Anda di halaman 1dari 30

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan pertolongan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Geoanalitik Ruang yang
diampu oleh Pak Muhammad Taqwa, S.Pd,M.Pd Penyusunan makalah ini
berdasarkan sumber-sumber informasi yang relevan baik dari buku dan media
elektronik seperti internet. Kami mengharapkan tulisan pada makalah ini dapat
menambah wawasan kami sebagai mahasiswa mengenai kajian Bangun Ruang
“Bola”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari sempurna, oleh
karenanya kami senantiasa menerima kritik dan saran dari berbagai pihak untuk
perbaikan makalah selanjutnya. Akhirnya, semoga makalah yang sederhana ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua. Amin.

Pangkep, 08 November 2016

Penulis

1
Daftar Isi

KATA PENGANTAR...................................................................................................1

BAB I.............................................................................................................................1

PENDAHULUAN.........................................................................................................3

A. Latar Belakang....................................................................................................3

B. Rumusan Masalah...............................................................................................3

C. Tujuan.................................................................................................................4

BAB II...........................................................................................................................5

PEMBAHASAN............................................................................................................5

A. Pengertian Bola...................................................................................................5

B. Luas Permukaan Bola.........................................................................................6

C. Volume Bola.......................................................................................................7

D. Persamaan Bola................................................................................................8

E. Persamaan Bidang Singgung Bola.................................................................13

F. Hubungan Bola dan Bidang Rata...................................................................15

G. Kuasa Titik pada Bola....................................................................................19

H. Persamaan Bidang Kutub pada Bola..............................................................23

BAB III........................................................................................................................26

PENUTUP...................................................................................................................26

A. Model................................................................................................................26

B. Penelitian..........................................................................................................27

Daftar Pustaka..............................................................................................................29

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagaimana yang sudah diketahui, matematika merupakan salah satu mata
pelajaran yang cukup memusingkan. Hal ini tidaklah mengherankan karena
selama ini pembelajaran matematika masih bersifat konvensional dan monoton.
Guru lebih aktif berceramah dibandingkan dengan siswa. Akibatnya, perasaan
bosan belajar matematika sewaktu-waktu bisa muncul pada diri siswa. Untuk
mengimbangi kebosanan tersebut maka sudah tidak ada cara lain bagi siswa
dalam memahami konsep matematika melainkan dengan cara menghafal.
Fakta seperti yang tersebut di atas tenyata dapat memunculkan persepsi
siswa yang selalu mengidentikkan matematika dengan rumus. Rumus-
rumusyang ada harus dihafal tanpa harus mengetahui tahapan penemuan dan
manfaat rumus tersebut. Karena rumus hanya dihafal, maka banyak siswa
mengalami kesulitan menerapkan dan memilih rumus tersebut dalam
menyelesaikan soal. Terlebih lagi ketika sis wa diminta menyelesaikan beberapa
soal pengembangan yang model dan bentuknya tidak seperti contoh soal yang
diberikan pada saat guru menerangkan materi tersebut. Akibatnya, prestasi
belajar siswa dipastikan jauh dari yang diharapkan.
Ada tiga hal penting yang harus diperhatikan guru dalam mengembangkan
pembelajaran matematika, yaitu guru setidaknya harus mengetahui hakikat
matematika, hakikat anak, dan cara mengajarkan matematika yang berdasar pada
teori yang ada. Ketiga hal tersebut sangat diperlukan bagi guru agar dasar dan
tujuan pengajaran menjadi jelas.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bola?
2. Bagaimana menghitung luas permukaan bola?
3. Bagaimana menemukan dan menghitung volume bola?

3
4. Bagaimana menentukan persamaan bola?
5. Bagaimana mengetahui persamaan bidang singgung bola?
6. Bagaimana kedudukan dan hubungan bola dan bidang rata?
7. Bagaimana menentukan kuasa titik pada bola?
8. Bagaimana menentukan persamaan bidang kutub pada bola?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian bola?
2. Untuk mengetahui luas permukaan bola?
3. Untuk menemukan dan menghitung volume bola?
4. Untuk menentukan persamaan bola?
5. Untuk mengetahui persamaan bidang singgung bola?
6. Untuk kedudukan dan hubungan bola dan bidang rata?
7. Untuk menentukan kuasa titik pada bola?
8. Untuk menentukan persamaan bidang kutub pada bola?

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bola
Bola adalah bangun ruang tiga dimensi yang dibentuk oleh tak
hingga lingkaran berjari-jari sama panjang dan berpusat pada satu titik yang
sama. Bola hanya memiliki 1 sisi. Bola adalah bangun salah satu ruang sisi
lengkung yang dibatasi oleh satu bidang lengkung. Bola di dapat dari bangun
setengah lingkaran yang diputar satu putaran penuh atau 360 derajat pada garis
tengahnya untuk lebih jelasnya lihat gambar di bawah.

Dimensi sebuah bola dinyatakan dalam besaran jari-jari atau diameter. Jari-
jari atau radius bola adalah jarak antara permukaan bola terhadap titik pusat
bola. Diameter bola adalah jarak garis lurus antara suatu permukaan bola dengan
permukaan di seberang titik pusat yang melalui titik pusat bola. Diameter bola
sama dengan dua kali jari-jari bola.
Bola mempunyai 1 titik pusat dan 1 sisi, untuk lebih jelasnya berikut adalah
ciri-ciri Bola
1. Sisi bola disebut dinding bola.
2. Bola tidak mempunyai rusuk maupun titik sudut.
3. Jarak titik pusat ke dinding bola disebut jari-jari.

5
4. Jarak dinding ke dinding yang melewati titik pusat disebut diameter.
B. Luas Permukaan Bola
Luas permukaan bola adalah luasan bidang yang membentuk permukaan
bola. Permukaan bola sering disebut juga kulit bola atau selimut bola sehingga
luas permukaan bola sering disebut juga luas kulit bola atau luas selimut bola.
Cara Menghitung Luas Permukaan Bola:
Untuk menghitung luas permukaan sebuah bola maka harus diketahui
ukuran jari-jari atau diameter bola tersebut. Luas permukaan sebuah bola
dengan jari-jari r dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut.

Rumus :
4𝜋𝑟2
Keterangan :
𝜋 = 3,14 𝑎𝑡𝑎𝑢 22
7

𝑟 = j𝑎𝑟i − j𝑎𝑟i 𝑏𝑜𝑙𝑎

Contoh soal :
Hitunglah luas permukaan bola yang jari-jarinya 4 cm.( π=3,14)
Jawab :
Luas Permukaan bola = 4 π r²
= 4 (3,14) × 4 × 4
= 200.96 𝑐𝑚²

6
C. Volume Bola
Volume atau bisa juga disebut kapasitas adalah penghitungan seberapa
banyak ruang yang bisa ditempati dalam suatu objek. Objek itu bisa berupa
benda yang beraturan ataupun benda yang tidak beraturan. Benda yang beraturan
misalnya kubus, balok, silinder, limas, kerucut, dan bola. Benda yang tidak
beraturan misalnya batu yang -ditemukan di jalan. Volume digunakan untuk
menentukan massa jenis suatu benda.
asal usul Rumus Volume Bola :

𝑉 = 4 𝜋𝑟3
3

Keterangan :
𝜋 = 3,14 𝑎𝑡𝑎𝑢 22
7

𝑟 = j𝑎𝑟i − j𝑎𝑟i 𝑏𝑜𝑙𝑎


Untuk menentukan volume benda yang tidak beraturan bisa digunakan. Gelas
ukur. Satuan SI volume adalah m3.
Contoh soal :
22
Diketahui jari-jari dari sebuah bola adalah 21 cm, apabila π =
7 maka
berapakah volume dari bola tersebut?
Jawab :
V = 4 𝜋 × 𝑟³
3
4 22
= × × 21³
3 7
4 22
= × × 9.261
3 7

= 4 × 29.106
3

= 38.808 cm³.
Maka, volume dari bola basket itu adalah 38.808 cm³.

7
Cara Menghitung Jari-Jari (Radius) Bola:
Berdasarkan rumus menghitung volume bola tersebut maka dapat dihitung
jari-jari atau radius bola jika diketahui volume bola dengan mengubah
rumus tersebut untuk mendapatkan variabel r (radius) menurut cara berikut.

Jadi untuk menghitung jari-jari atau radius sebuah bola berdasarkan volume
bola dapat digunakan rumus berikut.

3 3𝑉
𝑟= √
4𝜋

D. Persamaan Bola
Permukaan bola merupakan titik kedudukan titik-titik ujung vektor didalam
ruang yang titik awalnya tertentu dan panjang vektor tersebut konstan. Titik
awal yang tertentu itu disebut titik pusat dan panjang yang konstan itu disebut
jari-jari bola atau. Permukaan bola adalah titik kedudukan titik-titik di dalam
ruang yang berjarak sama terhadap sebuah titik tertentu. Bola dengan pusat titik
O (titik asal) dan berjari-jari r, persamaannya diperoleh dengan cara mengambil
sebarang titik P(x, y, z) pada bola. Sehingga

8
⃗𝑂⃗⃗⃗𝑃⃗→ = 𝑟 = (𝑥, 𝑦, 𝑧)

Pada gambar diatas

|⃗𝑂⃗⃗⃗𝑃⃗→| = |𝑟| = √𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝑧 2 jari-jarinya r = |𝑟|


𝑟2 = 𝑥2 + 𝑦2 + 𝑧2
Karena P(𝑥, 𝑦, 𝑧) sebarang titik pada bola, maka setiap titik (𝑥, 𝑦, 𝑧) pada
bola berlaku 𝑥2 + 𝑦2 + 𝑧2 = 𝑟2. Ini berarti persamaan bola dengan pusat O
dan berjari-jari r adalah:
𝑥2 + 𝑦2 + 𝑧2 = 𝑟2

Selanjutnya akan dicari persamaan bola dengan jari-jari r dan titik pusat
M(a,b,c). Ambil sebarang titik P(x,y,z) pada bola, maka vector
⃗𝑃⃗⃗⃗𝑀⃗⃗→ = 𝑟 = (𝑥 − 𝑎, 𝑦 − 𝑏, 𝑧 − 𝑐).

|⃗
|𝑟| = 𝑟. 𝑟 (𝑥 − 𝑎, 𝑦 − 𝑏, 𝑧 − ). (𝑥 − 𝑎, 𝑦 − 𝑏, 𝑧 − 𝑐).
𝑃⃗⃗⃗𝑀⃗⃗→
2 2 = 𝑐
| =
𝑟2 = (𝑥 − 𝑎)2 + (𝑦 − 𝑏)2 + (𝑧 − 𝑐)2 .

9
Karena P(𝑥, 𝑦, 𝑧) sebarang titik pada bola yang memenuhi persamaan
tersebut diatas, maka setiap titik (𝑥, 𝑦, 𝑧) pada bola memenuhi persamaan
tersebut. Hal ini berarti persamaan bola dengan jari-jari r dan titik pusat
(𝑎, 𝑏, 𝑐) adalah:
(𝑥 − 𝑎)2 + (y − b)2 + (z − c)2 = r2

Rumus persamaan bola yaitu (𝑥 − 𝑎)2 + (𝑦 − 𝑏)2 + (𝑧 − 𝑐)2 = 𝑟2 dapat


ditulis sebagai berikut: 𝑥2 + 𝑦2 + 𝑧2 − 2𝑎𝑥 − 2𝑏𝑦 − 2𝑐𝑧 + 𝑎2 + 𝑏2 +
𝑐2 − 𝑟2 = 0
Jika −2𝑎 = 𝐴, −2𝐵 = 𝐵, −2𝐶 = 𝐶, 𝑑𝑎𝑛 𝑎 2 + 𝑏2 + 𝑐2 − 𝑟2 = 𝐷, maka
persamaan bola tersebut dapat ditulis sebagai berikut
𝑥2 + 𝑦2 + 𝑧2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶𝑧 + 𝐷 = 0
Nampak disini bahwa persamaan bola adalah suatu persamaan kuadrat
dalam x, y, dan z dengan cirri-ciri: (a) tidak memuat suku-suku xy,xz, atau
yz, dan (b) koefisien-koefisien 𝑥2, 𝑦2 𝑑𝑎𝑛 𝑧2 selalu sama.
Selanjutnya akan ditentukan titik pusat dan jari-jari dari bola dengan
persamaan
𝑥2 + 𝑦2 + 𝑧2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶𝑧 + 𝐷 = 0
Persamaan ini bisa diubah dengan melengkapi kuadrat dari x, y, dan z
sebagai berikut:
(𝑥2 + 𝐴𝑥 + 1 𝐴2) + (𝑦2 + 𝐵𝑦 + 1
𝐵2) + (𝑧2 + 𝐶𝑧 + 1
𝐶2) = 1
𝐴2 +
4 4 4 4
1
𝐵2 + 1 𝐶2 − 𝐷
4 4
2 1 2 1
1 1 2 1 2 1 2
2

(𝑥 + 𝐴) + (𝑦 + 𝐵) + (𝑧 + 𝐶) = 𝐴 + 𝐵 + 𝐶 −𝐷
2 2 2 4 4 4
Dari persamaan ini dapat dengan mudah ditentukan titik pusat dan jari-jari
bola, yaitu:
𝑀 (− 1 𝐴, − 1 𝐵, − 1 𝐶) Sebagai titik pusatnya, dan
2 2 2

𝑟 = √ 𝐴2 + 𝐵2 + 1 𝐶2 − 𝐷 Adalah jari-jarinya
1 1

4 4 4

1
Jadi Rumus:
Secara umum persamaan bola 𝑥2 + 𝑦2 + 𝑧2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶𝑧 + 𝐷 = 0
Menyatakan persamaan bola. Secara simbolis ditulis: bola S=0.

Dalam hal ini pusat (− 1 𝐴, − 1 𝐵, − 1 𝐶) dan


2 2 2

jari-jari = √1 𝐴2 + 1 𝐵2 + 1 𝐶2 − 𝐷
4 4 4

Contoh Soal 1.
Carilah persamaan bola yang berpusat di titik (1, 3, 2) dan melalui titik (2, 5,
0).
Jawab:
Jari-jari bola adalah jarak dua titik tersebut, yaitu

𝑟 = √(2 − 1)2 + (5 − 3)2 + (−2)2 = √1 + 4 + 4 = 3.


Persamaan bola yang dicari adalah persamaan bola dengan jari-jari 3 dan
berpusat di titik (1, 3, 2), yaitu:
(𝑥 − 1)2 + (𝑦 − 3)2 + (𝑧 − 2)2 = 9
Jika dijabarkan menjadi 𝑥2 + 𝑦2 + 𝑧2 − 2𝑥 − 6𝑦 − 4𝑧 + 5 = 0
Contoh Soal 2.
Tentukan pusat dan jari-jari bola, jika diketahui persamaan bola tersebut
adalah sebagai berikut: 𝑥2 + 𝑦2 + 𝑧2 − 10𝑥 − 8𝑦 − 12𝑧 + 68 = 0.
Jawab :
Dengan proses melengkapkan kuadrat, persamaan bola diubah menjadi:
(𝑥2 − 10𝑥 + 25) + (𝑦2 − 8𝑦 + 16) + (𝑧2 − 12𝑧 + 36) = 25 + 16 + 36 −
68
(𝑥 − 5)2 + (𝑦 − 4)2 + (𝑧 − 6)2 = 9
Ini berarti bola berpusat dititik (5,4,6) dengan jari-jari 3.
Soal diatas dapat juga diselesaikan dengan menggunakan rumus, sehingga
diperoleh:

1
Titik pusat bola
M(− 1 𝐴, − 1 𝐵2, − 1 𝐶) = 𝑀 (− 1 (−10), − 1 (−8), − 1 (−12)) = (5,4,6)
2 2 2 2 2 2

Jari-jari bola adalah 𝑟 = √1 𝐴2 + 1 𝐵2 + 1 𝐶2 − 𝐷


4 4 4

𝑟 = √1 (−10)2 + 1 (−8)2 + 1 (−12)2 − 68


4 4 4

𝑟 = √25 + 16 + 36 − 68
𝑟 = √9 = 3
Catatan:
Pada persamaan 𝑥2 + 𝑦2 + 𝑧2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶𝑧 + 𝐷 = 0 terdapat tiga
kemungkinan terhadap 1 𝐴2 + 1 𝐵2 + 1 𝐶2 − 𝐷, yaitu
4 4 4

Bila 𝑟 > 0 : bola tersebut adalah bola sejati


Bila 𝑟 = 0 : bola berjari-jari nol (titik)
Bila 𝑟 < 0 : bola merupakan bola khayal
Contoh soal 3 :
Apakah persamaan bola ini 𝑥2 + 𝑦2 + 𝑧2 + 2𝑥 + 2𝑦 + 4𝑧 + 20 = 0
merupakan bola khayal ? buktikan!
Jawab :
𝑥2 + 𝑦2 + 𝑧2 + 2𝑥 + 2𝑦 + 4𝑧 + 20 = 0 , A = 2, B= 2, C= 4, D=20
𝑟 = 1 𝐴2 + 1 𝐵2 + 1 𝐶2 − 𝐷
4 4 4

𝑟 = (2) + (2) + 1 (4)2 − 20


1 2 1 2

4 4 4

𝑟 = 4 + 4 + 16 − 20
1 1 1

4 4 4

𝑟 = 1 + 1 + 4 − 20
𝑟 = −14
Jadi terbukti bahwa persamaan bola tersebut merupakan bola khayal karena
jari-jari kurang dari nol.

1
E. Persamaan Bidang Singgung Bola
Bidang singgung di 𝑁(𝑥1, 𝑦1, 𝑧1) pada bola.
Misalkan bola 𝑆 = 𝑥2 + 𝑦2 + 𝑧2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶𝑧 + 𝐷 = 0, Pusat M
(− 1 𝐴, − 1 𝐵, − 1 𝐶)
2 2 2

Titik singgung 𝑁(𝑥1, 𝑦1, 𝑧1)

Karena MN ⊥ bidang singgung (Q)


MN ⊥ NQ maka ̅𝑀̅̅̅𝑁̅. 𝑁̅𝑄̅ = 0
𝑀̅̅̅̅𝑁̅ . (̅𝑀̅𝑄̅ − ̅𝑀̅̅̅𝑁̅ = 0)
𝑀̅̅̅̅𝑁̅. ̅𝑀̅𝑄̅ − ̅𝑀̅̅̅𝑁̅ = 0
−𝑟2 = 0
Jelas bahwa MN merupakan normal bidang singgung V, jadi persamaan V
mudah dihitung sebagai berikut:
𝑀𝑁 = *𝑥1 + 1 𝐴, 𝑥1 + 1 𝐵, 𝑥1 + 1 𝐶+, Sehingga persamaan
2 2 2

𝑉2: (𝑥1 + 𝐴)(𝑥 − 𝑥1) + (𝑦1 + 𝐵)(𝑦 − 𝑦1) + (𝑧1 + 1 𝐶)(𝑧 − 𝑧1) = 0 .
1 1

2 2 2

𝑥1𝑥 + 𝑦1𝑦 + 𝑧1𝑧 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶𝑧 − (+ 𝐴1 + 𝐵1 + 1 𝐶1) = 0. (*)


1 1 1 1 1

2 2 2 2 2 2

Tetapi (𝑥1, 𝑦1, 𝑧1) pada bola, berarti:


𝑥12 + 𝑦12 + 𝑧12 + 𝐴𝑥1 + 𝐵𝑦1 + 𝐶𝑧1 = −𝐷,

1
Sehingga (*) menjadi

1
𝑥1𝑥 + 𝑦1𝑦 + 𝑧1𝑧 + 1 𝐴(𝑥 + 𝑥1) + 1 𝐵(𝑦 + 𝑦1) + 1 𝐶(𝑧 + 𝑧1) + 𝐷 = 0,
2 2 2

Merupakan bidang singgung yang ditanyakan.


Kalau bola (𝑥 − 𝑎)2 + (𝑦 − 𝑏)2 + (𝑧 − 𝑐)2 = 𝑟2 , maka bidang singgungnya
adalah
(𝗑1 − 𝑎)(𝗑 − 𝑎) + (𝑦1 − 𝑏)(𝑦 − 𝑏) + (z1 − 𝑐)(z − 𝑐) = 𝑟2
Dan bila bola 𝑥2 + 𝑦2 + 𝑧2 = 𝑟2 maka bidang singgungnya adalah
𝗑1𝗑 + 𝑦1𝑦 + z1z = 𝑟2.
Contoh soal 1:
Tentukan persamaan bidang singgung pada bola (𝑥 − 3)2 + (𝑦 − 1)2 +
(𝑧 − 2)2 = 9 di titik (1,3,3).
Jawab :
Titik (1, 3, 3) terletak pada bola, sebab koordina-koordinatnya memenuhi
pada persamaan bola. Maka persamaan bidang singgung pada bola di titik (1,
3, 3) adalah:
(𝑥1 − 𝑎)(𝑥 − 𝑎) + (𝑦1 − 𝑏)(𝑦 − 𝑏) + (𝑧1 − 𝑐)(𝑧 − 𝑐) = 𝑟2
(1 − 3)(𝑥 − 3) + (3 − 1)(𝑦 − 1) + (3 − 2)(𝑧 − 2) = 32
(−2)(𝑥 − 3) + (2)(𝑦 − 1) + (1)(𝑧 − 2) = 9
(−2𝑥 + 6) + (2𝑦 − 2) + (𝑧 − 2) = 9
−2𝑥 + 2𝑦 + 𝑧 + 6 − 2 − 2 = 9
−2𝑥 + 2𝑦 + 𝑧 + 2 − 9 = 0
−2𝑥 + 2𝑦 + 𝑧 − 7 = 0
Contoh soal 2:
Tentukan persamaan bidang singgung pada bola 𝑥2 + 𝑦2 + 𝑧2 + 2𝑥 + 4𝑦 +
4𝑧 = 0 dititik (0,0,0)
Jawab :
𝑥1𝑥 + 𝑦1𝑦 + 𝑧1𝑧 + 1 𝐴(𝑥 + 𝑥1) + 1 𝐵(𝑦 + 𝑦1) + 1 𝐶(𝑧 + 𝑧1) + 𝐷 = 0
2 2 2

0𝑥 + 0𝑦 + 0𝑧 + 1 𝐴(𝑥 + 0) + 1 𝐵(𝑦 + 0) + 1 𝐶(𝑧 + 0) + 0 = 0


2 2 2

Sehingga persamaan bidang singgung bola adalah 𝑥 + 2𝑦 + 2𝑧 = 0

1
F. Hubungan Bola dan Bidang Rata
Kedudukan Bola dan bidang rata.

Jika Bola S ≡ (x — a)2 + (y — b)2 + (z — c)2 = 0 berjari-jari r, pusat


M(a, b, c). Bidang rata V ≡ Ax + By + Cz + D = 0, dengan d adalah jarak
antara pusat bola M(a, b, c) ke bidang rata V ≡ Ax + By + Cz + D = 0, maka
ada 3 kemungkinan kedudukan antara bola S = 0 dengan bidang V = 0.
Bagaimana hubungan bola dengan bidang rata? Untuk menentukan
hubungan antara bola dan bidang rata langkah-langkahnya di bawah ini.
Langkah-langkahnya:
1. Lukislah suatu lingkaran dengan r X d, berarti bola S = 0
berpotongan dengan bidang rata V = 0, seperti yang terlihat pada
Gambar 3.1 di bawah ini.

Gambar 9.1 Bola berpotongan dengan Bidang Rata


Perpotongan Bola S = 0 dengan bidang rata V = 0 akan membentuk
sebuah lingkarandenganpersamaanlingkaranadalah:
𝑆=0
𝐿 = ,𝑉 = 0
Bagaimanakah cara menentukan pusat dan jari-jari lingkaran
tersebut?
Untuk menentukan pusat dan jari-jari lingkaran berpotongan tersebut
lakukanlah langkah-langkah di bawah ini.
a. Perhatikan ∆ AMN siku-siku di N. N adalah titik pusat lingkaran.

1
b. Untuk menentukan jari-jari lingkaran kita dapat menggunakan

dalil phytagoras yaitu AM2 = MN2 + NA2 sehingga diperoleh:


𝑟2 = 𝑑2 + 𝑁𝐴2
𝑁𝐴2 = 𝑟2 − 𝑑2

𝑁𝐴 = √𝑟2 − 𝑑2
Jadi, jari-jari lingkaran yang disimbolkan dengan R adalah:

𝑅 = √𝑟2 − 𝑑2
c. Untuk menyatakan persamaan lingkaran di dalam ruang, kita
dapat mengambil sebuah bola S = 0 dan sebuah bidang rata V = 0
yang saling berpotongan menurut lingkaran tersebut. Jadi,
persamaan lingkaran dinyatakan dengan dua persamaan yaitu:
𝑆=0
𝐿 = ,𝑉 = 0
d. Selain berpotongan bola dan bidang rata, suatu lingkaran
dapat pula dinyatakan sebagai berikut:
(1) Perpotongan silinder (tabung) atau kerucut lingkaran tegak
lurus dengan bidang paralelnya(=bidang yang tegak lurus poros)
seperti yangterlihat pada Gambar 9.2 (a) dan (b) di bawah ini.

Gambar 9.2 (a) Bidang Rata dan Tabung

1
Gambar 9.2 (b) Bidang Rata dan Kerucut
e. Dari persamaan (c) di atas, kita dapat menentukan titik pusat
lingkarantersebut yaitu dengan cara:
(1) Pusat lingkaran L adalah titik tembus antara garis MN dengan
bidang rata V = 0. Garis MN tegak lurus dengan bidang rata V
= 0, berarti vektor arah garis MN sama dengan vektor normal
bidang rata V atau dapat di tulis menjadi [a, b, c] = [A, B, C].
𝑥 = 𝑥1 + 𝑎
persamaan garis 𝑀𝑁 = {𝑦 = 𝑦1 + 𝑏
𝑧 = 𝑧1 + 𝑐
(2) Subsitusikan persamaan (1) ke persamaan bola sehingga
diperoleh nilai 
(3) Setelah nilai  di dapatkan maka subsitukan nilai 
tersebut ke persamaan (1) sehingga diperoleh titik pusat
lingkaran.
2. r = d berarti bola S = 0 menyinggung bidang rata V = 0, seperti yang
terlihat pada Gambar 9.3 di bawah ini.

Gambar 9.3 Bola menyinggung bidang rata

1
Jika bidang rata V = 0 menyinggung bola S = 0 maka bidang rata V=
0 disebut juga dengan bidangsinggungnya.
a. Misalkan 𝑆 = 𝑥2 + 𝑦2 + 𝑧2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶𝑧 = 0 dengan pusat bola
𝑀 = (− 1 𝐴, − 1 𝐵, − 1 𝐶) dan 𝑁 = (𝑥1, 𝑦1, 𝑧1) adalah titik singgung
2 2 2

bola S = 0 dan bidang rata V = 0.


b. Vektor ⃗𝑀⃗⃗⃗⃗⃗𝑁⃗→ tegak lurus terhadap bidang rata V = 0, berarti
vektor arah garis sama dengan vector normal bidang rata V yaitu:
[𝑎, 𝑏, 𝑐] = [𝐴, 𝐵, 𝐶] sehingga diperoleh :
⃗𝑁⃗⃗⃗⃗𝑉→ = *𝑥1 + 1 𝐴, 𝑦1 + 1 𝐵, 𝑧1 + 1 𝐶+ ……. (1)
2 2 2

Bidang rata V melalui titik 𝑁 = (𝑥1, 𝑦1, 𝑧1) maka persamaan


bidang rata.
𝑉 = 𝐴(𝑥 − 𝑥1) + 𝐵(𝑥 − 𝑦1) + 𝐶(𝑥 − 𝑧1) ….. (2)
c. Subsitusikan persamaan (1) ke persamaan (2) sehingga diperoleh garis
singgung bola S = 0 dititik 𝑁 = (𝑥1, 𝑦1, 𝑧1) adalah:
𝑉 = 𝑥1𝑥 + 𝑦1𝑦 + 𝑧1𝑧 + 𝐴 (𝑥+𝑥1) + 𝐵 (𝑦+𝑦1) + 𝐶 (𝑦+𝑦1) + 𝐷 = 0
2 2 2

Berdasarkan proses diatas, dapat disimpulkan bahwa :


1) Jika 𝑆 = 𝑥2 + 𝑦2 + 𝑧2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶𝑧 + 𝐷 = 0 maka persamaan
bidang singgung di titik 𝑁 = (𝑥1, 𝑦1, 𝑧1) adalah: 𝑉 = 𝑥1𝑥 + 𝑦1𝑦 +
𝑧1𝑧 + 𝐴 (𝑥+𝑥1) + 𝐵 (𝑦+𝑦1) + 𝐶 (𝑦+𝑦1) + 𝐷 = 0
2 2 2

2) Jika 𝑆 = (𝑥 − 𝑎) + (𝑦 − 𝑏) + (𝑧 − 𝑐)2 = 𝑟2 maka


2 2
persamaan
bidang singgung di titik 𝑁 = (𝑥1, 𝑦1, 𝑧1) adalah:
𝑉 = (𝑥1 − 𝑎)(𝑥 − 𝑎) + (𝑦1 − 𝑏)(𝑦 − 𝑏) + (𝑧1 − 𝑐)(𝑧 − 𝑐) − 𝑟2 = 0
3) Jika 𝑆 = 𝑥2 + 𝑦2 + 𝑧2 = 𝑟2, maka persamaan bidang singgung
dititik 𝑁 = (𝑥1, 𝑦1, 𝑧1) adalah:
𝑉 = 𝑥1𝑥 + 𝑦1𝑦 + 𝑧1𝑧 − 𝑟2 = 0

1
Persamaan bidang singgung di atas mengikuti kaidah “Membagi Adil”
yaitu pergantian:
𝑥2 menjadi 𝑥1𝑥, 𝑦2 menjadi 𝑦1𝑦, 𝑧2 menjadi 𝑧1𝑧 𝑥 menjadi 1 (𝑥 +
2
𝑥1), 𝑦 menjadi 1 (𝑦 + 𝑦1), 𝑥 menjadi 1 (𝑧 + 𝑧1)
2 2

𝑥𝑦 menjadi 1 (𝑥1𝑦 + 𝑥𝑦1)


2
3. r < d berarti bola S = 0 tidak memotong dan tidak menyinggung
bidang rata V = 0 seperti yang terlihat pada Gambar 9.4 di bawah ini.

Gambar 9.4 bola tidak memotong maupun menyinggung bidang


rata
G. Kuasa Titik Pada Bola
Kuasa Titik
Misalkan bola 𝑆(𝑥, 𝑦, 𝑧) = 𝑥2 + 𝑦2 + 𝑧2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶𝑧 + 𝐷 =
0 dan misalkan titik 𝐺(𝑥1, 𝑦1, 𝑧1).
Definisi 1
Kuasa titik 𝐺(𝑥1, 𝑦1, 𝑧1, ) terhadap bola 𝑆(𝑥, 𝑦, 𝑧) di defenisikan sebagai:
𝑘 = 𝑆(𝑥1, 𝑦1, 𝑧1) = 𝑥12 + 𝑦12 + 𝑧12 + 𝐴𝑥1 + 𝐵𝑦1 + 𝐶𝑧1 +
𝐷= 0
ada 3 kemungkinan nilai k yaitu:
Titik G di luar bola jika dan hanya jika k > 0
Titik G pada bola jika dan hanya jika k = 0

2
Titik G di dalam bola jika dan hanya jika k < 0
Arti Geometri dari Kuasa Titik
Masalah 9.2
Misalkan bola 𝑆(𝑥, 𝑦, 𝑧) Ξ 𝑥2 + 𝑦2 + 𝑧2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶𝑧 +
𝐷 = 0 dan titik G(x1, y1, z1) adalah titik sebarang. Bagaimana cara
menentukan persamaan garis singgung bola jika titiknya di luar bola.
Untuk menentukan persamaan garis lurus tersebut lakukanlah kegiatan di
bawah ini dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Perhatikan Gambar di bawah ini

Gambar 9.4 Titik di luar bola


2. Tarik garis g melalui 𝐺 = (𝑥1, 𝑦1, 𝑧1). Misalkan cosinus arah g adalah:
[cos 𝛼, cos 𝛽, 𝑐𝑜𝑠𝛾] sehingga persamaan parameter garis g adalah :
𝑥 = 𝑥1 +  cos 𝛼
𝑔 = {𝑦 = 𝑦1 +  cos 𝛽 …….
(1)
𝑧 = 𝑧1 +  cos 𝛾
Garis g ada yang menembus bola, ada yang menyinggung bola, dan ada
yang tidak menyinggung atau tidak menembus bola.

2
3. Andaikan garis g tersebut menembus bola pada titik P dan Q untuk
mencari titik tembus, subsitusikan persamaan (1) ke dalam persamaan
bola S = 0 sehingga diperoleh:
2 + 2  1
1 1 2

,(𝑥1 + 𝐴) cos 𝛼 + (𝑦1 + 𝐵) cos 𝛽 + (𝑧1 + 𝐶) cos 𝛾- +


2 2 2

𝑥12 + 𝑦12 + 𝑧12 + 𝐴𝑥1 + 𝐵𝑦1 + 𝐶𝑧1 + 𝐷 = 0 .… (2)


Persamaan diatas adalah persamaan kuadrat dalam  , ada beberapa
ketentuan persamaan kuadrat tersebut yaitu :
1. Jika D > 0 maka persamaan kuadrat tersebut mempunyai dua buah
akar 1 dan 2 yang berbeda.
2. Jika D = 0 maka persamaan kuadrat tersebut mempunyai dua buah
akar 1 dan 2 yang konstan (sama).
3. Jika D < 0 maka persamaan kuadrat tersebut mempunyai dua buah
akar 1 dan 2 yang imaginer.
Andaikan persamaan kuadrat (1) mempunyai dua akar  yang berbeda
yaitu 1 dan 2 .Berarti garis g menembus bola pada dua titik.
Misalkan titik itu adalah titik P dan Q dengan :
𝑃 = 𝑥1 + 1 cos 𝛼 , 𝑦1 + 1 cos 𝛽 , 𝑧1 + 1 cos 𝛾 dan
𝑄 = 𝑥1 + 2 cos 𝛼 , 𝑦1 + 2 cos 𝛽 , 𝑧1 + 2 cos 𝛾
2 2 2
𝐺𝑃 = √(𝑥1 − (𝑥1 + 1 cos 𝛼)) + (𝑦1 − (𝑦1 + 1 cos 𝛽)) + (𝑧1 − (𝑧1 + 1 cos 𝛾))

= √12𝑐𝑜𝑠2𝛼 + 12𝑐𝑜𝑠2𝛽 + 12𝑐𝑜𝑠2𝛾

= √12(𝑐𝑜𝑠2𝛼 + 𝑐𝑜𝑠2𝛽 + 𝑐𝑜𝑠2𝛾)

= √12. 1

= |1|...................................Akar dari persamaan kuadrat (1)


2 2 2
𝐺𝑄 = √(𝑥1 − (𝑥1 + 2 cos 𝛼)) + (𝑦1 − (𝑦1 + 2 cos 𝛽)) + (𝑧1 − (𝑧1 + 2 cos 𝛾))

= √22𝑐𝑜𝑠2𝛼 + 22𝑐𝑜𝑠2𝛽 + 22𝑐𝑜𝑠2𝛾

2
= √22(𝑐𝑜𝑠2𝛼 + 𝑐𝑜𝑠2𝛽 + 𝑐𝑜𝑠2𝛾)

= √22. 1

= |2|...................................Akar dari persamaan kuadrat (2)


(𝐺𝑃. 𝐺𝑄) = | || | = 𝑐
1 2 𝑎

|𝑥2 + 𝑦2 + 𝑧2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶𝑧 + 𝐷|
= 1

= |𝑥2 + 𝑦2 + 𝑧2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶𝑧 + 𝐷|
Jadi,
(𝐺𝑃. 𝐺𝑄) = |𝑆(𝑥1, 𝑦1, 𝑧1)|
= ||𝑥2 + 𝑦2 + 𝑧2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶𝑧 + 𝐷||
= Harga mutlak kuasa titik 𝐺(𝑥1, 𝑦1, 𝑧1)
Atau
Bila dari titik tertentu G ditarik garis sebarang yang memotong bola di P dan
Q maka harga (𝐺𝑃. 𝐺𝑄) adalah konstan. Kalau G diluar bola maka harganya
= kuasa G, dan kalau G didalam bola maka harga negatifnya = kuasa G.
Contoh soal:
Kuasa titik P(1, 2, 3) terhadap bola 𝑆 = 𝑥2 + 𝑦2 + 𝑧2 − 6𝑥 + 8𝑦 − 2𝑧 −
8=0.
Jawab :
Diketahui 𝑆 = 𝑥2 + 𝑦2 + 𝑧2 − 6𝑥 + 8𝑦 − 2𝑧 − 8 = 0 dan (𝑥, 𝑦, 𝑧) =
(1,2,3)
Ditanya Kuasa titik ?
𝑘 = 𝑆 (1,2,3)
𝑘 = 12 + 22 + 32 − 6(1) + 8(2) − 2(3) − 8 = 0
𝑘 = 1 + 4 + 9 − 6 + 16 − 6 − 8 = 0
𝑘 = 10 (titik P di luar bola S)

2
H. Persamaan Bidang Kutub pada Bola
Misalkan persamaan bola 𝑆(𝑥, 𝑦, 𝑧) = 𝑥2 + 𝑦2 + 𝑧2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶𝑧 + 𝐷 =
0 dan sebarang titik 𝐺 = (𝑥1, 𝑦1, 𝑧1).
Persamaan bidang kutub:
1. Perhatikan Gambar 9.5 (a) di bawah ini.

Gambar 9.5 (a) Bola dan garis


2. Tarik garis g melalui titik G(x1, y1, z1) sehingga menembus bola di P
dan Q.
3. Misalkan titik R(xO, yO, zO) pada garis g sehingga titik P dan Q sekawan
haromonis dengan titik G dan R. Artinya jika GP : RP = : 1
maka GQ : RQ = - : 1. Seperti yang terlihat pada Gambar 9.5(b) di
bawah ini.

2
Gambar 9.5(b) Bola dan garis

4. Jika garis g digunakan, maka tempat kedudukan titik R merupakan suatu


bidang rata, yang disebut dengan bidang kutub (bidang polar) bola S = 0,
dengan titik kutubnya adalah titik G.
5. Misalkan persamaan bola 𝑆 = 𝑥2 + 𝑦2 + 𝑧2 − 𝑟2= 0 dengan titik kutubnya
𝐺 = (𝑥1, 𝑦1, 𝑧1) maka koordinat titik P adalah:
𝑥0+𝑥1 𝑦0+𝑦1 𝑧0+𝑧1
𝑃( +1 , +1 , +1 ) ….. (1)
Agar 𝑃 ∈ 𝑆 maka 𝑆 = 𝑥2 + 𝑦2 + 𝑧2 − 𝑟2= 0 …… (2)
6. Subsitusikan persamaan (1) ke (2) sehingga diperoleh persamaan bidang
kutub adalah 1 + 2 = 0 .
Contoh soal:
1. Tentukan bidang kutub bola 𝑥2 + 𝑦2 + 𝑧2 − 6𝑥 + 2𝑦 + 4𝑧 − 16 = 0
dengan titik kutub (6, 4, -8)!
Jawab:
Dengan kaidah membagi adil, bidang kutub:
𝑥1𝑥 + 𝑦1𝑦 + 𝑧1𝑧 − 3(𝑥 + 𝑥1) + (𝑦 + 𝑦1) + 2(𝑧 + 𝑦1) − 16 = 0, dimana
(𝑥1, 𝑦1, 𝑧1) = (6,4 − 8), berarti diperoleh : 3𝑥 + 5𝑦 − 6𝑧 − 46 = 0

2
2. Tentukan titik kutub dari bidang 3𝑥 − 4𝑦 + 5𝑧 = 2 terhadap bola 𝑥2 +
𝑦2 + 𝑧2 = 4 !
Jawab :
Bidang kutub bola 𝑥2 + 𝑦2 + 𝑧2 = 4 adalah 𝑥1𝑥 + 𝑦1𝑦 + 𝑧1𝑧 = 4. Kita
identikan dengan 3𝑥 − 4𝑦 + 5𝑧 = 2 atau 6𝑥 − 8𝑦 + 10𝑧 = 4. Jadi, titik-
titik kutub (6, -8,10)

2
BAB III
PENUTUP

A. Model
Pengertian Model Contextual Teaching and Learning (CTL) :
Model CTL merupakan cara kerja yang bersistem untuk memudahkan
pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan. Model CTL mengandung
unsur prosedur yang disusun secara teratur dan logis serta dituangkan dalam
suatu rencana kegiatan untuk mencapai tujuan. Menurut Knowles (1977:133)
dalam Sudjana (2005:14) Model CTL adalah pengorganisasian peserta didik di
dalam upaya mencapai tujuan. Model berkaitan dengan teknik yaitu langkah-
langkah yang ditempuh dalam metode untuk mengelola kegiatan pembelajaran.
Langkah-langkah atau Sintaks Model Contextual Teaching and Learning
(CTL):
Langkah-langkah pembelajaran CTL berpedoman pada prinsip
pembelajarannya. Menurut sutardi dan sudiro (2007:106), “pembelajaran CTL
meliputi empat tahapan, yaitu invitasi, eksplorasi, penjelasan dan solusi serta
pengambilan tindakan”.
1. Invitasi, siswa didorong agar mengemukakan pengetahuan awal tentang
konsep yang dibahas. Bila perlu guru memancing dengan memberikan
pertanyaan yang problematik tentang kehidupan sehari-hari.
2. Eksplorasi, siswa diberi kesempatan untuk menyelidiki dan menemukan
konsep melalui pengumpulan, pengorganisasian, perinterpretasian data
dalam sebuah kegiatan yang telah dirancang oleh guru. Kemudian secara
berkelompok siswa berdiskusi tentang masalah yang siswa bahas.
3. Penjelasan solusi, siswa menyampaikan, membuat model dan membuat
rangkuman serta ringkasan hasil pekerjaan bimbingan guru.
4. Pengambilan tindakan, siswa dapat membuat keputusan menggunakan
pengetahuan dan keterampilan, berbagai informasi dan gagasan,

2
mengajukan pertanyaan lanjutan, mengajukan saran baik secara individu
maupun secara kelompok yang berhubungan dengan pemecahan masalah.
B. Penelitian
Sebelum memulai pembelajaran, guru membagi kelas menjadi beberapa
kelompok dengan anggota antara tiga sampai dengan lima siswa. Setelah itu
guru, memberikan beberapa bahan percobaan seperti bola plastik diameter
sedang, kertas karton satu lembar, beras, gunting, dan lem/selotip. Untuk
menanggulangi terhambatnya pembelajaran akibat bahan tidak terdistribusi
secara merata, guru memeriksa kelengkapan setiap kelompok. Perlu diketahui
bahwa keseluruhan pembelajaran model ini menggunakan Lembar Kerja Siswa
(LKS) yang dibagikan kepada masing-masing kelompok.
Langkah selanjutnya yaitu meminta siswa memulai kegiatan kelompoknya.
Secara umum, lankah-langkah pembelajaran dapat dilihat pada langkah-langkah
berikut:
1. Siswa membelah menjadi dua yang sama, kemudian diukur diameter bola,
2. Siswa menentukan jari-jari bola,
3. Siswa membuat topi berbentuk kerucut dari kertas karton dengan diameter
sama dengan diameter bola dan tinggi sama dengan jari-jari bola,
4. Siswa mengisi topi tersebut dengan beras hingga penuh, kemudian tuangkan
kedalam belahan bola sampai penuh,
5. Siswa mengisi langkah-langkah pada LKS sehingga siswa dapat
menentukan rumus volume bola,
6. Hasil kelompok ditempelkan di papan tulis,
7. Salah satu kelompok mempresetasikan hasil kerja kelompoknya sedangkan
kelompok yang lain menanggapi, dan
8. Bagi kelompok yang paling bagus hasil penyajian dan selesai tepat waktu
diberi bintang sebagai penghargaan.
Selanjutnya guru meminta siswa secara berkelompok membuat kesimpulan
dari percobaan yang mereka lakukan yang terdiri atas (1) berapa kali mereka

2
menuangkan beras sehingga belahan bola pe-nuh, (2) mencari perbandingan
volume bola dan volume kerucut sehingga medapatkan hubungan volume bola =
… × volume kerucut, dan (3) menuliskan rumus volume bola. Untuk
mematangkan pemahaman siswa, guru memberikan beberapa soal yang harus
diselesaikan dengan rumus yang telah mereka temukan.Pembelajaran ini diakhiri
dengan meminta setiap siswa membuat laporan tertulis secara individu yang
berisikan langkah-langkah yang siswa lakukan dan beberapa pengalaman yang
dialami sehingga mendapatkan rumus volume bola. Ini sangat penting untuk
mengukur sejauh mana siswa dapat mempelajari dan memahami konsep volume
bola dengan bekerja kelompok.
Penelitian di atas dalam jurnal berjudul “Pemahaman Konsep Volume Bola
dengan Model Pembelajaran Kontruktivisme dan Kontekstual pada siswa Kelas
III SMP” Oleh Setya Dewi.

2
Daftar Pustaka

Ari Rosihan. 2012. Perspektif Matematika. Solo:Platinum


www. https://jurnaljpi.files.wordpress.com/2007/09/04-setya-dewi.pdf pada tanggal
04 November 2016 pukul 13.00

www.http://www.berpendidikan.com/2015/05/pengertian-bola-rumus-luas-
permukaan-bola-rumus-volume-bola.html pada tanggal 11 November 2016 pukul
14.24

https://sancita.files.wordpress.com/2012/01/bola.pdf pada tanggal 15 November


2016 pukul 13.30

http://alriyadl.blogspot.co.id/2014/04/geometri-ruang-2.html pada tanggal 16


November pukul 19.10

Anda mungkin juga menyukai