Kelas: TI-44-01
NIM / Nama:
1. (1201204136) Aulia Nisaul Mufidah
2. (1201204419) Muhammad Haidar Bahri
3. (1201204056) Muhammad Syachrian R.
4. (1201204086) Timotius Jevon Abimanyu
5. (1201204499) Vayla Zahrani Raquela
Kasus
Dinamika pengembangan robot di negara maju meningkat dengan pesat. Robot tidak hanya
digunakan hanya untuk mesin produksi tapi juga sudah mulai diperkenalkan dalam rumah
tangga. Di Indonesia , dunia akademik sudah ramai melakukan riset dan percobaan
pengembangan robot. Walaupun perkembangannya tidak secepat dinegara maju, namun,
lambat tapi pasti, robot akan semakin banyak digunakan, baik dalam industri, rumah tangga
maupun bidang bidang lainnya. Dinamika pengembangan robot bisa mempengaruhi pasar
komponen dan alat-alat elektronika. Saat ini, Pemerintah belum mempunyai kebijakan yang
mendukung secara luas pengembangan dan penggunaan robot di Indonesia.
PT. Model 2022 adalah perusahaan yang memproduksi dua jenis produk alat elektronika,
yaitu
1. Oscilloscope (O)
2. Voltmeter (V)
Proses produksi untuk kedua produk tersebut melibatkan tiga Stasiun Kerja (SK) yaitu SK
Circuit Board (CB), SK Chasis (CH) dan SK Final Assembly (Ass) (lihat Gambar 1).
Inspeksi 100% diterapkan setelah proses perakitan di stasiun kerja Ass. Pengujian di
laboratorium terhadap produk O dan V dilakukan dengan mengambil sampel setiap 1 jam
produksi. Data waktu proses produksi pada masing-masing SK untuk kedua produk tersebut
dapat dilihat pada Tabel 1(a) dan Tabel 1(b), dan data ongkos produksinya dapat dilihat pada
Tabel 2.
Proyeksi permintaan pasar dari kedua produk di atas untuk 4 minggu kedepan diberikan pada
Tabel 3. Dari pengalaman masa lalu kesalahan pada proyeksi ramalan permintaan relatif kecil
sehingga bisa diabaikan (ini merupakan Laporan dari Manajer Produksi).
Gudang untuk menyimpan produk O dan V memiliki kapasitas yang cukup untuk memenuhi
permintaan selama satu minggu produksi. Ongkos inventori per minggu diestimasi sebesar
0,5% dari harga barang. Dari laporan gudang diketahui bahwa persediaan pada awal minggu
1 untuk produk O dan V masing-masing 150 unit dan 250 unit. Data masa lalu menunjukkan
bahwa rata-rata inventori per minggu relatif rendah, yaitu 100 unit untuk produk O dan 200
unit untuk produk V. Laporan dari bagian pengendalian kualitas menunjukkan bahwa
persentase produk cacat sebesar 1% dari jumlah produksi per minggu. Bahan baku dan
komponen untuk produk tersebut selama ini mudah diperoleh dan dapat memenuhi kebutuhan
produksi, dengan harga (Lihat Tabel 2).
Pangsa pasar perusahaan saat ini adalah 57,3%. Dalam rangka memperkuat posisi sebagai
market leader, perusahaan akan memenuhi permintaan pasar namun dengan harga dan
kualitas yang bersaing. Dengan memperhatikan tujuan perusahaan tersebut, manajer produksi
sekarang ini sedang merencanakan produksi pabriknya untuk 1 bulan ke depan. Manager
Pemasaran menekankan perlunya memaximasi layanan kepada konsumen atau dengan kata
lain permintaan produk untuk setiap minggu harus dapat dipenuhi pada minggu tersebut.
Karena hal ini merupakan faktor kunci agar perusahaan dapat mempertahankan pangsa
pasarnya. Namun upaya itu harus juga menekan ongkos produksi dan inventori. Disamping
itu, direksi perusahaan menetapkan program cost reduction dalam rangka memelihara dan
meningkatkan tingkat keuntungan, karena harga produk sangat tergantung pada kondisi
persaingan - tidak bisa dikendalikan oleh perusahaan. Sasaran dari program ini untuk tahun
2018 adalah pengurangan biaya overhead perusahaan sebesar 25%. Untuk mencapai target
itu, pimpinan perusahaan menggalakkan program perbaikan proses secara berkelanjutan
untuk seluruh proses bisnis perusahaan. Program insentif yang menarik disediakan kepada
individu maupun Gugus Kendali Mutu/Tim Kendali Mutu yang saran perbaikannya dapat
menurunkan ongkos. Hasil dari program ini diharapkan terjadi pada awal minggu ke 1.
Apabila permintaan tidak dapat dipenuhi maka akan terjadi kehilangan penjualan karena
konsumen akan membeli produk O maupun V yang diproduksi oleh perusahaan lain, dan ini
akan menyebabkan perusahaan akan mengalami tidak saja kehilangan keuntungan per unit
tapi juga reputasi (besar kehilangan ini diperkirakan setara dengan 4 kali dari keuntungan per
unit). Isu lain yang perlu diperhatikan adalah munculnya beberapa perusahaan pesaing yang
menawarkan harga yang lebih murah juga menjadi ancaman bagi perusahaan. Direksi
perusahaan mengambil kebijakan tentang perlunya meminimumkan terjadinya kehilangan
penjualan (karena hal ini menentukan daya saingan perusahaan-faktor strategis) dan juga
melakukan program pengurangan ongkos produksi. Selanjutnya Direktur Utama perusahaan
meminta Direktur Produksi untuk memperhatikan hal tersebut dalam membuat rencana
produksi mingguannya dan kegiatan operasi produksinya. Dalam rapat produksi mingguan,
Direktur Produksi menyampaikan hasil rapat direksi dan meminta Manajer Produksi untuk
menyelesaikan masalah agar semua permintaan dapat dipenuhi dengan ongkos yang
minimum, yang meliputi tidak saja ongkos produksi, overhead dan inventori tapi juga ongkos
yang diakibatkan karena kehilangan penjualan. Direktur Produksi juga meminta kepada
Manajer Produksi untuk menjajaki kemungkinan menggunakan outsourcing jika kapasitas
pabrik tidak mencukupi. Subkontrak pekerjaan dapat dilakukan untuk Chasis dan Circuit
Board ke industri kecil elektronik dengan jumlah pemesanan minimal 100 unit dan
merupakan kelipatan 50 unit. Dari survei yang dilakukan, diperoleh bahwa ongkos
pengerjaan per unit cukup kompetitif (yaitu 80% dari ongkos PT. Model 2022), namun
karena unit yang dikerjakan oleh pihak luar harus diinspeksi 100%, agar produk cacat
mendekati 0%, maka 3 ongkos produksi mencapai 105 % dari ongkos produksi PT. Model
2022 (bahan baku disediakan oleh PT. Model 2022).
Disamping itu, Direktur Produksi memiliki suatu gagasan yang lain yaitu “memasok saja
komponen Circuit Board dan Chasis dari IKM (Industri Kecil dan Menengah). Untuk itu
perusahaan harus melakukan kerja sama jangka panjang (collaborative relationships) dengan
beberapa industri kecil elektronik. Selanjutnya Divisi CB dan CH ditutup dan karyawannya
dipindahkan ke Divisi Final Assembly dan Quality Control dari komponen yang dipasok
sehingga kapasitas (waktu produksi tersedia) untuk Divisi Assembly dapat bertambah
menjadi 1,5-2,0 kali. Harga komponen Circuit Board dan Chasis per unit diperkirakan lebih
kecil dari ongkos produksi per unit jika komponen dibuat sendiri. Akan tetapi pemindahan
karyawan ke Divisi lainnya memerlukan proses belajar sehingga diperlukan kegiatan training,
selain itu rencana ini dapat menyebabkan production lost akibat penataan ulang tata letak
pabrik. Kerugian akibat production lost tidak ada karena penataan ulang pabrik dilakukan
pada hari Sabtu dan Minggu. Tapi perusahaan harus mengeluarkan biaya pelatihan yang
diperkirakan sebesar 25 juta rupiah. Program collaborative relationships ini membutuhkan
waktu 4 minggu untuk merealisasikannya.
Disamping itu, perusahaan juga melakukan kolaborasi dengan 3 distributor produk O dan V.
Dengan kolaborasi ini, PT Model mendapatkan akses tentang data persediaan (termasuk juga
sistem persediaan yang diterapkan) dan data penjualan dari setiap distributor, sehingga
permintaan dari setiap distributor dapat diketahui dengan pasti. Informasi tentang waktu
proses dari setiap stasiun kerja dapat dilihat pada Gambar 2.
Deskripsi Tugas
Mengidentifikasi, menganalisis dan mencari solusi dari ruang lingkup masalah dari kasus
yang diperoleh
● Langkah 1 adalah memformulasikan masalah
● Langkah 2, menyusun model matematik, dan mencari solusi model
Ringkasan Permasalahan
No Komponen Kategori
1. Supplier
2. PT Model
3 Direktur utama
5 Manajer Produksi
6 Warehouse
7 Kompetitor
8 Supplier Subkontrak
12 Final assembly
13 Problem Solving
14 Distributor
15 Subkontrak
16 Overtime
Relationship
17 Demand
20 Profit
Masukan gambar rich picture disini
Hirarki Sistem
Berikan uraian dengan jelas mengenai hirarki sistem yang dibuat
Masukan hirarki sistem disini.
Analisis Stakeholder
Tidak puas dengan kondisi saat ini Kondisi dimana demand tidak bisa dipenuhi
oleh PT. Model, harga jual yang kurang
bersaing, dan angka cacat jauh dari 0%
Mampu menilai kapan goal tercapai Ketika kondisi demand terpenuhi, harga jual
yang bersaing, serta persentase cacat mendekati
0%
Punya kontrol pada beberapa problem Kontrol terhadap jam kerja karyawan
situation
6 Elemen Masalah
Output 1. Profit
Masukan influence diagram disini.
Model Matematis
27 P Profit Rupiah/bulan
Solusi
Circuit Board 0.7 x 6300 = 4410 750 x 4 = 3000 Kurang 1410 jam
Circuit Board 0.35 x 11400 = 3990 750 x 4 = 3000 Kurang 990 jam
Jumlah 9690
Profit
P = THJ - THBb -TBTk - TBPl - TBOs - TBOh
= 4.666.500.000 - 1.515.000.000 - 130.050.000 - 25.000.000 -
1.200.000.000 - 231.300.000
= 1.565.150.000
Kesimpulan
Agar PT. MODEL 2022 dapat memenuhi demand pada produk O dan produk V, maka
diperlukan tambahan jam produksi produk O pada stasiun kerja Circuit Board sebesar 1410
jam dan tambahan jam produksi produk V pada stasiun kerja Circuit Board sebesar 990 jam.
Setelah melakukan lembur dan juga outsourcing untuk memenuhi demand produk O dan V,
PT. MODEL 2022 mendapatkan keuntungan atau profit sebesar Rp.1.565.150.000 per bulan.