Langit
Langit
Tentang sang tanah yang ber andai-andai menjadi pasagan langit sang primadona
"Ahmada janeswara" Ucap anak itu dengan dimple yang melekat di dua pipi nya
siapapun akan tertarik melihat kesempurnaan wajahnya, lalu mencul seseorang wanita yang penyendiri bahkan dia
dilupakan dikelas, Bodohnya dia ikut mengagumi keindahan Janes yang memang banyak dikagumi, seperti sang
langit dan wanita itu seperti sang tanah yang hanya menjadi pijakan mereka
sepanjang mengerjakaan tugas diselingin candaan lelaki yang memiliki senyum dimple ini, suasana yang tadinya
canggung menjadi lebih hangat
singkat cerita setelah mereka menegerjakan tugas bersama ini hubungan mereka menjadi lebih dekat, banyak yang
tidak setuju dengan kedekatan mereka namun mereka sendiri tidak perduli ucapan orang lain
hubungan mereka cukup indah, candaan hangat setiap malam, menikmati teriknya surya dengan pelukan, dan tautan
tangan dibawah guyuran hujan
perhatian kecil Janes selalu membuat jantung ayyana tidak berhenti berdetak bahkan se mudah ini contohnya
"Aduh basah" ucap Ayyana
"mundur"Janes sangat cepat tanggap, dia langsung meletakkan tanganya di dada ayyana memundurkan badan
ayyana
"nih permen" ucap janes sambil menyodorkan permen, tapi sudah tidak berbungkus
"Maaf, ayy aku sungguh sulit menahan rasa ini" sesal Janes
"rasa tidak puas kamu?" ucap ayyana dengan berderai air mata
"aku memang tidak pantas buat siapa-siapa, tapi aku kira dengan semua waktu kita aku sudah cukup pantas ternyata
belum ya?"lanjut ayyana
"Baiklah jika itu keputasanmu kita usai, usai sampai sini saja"
~dan pada akhirnya tanah tetap akan kembali menjadi tempat berpijak dan langit tetap menjadi hal yang di idam-
idamkan~