Anda di halaman 1dari 4

HK KOMPETISI (pasca uts)

Pasal 5 & 11: kartel.

Pelaku usaha yg melanggar pasal 5 dan 11 bisa juga sekaligus melanggar pasal lain, seperti:
- Pasal 9: larangan membagi wilayah
- Pasal 26: larangan merangkap jabatan. Merangkap jabatan dianggap berbahaya
karena seseorang yg merangkap jabatan akan menguasai suatu pasar melalui
perusahaan perusahaan yg

 Mata rantai distribusi


Tertinggi:
- Produsen
Pedagang perantara:
- distributor/agen
- dealer
- retail/pengecer
Konsumen:
- konsumen akhir.
MEMBUKTIKAN KARTEL

A) Indirect evidence / circumstantial evidence / pembuktian tidak langsung

 kumpulan alat bukti yg dianalisis dan disimpulkan oleh komisioner atau hakim
sehingga dapat dibuktikan telah terjadi kartel
 hard evidence:
dokumen atau bukti yang jelas di dalam suatu kasus.
Di dalam kartel yg merupakan hard evidence adalah kontrak.
 Alat alat bukti utk indirect evidence:
 Petunjuk/clues:
1. Komunikasi
Harus dibuktikan adanya komunikasi diantara pelaku usaha. Dgn cara:
a. Investigator KPPU. Diambil bukti bahwa adanya komunikasi (dapat
berupa email, wa)
b. Pembukuan
c. Catatan administrasi
d. Adanya asosiasi (notulensi/berita acara)
2. Bukti ekonomi
diperkuat oleh keterangan ahli (ekonom)
 Ekonom/saksi ahli akan berusaha menjelaskan berdasarkan analisis
dari kompetensinya untuk memperjelas bukti bukti tsb
 Dijelaskan apakah pelaku yg dituduh kartel memiliki motif/tujuan.

3. Program leniency
Sesuatu yg sifatnya lunak/meringankan
 Memiliki persamaan dgn tindak pidana korupsi.

B) Kartel yg terjadi secara internasional (cross border cartel)


 Jika kartel dilakukan oleh pelaku usaha dgn domisili yg berbeda sepakat
menentukan harga produk.
 Apabila kartel terjadi di luar negeri namun produknya masuk ke Indonesia,
maka Indonesia berhak utk menginvestigasi kartel tersebut karena berdampak
pada pereknomian Indonesia,

C) Perjanjian vertical

 Pasal 15 UU no.5 th 1999


 Ayat (1)
 Contoh:
Melakukan perjanjian distributorship yg di dalam klausul nya
terdapat bahwa pihak kedua atau distributor hanya boleh memasok
produk hanya di suatu wilayah tertentu (exclusive).
 Klausul tsb melanggar ayat 1 pasal 15 UU no.5. karena membatasi
persaingan antara sesama distributor.
 Berbeda dgn pasal 9 (perjanjian horizontal).
a. Exclusive dealing
b. Tying/tie-iens
 Pasal 15 UU no.5 th 1999
 Ayat (2)
 Perjanjian (tie-ins/tying): pembeli harus membeli produk 2 di
pelaku usaha tsb sbg syarat pembelian produk 1
 Produk 1&2 harus berbeda, tidak bisa dipecah, sebetulnya bisa
dijual terpisah namun pelaku usaha ingin menjual bersamaan
 Tie ins tidak memberi kesempatan utk memilih bai pembeli
 Ayat (3) tying dgn potongan harga
 Ada unsur negosiasi atau perundingan soal harga.
 Cth: penjual akan memberikan diskon pada produk 1 jika pembeli
mau membeli juga produk 2.
 Tidak bisa dilakukan dgn ilegla perse
 Ada kemungkinkan tying dapat dibuktikan bahwa produk yg dijual adalah
produk yg saling melengkapi
 Pelaku usaha yg melakukan tying akan dikenakan sanksi dan dikaji case by
case
 Pasal 25
Melarang posisi dominan
 Ayat 1
 Tidak boleh membatasi atau menghalangi pihak lain dalam
memperoleh barang yg mutunya sama
 Ayat 2
Disebut menguasai pasar/dominan
 1 pelaku usaha >50%
 2/3 Kelompok pelaku usaha >75%
 Pasal 14
 Yg tidak boelh: andai kata ada org yg mrmproduk
 Pasal 12
 Larangan untuk pelaku usaha untuk membuat Kerjasama utk
membentuk gabungan perusahaan
 Tujuan: untuk mengontrol produksi atau pemasaran atau jasaje

 Monopoli dan penguasaan pasar

TUGAS:
 RINGKASAN PEDOMAN KPPU TTG ITEGRASI VERTIKAL (PASAL 14)
 spasi single
 2-3 hal
 Deadline setelah libur
 Nama & NPM
 Print out
MERJER DAN AKUISISI
Merjer dan akuisisi berdampak pada persaingan usaha.
 KPPU mencurigai bahwa merjer dan akuisisi berdamak pada persaingan usaha yang
lebih ketat.

I. Peleburan/penggabungan/merjer
 Penggabungan perusahaan
Kedua perusahaan melakukan negoisasi akan bergabung ke perusahaan yang
mana diantara kedua perusahaan tersebut
 Peleburan perusahaan
Lebur, melepaskan seluruh identitas. Dua PT yang Bersatu untuk melahirkan
PT baru. Kedua PT asal tersebut akan dilikuidasi atau dibubarkan.
 Pelaku usaha yang melakukan peleburan atau penggabungan wajib
melaporkan ke KPPU dalam jangka waktu 30 hari setelah peleburan atau
penggabungan berhasil dilakukan (post notification)
 Post notification: paska . melaporkan setelah merger dilakukan atau sudah
terjadi.
 Pre notification: sebelum. Melaporkan sebelu terjadinya merger. Ll/
II. Akuisisi/pengambil alihan
 Yang diambil alih adalah saham dari perusahaan.
 Di dalam pengambil alihan, perusahaan yang sahamnya dibeli oleh pihak lain
perusahaannya tetap eksis/ada hanya saja kepemilikannya beralih
III. Tender/lelang/bid rigging/government procurement (pasal 22 tentang
persekongkolan dalam tender/lelang)
di dalam UU dikatakan sebagai pengadaan barang dan atau jasa.
Merupakan kasus yg paling banyak dilaporkan ke KPPU.

Anda mungkin juga menyukai