PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan Industri saat ini bergerak dengan cepat oleh karena itu industry
perlu memberikan perhatian lebih agar dapat bersaing dipasar secara kompetitif, Jika suatu
perusahaan ingin berkembang dalam pasar yang kompetitif, perusahaan tersebut harus
menyediakan produk berkualitas tinggi dengan ketepatan waktu pemenuhan permintaan
mutlak. Oleh karena itu, Meningkatkan efisiensi mesin sangat penting bagi perusahaan
untuk meningkatkan produktivitas mereka. Salah satu cara untuk meningkatkan
produktivitas adalah dengan melakukan evaluasi kinerja dan meningkatkan efisiensi
peralatan atau mesin produksi, sehingga memaksimalkan pemanfaatan mesin.
Perawatan yang tidak tepat terhadap mesin atau peralatan dapat menyebabkan
sejumlah masalah seperti keterlambatan dalam proses setup, penyesuaian yang memakan
waktu, penurunan kecepatan produksi, dan tingkat produk cacat yang tinggi. Dampaknya,
produktivitas dan efisiensi mesin perusahaan dapat menurun, yang berujung pada
peningkatan biaya operasional yang signifikan.
PT. Bakrie Pipe Industries merupakan sebuah perusahaan yang menghasilkan pipa
berbahan baku baja sesuai dengan spesifikasi dari penggunaan pipa itu sendiri, Perusahaan
ini memproduksi pipa baja dimulai sejak tahun 1959 dengan customer tetap di antaranya
adalah Adhi Karya PT, Inalum PT dan lain-lain. Untuk memenuhi kebutuhan pasar, PT.
Bakrie Pipe Industries (BPI) mengoperasikan tiga pabrik pembuatan pipa, yang masing-
masing memiliki kapabilitas dan wilayah kerja yang berbeda, ketiga pabrik tersebut adalah
Plant VAI-4 , plant WTM 8 & 16, dan Plant KT 24, masing masing plant tersebut di
kelompokan dengan diameter yang berbeda beda.
Pada tabel diatas ini menunjukan downtime yang terjadi pada bulan januari 2023
sampai Juni 2023 banyak disebabkan oleh mesin welding, masalah yang sering terjadi yaitu
adanya masalah pada high frequency (HW), pahat outer dan pahat inner sehingga
mengganggu produktivitas mesin. Oleh karena itu, diperlukan perhitungan produktivitas
pada mesin welding untuk mengetahui tingkat produktivitas dan membandingkannya dengan
standar nilai produktivitas dunia.
Untuk mengukur produktivitas dapat menggunakan metode Overall Equipment
Effectiveness (OEE). Metode ini memudahkan dalam menilai efektivitas mesin dengan
memperhatikan tiga indikator kunci, yaitu ketersediaan (availability), efisiensi kinerja
(performance efficiency), dan tingkat kualitas (rate of quality). OEE menjadi alat yang
berguna dalam mengevaluasi kinerja mesin dan membantu dalam meningkatkan
produktivitas secara keseluruhan.
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan penelitian, pembatasan masalah
dan sistematika penulisan.
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Pada bab ini menjelaskan tentang gambaran perusahaan secara umum yang berisi
sejarah umum perusahaan, visi, misi, struktur perusahaan dan proses produksi
yang ada pada PT. Bakrie Pipe Industries Plant WTM-8.
BAB III LANDASAN TEORI
Dalam bab ini, terdapat penjelasan mengenai prinsip dasar teori, langkah-langkah
yang diambil, serta rumus yang terkait dengan pengolahan data yang diterapkan
pada permasalahan dalam penulisan ini.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab ini berisi data yang diperoleh pada saat Kerja Praktik di PT. Bakrie Pipe
Industries PLANT WTM-8. Selanjutnya, data yang telah terkumpul tersebut akan
diolah sesuai dengan metode yang telah ditetapkan.
BAB V KESIMPULAN
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari pengolahan data yang
telah dilakukan saat kerja praktik di perusahaan.
BAB II
Untuk mencapai efisiensi kerja yang maksimum karena sifat pekerjaan perusahaan
berdasarkan pesanan (Order Produksi), perusahaan dapat mengatur jadwal kerja secara
berbeda pada setiap bagian atau jenis pekerjaan sesuai dengan sifat pekerjaannya. Jam
kerja perusahaan adalah 7 (tujuh) jam kerja dan jam istirahat kerja 1 (satu) jam, atau 8
(delapan) jam sehari tidak melebihi 40 (empat puluh) jam dalam 1 (satu) minggu. Jam kerja
operasional yang berlaku di PT. BPI dapat dilihat pada table 2.1.
No Spesifikasi Fungsi
1. API SPEC 5L Pipa baja untuk mengalirkan minyak dan
gas alam
2. API SPEC 5CT Pipa baja untuk Casing dan Tubing pada
aplikasi minyak dan gas bumi
3. ASTM A53 Pipa baja yang digunakan untuk aplikasi
mekanik dan bertekanan seperti saluran
uap, gas dan udara
4. ASTM A52 Pipa baja untuk konstruksi dan tiang
pancang
5. SNI 0039:2013 Untuk saluran air bersih, air baku, air
Light Class (kelas tipis) pada sistem plambing, air pada sistem
hydrant dan air lainnya kecuali air minum
6. SNI 0039:2013 Untuk saluran air bersih, air baku, air
Medium Class (kelas medium) pada sistem plambing, air pada sistem
hydrant dan air lainnya kecuali air minum
7. SNI 0039:2013 Untuk saluran air bersih, air baku, air
Heavy Class (kelas tebal) pada sistem plambing, air pada sistem
hydrant dan air lainnya kecuali air minum
8. SNI 0068:2013 Pipa baja untuk konstruksi umum, seperti
Class 2 konstruksi sipil dan arsitektural,
PKB(STK)-400 menara/tiang baja, scafolding, menara
dan struktur lainya, kecuali tiang pancang
9. SIO Pipa baja untuk aplikasi umum
Sumber: PT. Bakrie Pipe Industries
2.10.2 Leveling
Levelling merupakan perangkat yang berperan dalam menjadikan permukaan plat
baja menjadi datar, menghilangkan ketidakrataan alami yang mungkin ada pada gulungan
coil. Dengan bantuan mesin leveller, plat baja akan memiliki permukaan yang rata tanpa
gelombang, mempermudah proses lanjutan yang akan dilakukan. Alat ini terdiri dari lima roll,
dengan dua roll di bagian atas dan tiga roll di bagian bawah. Roll di bagian bawah memiliki
karakteristik yang dapat disesuaikan, sehingga penyesuaian dilakukan berdasarkan roll di
bagian atas yang bisa diatur tingkatannya.
2.10.6 Forming
Merupakan peroses dimana skelp diberi gaya dan mengalami perubahan
bentuk (deformasi) secara perlahan denagn menggunakan roll-roll.
2.10.9 UT Online
Melingkupi teori dan prinsip kerja dan proses UT On Line pada pipa yang telah
melalui tahap pengelasan. Proses ini bertujuan untuk mengindikasikan hasil lasan jika
terdapat cacat dengan menyenprotkan cat kuning sebagai tanda. Dengan demikian pipa
baja dengan tanda tersebut akan diproses tambahan dengan diperbaiki hasil las-lasannya.
Gambar 2.14 Flowchart WTM-8
Sumber: PT. Bakrie Pipes Industries
2.10.12 Sizing
Sizing berfungsi untuk mereduksi keliling atau diameter pipa, memperbaiki
kebulatan pipa (roundness), meluruskan pipa (straightening), dan memperbaiki ketidak
sempurnaan bentuk dan permukaan pipa. Sizing dilakukan dengan menjalankan pipa
melewati beberapa roll horizontal dan vertical.
Penjelasan:
a. Available time adalah total waktu yang tersedia.
b. Planned downtime adalah waktu di mana mesin tidak beroperasi secara terencana.
c. Fail downtime adalah waktu di mana mesin tidak beroperasi di luar rencana.
d. Loading time adalah waktu yang tersedia dalam sehari atau sebulan dikurangi dengan
waktu downtime mesin yang terencana.
e. Operation time adalah hasil dari pengurangan loading time dengan waktu fail
downtime mesin.
f. Waktu siklus adalah waktu yang diperlukan untuk menghasilkan produk.
total downtime
Waktu kerja ( % ) =1- ×100% (3.6)
available time
Waktu Siklus Ideal = Waktu Kerja x Waktu Siklus (3.7)
Jumlah Produksi (output) × waktu siklus ideal
Performance Ratio = ×100%
(3.8)
waktu operasi
Penjelasan:
a. Waktu kerja (%), adalah persentase waktu yang digunakan mesin dalam kegiatan
kerja.
b. Waktu siklus ideal, adalah waktu optimal yang dibutuhkan untuk membuat produk.
Bulan Availabel Time (menit) Planned Downtime (menit) Loading time (menit)
Waktu Operasi
Bulan Loading time (menit) Fail Downtime (menit)
(menit)
Loading
Waktu Operasi Availability Ratio
Bulan time
(menit) (%)
(menit)
1870
Waktu siklus januari= =0,4733 menit
3951
Hasil perhitungan untuk bulan selanjutnya didapat seperti tabel 4.7 berikut ini.
Tabel 4. 6 Waktu Siklus
Jumlah Produksi
Bulan Loading time (menit) Waktu Siklus (menit)
(Batang)
Setelah memperoleh nilai waktu siklus dan waktu kerja, langkah selanjutnya adalah
menghitung waktu siklus ideal. Waktu siklus ideal diperoleh dengan mengalikan waktu siklus
dengan waktu kerja.
Waktu Siklus Ideal Januari=56 % x 0,4733=0,266 menit
Hasil perhitungan untuk bulan selanjutnya didapat seperti tabel 4.8 berikut ini.
Tabel 4. 7 Waktu Siklus Ideal
Bulan Waktu Kerja (%) Waktu Siklus (menit) Waktu Siklus Ideal (menit)
3951 ×1 , 6112
Performance ratio Januari= × 100 %=70 , 97 %
8970
Hasil perhitungan untuk bulan selanjutnya didapat seperti tabel 4.9 berikut ini.
Tabel 4. 8 Tingkat Kinerja Mesin (Performance Ratio)
Jumlah Waktu
Waktu Siklus Ideal Performance Ratio
Bulan Produksi Operasi
(menit) (%)
(Batang) (Menit)
3 761
Rate of quality product januari= ×100 %=95 ,22 %
3951
Hasil perhitungan untuk bulan selanjutnya didapat seperti tabel 4.10 berikut ini.
Tabel 4. 9 Rasio Kualitas (Quality Ratio)
Availabel
Performance Ratio Quality Ratio OEE
Bulan Ratio
(%) (%) (%)
(%)
Hasil Pengolahan
Parameter Standar Keterangan
Data
Availibility Ratio 90% 97,14% Sesai
Performance Ratio 95% 66,37% Tidak Sesuai
Rate Of Quality 99% 95,24% Tidak Sesuai
Overall Equipment
85% 61,44% Tidak Sesuai
Effectiveness
Sumber: Pengolahan Data
BAB V
KESIMPULAN
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan analisis dan pengolahan data sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Penggunaan mesin welding secara efektif mencapai rata-rata 97,14%, memenuhi
standar OEE Japan Factory Maintenance Institute dengan nilai minimum 90%.
2. Meskipun begitu, efisiensi kinerja mesin welding hanya mencapai rata-rata 66,37%, di
bawah standar OEE yang menetapkan nilai minimal 95%.
3. Mesin welding memiliki kemampuan produksi rata-rata 95,24%, hampir memenuhi
standar OEE dengan nilai minimum 98%, namun hanya bulan Februari dan Juli yang
memenuhi standar tersebut.
4. Overall Equipment Effectiveness (OEE) mesin welding rata-rata sebesar 61,44%, jauh
di bawah standar minimum 85% dari Japan Factory Maintenance Institute. Bulan
Agustus mencatat tingkat OEE terendah, dimana downtime tidak terencana akibat
kerusakan pahat inner menjadi penyebab utama rendahnya nilai OEE.
5.2 SARAN