Anda di halaman 1dari 4

‫َالَّس َالُم َع َلْي ُك ْم َوَرْح َم ُة الَّلِه َوَبرَكَاُتُه‬

‫ِبْس ِم الَّلِه الَّرْح َم ِن الَّرِح ْيِم‬

‫َاْلَحْم ُد ِلَّلِه اَّلِذي َاْر َس َل َرُس ْو َلُه ِباْلُه َد ى َوِد ْي ِن اْلَح ِّق ِلُيْظِه َرُه َع َلى الِّد ْي ِن ُكِّلِه َوَكَف ى ِبالَّلِه َش ِه ْي ًد ا‬
‫َاْش َه ُد َاْن َال ِاَلَه ِاَّال الَّلُه َوْح َدُه َال َش ِرْيَك َلُه َوَاْش َه ُد َاَّن ُمَحَّم ًد ا َع ْبُد ُه َوَرُس ْو ُلُه َالَرُس ْوَل وَالَنِبَي َبْع َدُه‬
‫َالَّلُه َّم َص ِّل َوَس َّلْم َع َلى َس ِّيِدَنا َوَمْو َلَنا ُمَحَّم ٍد َوَع َلى َاِلِه َو َاْصَح اِبِه َوالَّتاِبِعيَن َوَتاِبِع الَّتاِبِعيَن َوَمْن َتِبَع ُس َّنَتُه َوَجَم اَع‬
‫َتُه ِم ْن َيْوِم الَّس ِبْيِق ْيَن اَاْلَّوِلْيَن ِاَلى َيْوِم الَّنْه َضِة َو الَّدْي ِن َاَّم اَبْع َدُه‬
‫ ُأْو ِص ْي ُك ْم َوَنْف ِس ْي ِبَتْق َوى ِهللا َفَق ْد َف اَز اْلُمَّتُق ْو َن َو َأَح ُّثُك ْم َع َلى َطاَع ِتِه َلَع َّلُك ْم ُتْر َح ُم ْو َن‬،‫َف َيا ِع َباَد الَّلِه‬

‫َق اَل ُهللا َتَع الى ِفْي اْلُق ْر آِن اْلَكِرْيِم‬

‫َأُع وُذ ِبالَّلِه ِم َن الَّش ْيَطاِن الَّرِجيِم‬

‫ِبْس ِم الَّلِه الَّرْح َم ِن الَّرِح ْي م‬

‫َياَد اُوُد ِإَّنا َجَع ْلَناَك َخ ِليَف ًة ِفي اَأْلْرِض َف اْح ُك ْم َبْيَن الَّناِس ِباْلَح ِّق َوال َتَّتِبِع اْلَهَوى َف ُيِض َّلَك َع ْن َس ِبيِل الَّلِه ِإَّن اَّلِذيَن َي‬
‫ِض ُّلوَن َع ْن َس ِبيِل الَّلِه َلُه ْم َع َذاٌب َش ِديٌد ِبَم ا َنُس وا َيْوَم اْلِح َس اِب‬

‫يا معاشر المسلمين وزمرة المؤمنين رحمكم هللا‬

Bersyukur senantiasa kita kehadirat Allah SWT, atas karunia, rahmat dan ridha-Nya lah kita semua
saat ini berada dalam majelis yang mulia ini dalam keadaan sehat tak kurang suatu apa. Semoga
nikmat serta karunia Allah senantiasa melimpah tiada henti kepada kita semua. Sholawat serta salam
semoga senantiasa tercurah atas junjungan kita Nabi Muhammad SAW, dan semoga kita termasuk
umat yang mendapatkan syafaat dari Rasulullah di alam akhirat nanti.

Mengawali Khutbah Jumat hari ini perkenankanlah dengan segala kerendahan hati kami mengajak,
mari kita senantiasa terus meningkatkan takwa kita kepada Allah SWT. Takwa dengan sebenar-
benarnya dengan berusaha senantiasa melaksanakan segala perintah Allah SWT dan menjauhi
larangan - larangan-Nya.

‫يا معاشر المسلمين وزمرة المؤمنين رحمكم هللا‬

Ada sebuah kisah teladan kepimpinan dari Khalifah Umar bin Khattab. Di suatu petang menjelang
Azan Maghrib berkumandang sang Amirul Mukminin Umar bin Khattab berjalan menuju Masjid
Nabawi di Madinah. Di langit, matahari yang hendak beranjak ke peraduan menyisakan semburat
kemerahan. Suasana di Kota Nabi kian menawan karena pelepah kurma di kebun-kebun warga
melambai-lambai dihembus angin senja.

Di tengah perjalanan tetiba sang Khalifah bergumam, "Seandainya saja aku menjadi pohon kurma,
maka nanti ketika mati tak akan dipersoalkan lagi."

Namun, Umar bukanlah pohon kurma. Sahabat Nabi yang diberi gelar Al Faruq itu adalah manusia
yang nanti setelah mati akan dibangkitkan lagi untuk dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dia
lakukan selama di dunia.
Apalagi Umar adalah seorang pemimpin umat. Khalifah yang juga dijuluki Singa Padang Pasir itu tak
mampu membendung air matanya jika ingat akan pertanggungjawabannya di akhirat kelak.
Suatu ketika, Aslam sang pembantu yang melihat Umar menangis bertanya, "Mengapa engkau
menangis sang Amirul Mukminin?

Kepada Aslam Umar menjawab bahwa dia takut akan siksa kubur dan azab neraka.

"Tapi bukankah engkau telah dijamin masuk surga?" tanya Aslam .

Menurut Umar, di akhirat nanti dia akan mendapatkan hukuman paling awal apabila melakukan
kesalahan. Dia baru tidak akan mendapat hukuman jika mendapatkan ampunan dari Allah SWT.

"Wahai Amirul Mukminin Engkau pemimpin yang adil yang tak pernah berbuat kesalahan," kata
Aslam.

Umar bukannya terhibur, namun air matanya justru kian deras mengalir. Sambil berderai air mata,
Umar menjelaskan bahwa di akhirat nanti sebagai pemimpin, dimintai pertanggungjawaban atas
kepemimpinanannya. Termasuk jika dalam kepimpinannya masih ada rakyat yang tidak mendapat
perlindungan, lalu di akhirat kelak mereka menuntut keadilan di hadapan Allah SWT.

Terkait dengan kepemimpinan Allah SWT berfirman di dalam Al Quran Surat Shod Ayat 26:

‫َياَد اُوُد ِإَّنا َجَع ْلَناَك َخ ِليَف ًة ِفي اَأْلْرِض َف اْح ُك ْم َبْيَن الَّناِس ِباْلَح ِّق َوال َتَّتِبِع اْلَهَوى َف ُيِض َّلَك َع ْن َس ِبيِل الَّلِه ِإَّن اَّلِذيَن َي‬
)26:‫ِض ُّلوَن َع ْن َس ِبيِل الَّلِه َلُه ْم َع َذاٌب َش ِديٌد ِبَم ا َنُس وا َيْوَم اْلِح َس اِب (ص‬

Artinya: "Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka
berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa
nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah SWT. Sesungguhnya orang-orang yang
sesat dari jalan Allah SWT akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari
perhitungan."

Sering Umar 'blusukan' di tengah malam, membelah dinginnya angin malam Kota Madinah demi
memastikan bahwa semua rakyat telah terpenuhi hak-haknya dan mendapat keadilan. Di waktu
yang seharusnya dia bisa beristirahat di tempat tidur empuk, mewah serta nyaman, Umar bin
Khattab 'blusukan' untuk memastikan tak ada rakyat yang kelaparan.

Hingga suatu malam ketika tengah beristirahat sebuah lorong jalan di dekat rumah kecil, sayup-
sayup Umar mendengar percakapan dari dalam sebuah rumah.
"Wahai Tuhan, kehidupan kami diimpit kemiskinan. Namun, Khalifah Umar bin Khattab tidak pernah
peduli kepada kami," kata seorang Ibu dari dalam rumah tersebut.

"Duhai ibuku janganlah kita mengeluh. Sesungguhnya, Allah Maha Adil. Meski tidak dibantu oleh
Khalifah Umar, Allah memberikan kita rezeki," kata wanita lain dari dalam rumah.

Umar kemudian tahu bahwa di dalam rumah tersebut tinggal seorang ibu dan anak gadisnya. Umar
menyesal karena tidak pernah 'blusukan' sampai di tempat ini untuk membantu keluarga miskin
tersebut.
Umar kemudian mencoba mendengar lagi percakapan dari dalam rumah kecil itu. "Tadi sore ibu
memerah susu kambing. Besok, ibu akan membawa susu itu ke pasar. Semoga kita bisa membeli
sedikit makanan dan keperluan kita," kata sang Ibu.

"Saya doakan ibu semoga besok ada orang yang membeli susu kambing kita. Jika ada uang yang
tersisa setelah membeli bahan makanan dan keperluan kita, semoga ibu bisa membelikanku
pakaian. Pakaianku yang ada sudah robek. Aku malu memakainya keluar rumah," kata sang anak.

Kian terenyuhlah hati Umar bin Khattab mendengar percakapan tersebut. Ucapan sang gadis
membuat Umar makin sedih.

"Sebelum tidur, jangan lupa masukkan susu itu ke dalam botol. Besok pagi, Ibu akan membawanya
ke pasar," kata sang Ibu.

"Baiklah, Ibu, aku masukkan sekarang," jawab si anak.

Namun tiba-tiba, susu yang dituangkan ke dalam botol itu tumpah ke lantai. Dengan perasaan
menyesal, gadis itu berkata, "Maafkan aku, Ibu, karena susu yang aku tuangkan tumpah ke lantai.
Jadinya tinggal separuh."

Dengan kesal, Ibunya berkata, "Wahai anakku, kita memerlukan uang untuk membeli makanan dan
pakaianmu. Dengan susu yang sedikit itu, tentu tidak akan cukup."

"Wahai Ibu, apa yang harus aku lakukan?" Ucap anak itu sedih.

"Campurkan susu itu dengan air agar bertambah banyak." suruh ibunya

Namun gadis itu tidak mau. Kepada sang ibu, dia menyampaikan pesan Umar bin Khattab bahwa
manusia harus senantiasa bersikap jujur. Mendengar hal itu, Umar pun beristigfar.

Keesokan harinya, Umar bin Khattab menyuruh Aslam, pembantunya pergi ke rumah wanita
tersebut. Sang khalifah meminta kedua perempuan itu menemuinya.

Umar bin Khattab terpikat dengan kejujuran gadis yang kemudian diketahui bernama Fatimah
tersebut. Umar pun meminang Fatimah untuk dinikahkan dengan salah satu putranya Ashim.

Tidak lama setelah itu, Ashim dan Fatimah pun menikah. Mereka hidup bahagia. Khalifah Umar bin
Khattab pun sangat sayang kepada Ashim dan Fatimah. Umar senantiasa memanjatkan doa, "Wahai
Tuhan, alangkah bahagianya jika ada dari keturunanku mengisi dunia ini dengan keadilan,
sebagaimana dunia ini dipenuhi kezaliman."

Pada akhirnya Allah SWT mengabulkan doa Umar. Ashim dan Fatimah memiliki anak perempuan
cantik bernama Laila yang ketika dewasa menikah dengan Abdul Aziz. Dari pernikahan tersebut Laila
dan Abdul Aziz dikaruniai putra bernama Umar bin Abdul Aziz yang kelak menjadi khalifah.

Setelah Nabi Muhammad SAW dan Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar bin Khattab adalah teladan
berikutnya bagi para pemimpin. Banyak kisah keteladannya yang bisa dicontoh oleh para pemimpin.
Dan pada dasarnya kita semua adalah pemimpin, sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad SAW,
«
‫ َو الَّرُجُل َر اٍع َع َلى َأْه ِل َبْي ِتِه َو‬، ‫ َف اَألِميُر اَّلِذي َع َلى الَّناِس َر اٍع َوُه َو َمْس ُئ وٌل َع ْن ُه ْم‬،‫ُك ُّلُك ْم َر اٍع َف َمْس ُئ وٌل َع ْن َرِع َّيِتِه‬
‫ َوالَع ْبُد َراٍع َع َلى َم اِل َس ِّيِدِه َوُه َو‬، ‫ َو الَم ْر َأُة َر اِع َيٌة َع َلى َبْي ِت َبْع ِلَه ا َوَوَلِدِه َوِه َي َمْس ُئ وَلٌة َع ْن ُه ْم‬، ‫ُه َو َمْس ُئ وٌل َع ْن ُه ْم‬
‫ َأَال َف ُك ُّلُك ْم َراٍع َوُك ُّلُك ْم َمْس ُئ وٌل َع ْن َرِع َّيِتِه‬، ‫َمْس ُئ وٌل َع ْنُه‬

"Masing-masing kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban
tentang orang yang dipimpinnya. Renguasa adalah pemimpin bagi manusia, dan dia akan diminta
pertanggungjawaban tentang mereka. Seorang laki-laki adalah pemimpin bagi keluarganya dan dia
akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Wanita adalah pemimpin bagi rumah suaminya
dan anaknya, dan dia akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Seorang budak adalah
pemimpin terhadap harta tuannya, dan dia akan diminta pertanggungjawaban tentang harta yang
diurusnya. Ingatlah, masing-masing kalian adalah pemimpin dan masing-masing kalian akan diminta
pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya."

Merdeka dari Sifat Amarah dan Dendam


Menjadi pemimpin seperti Umar bin Khattab mungkin tak mudah, tapi setidaknya kita berusaha agar
bisa berlaku adil terhadap yang kita pimpin. Berdoa kita agar senantiasa mendapatkan petunjuk
kebenaran dari Alah SWT.

‫الَّلُه َّم َأِرَنا اْلَحَّق َح ًّق ا َواْرُز ْق َنا اِّتَباَع ُه َو َأِرَنا اْلَباِط َل َباِط اًل َو اْرُز ْق َن ا اْج ِتَناَبُه‬

‫ َع اِجِلِه َو آ‬،‫ َو َأُع وُذ ِبَك ِم ْن الَّش ِّر ُكِّلِه‬، ‫ َم ا َع ِلْمُت ِم ْنُه َوَم ا َلْم َأْع َلْم‬،‫ َع اِجِلِه َو آِجِلِه‬،‫الَّلُه َّم ِإِّني َأْس َأُلَك ِم ْن اْلَخ ْي ِر ُكِّلِه‬
‫ َم ا َع ِلْمُت ِم ْنُه َوَم ا َلْم َأْع َلْم‬،‫ِجِلِه‬

"Ya Allah, nampakkanlah kepada kami kebenaran sebagai kebenaran dan berilah kami kemampuan
untuk mengikutinya dan nampakkanlah kebatilan sebagai kebatilan dan berilah kami kemampuan
untuk menjauhinya. Ya Allah, aku mohon kepada-Mu kebaikan seluruhnya di dunia maupun di
akhirat, yang aku ketahui maupun yang tidak aku ketahui. Dan aku berlindung kepada-Mu dari
keburukan seluruhnya di dunia maupun akhirat, yang aku ketahui maupun yang tidak aku ketahui."

Karena kita semua adalah pemimpin, semoga kita, juga para pemimpin di negeri ini bisa meneladani
kepemimpinan Umar bin Khattab. Sehingga kita bisa diberikan keselamatan di dunia dan akhirat.

‫) ِإاَّل اَّلِذيَن آَم ُن وا َوَع ِمُلوا الَّصاِلَح اِت َوَتَواَصْو ا ِباْلَح ِّق‬2( ‫) ِإَّن اِإْل ْنَس اَن َلِفي ُخْس ٍر‬1( ‫ َو اْلَع ْص ِر‬. ‫ِبْس ِم ِهللا الَّرْح مِن الَّرِحيِم‬
‫ َأُق ْو ُل َق ْو ِلي‬. ‫ َباَرَك هللا ِلي َوَلُك ْم ِبْالُق ْر آِن ْالَعِظ ْيِم َوَنَفَع ِني َو ِإَّياُك ْم ِبَم ا ِفْي ِه ِم َن اآْل َيِة َوِذ ْك ِر اْلَح ِكْيِم‬.)3( ‫َوَتَو اَصْو ا ِبالَّص ْبِر‬
‫ ِإَّنُه ُه َو الَغ ُفْو ُر الَّرِح ْي‬، ‫َه َذا َف َأْس َتْغِف ُر َهللا الَعِظ ْيَم‬

Anda mungkin juga menyukai