Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PERKEMBANGAN PENELITIAN

KAJIAN SENI RUPA

DISUSUN OLEH :

DHEA AMELIA
2113201021

PROGRAM STUDI SENI MURNI


FAKULTAS SENI SENI RUPA
INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA
2023
Implikasi Gangguan Mental Bipolar Vincent van Gogh dengan Seorang
Seniman Masa Kini

Latar Belakang
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai Gangguan Mental Bipolar, apa itu Bipolar?
Gangguan Bipolar adalah gangguan kronis yang dapat dilihat dari perubahan perasaan dan
energi yang fluktuatif. Orang dengan gangguan Bipolar dapat mengenai berbagai kendala
kerusakan kognitif dan fungsional, memikirkan kematian, hingga bunuh diri. Itulah mengapa
intervensi sangat diperlukan untuk gangguan Bipolar.

Meskipun begitu, orang dengan gangguna Bipolar bukan berarti mereka tidak bisa
melakukan apa-apa, banyak orang terkenal dan berprestasi terutama dalam lingkup Seni yang
mungkin sering kita jumpai melalui makna tersirat dalam karyanya dan memiliki gangguan
Bipolar, salah satunya adakah pelukis yang terkenal dengan lukisan The Starry Night, siapa
lagi kalau bukan Vincent van Gogh.

Dalam silsilah keluarga van Gogh tidak ada yang pernah mengidap gangguan mental
seperti yang dialami sang pelukis. Semenjak kecil, van Gogh adalah anak dengan suasana
hati yang mudah berubah, hanya mau mengikuti keinginannya sendiri, dan terkadang
menyebalkan menurut orang di sekitarnya.

Perubahan suasana hati yang tidak stabil ini bertambah parah semakin ia beranjak
dewasa, mulai dari tidak bisa mempertahanakan pekerjaannya sebagai pelukis karena depresi,
hingga terancam akan dimasukkan ke rumah sakit jiwa oleh ayahnya. Vincent masih
bergantung pada saudaranya, Theo, dalam hal finansial. Oleh karena itu, ia sering berkirim
surat dengan Theo. Dalam surat-suratnya ini ia menceritakan berbagai hal, mulai dari
penggunaan absentine dan cognag sebagai sarana koping dari emosinya yang tidak stabil,
hingga bagaimana ia menggunakan seni untuk menumpahkan perasaannya.

Kondisi Vincent van Gogh bertambah parah seiring berjalannya waktu, perubahan
suasana hati yang tidak dapat diprediksi dari euphoria ke depresi menjadi lebih sering terjadi.
Ia sendiri tidak dapat memahami apa yang terjadi padanya, terkadang ia merasakan
kecemasan yang parah tanpa alasan, terkadang ia merasa kosong dan terkadang ia merasa
sangat melankolis.

Kejadian paling buruk adalah saat ia mengejar rekannya, Gauguin, dengan pisau tanpa
alasan yang jelas, kemudian ia memotong telinganya sendiri untuk diberikan pada Rachel,
pelacur favoritnya. Tindakannya ini membuat Vincent pingsan dan harus dibawa ke rumah
sakit. Di rumah sakit keadaannya bertambah parah sampai ia harus diletakkan dalam ruang
isolasi selama 3 hari. Anehnya, setelah keadaannya membaik, Vincent tidak mengingat
apapun yang terjadi sebelumnya.

Saat itu, Vincent didiagnosa dengan epilepsi dan diberikan potasium bromide sebagai
obat. Setelah diberikan obat, Vincent mengaku ia merasa lebih baik, halusinasinya berkurang
namun depresinya tidak membaik, namun Vincent juga tau bahwa ia tidak akan bisa
benar-benar lepas dari episodenya. Setelah itu ia masih mengalami beberapa kali episode
berat hingga ia mengalami episodenya yang terlama dan terakhir yang berlangsung dari bulan
februari hingga april 1890.

Setelah Theo berkeluarga, Vincent merasa hubungannya dengan saudaranya terancam.


Ia menuliskan dalam suratnya bahwa jika ia tidak memiliki pertemanan dengan Theo, ia pasti
sudah bunuh diri. Tiga hari kemudian, Vincent menembak dirinya sendiri di perut bagian atas
di padang rumput di area luar Auvers. Ia meninggal 2 hari kemudian dengan Theo disisinya.

Perjalanan hidup Vincent van Gogh bukan yang termudah, namun meskipun melalui
banyak rintangan, pelukis ini berhasil membuat lebih dari 300 karya yang fenomenal.
Berdasarkan paparan diatas, jujur saya teringat akan teman dekat dahulu sebelum sekarang
kita berkomunikasi jarak jauh karena dia harus pulang ke tempat asalnya.

Dia juga merupakan seorang mantan Seniman Akademisi yang saya akui dia
sebetulnya jenius dan mampu menghasilkan karya yang benar-benar matang juga sering
memperoleh prestasi penghargaan dari karya yang diciptakan. Disini saya menemukan
relevansi terkait dirinya dengan Van Gogh dan tentunya saya terkejut setelah menyadarinya.
Namun, atas izin dari kisah pribadinya saya tidak bisa memberi tahu dengan gamblang
siapakah dia.
Pada penelitian ini, saya tertarik mengkaji akan masalah ini. Mengigat saat ini
Gangguan Mental menjadi sorotan yang kritis yang perlu diketahui dan bukan hanya
dipandang sebelah mata. Terlebih tidak sedikit juga Seniman yang memiliki struggle
Gangguan Mental berbeda lalu diekspresikan lewat karyanya.

Anda mungkin juga menyukai