk memperbaiki
sifat zat aktif sehingga mempermudah dalam proses produksi sediaan farmasi.
Eksipien yang digunakan memiliki sifat tidak toksik, inert secara farmakologis,
stabil secara fisika dan kimia baik tersendiri maupun dalam kombinasi dengan zat
aktif dan relatif murah. Eksipien meliputi bahan pengisi, pengikat, disintegran,
dan lubrikan. Salah satu eksipien yang digunakan dalam pembuatan sediaan
farmasi adalah amilum.
Amilum merupakan campuran dua macam stuktur polisakarida yang
berbeda yaitu amilosa (17-20%) dan amilopektin (83- 80%) (Gunawan dan
Mulyani, 2004). Amilum juga didefinisikan sebagai karbohidrat yang berasal dari
tanaman, sebagai hasilfotosintesis, yang disimpan dalam bagian tertentu tanaman
sebagai cadangan makanan (Soebagio et al., 2009). Sifatnya yang inert dan dapat
tercampurkan dengan sebagian besar bahan obat merupakan kelebihan dari
amilum sebagai eksipien.
2.2 Uraian Bahan
2.2.1 Alkohol (Dirjen POM edisi 1979)
Nama Resminya : AETHANOLUM
Sinonim : Alkohol, etanol, ethyl alcohol
Rumus molekul : C2H5OH
Rumus struktur :

Berat molekul : 46,07


Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih mudah menguap,
mudah bergerak, bau khas rasa panas, mudah
mudah bergerak, bau khas rasa panas, mudah
terbakar dan memberikan nyala biru yang tidak

6
berasap
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform p
dan eter p
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terhindar dari cahaya,
ditempat sejuk jauh dari nyala api.
Kegunaan : Sebagai zat tambahan, dapat membunuh kuman
2.2.2 Aquades (Dirjen POM edisi 1979)
Nama Resminya : AQUA DESTILATA
Nama Lainnya : Aquades, air suling
Rumus Molekul : H2O
Rumus Struktu :

Berat Molekul : 18,02 gr / mol / H2O


Pemerian : Cairan tidak berwarna dan berbau dan tidak berasa
Kelarutan : Larut dengan semua jenis larutan
Kegunaan : Zat pelarut
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
2.2.3 NaOH (Dirjen POM III:705)
Nama resmi : NATRII HYDROXYUM
Nama lain : Natrium hidroksida
Rumus molekul : NaOH
Berat Molekul : 40,00 gr/mol
Struktur : Na – O – H
Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa hablur atau kaping,
kering, keras, rapuh, putih, mudah meleleh basah.
Sangat alkalis dan korosif.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol
(95%).
2.2.4. Asam Salisilat (FI Edisi III hal.56)
Nama resmi : ACIDUM SALICYLICUM

7
Nama lain : Asam salisilat
Rumus Struktur :

Rumus molekul : C7H6O3


Berat molekul : 138,12 gr/mol
Pemerian : Hablur ringan tidak berwarna atau serbuk putih,
hampir tidak berbau, rasa agak manis dan tajam.
Kelarutan : Larut dalam 550 bagian air dalam 4 bagian
etanol (95%) P, mudah larut dalam
kloroform P, dandalam eter P, larut dalam
larutan ammonium asetat P, dinatrium hydrogen
fosfat P, helium sitrat P dan natrium sitrat P.
Penyimpanan : Dalam wadah terbaik baik
2.2.5 Amilum (FI Edisi III hal. 93)
Nama resmi : AMILUM
Nama lain : Amilum
Rumus molekul : C6H20O10.H20
Pemerian : Serbuk halus kadang-kadang berupa gumpalan
kecil, tidak berbau, tidak berasa
Kelarutan : Praktis, tidak larut dalam air dingin dan dalam
etanol (95%).
Penyimpanan : Dalam wadah terbaik baik
Kegunaan : Sebagai Sampel

8
2.2.6 Teofilin (Dirjen POM III)
Nama Resmi : THEOPHYLINUM
Rumus Struktur :

Nama Kimia : 1,3-dimethyl-7H-purine-2,6-dione


Rumus Molekul : C7H8N4O2
Berat Molekul : 180,17 gr/mol
Pemerian : Serbuk hablur, putih, tidak berbau
Kelarutan : Sukar larut dalam air, tetapi lebih mudah larut
dalam air panas, mudah larut dalam larutan
alkali hidroksida dan dalam amonium
hidroksida, agak sukar larut dalam etanol,
dalam kloroform dan dalam eter

9
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 18 April 2022, pukul
07.00 sampai dengan pukul 10.00 WITA. Praktikum ini bertempat di
Laboratorium Kimia Farmasi, Jurusan Farmasi, Fakultas Olahraga Dan
Kesehatan, Universitas Negeri Gorontalo.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu gelas ukur 10 ml,
pemanas spritus, penjepit kayu, rak tabung reaksi dan tabung reaksi
3.2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu Alkohol 70%,
amilum, asam salisilat, bolus alba, FeCl3, fenol, NaOH, omegdiar, teofilin, dan
tisu.
3.3 Cara Kerja
a. Sampel karbohidrat
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dibersihkan alat menggunakan alkohol 70%
3. Digerus sampel 1 gram yang berbentuk padat
4. Dimasukkan sampel ke dalam tabung reaksi
5. Ditambahkan NaOH sebanyak 5 ml
6. Memanaskan dan amati perubahan yang terjadi
7. Didapat warna kuning jika uji positif
b. Sampel fenol
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dibersihkan alat menggunakan alohol 70%
3. Digerus sampel 1 gram yang berbentuk padat
4. Dimasukkan sampel kedalam tabung reaksi
5. Ditambahkan FeCl3 sebanyak 5 ml
6. Ditambahkan etanol, diamati apa yang terjadi.

10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Hasil uji karbohidrat
Sampel Pelarut Perubahan Setelah Gambar Ket
warna pemanasan
Amilum NaOH Putih Kuning Positif
kecoklatan (+)

Asam NaOH Bening Bening Negatif


salisilat (-)

Omegdia NaOH Coklat Kuning Positif


(+)

Theofilin NaOH Merah Kuning Negatif


muda (-)

11
4.1.2 Hasil uji fenol
Sampel Pelarut Perubahan Perubahan Gambar Ket
warna warna
pertama kedua
Amilum Etanol Kuning Kuning Positif
dan pudar (+)
FeCl3

Asam Etanol Hitam Hitam Negatif


salisilat dan (-)
FeCl3

Omegdiar Etanol Coklat Coklat Negatif


dan pudar (-)
FeCl3

Theofilin Etanol Orange Merah Negatif


dan muda (-)
FeCl3

12
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini adalah mengidentifikasi senyawa organik dalam
obat-obatan. Yang bertujuan untuk mengidentifikasi kandungan senyawa obat
golongan karbohidrat dan fenol. Adapun sampel yang digunakan adalah obat
amilum, asam salisilat, obat omegdiar dan teofilin. Alasan memakai sampel ini
karena untuk mengetahui senyawa dari obat theofilin dan omegdiar menggunakan
analisis kuantitatif dan kualitatif.
Langkah pertama yang dilakukan yaitu membersihkan alat yang akan
dipakai menggunakan alkohol 70% agar terbebas dari mikrooranisme. Menurut
Dirjen POM (1979), alcohol memiliki sifat sebagai antibakteri. Lalu menimbang
semua bahan sebanyak 1 gram. Sebelum dimasukkan semua bahan digerus
terlebih dahulu sampel obat omegdiar dan theofilin hingga homogen. Penggerusan
dilakukan searah dengan arah jarum jam karena berpengaruh pada pengecilan
ukuran partikel dan pencampuran hingga homogen (Fatimah dan Riski, 2020).
Setelah ditimbang semua bahan sebanyak 1 gram lalu masukkan semua
sampel kedalam masing-masing tabung reaksi yang telah disiapkan. Pertama yang
diidentifikasi yaitu senyawa organik karbohidrat pada sampel. Dengan
menambahkan NaOH 5 ml kedalam masing-masing tabung reaksi yang telah
berisi sampel, serta digojok csmpuran tersebut hingga homogeny. Dan selanjutnya
dipanaskan menggunakan bunsen yang telah terisi spritus.
Hasil yang didapatkan setelah sampel dipanaskan adalah hasil positif yang
terdapat pada sampel amilum, obat omegdiar dan theofilin dan sudah sesuai
dengan literatur. Dan pada sampel asam salisilat didapatkan hasil negatif. Menurut
Ardhista Sabrina (2020) NaOH berfungsi sebagai sumber OH (alkali) yang akan
berikatan dengan rantai aldehid dan membentuk aldol aldehid yang berwarna
kekuningan.
Pada sampel amilum didapatkan warna putih setelah ditetesi NaOH
sebanyak 5 ml. Fungsi NaOH adalah untuk memberikan suasana basa pada uji
yodium, Penambahan NaOH menyebabkan perubahan warna menjadi warna
kuning (Ratmana, 2017). Kemudian setelah dipanaskan didapatkan warna kuning
yang didapatkan hasil positif pada sampel. Menurut Rogmawati (2018), amilum

13
adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih,
tawar dan tidak berbau. Yang artinya amilum positif mengandung karbohidrat
setelah ditetesi NaOH
Pada sampel asam salisilat didapatkan sampel menjadi larut setelah
ditetesi NaOH sebanyak 5 ml. Kemudian setelah dipanaskan didapatkan warna
yang tidak berubah dan didapatkan hasil negatif pada sampel. . Menurut Dewi
(2014) asam salisilat adalah kandungan protein level tritorfan. Yang artinya asam
salisilat hanya mengandung protein tetapi tidak mengandung karbohidrat.
Pada sampel obat omegdiar didapatkan warna coklat setelah ditetesi
NaOH sebanyak 5 ml. Kemudian setelah dipanaskan didapatkan warna kuning
yang didapatkan hasil positif pada sampel. Pada sampel obat theofilin didapatkan
warna merah muda setelah ditetesi NaOH sebanyak 5 ml. Kemudian setelah
dipanaskan didapatkan warna kuning yang didapatkan hasil positif pada sampel.
Menurut YOP (2014) obat omegdiar mengandung pectin. Pectin adalah
sejenis karbohidrat yang diekstraksi dari serat kulit buah jeruk, berdasarkan hasil
dari uji karbohidrat untuk sampel omecdiar setelah di tambahkan pelarut NaOH
perubahan warna menjadi coklat dan setelah dipanaskan di pemanas spritus
sekitar 3 menit berubah menjadi warna kuning, yang artinya positif mengandung
karbohidrat.
Adapun yang kedua diidentifikasi yaitu senyawa fenol pada sampel.
Sampel yang digunakan adalah etanol, amilum, asam salisilat, obat omegdiar dan
theofilin. Yang pertama dilakukan adalah menggerus sampel obat omegdiar dan
theofilin hingga homogen lalu ditimbang sampel sebanyak 1 gram. Dan
dimasukkan ke masing-masing tabung reaksi yang telah tersedia dan ditambahkan
juga etanol dan diamati perubahan warna yang terjadi. Selanjutnya ditambahkan
FeCl3 sebanyak 5 ml. Alasan digunakan FeCl3 adalah adanya gugus fenol
ditunjukkan dengan warna hijau kehitaman atau biru tua setelah ditambahkan
dengan FeCl3 (Rizka, 2019). Kemudian dikocok hingga homogen. Dan amati
perubahan warna yang terjadi. Hasil yang didapatkan setelah sampel dipanaskan
adalah hasil negatif fenol yang terdapat pada sampel asam salisilat, omegdiar dan
theofilin. Dan pada sampel amilum didapatkan hasil yang positif.

14
Pada sampel amilum setelah diteteskan etanol didapatkan warna kuning
pudar dan diteteskan lagi FeCl3 sebanyak 5 ml menghasilkan warna kuning.
Didapatkan hasil positif fenol pada sampel amilum. Pada sampel obat theofilin
setelah diteteskan etanol didapatkan warna orange dan diteteskan lagi FeCl3
sebanyak 5 ml menghasilkan warna merah muda. Didapatkan hasil negatif pada
sampel obat theofilin. Menurut Robertino (2015) uji fenol positif ditandai dengan
perubahan warna terang menjadi kehitaman, karena fenol mengubah permeabilitas
membran sitoplasma yang menyebabkan kebocoran nutrium dari dalam sel
sehingga sel bakteri akan mati atau terhambat pertumbuhanya dan mengendapkan
protein.
Pada sampel asam salisilat setelah diteteskan etanol didapatkan warna
hitam dan diteteskan lagi FeCl3 sebanyak 5 ml menghasilkan yang tidak berubah.
Didapatkan hasil negatif pada sampel asam salisilat. Menurut Robertino (2015) uji
fenol ditandai dengan perubahan warna terang menjadi kehitaman. Menurut Fajri
(2013) ketika asam salisilat dicampurkan dengan FeCl3 akan memberikan warna
ungu hal ini membuktikan bahwa asam salisilat mengandung fenol. Fenol
merupakan senyawa yang mengandung gugus hidroksil yang terikat pada karbon
tak jenuh, sehingga dapat bereaksi dengan besi III klorida dan menghasilkan
berwarna.
Pada sampel obat omegdiar setelah diteteskan etanol didapatkan warna
coklat dan diteteskan lagi FeCl3 sebanyak 5 ml menghasilkan warna orange
kcoklatan. Didapatkan hasil negatif pada sampel obat omegdiar. Menurut Yop
(2014), penggunaan obat omegdiar sebagai sampel percobaan dikarenakan
omegdiar mengandung pectin. Pectin adalah sejenis karbohidrat yang di ekstrasi
dari serat kulit jeruk.
Kemungkinan kesalahan pada praktikum kali ini yaitu pada saat
penimbangan sampel terjadi kesalahan sehingga tidak mencapai bobot yang
ditentukan dan pada sampel karbohidrat, terjadi kesalahan pada saat pemanasan
sehingga terjadi gumpalan kuning kehitaman yang menyebabkan kualitas warna
menjadi tidak sesuai.

15
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Karbohidrat digunakan untuk golongan senyawa yang mempunyai rumus
(CH2O)n yaitu senyawa-senyawa yang atom karbonnya tampak terhidrasi
oleh n molekul air. (amun demikian, terdapat pula karbohidrat yang tidak
memiliki rumus demikian dan ada pula yang mengandung nitrogen,
fosforus, atau sulfur Sedangkan senyawa fenolik adalah senyawa yang
mempunyai satu atau lebih gugus hidroksil pada cincin aromatiknya
2. Pada percobaan kemarin kami melakukan uji senyawa fenol dan
karbohidrat, pada uji senyawa karbohidrat, obat teosal mengalami perubahan
warna yaitu warna kuning, dan pada uji senyawa fenol tidak terjadi
perubahan warna.
3. Pada saat kami melakukan percobaan kemarin, pada senyawa obat golongan
fenol terjadi perubahan warna (warna merah muda) pada obat teosal, dan
tidak terjadi perubahan warna pada amilum dan asam salisilat, yang artinya
obat teosal positif mengandung fenol, begitu juga pada golongan
karbohidrat, yang terjadi perubahan warna hanyalah obat teosal (warna
kuning)
5.2 Saran
1. Saran Untuk Asisten
Asisten sudah banyak membantu dan turun tangan dengan praktikan. Saran
kami sebaiknya selama praktikum asisten tetap ikut membantu praktikan agar
kesalahan pada praktikan relatif kecil.
2 Saran Untuk Jurusan
Diharapkan jurusan bisa mengembangkan inovasi dan memberikan ilmu
pengetahuan dengan modifikasi yang lebih mudah dipahami.
3. Saran Untuk Laboratorium
Diharapakan agar dapat melengkapi fasilitasnya berupa alat-alat dan bahan-
bahan yang menunjang dalam proses praktikum agar praktikum yang dijalankan
berjalan dengan lancar.

16
17

Anda mungkin juga menyukai