Skripsi Analisis Pajak Bumi Bangunan
Skripsi Analisis Pajak Bumi Bangunan
PROPOSAL
Oleh :
NPM : 1805170089
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
kepada Allah SWT. Atas karunia-Nya yang berlimpah sehingga penulis mampu
menyelesaikan penulisan skripsi sebagai syarat akhir perkuliahaan untuk meraih gelar
sarjana Akutansi di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Serta tak lupa pula
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, hal ini
disebabkan karena keterbatasan yang ada dalam diri penulis. Oleh karena itu dengan
penuh kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif
dari para pembaca agar sempurnanya skripsi yang penulis buat ini.Pada kesempatan ini
patutlah kiranya penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
1. Bapak Syafitri Nasution dan ibu Nurasyiah Lubis selaku kedua orang tua penulis yang
telah memberikan semangat serta dukungan yang sangat besar kepada penulis.
Utara.
1
2
5. Bapak Dr. Hasrudy Tanjung.,SE.,MBA., selaku wakil dekan III Fakultas Ekonomi
6. Ibu Dr.Zulia Hanum SE.,M.Si selaku Ketua Program Studi Akutansi Fakultas Ekonomi
7. Ibu Hj.Hafsah SE.,M.Si selaku dosen pembimbing saya yang telah memberikan saya
10. Bapak Muri Handoko, SH selaku kabid pengendalian dan pelaporan badan pengelolaan
11. Bapak Rudi Afrizal,SS,MM selaku kabid pajak dan restribusi badan pengelolaan
12. Bapak Suwono H. SE selaku kasubid penagihan dan keberatan badan pengelolaan
13. Ibu Mariani Siregar, S.si selaku kasubid pelayanan,pengelolaan data dan informasi
dinas pengelolaan pendapatan daerah kabupaten labuhan batu selatan yang telah
2
3
14. Aldi Pahrurroji Nasution selaku patner saya yang selalu mendukung saya dalam segala
kegiatan
15. Serta teman-teman seperjuangan yang telah membantu dan saling memberi semangat.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penyelesaian penyusunan skripsi ini. Semoga hasil penelitian ini dapat
Amin Ya Rabbal’alamin
Penulis
Khairunnisah Nasution
1805170089
3
4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
3.1.Jenis Penelitian……………………...........................................................................52
3.2.Defenisi Operasional Variabel .................................................................................53
3.3.Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian...............................................................53
3.4.Teknik Pengambilan Sampel....................................................................................54
3.5.Teknik Pengumpulan Data.......................................................................................54
3.6.Teknik Analisis Data.................................................................................................55
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................57
4
5
DAFTAR TABEL
5
6
DAFTAR GAMBAR
6
7
BAB I
PENDAHULUAN
Pajak Daerah menyatakan bahwa pajak daerah dan restribusi daerah merupakan salah
satu sumber pendapatan daerah yang penting guna membiayai pelaksanaan pemerinahan
daerah. Pajak bumi dan bangunan adalah pajak yang dipungut atas tanah dan bangunan
karena adanya keuntungan atau kedudukan sosial ekonomi yang lebih baik bagi suatu
daerah. Pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah untuk
untuk membuat sendiri arah dan tujuan pembangunan di daerahnya, hal ini terjadi
pemerintah daerah secara penuh. Adanya pembangunan di suatu daerah dinilai mampu
apabila daerah nya sendiri mampu untuk menangani dengan otonomi pemerintah yang
diberikan kepada daerah untuk mampu mengelola pendapatan asli yang ada di daerah
7
8
Labuhanbatu Selatan adalah salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera
8
daerahnya dari tahun ke tahun sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang telah
peningkatan daerah tersebut adalah mampu meningkatkan penerimaan daerah yang pada
garis besarnya ditempuh dengan usaha intensifikasi yang artinya suatu usaha atau
Pemerintah pusat dan Daerah menetapkan bahwa penerimaan daerah dalam pelaksanaan
desentralisasi terdiri atas pendapatan daerah dan pembiayaa. Adapun pendapatan daerah
Pajak daerah :
a. Pajak hotel
b. Pajak restoran
c. Pajak hiburan
d. Pajak reklame
2
3
g. Pajak Parkir
(BLU) daerah
2. Dana perimbangan yaitu dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
Dana bagi hasil yang bersumber dari pajak dan salah satunya adalah
3. Pengelolaan Restribusi
1. Los
2. Kios
3. Kekayaan daerah
4
2. Penyewaan bangunan
Pajak merupakan kontribusi wajib pajak kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langung dan digunakan untuk keperluan negara, dan pajak
merupakan alat bagi pemerintah dalam mencapai tujuan untuk mendapatkan penerimaan
baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung dari masyarakat guna membiayai
Salah satu pajak yang menjadi potensi sumber pendapatan daerah yaitu Pajak
Bumi dan Bangunan (PBB) yang masuk dalam kategori Pajak Negara. Sejak tahun 2011
Pajak Bumi Bangunan sudah dilimpahkan dari Pemerintah pusat ke Pemerintah Daerah
sesuai dengan Peraturan Bersama Menteri Keuangan dan Menteri dalam Negeri no :
213/PMK.07/2010, no.58 tahun 2010 tentang tahapan persiapan pengalihan Pajak Bumi
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah iuran yang dikenakan terhadap orang
atau badan yang secara nyata mempunyai hak dan memiliki manfaat dari bumi dan
bangunan.
Bumi dan Bangunan (PBB) sebagai sumber pendapatan daerah, tetapi tidak selalu
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) jauh dibawah target yang telah ditetapkan oleh
Pemerintah Daerah.
Bangunan yang menjadi objek Pajak Bumi dan Bangunan perdesaan dan perkotaan
adalah Bumi atau Bangunan yang dimiliki atau dikuasai atau dimanfaatkan oleh orang
pribadi atau badan, disamping itu yang disebut subjek Pajak Bumi dan Bangunan adalah
1. Memiliki suatu hak atas bumi dan mempunyai manfaat atas bumi
Asli Daerah (PAD) dan memperbaiki struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja
Selatan menyebutkan realisasi penerimaan PBB pada kuartal pertama tahun 2018-2020
yaitu realisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan di
6
Kabupaten Labuhanbatu Selatan beberapa tahun terakhir tidak mencapai dari jumlah
yang ditargetkan dimana data tersebut diperoleh dari sebuah aplikasi SISMIOP yang
Selatan yang berfungsi untuk memperoleh data-data yang diinginkan, seperti melihat
realisasi beberapa tahun belakangan, melihat akun pajak PBB yang terblokir akibat
sudah lama menunggak pajak dan masi banyak data lainnya yang dapat diperoleh
menggunakan aplikasi SISMIOP tersebut. Oleh karena itu berikut dapat dilihat
Berikut adalah data realisasi penerimaan dan target Pajak Bumi dan Bangunan
Table I.1
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bawasannya realisasi dari tahun 2018-2020
tidak pernah mencapai target diakibatkan karena pada tahun 2018 masih kurangnya
kesadaran masyarakat untuk membayar Pajak Bumi dan Bangunan mereka. Padahal
membayar Pajak terutama Pajak Bumi dan Bangunan, sedangkan pada tahun 2019
sedikit mengalami penaikan sebesar 66,20% dibandingkan dengan tahun 2018 yang
hanya memperoleh nilai sebesar 64,98%. (Burton, 2009) menjelaskan saat ini Negara
butuh uang pajak untuk kelangsungan hidup bernegara dan bermasyarakat. Kesadaran
untuk mematuhi ketentuan (hukum pajak) yang berlaku tentu menyangkut faktor-faktor
apakah ketentuan tersebut telah diketahui, diakui, dihargai dan ditaati. Bila seseoang
hanya menhetahui, berarti kesadaran hukumnya masih rendah dari mereka yang
mengakui. Idealnya untuk mewujudkan sadar dan peduli pajak, masyatakat harus diajak
walaupun pada tahun 2019 masi juga belum mencapai target yang diharapkan akibat
dalam menjalankan tugasnya dikategorikan efektif apabila rasio yang harus dicapai
minimal 1 atau 100 persen”. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan pengawasan
dan Bangunan belum bisa dikatakan maksimal terlihat dari tabel penerimaan selama 3
tahun terakhir belum mampu mencapai target atau rencana yang telah ditetapkan.
daerah terutama pada daerah kawasan industri dan daerah pemukiman karena setiap
tahunnya Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) setiap tahunnya pasti akan selalu naik, dan
dalam setahun itu pasti ada perubahan suatu kawasan yang semulanya tidak memiliki
nilai jual obejek pajak menjadi memiliki nilai jual objek pajak dan kenaikan target
penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan ini pun berdasarkan ketetapan Peraturan Daerah
8
Kabupaten Labuhanbatu Selatan No.4 tahun 2016 tentang Pajak Daerah. Dimana setiap
Dari data yang disajikan mengenai target dan realisasi Penerimaan Pajak Bumi
dan Bangunan (PBB) Kabupaten Labuhanbatu Selatan, dapat dilihat bahwa target yang
sudah ditetapkan pemkab labusel selalu meningkat setiap tahunnya. Tetapi realisasi
Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan 3 tahun terakhir tidak pernah mencapai target
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk meneliti sejauh mana
Dinas Pendapatan Kabupaten Labuhanbatu Selatan dalam Penerimaan Pajak Bumi dan
Bangunan agar dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap Pendapatan asli
lainnya yang ada di provinsi sumatera utara. Maka dalam penelitian ini penulis
target yang ditetapkan tidak pernah tercapai selama 3 tahun belakangan ini.
9
Adapun batasan masalah yang mau diteliti didalam penelitian ini hanya
mengalami Penurunan serta target yang ditetapkan tidak pernah tercapai selama
3 tahun belakangan ini dan adanya faktor penyebab meningkatnya jumlah wajib
1. Apakah realisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan sesuai dengan target
2. Apakah faktor yang menyebabkan meningkatnya jumlah wajib pajak yang tidak
2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi penulis lainnya untuk
KAJIAN PUSTAKA
dapat dipaksakan tanpa adanya balas jasa. Adapun iuran tersebut akan
wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
kemakmuran rakyat.
dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang langsung dapat
Pengertian Pajak adalah suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor
32
33
b. Jenis Pajak
Sesuai dengan asas pemungutan pajak, maka di Indonesia ditetapkan
satu dengan pajak yang lain. Oleh sebab itu jenis pajak dapat digolonkan
1. Menurut golongannya :
a. Pajak Langsung, adalah pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak
b. Pajak Tidak Langsung, adalah Pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan
2. Menurut sifatnya :
a. Pajak Pusat, adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan
b. Pajak Daerah, adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Adapun pajak daerah itu
Bakar Bermotor
hiburan, Pajak parkir, Pajak Air Bawah Tanah, Pajak Sarang Burung
Walet, Pajak penerangan jalan, Pajak mineral dan logam, Pajak reklame,
Pajak Bumi dan Bangunan, serta Pajak Bea Perolehan Hak Atas Tanah
C. Fungsi Pajak
Fungsi Pajak Menurut (Priantara, 2012) adalah
1. Fungsi Budgetair (pendanaan) yang disebut juga fungsi utama pajak, atau
fungsi fiskal yaitu pajak yang dipergunakan sebagai alat untuk memasukkan
yang berlaku.
2. Fungsi Regulair (mengatur) yang disebut juga fungsi tambahan yaitu pajak
1. Stelsel Pajak
35
sebagai berikut :
pada awal tahun pajak telah dapat ditetapkan besarnya pajak yang
sesungguhnya.
c. Stelsel Campuran
yaitu :
pada fiskus.
fiskus.
permukaan bumi yang meliputi tanah dan perairan pedalaman serta laut wilayah
atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan/atau perairan pedalaman atau laut.
Bangunan) adalah iuran yang dikenakan terhadap orang atau badan yang secara
nyata mempunyai hak, memiliki, menguasai dan memperoleh manfaat dari bumi
dan bangunan.
Menurut (Mbae, 2019) Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak yang
dikenakan atas harta tidak bergerak, oleh sebab itu yang dipentingkan adalah
objeknya dan oleh karena itu keadaan atau status orang atau badan yang
dijadikan subjek tidak penting dan tidak mempengaruhi besarnya pajak, maka
Pajak Bumi dan Bangunan adalah salah satu pajak pusat yang merupakan
Dari peranan diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian PBB adalah iuran yang
dikenakan terhadap orang atau badan yang secara nyata mempunyai hak,
tentang Pajak Daerah dan Restribusi daerah yang baru, Pajak Bumi dan
diterima oleh Daerah yang bersangkutan. Dimana selama ini PBB merupakan
sektor perdesaan dan perkotaan dialihkan menjadi pajak daerah. Sedangkan PBB
pusat. Dengan dijadikannya PBB menjadi pajak daerah, maka penerimaan jenis
Yang dijadikan alasan untuk dipungut Pajak Bumi dan Bangunan adalah
rakyat.
indonesia
2. Memberi dasar hukum yang kuat pada pungutan pajak atas harta tak
gerak dan sekalian menyerasikan pajak atas harta tak gerak di semua
yang ditanam atau diletakkan secara tetap pada tanah atau perairan
2. Kolam renang
3. Pagar mewah
4. Tempat olahraga
menjadi objek Pajak Bumi dan Bangunan (pasal 2). Undang-undang selanjutnya
dalam pasal 1 menjelaskan (interorestasi otentik), bahwa bumi adalah yang ada
dibawahnya. Permukaan bumi itu sebenarnya tidak lain daripada tanah. Jadi
41
yang menjadi objek pajak Bumi dan Bangunan itu adalah tanah (perairan) dan
tubuh bumi.
b. Objek yang digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala atau yang sejenis.
c. Objek yang merupakan hutan lindung, hutan suaka cagar alam, hutan wisata
milik negara (sesuai dengan pasal 2 UU No.5 tahun 1967 tentang pokok-pokok
kehutanan), taman nasional tanah penggembalaan yang dikuasai oleh desa dan
d. Objek yang digunakan oleh perwakilan diplomatic atau konsulat dengan syarat
disamaratakan. Untuk keperluan ini tanah dan bangunan menurut nilai jualnya
Subjek pajak adalah orang atau badan yang secara nyata mempunyai ha katas
bumi dan bangunan (pasal 4 ayat 1 PBB). Mempunyai hak atas bumi dan bangunan
yang berlaku seperti UU Pokok Agraria (UU No.5 tahun 1960) dan UU Rumah susun
Subjek Pajak (orang/badan) baru merupakan wajib pajak Pajak Bumi dan
Bangunan kalau memenuhi syarat objektif yaitu mempunyai objek Pajak Bumi dan
Bangunan yang dikenakan pajak. Mempunyai objek yang dikenakan pajak, hal ini
berarti, mempunyai ha katas objek yang dikenakan pajak, memiliki, menguasai, atau
Dalam Pasal 4 Ayat (2) UU Pajak Bumi dan Bangunan diuraikan, bahwa subjek
pajak sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) yang dikenakan kewajiban membayar
pajak, menjadi wajib pajak menurut UU PBB. Jika dari suatu objek pajak, baik yang
berupa tanah atau bangunan belum diketahui dengan pasti siapa yang harus membayar
pajaknya, umpamanya karena yang mempunyai hak atau pemiliknya tidak diketahui,
tetapi ada yang menguasai dan pula orang lain yang memperoleh manfaat dari objek itu,
maka Direktur Jendral Pajak oleh Undang-undang yang diberi wewenang untuk
menunjuk dan menetapkan subjek pajak, seperti dimaksud dalan Pasal 4 Ayat 1 UU
Subjek Pajak oleh Direktur Jendral Pajak ditetapkan sebagai wajib pajak, bila
hal ini tidak tepat maka dapat mengajukan keberatan dengan memberi keterangan secara
tertulis bahwa ia bukan wajib pajak dari objek yang bersangkutan (Pasal 4 Ayat 4 UU
Pajak Bumi dan Bangunan). Apabila Direktur Jendral Pajak, dapat menerima
43
keterangan yang diajukan oleh orang yang bersangkutan, maka ia akan membatalkan
penetapan orang itu sebagai wajib pajak dalam jangka waktu satu bulan, terhitung sejak
apabila wajib pajak PBB tidak melunasi pembayaran PBB sesuai dengan
batas waktu yang telah ditetapkan maka wajib pajak dapat dikenai sanksi denda
denda adminitrasi sebesar 48%. Media pemberitahuan pajak yang terutang melewati
batas waktu yang telah ditetapkan adalah Surat Tagihan Pajak (STP). Jika dalam waktu
30 hari setelah STP terbit belum ada pembayaran dari WP, maka dapat diterbitkan Surat
1. Tarif Pajak
Tarif Pajak Bumi dan Bangunan mempunyai tarif tunggal (single tariff)
sebesar 0,5% yang berlaku sejak Undang-undang Pajak Bumi dan Bangunan
Besarnya Nilai Jual Kena Pajak ditetapkan serendahnya 20% (dua puluh
persen) dan setinggi-tingginya 100% (seratus persen) dari Nilai Jual Objek
No.25 tahun 2002 tentang Penetapan Besarnya.nilai jual kena pajak untuk
44
berikut :
- Objek pajak lainnya yang NJOP nya sama atau lebih besar dari Rp
- Objek pajak lainnya, yang NJOP nya kurang dari Rp. 1.000.000.000
Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) adalah harga rata-rata yang diperoleh dari
transaksi jual beli yang terjadi secara wajar. Apabila terdapat transaksi yang
tidak wajar, NJOP ditentukan melalui perbandingan harga dengan objek lain
yang sejenis, nilai perolehan baru dan NJOP pengganti NJOP ditetapkan
setiap tiga tahun sekali oleh Menteri Keuangan, kecuali untuk daerah khusus
Dalam Pajak Bumi dan Bangunan terdapat suatu batasan yang tidak
dikenakan pajak yang disebut Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak
(NJOPTKP).
NJKP untuk perhitungan PBB, besarnya nilai jual kena pajak sebagai dasar perhitungan
1. Objek pajak perkebunan, kehutanan, dan pertambangan sebesar 40% dari nilai
objek pajak
2. Objek lainnya
a. Sebesar 40% dari nilai jual objek pajak apabila nilai jual objek pajak nya Rp.
b. Sebesar 20% dari nilai jual objek pajak apabila nilai jual objek pajaknya
2000 tentang pembagian Hasil Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan antara
Hasil penerimaan PBB sebesar 10% bagian pemerinah pusat yang berasal dari
realisasi penerimaan PBB tahun anggaran berjalan. Sejak tahun 2001 alokasi
kabupaten/kota
sebagai berikut :
kabupaten/kota.
3. Pendapatan Daerah
hal ini yang paling mencolok yaitu saat ini daerah dapat megatur dan mengelola
daerah.
yang memiliki kontribusi besar terhadap PAD yaitu pajak daerah, sebagaimana
jenis-jenis pajak daerah atau pajak kabupaten/kota terdiri dari Pajak hotel, Pajak
Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Mineral
Bukan Logam dan Batuan, Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak Sarang Burung
Walet, Pajak Bumi dan Bangunan, dan Bea Perolehan Ha katas Tanah dan
Bangunan.
negara yang dibagi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dengan
objek pajak berada. Oleh karenanya, sebagian besar hasil penerimaan PBB
pembangunan.
yang memperoleh manfaat dari bumi dan bangunan. Pajak Bumi dan Bangunan
penerimaan daerah dikarenakan objek pajak ini adalah bumi dan bangunan yang
Tahun 2004 Pasal 1 poin 15 adalah Pendapatan daerah adalah semua hak daerah
yang diakui sebagai penambahan nilai kekayaan bersih dalam periode tahun
Bangunan
Gambar II.1
Kerangka Berfikir
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.Jenis Penelitian
penelitian ini bersifat deskriptif yaitu mengumpulkan, serta menganalisis data yang
diperoleh dari sebuah tempat penelitian yang kemudia ditelah kembali untuk
untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang
berlaku untuk umum atau generalisasi dan mampu memberikan gambaran yang jelas
variable dependent.
Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan adalah penerimaan yang dipungut oleh
tentang Pajak Daerah dan Restribusi Daerah. Untuk mengetahui penerimaan PBB sudah
52
53
optimal atau belum optimal dapat dilihat dari target dan realisasi penerimaan pajak,
penambah nilai kekayaan bersih (UU No 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan
meliputi semua penerimaan uang melalui Rekening Kas Umum Daerah, yang
menambah ekuitas dana lancar, yang merupakan hak daerah dalam satu tahun anggran
yang tidak perlu dibayar kembali oleh daerah (PP.No.58 tahun 2005 tentang
pengelolaan keuangan).
1. Tempat Penelitian
Tempat yang dipilih oleh penulis sebagai suatu tempat penelitian adalah
sumatera utara.
54
2. Waktu Penelitian
Tabel III.1
Rincian Waktu Penelitian
Des Jan Feb Maret April
Kegiatan Penelitian
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penyusunan Proposal
Bimbingan Proposal
Seminar Proposal
Perbaikan Proposal
Pengumpulan Data
Penyusunan Skripsi
Sidang Skripsi
Sidang Skripsi
Dalam penelitian ini penulis mengambil populasi sebagian wajib pajak yang
tidak membayar Pajak Bumi dan Bangunannya pada tahun 2018 hingga tahun 2020
dimana data yang diperoleh tersebut membuat tidak tercapainya realisasi anggran yang
sudah ditetapkan oleh pemerintah daerah, yang kemudian data yang sudah diperoleh
tersebut akan menjadi sampel didalam penelitian ini. Penelitian ini juga menggunakan
nonprobability sampling dimana sampel ini merupakan teknik yang unsur populasinhya
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah metode yang
1. Teknik dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan data sekunder yang telah
Selatan
Tabel III.2
Analisis data kualitatif adalah suatu analisis data yang dipergunakan oleh
diperlukan adanya suatu analisis data yang berguna untuk memberikan jawaban
Teknik analisis data merupakan suatu proses di dalam mengatur urutan data,
mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori serta atuan uraian dasar. Tujuan dari
analisis data tersebut adalah dengan memberikan batasan serta mempermudah di dalam
3. Membuat analsisis
Kab.Labuhanbatu Selatan.
4. Membuat kesimpulan
Fajri, M., & Priyastiwi, P. (2020). Analisis Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan
Sumatera Utara.Medan
Gusriadi, D., & Ishak, I. (2017). Pengelolaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari
Halim, A. (2008). Akuntansi Keuangan Daerah, Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.
18, 8.
Peraturan Daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan No.4 tahun 2016 tentang pajak
daerah
57
58
undang-undang Republik Indonesia No.28 tahun 2009 Pajak Daerah dan Restribusi