Anda di halaman 1dari 9

Efek Fotoproteksi Lotion Ekstrak Kurma Ajwa (Phoenyx dactylifera L.

) terhadap Paparan
Radiasi UVB

Pasid Harlisa^, Atina Hussaana#, Nur Azizah Permatasari*

^
Bagian Ilmu Penyakit Kulit & Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung
Semarang dan Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang
#
Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang
*
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Corresponding author : atinahussaana@unissula.ac.id

Abstrak

Secara alami tubuh akan mengalami proses penuaan, salah satunya adalah dengan
melakukan apoptosis. Apoptosis berkaitan dengan kerusakan DNA sel akibat stress oksidatif
dan terlihat sebagai sunburn cell. Diperlukan upaya fotoprotektor kulit yang efektif dan
aman, salah satunya dengan lotion daging buah kurma Ajwa (Phoenix dactylifera L.) yang
berpotensi sebagai zat fotoprotektor alami serta agen antiinflamasi.
Penelitian menggunakan 65 ekor mencit betina BALB/c yang dibagi secara random
menjadi 5 kelompok yaitu Kelompok 1 (Basis Lotion), kelompok 2 (dosis 2 %), Kelompok 3
(dosis 4 %), kelompok 4 (dosis 8 %), dan kelompok 5 (normal). Punggung mencit kelompok
1-4 dioles topikal ekstrak satu kali sehari selama seminggu kemudian dipapar sinar UVB
dosis tunggal 3 MED (24 menit). Kelompok 1-5 diambil jaringan kulit punggung pada jam ke-
24, 48, dan 72 setelah penyinaran untuk dibuat preparat dengan pengecatan Hematoksilin
Eosin. sunburn cell epidermis dihitung pada sepuluh lapang pandang tiap preparat.
Perbedaan rerata jumlah sunburn cell tiap kelompok diuji beda dengan Oneway Anova
dilanjutkan dengan Post Hoc LSD.
Rerata jumlah sunburn cell kelompok 1 jam ke-24sebesar 9,68. Puncak terbentuknya
Sunburn cell terjadi 24 jam setelah penyinaran. Rata-rata jumlah sunburn cell jam ke-24
pada Kelompok 1 (9,68), Kelompok 2 (5,84), Kelompok 3 (4,70), Kelompok 4 (4,96),
Kelompok 5 (4,04). Uji statistik menunjukkan data normal dan homogen. Hasil uji Post Hoc
LSD menunjukkan perbedaan bermakna (p<0,05) antar kelompok satu dengan lainnya. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa lotion ekstrak Kurma Ajwa dapat menurunkan jumlah
sunburn cell epidermis mencit akibat sinar UVB.
Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa lotion ekstrak Kurma Ajwa mempunyai efek
fotoproteksi terhadap paparan radiasi UVB.

Kata kunci: Phoenyx dactylifera L., Kurma Ajwa, Apoptosis, Sunburn cell, UVB, topikal.
Pendahuluan

Paparan sinar Ultra Violet (UV) merupakan inisiator reaksi fotokimia yang sangat potensial
melalui eksitasi elektron dan dapat menghasilkan modifikasi kimia dari molekul yang
terpapar. Modifikasi kimia tersebut dapat menginduksi efek perusak, sitotoksik, hingga
genotoksik (Marionnet dkk., 2014; Svobodová dkk., 2003). Ketika lapisan ozon menipis,
maka bisa terjadi peningkatan intensitas sinar UVB dengan panjang gelombang 290-320 nm
yang masuk ke bumi dan menimbulkan kemerahan, panas, pembengkakan, dan nyeri (Price
& Wilson, 2005). Molekul yang menyerap sinar UV akan merusak molekul tersebut dan
dapat menyebar pada molekul sekitarnya (Svobodová dkk., 2003). Buah Kurma Ajwa
(Phoenix dactylifera L.) diketahui memiliki potensi sebagai zat antioksidan alami tinggi,
namun pemanfaatannya masih terbatas (Luoaileche dkk., 2015).

Sinar UVB bekerja dengan menginduksi salah satu bentuk ROS yaitu 8-hydroxy-
deoxyguanosine (8-OHdG) yang memicu kerusakan DNA dan apabila tidak membaik maka
akan menstimulasi mutasi gen P53 serta pertumbuhan tumor (Ichihasi dkk., 2009). Sinar
UVB memicu produksi salah satu komponen ROS yaitu anion superoksida (+O2-) dengan
mengaktivasi nicotinamide adenin dinucleotide phosphate (NADPH) oksidase dan rantai
reaksi pernafasan di mitokondria (Sen, 2011). Penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan
terpapar sinar UV dapat meningkatkan aktifitas mutasi DNA mitokondria yang akan
mempercepat penuaan kulit (Saric dan Simavani, 2016). Buah Kurma bereperan sebagai
neuroprotektif, antialergi dan antitrombosis (Singh dkk., 2014). Salah satu kandungan buah
kurma yang berfungsi sebagai antioksidan hingga antikarsinogen yaitu Flavonoid (Saleh dkk.,
2011). Penelitian terbaru yang dilakukan Meer dkk. (2017) menunjukan topikal ekstrak Buah
Kurma (Phoenix dactylifera L.) dengan konsentrasi ekstrak 4% dapat menurunkan resiko
eritema, produksi sebum, produksi melanin kulit serat mengingkatkan elastisitas pada
sampel kulit manusia akibat paparan sinar matahari. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh pemberian lotion ekstrak daging buah kurma (Phoenix dactylifera L.)
terhadap jumlah Sunburn cell akibat radiasi sinar UVB. Tujuan khusus penelitian ini untuk
mengetahui perbedaan jumlah Sunburn cell pada mencit akibat radiasi sinar UVB pada
kelompokekstrak daging buah kurma Ajwa (Phoenix dactyliferaL.) berbagai dosis terhadap
kelompok kontrol negatif dan mengetahui dosis ekstrak daging buah kurma Ajwa yang
paling optimal sebagai fotoprotektor akibat radiasi sinar UVB. Hasil penelitian ini dapat
menyumbangkan teori mengenai efek antioksidan ekstrak Daging Buah Kurma Ajwa
(Phoenix dactyliferaL.) terhadap kulit akibat radiasi sinar UVB dan dapat digunakan sebagai
dasar pengembangan dan pemanfaatan Daging Buah Kurma Ajwa (Phoenix dactyliferaL.)
sebagai bahan aktif antioksidan akibat radiasi sinar UVB. Hipotesis kerja penelitian ini
Pemberian lotion ekstrak daging buah kurma Ajwa berpengaruh terhadap jumlah Sunburn
cell.

METODE PENELITIAN

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang mencit, lampu UVB narrowband
TL-F72-100W/12, magnetic stirrer, kertas saring Whatman No.42, rotary vacum evaporator,
pencukur bulu mencit, timbangan analitik, tabung eppendorf, kertas label, spidol, handscon,
masker, alumunium foil, pipet, spuit 1 cc, pisau bedah, scaple, beaker glass, pinset,
stereofoam, jarum, kaca objek, cover slip, inkubator, mikroskop, dan kamera OptiLab. Bahan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging buah kurma, setil alkohol, asam stearat,
trietanolamin, lanolin, gliserin, propil paraben, methyl paraben, asam sitrat, akudes, pakan
mencit, dan air. Buah Kurma Ajwa direndam dengan larutan etanol selama 24 jam dan
diuap dengan rotary vacum evaporator. Lotion dibuat berdasarkan kelompok dosis basis,
dosis 2%, dosis 4%, dosis 8%.

Kulit punggung mencit dicukur dan dioles lotion satu kali sehari selam satu minggu. Mencit
dipapar sinar UVB selama 24 menit. Sampel jaringan kulit mencit diambil dengan pisau
bedah pada jam ke-24, 48, dan 72 setelah penyinaran. Jaringan sampel dibuat preparat
dengan pengecatan hematoksilin eosin dan diamati dengan mikroskop cahaya di sepuluh
lapang pandang. Normalitas dan homogenitas data rerata jumlah Sunburn cell diuji statistik
dengan Saphiro Wilk dan levene’s test. Uji Oneway ANOVA dan PostHoc LSD digunakan
untuk mengetahui perbedaan tiap kelompok dosis.

HASIL PENELITIAN

Pada penelitian ini, sunburn cell diamati dari hasil pengecatan Hemaktosilon-Eosin

jaringan kulit punggung mencit pada bagian epidermis. Adapun ciri morfologi sunburn cell

adalah inti piknotik gelap dan menyusut serta sitoplasma eosinofilik. Sel tersebut merupakan

tanda dari terjadinya apoptosis sel.


Dari pengamatan terhadap kelompok 1 yang merupakan kelompok mencit yang hanya

mendapat paparan UVB dan perlakuan basis lotion tanpa ekstrak kurma ajwa, diperoleh profil

rerata jumlah sunburn cell dari waktu ke waktu seperti ditampilkan pada gambar 4.1.

12
9.68
Rerata Jumlah Sunburn cell

10

8
5.96
6 5.32
4.04
4 Basis Lotion

0
Normal Jam ke-24 Jam ke-48 Jam ke-72
Waktu Pengamatan (jam)

Gambar 4. 1. Grafik rata-rata jumlah sunburn cell kelompok kontrol pada berbagai waktu pengamatan dengan
baseline kelompok normal

Profil pada gambar 4.1 menunjukan bahwa waktu puncak (peak time) terbentukanya sunburn

cell (sel berapoptosis) akibat sinar UVB terjadi pada jam ke-24 setelah penyinaran. Sunburn cell

berangsur turun, tetapi sampai akhir pengamatan pada jam ke-72, rerata jumlah sunburn cell

belum mencapai normal. Berdasarkan hasil waktu puncak terbentuknya sunburn cell tersebut,

maka untuk selanjutnya perbedaan jumlah sunburn cell antar kelompok dianalisis pada jam ke-

24.

Hasil pengamatan jaringan yang menunjukkan gambaran sunburn cell ditampilkan pada

gambar 4.2., sedangkan rerata jumlah sunburn cell pada kelompok 1 sampai 5 ditampilkan pada

tabel 4.1.
Gambar 4. 2. Preparat Jaringan kulit punggung mencit pada jam ke 24 (a) Kelompok basis. (b) kelompok 2%.
(c) Kelompok 4%. (d) Kelompok 8 %. (e) Kelompok Normal. Pengamatan mikroskop cahaya perbesaran 400x
pengecatan Hematoxilin Eosin.

Tabel 4. 1. Rerata jumlah sunburn cell pada jam ke-24 pasca paparan UVB 3 MED

Kelompok Rerata ± SD
Basis 9,68 ± 1,80
Ekstrak 2% 5,84 ± 1,78
Ekstrak 4% 4,7 ± 0,51
Ekstrak 8% 4,96 ± 0,77
Normal 4,04 ± 0,91
Total 5,844

Data jumlah sunburn cell tiap kelompok pada jam ke-24 diuji normalitas (Shappiro-Wilk)

dan homogenitas (Levene’s Test). Hasil menunjukkan bahwa distribusi data normal (p>0,05)

dan varian data homogen (p>0,05). Data selanjutnya diuji beda dengan One Way Anova. Hasil

uji One Way Anova menunjukkan ada beda rerata jumlah sunburn cell antar kelompok pada
jam ke-24 (p<0,05). Selanjutnya dilakukan uji Post Hoc LSD untuk menguji perbedaan antar

kelompok. Hasil uji Post hoc LSD antar kelompok ditunjukkan pada tabel 4.5.

Tabel 4. 2. Hasil uji beda rata-rata jumlah sunburn cell antar kelompok dosis

Kelompok Negatif Dosis 2 % Dosis 4% Dosis 8% Normal

Negatif - 0.000* 0.000* 0.000* 0.000*

Dosis 2 % 0.000* - 0.174 0.289 0.037*

Dosis 4 % 0.000* 0.174 - 0.751 0.424

Dosis 8 % 0.000* 0.289 0.751 - 0.268

Normal 0.000* 0.037* 0.424 0.268 -

Keterangan : *= (perbedaan bermakna) p< 0,05

Perbedaan bermakna ditunjukkan antara kelompok negatif terhadap semua


kelompok dosis dan normal dan kelompok 2% terhadap kelompok normal (p<0,05).
Perbedaan rata – rata jumlah Sunburn cell kulit punggung mencit akibat paparan sinar UVB
pada jam ke-24 yang tidak bermakna (p>0,05) antara kelompok dosis 2% dengan kelompok
4 % (p=0,174) dan kelompok dosis 8 % (p=0,289). Perbedaan rata rata jumlah Sunburn cell
antara Kelompok dosis 4% dengan kelompok dosis 8 % (p=0,751) dan kelompok normal
(p=0,424) serta antara kelompok dosis 8% dengan kelompok Normal (p=0.268).

PEMBAHASAN

Jumlah Sunburn cell pada kelompok 2 (Lotion konsentrasi ekstrak kurma 2 % + sinar UVB),
Kelompok 3 (lotion konsentrasi ekstrak kurma 4 % + sinar UVB), dan kelompok 4 (lotion
konsentrasi ekstrak kurma 8 % + sinar UVB) secara bermakna mengalami penurunan
dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif (Basis lotion + Sinar UVB). Hasil uji beda Post
Hoc LSD menunjukkan adanya pengaruh lotion daging kurma ajwa dilihat dari perbedaan
jumlah sunburn cell. Pada pengamatan jam ke-24 setelah paparan, lotion ekstrak daging
buah kurma Ajwa dosis 4 % dan 8% memiliki rerata jumlah Sunburn cell hampir mendekati
rerata kelompok jaringan normal, ini menunjukkan pengaruh efektif dalam menurunkan
jumlah Sunburn cell. Lotion dosis 4% dipilih sebagai dosis optimal karena berefek
menurunkan jumlah Sunburn cell dan memiliki dosis minimal. Lotion 8% belum efektif
menurunkan jumlah sunburn cell. Pemberian Antioksidan eksternal berlebihan dapat
menyebabkan zat antioksidan eksternal tersebut akan menarik atom molekul sel normal
sekitarnya dan menyebabkan adanya radikal bebas baru (Birben, dkk., 2012). Hal tersebut
turut mempengaruhi efektifitas lotion dalam menurunkan jumlah sunburn cell. Peneliti
menggunakan kurma Ajwa tingkat kematangan Tamr karena mudah didapatkan serta
kandungan air sedikit sehingga memudahkan untuk pembuatan formula lotion. Etanol
dipakai sebagai pelarut karena sifat semipolar sehingga bisa menarik molekul flavonoid lebih
banyak dan tidak toksik bagi hewan coba.

Penelitian ini berhasil membuktikan adanya efek fotoproteksi dari daging buah Kurma Ajwa,
namun perlu dilakukan studi lanjut mengenai efek samping pemakaian lotion pada paparan
sinar UVB kronis. Bukti tentang perbaikan DNA oleh zat antioksidan flavonoid serta
penurunan kejadian stress oksidatif juga tidak dapat diamati dalam penelitian ini, karena
identifikasi Sunburn cell kulit punggung mencit tidak dilakukan dengan metode
imunohistokimia. Pengecatan imunohistokimia dilakukan untuk identifikasi protein p53 yang
berperan dalam regulasi apoptosis.

Dalam penelitian ini belum dapat diketahui apakah lotion ekstrak kurma Ajwa
mampu sebagai fotoprotektor paparan sinar UVB sub kronis dan kronis

KESIMPULAN

Pemberian lotion ekstrak kurma Ajwa (Phoenix dactylifera L.) mampu menurunkan jumlah
sunburn cell epidermis mencit akibat sinar UVB, sehingga dapat disimpulkan bahwa lotion
ekstrak Kurma Ajwa mempunyai efek fotoproteksi terhadap paparan radiasi UVB.

UCAPAN TERIMAKASIH

Diucapkan terimakasih kepada Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung yang
telah memberikan dana hibah penelitian internal kelompok TA 2017.

DAFTAR PUSTAKA

Birben, E., Sahiner, U. M., Sackesen, C., Erzurum, S., & Kalayci, O., 2012. Oxidative Stress and
Antioxidant Defense. World Allergy Organization Journal, 5(1), 9–19.
Ichihashi, M., Ando, H., Yoshida, M., Niki, Y., & Matsui, M., 2009. Photoaging of the skin.
Anti-Aging Medicine, 6(6), 46–59.
Louaileche, H., Hammiche, D., & Hamoudi, F., 2015. Total Phenolic , Flavonoid Contents and
in Vitro Antioxidant Activity of Algerian Date Palm Varieties : A Comparative Study,
1(3), 63–68.
Marionnet, C., Tricaud, C., & Bernerd, F., 2015. Exposure to non-extreme solar UV daylight:
Spectral characterization, effects on skin and photoprotection. International Journal of
Molecular Sciences, 16(1), 68–90.
Meer, S., Akhtar, N., Mahmood, T., & Igielska-Kalwat, J., 2017. Efficacy of Phoenix dactylifera
L. (Date Palm) Creams on Healthy Skin. Cosmetics, 4(2), 13.
Price, A. Sylvia, Lorraine Mc. Carty Wilson, 2005, Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit, Edisi 6, (terjemahan), Peter Anugrah, EGC, Jakarta.
Saric, S., & Sivamani, R. K., 2016. Polyphenols and sunburn. International Journal of
Molecular Sciences, 17(9), 1–22.
Sen, S., & Chakraborty, R., 2011. The Role of Antioxidants in Human Health. Oxidative Stress:
Diagnostics, Prevention, and Therapy, 1083, 1–37.
Singh, V., Guizani, N., Essa, M. M., Hakkim, F. L., & Rahman, M. S., 2012. Comparative
analysis of total phenolics, flavonoid content and antioxidant profile of different date
varieties (Phoenix dactylifera L.) From Sultanate of Oman. International Food Research
Journal, 19(3), 1063–1070.
Svobodová, A., Psotová, J., & Walterová, D., 2003. Natural phenolics in the prevention of
UV-induced skin damage. A review. Biomedical Papers of the Medical Faculty of the
University Palack??, Olomouc, Czechoslovakia, 147(2), 137–145
9

Anda mungkin juga menyukai