◼ Pendidikan :
- S1, Apoteker - Universitas Indonesia
- S2 Clinical Pharmacy - Universiti Sains Malaysia
◼ Dosen :
- Komunikasi, Informasi dan Edukasi ; Farmasi Klinik di ISTN
- Farmasi Klinik ; Farmasi Rumah Sakit di Akademi Farmasi Bhumi Husada
- Farmasi Rumah Sakit di Poltekkes
◼ Pengalaman Bekerja :
- RSU Ulin, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 1990 - 1993
- RSUP Fatmawati, Jakarta Selatan, 1993 - 2022
- Apotik Kayu Tangi, Banjarmasin, Kalimantan Selatan
- Apotik Citra Medika, Jakarta Selatan
- Apotik Erra Medika, Depok
- Dosen di Uhamka, Universitas Pancasila, Universitas Indonesia, UIN Jakarta, Universitas 17 Agustus dan AFHT
- Hisfarsi DKI Jakarta
- Koordinator Pembinaan & Optimalisasi Praktik Profesi, PC IAI Jakarta Selatan
Standar Kompetensi Apoteker Indonesia
◼ Praktik kefarmasian secara profesional dan etik
◼ Optimalisasi penggunaan sediaan farmasi
◼ Dispensing sediaan farmasi dan alat kesehatan
◼ Pemberian informasi sediaan farmasi dan alat kesehatan
◼ Formulasi dan produksi sediaan farmasi
◼ Upaya preventif dan promotif kesehatan masyarakat
◼ Pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan
◼ Komunikasi efektif
◼ Ketrampilan organisasi dan hubungan interpersonal
◼ Peningkatan kompetensi diri
Konsultasi dan Konseling Sediaan Farmasi (1)
◼ Kompetensi Inti : (Unit Kompetensi 2.2)
Mampu melakukan konsultasi dan konseling sediaan farmasi sesuai kebutuhan
dan pemahaman pasien
4. Ada bukti sumber informasi obat D Bukti formularium / MIMS yang terkini 10 TL
yang tepat, terkini, dan selalu ada di semua layanan yang terlibat 5 TS
tersedia bagi semua yang terlibat dalam penggunaan obat 0 TT
dalam penggunaan obat. (D, O, W)
O Lihat Instalasi Farmasi,
unit-unit kerja terkait
Perawat
(Ruangan)
Konseling
melalui beberapa lisan
metode • Harus ada tatap
• Tidak perlu tatap muka
muka • Literatur standar
• Literatur kompleks • Orientasi kepada
• Orientasi kepada pasien / keluarga
tenaga kesehatan
KRITERIA PASIEN YANG DIKONSELING
➢ Pasien kondisi khusus (pediatri, geriatri,
gangguan fungsi ginjal, ibu hamil dan menyusui)
➢ Pasien dengan terapi jangka panjang / penyakit kronis
(TB, DM, epilepsi, dan lain-lain)
➢ Pasien yang menggunakan obat-obatan dengan instruksi khusus
(penggunaan kortikosteroid dengan tappering down / off)
➢ Pasien yang menggunakan obat dengan indeks terapi sempit
(Digoksin, Phenytoin)
➢ Pasien yang menggunakan banyak obat (polifarmasi)
➢ Pasien yang mempunyai riwayat kepatuhan rendah
POLIFARMASI
➢ Meresepkan obat melebihi indikasi klinik
➢ Pengobatan yang mencakup setidaknya satu obat
yang tidak perlu.
➢ Penggunaan empiris lima obat atau lebih
(Michocki, 2001)
TUJUAN KONSELING OBAT (1)
➢ Untuk mengoptimalkan hasil terapi
➢ Meminimalkan risiko Reaksi Obat
yang Tidak dikehendaki (ROTD)
➢ Meningkatkan cost-effectiveness
➢ Meningkatkan keamanan penggunaan obat
bagi pasien (patient safety)
TUJUAN KONSELING OBAT (2)
➢ Meningkatkan hubungan kepercayaan
antara Apoteker dan pasien
➢ Menunjukkan perhatian serta kepedulian terhadap pasien
➢ Membantu pasien untuk mengatur dan terbiasa dengan obat
➢ Membantu pasien untuk mengatur dan menyesuaikan
penggunaan obat dengan penyakitnya
➢ Meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan
➢ Mencegah atau meminimalkan masalah terkait obat
➢ Meningkatkan kemampuan pasien memecahkan masalahnya
dalam hal terapi
➢ Mengerti permasalahan dalam pengambilan keputusan
➢ Membimbing dan mendidik pasien dalam penggunaan obat
sehingga dapat mencapai tujuan pengobatan
dan meningkatkan mutu pengobatan pasien
Kriteria Pasien Tidak Patuh
➢ Pasien tidak menggunakan obat sama sekali
➢ Pasien menggunakan obat, tetapi dosis tidak sesuai
➢ Pasien menggunakan obat,
tetapi cara penggunaan tidak sesuai
➢ Pasien menggunakan obat-obat lain
yang menyebabkan interaksi
➢ Pasien menggunakan obat,
tetapi sering terlewat dosis (misdose)
Pasien tidak patuh terhadap
perintah pengobatan yang dibutuhkan
• Jenis dan / atau jumlah obat yang diberikan
terlalu banyak
• Frekuensi pemberian obat per hari terlalu sering
• Jenis sediaan obat terlalu beragam
• Pemberian obat dalam jangka panjang tanpa informasi
• Pasien tidak mendapatkan informasi / penjelasan
yang cukup mengenai cara minum / menggunakan obat
• Timbulnya efek samping (misalnya ruam kulit
dan nyeri lambung), atau efek ikutan
(urine menjadi merah karena minum rifampisin)
tanpa diberikan penjelasan terlebih dahulu
Dampak dari Ketidakpatuhan
➢ Meningkatkan angka pasien dirawat kembali
di rumah sakit
➢ Meningkatkan kecepatan perjalanan penyakit
dan komplikasi
➢ Meningkatkan biaya pengobatan
➢ Menurunkan kualitas hidup pasien
➢ Meningkatkan mortalitas
Faktor-faktor yang dapat Mempengaruhi dan Menyebabkan
Ketidakpatuhan Pasien terhadap Terapi
2. PENILAIAN
Tujuan : Menilai kepahaman pasien tentang obat yang diberikan
(jika perlu hubungannya dengan penyakit yang diderita)
Tehnik : - Prime Questions (masalah utama)
- Show and Tell (perlihatkan dan terangkan)
3. PELAKSANAAN
Tujuan : Untuk merangsang, mengubah sikap dari pasien
agar mengerti dan mengikuti regimen terapetik
Gunakan kemahiran komunikasi lisan dan bukan lisan
serta tehnik Show and Tell
4. PENGUJIAN (VERIFIKASI)
Tujuan : Untuk memastikan pasien memahami,
mengerti apa yang sudah kita terangkan
Fill in the gaps (betulkan atau tambahkan, jika ada yang terlupa)
Jawablah jika ada pertanyaan dari pasien
NAMA DAGANG
INDIKASI OBAT
PENYIMPANAN OBAT
Masalah Pasien
Terkait Pengelolaan Obat
➢ Tidak memahami cara penyimpanan obat
yang benar
➢ Menyimpan obat di lemari es, tidak terlindung
dari lembab
➢ Tidak memperoleh penjelasan tentang
cara penyimpanan obat yang tepat / benar
➢ Membuang sisa obat sembarangan,
antara lain di tempat sampah masih utuh,
masih dalam kemasan lengkap dengan etiketnya
ALUR KONSELING PASIEN
Diskusi Pembuka
- Pengenalan - Penjelasan tujuan konseling
Diskusi Penutup
- Rekap - Mendapat umpan balik - Mendorong untuk bertanya
Kondisi no.1 :
- Nama atau gejala kondisi - Berapa lama ?
Diskusi Penutup
o Aminophylline
o Captopril
o Dipyridamole
o FeSO4
o Isosorbide Dinitrate (ISDN)
o Loratadine
o Nifedipine
o Thyroxine Na
ANTIBIOTIK YANG HARUS DIMINUM
SATU JAM SEBELUM MAKAN
ATAU DUA JAM SESUDAH MAKAN
➢ Ampicillin ➢ Doxycycline
➢ Azithromycin ➢ Erythromycin
➢ Cefaclor ➢ Isoniazid (INH)
➢ Cephalexin ➢ Lincomycin
➢ Cephradine ➢ Ofloxacin
➢ Chloramphenicol ➢ Rifampicin
➢ Dicloxacillin ➢ Tetracycline
OBAT YANG HARUS DIMINUM
½ JAM SEBELUM MAKAN
➢ Cholestiramine resin
➢ Domperidon
➢ Gemfibrozil
➢ Glibenclamide
➢ Metoclopramide
➢ Omeprazole
OBAT YANG DIMINUM SEGERA SETELAH MAKAN
➢ Allopurinol ➢ Metformin
➢ Aspilets ➢ Methyl Prednisolone
➢ Carbamazepine ➢ Potassium
➢ Griseofulvin ➢ Prednison
➢ Hydrochlorotiazide (HCT) ➢ Spironolactone
➢ Mefenamic Acid ➢ Thiamin (Vitamin B1)
OBAT YANG HARUS DIKUNYAH DAHULU
SEBELUM DITELAN
➢ Allopurinol ➢ Cefadroxil
➢ Aminophylline ➢ Cephalexin
➢ Amlodipine ➢ Cephradine
➢ Amoxicillin ➢ Ciprofloxacin
➢ Antasida ➢ Clindamycin
➢ Asam Asetil Salisilat ➢ Co-trimoxazole
➢ Asam Mefenamat ➢ Diclofenac Sodium
➢ Ascorbic Acid ➢ Ibuprofen
➢ Calcium Carbonate ➢ Tetracycline
INTERAKSI OBAT – TEH, KOPI, COLA
➢ Aminophylline ➢ Furosemide
➢ Amiodarone ➢ Haloperidol
➢ Atenolol ➢ Methyl Prednisolone
➢ Captopril ➢ Nifedipine
➢ Carbamazepine ➢ Phenobarbital
➢ Clonidine ➢ Phenytoin
➢ Diazepam ➢ Propylthiouracil
➢ Digoxin ➢ Rifampicin
➢ Ethambutol ➢ Warfarin
OBAT YANG SEBAIKNYA DIMINUM PAGI HARI
➢ Furosemide
➢ Glibenclamide
➢ Hydrochlorothiazide (HCT)
➢ Methyl Prednisolone
➢ Prednisone
➢ Thyroxine Na
OBAT YANG SEBAIKNYA DIMINUM MALAM HARI
➢ Allopurinol ➢ Loperamide
➢ Chlorpheniramine ➢ Loratadine
➢ Chlorpromazine ➢ Mefenamic Acid
➢ Clonidine ➢ Metoclopramide
➢ Diazepam ➢ Phenobarbital
➢ Digoxin ➢ Phenytoin
➢ Haloperidol ➢ Pyrantel Pamoate
➢ Ibuprofen ➢ Rifampicin
CARA MENGGUNAKAN OBAT TETES MATA
YANG BENAR
(Gunakan kaca atau dibantu orang lain, sehingga lebih mudah)
BENAR
OBAT BENAR
WAKTU
BENAR
BENAR
PASIEN
FREKUENSI