Tahap Pendefinisian
Tahap pertama pada metode DMAIC yaitu tahap pendefinisian. Pada tahap ini
mengidentifikasi masalah dan menentukan proporsi kecacatan yang sering terjadi dalam proses
produksi besi besi Ass Stay 5 TP. Proses pengendalian kualitas dalam proses produksi besi besi
Ass Stay 5 TPmemperlihatkan adanya produk yang mengalami kecacatan. Pengumpulan data
kecacatan produk besi Ass Stay 5 TP pada CV Tunas Mandiri Jaya Teknik menggunakan lembar
periksa. Berdasarkan lembar periksa terdapat 4 jenis kecacatan pada produk besi Ass Stay 5
TPyaitu cacat proses, cacat gores, cacat karat dan cacat gompal. Berikut adalah data kecacatan
yang dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Data Kecacatan besi Ass Stay 5 TP pada Bulan Maret 2016
No Jenis Cacat Jumlah Kecacatan (Unit)
1 Proses 225
2 Karat 35
3 Gores 31
4 Gompal 11
Total 302
(SumberCV Tunaas Mandiri Jaya Teknik)
Selanjutnya dibuat persentasi kecacatan dan diagram pareto yang berfungsi untuk
mengetahui cacat paling dominan dari proses produksi besi Ass Stay 5 TP. Berikut adalah tabel
persentasi kecacatan dan diagram pareto yang dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Persentasi Cacat besi Ass Stay 5 TP pada Bulan Maret 2016
Jenis Cacat Frekuensi (Unit) % Cacat % Kumulatif
Proses 225 74,503 74,503
Karat 35 11,589 86,092
Gores 31 10,265 96,357
Gompal 11 3,643 100
Total 302 100 Berdasarkan perhitungan tabel diatas maka dapat dibentuk diagram pareto. Berikut ini
adalah diagram histogram kecacatan proses besi Ass Stay 5 TP dapat dilihat pada Gambar 4.3.
EMBED Excel.Chart.8 s
Gambar 4.3 Diagram Pareto Besi Ass Stay 5 TP
Diagram pareto diatas menjelaskan banyaknya kecacatan yang terjadi pada besi Ass Stay 5 TP.
Dari pengamatan terdapat empat jenis kecacatan yang terjadi pada produk besi Ass Stay 5 TP.
Berikut ini merupakan penjelasan mengenai jenis-jenis cacat tersebut:
Cacat proses merupakan kecacatan yang terjadi pada saat proses potong champer dan proses
kupas. Cacat proses yang terjadi berupa pemotongan benda kerja terlalu pendek, penguapasan
benda kerja terlalu dalam atau membentuk gelombang. Hal ini biasanya diakibatkan oleh pisau
yang tumpul atau penekanan pisau terlalu dalam.
Cacat gores merupakan cacat yang terjadi karena benda kerja terbentur dengan benda kerja
lainnya. Hal ini biasanya diakibatkan dari cara penempatan dan pengambilan komponen besi Ass
Stay 5 TP.
Cacat karat merupakan cacat yang terjadi karena benda kerja terkena air hujan atau cairan
lainnya yang menyebabkan karat.
Cacat gompal merupakan cacat yang terjadi pada proses ulir. Hal ini biasanya diakibatkan oleh
dies yang retak karena panas suhu.
4.3.2
Tahap Pengukuran
Tahap pengukuran dibagi menjadi dua tahap yaitu tahap analisis peta kontol p dan tahap
pengukuran Defect Per Million Opportunities (DPMO) dan tingkat sigma. Data yang digunakan
pada tahap pengukuran adalah data proses produksi besi Ass Stay 5 TP pada bulan Maret 2016
di CV Tunas Mandiri Jaya Teknik. Total proses produksi besi Ass Stay 5 TP pada bulan Maret
2016 adalah sebanyak 9231 unit dengan banyak kecacatan produksi sebanyak 246 unit. Berikut
ini adalah data pengamatan yang telah dilakukan yang dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Data Hasil Pengamatan pada Bulan Maret 2016
Hari Ke- Produksi Aktual (Unit) Jenis Cacat (Unit) Total (Unit)
Proses Gores Karat Gompal
1 523 8 1 2 0 11
2 200 6 2 2 0 10
3 181 8 0 1 0 9
4 390 9 1 1 0 11
5 125 7 2 0 0 9
6 339 8 3 0 1 12
7 459 11 0 3 0 14
8 383 5 2 0 0 7
9 482 11 0 0 1 12
10 384 7 0 2 1 10
11 420 9 2 4 0 15
12 398 11 2 0 0 13
13 557 13 0 0 2 15
14 200 7 2 0 0 9
15 254 9 0 2 0 11
16 528 12 0 4 1 17
17 278 7 2 3 0 12
18 311 7 0 1 0 8
19 387 8 0 0 1 9
20 515 12 3 2 0 17
21 575 10 1 0 2 13
22 273 9 2 4 0 15
23 300 8 1 0 1 10
24 285 10 3 4 0 17
25 484 13 2 0 1 16
Total 9231 225 31 35 11 302
Berdasarkan landasan teori yang ada, jenis peta kontrol yang akan dibuat adalah peta
kontrol p, karena jumlah sampel yang diambil bervariasi dan dihitung berdasarkan proporsi
kecacatan terhadap ukuran sampel. Data kecacatan yang dipilih dalam pembuatan peta kontrol p
ini adalah data hasil kecacatan proses, karena kecacatan proses adalah jenis kecacatan yang
paling dominan dengan nilai frekuensi kecacatan tertinggi pada proses produksi besi Ass Stay 5
TP pada bulan Maret 2016. Proporsi kecacatan proses dapat dilihat pada Tabel 4.5
Tabel 4.5 Proporsi Kecacatan Proses Pada besi Ass Stay 5 TP pada Bulan Maret 2016
Hari Ke Produksi Aktual (Unit) Jumlah Cacat (Unit) Proporsi Kecacatan % Proporsi Kecacatan
1 523 8 0,01530 1,53
2 200 6 0,03000 3,00
3 181 8 0,04420 4,42
4 390 9 0,02308 2,31
5 125 7 0,05600 5,60
6 339 8 0,02360 2,36
7 459 11 0,02397 2,40
8 383 5 0,01305 1,31
9 482 11 0,02282 2,28
10 384 7 0,01823 1,82
11 420 9 0,02143 2,14
12 398 11 0,02764 2,76
13 557 13 0,02334 2,33
4.3.4
Tahap Perbaikan
Mengacu pada diagram sebab akibat yang telah dibuat, Tahap berikutnya adalah tahap
perbaikan yang akan dilakukan setelah sebelumnya telah dilakukan identifikasi penyebab dari
akar permasalahan kecacatan proses pada proses produksi besi Ass Stay 5 TP. Tahap perbaikan
ini berisikan masalah yang terjadi dan perbaikan apa yang harus dilakukan untuk mengurangi
kecacatan pada proses produksi besi Ass Stay 5 TP. Tahap perbaikan dapat disajikan dalam
Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Usulan Perbaikan Untuk Mengurangi Kecacatan Besi Ass Stay 5 TP
EMBED Excel.Sheet.12
Usulan perbaikan dan analisis penyebab disajikan dengan metode 5W+1H yang terdiri dari
what(apa), why(mengapa), where(dimana), who(siapa), dan how (bagaimana). Penjelasan
5W+1H disajikan pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Ringkasan Analisis Masalah Metode 5W+1H
EMBED Excel.Sheet.12Tahap perbaikan ini menjadi usulan perbaikan dari penulis untuk CV
Tunas Mandiri Jaya Teknik dalam permasalahan kecacatan pada proses produksi besi Ass Stay 5
TP. Usulan perbaikan ini tidak bisa langsung diimplementasikan oleh CV Tunas Mandiri Jaya
Teknik, karena ada beberapa faktor pertimbangan yang harus dipertimbangkan untuk
menerapkan usulan perbaikan ini. Salah satunya adalah usulan perbaikan ini didapatkan bukan
dari karyawan CV Tunas Mandiri Jaya Teknik.
4.3.5
Tahap Pengendalian
Tahap terakhir dalam metode DMAIC adalah merupakan tahapan untuk mengevaluasi perbaikanperbaikan yang telah dilakukan dan untuk menjaga kondisi yang sudah ada sehingga kecacatan
yang terjadi dapat dikurangi atau dibuat nol cacat. Berikut ini adalah cara untuk mencegah
munculnya permasalahan yang sama:
Melakukan pelatihan secara berkala kepada pekerja bagian produksi mengenai proses produksi
dan operator harus memahami betul prosedur yang ada pada CV Tunas Mandiri Jaya Teknik.
Melakukan pemeriksaan kondisi cekam collet chuck, pahat,dan rolling dies yang digunakan
selama produksi. Pemeriksaan dilakukan secara berkala untuk mengurangi jumlah kecacatan
yang terjadi.
Diperlukannya pengawasan pada tahap penyimpanan agar penanganan cacat karat dapat
dikurangi dan dapat langsung ditangani dengan cepat, dengan cara memberikan oli pelumas
untuk menghilangkan karat pada besi Ass Stay 5 TP.
IV-PAGE * MERGEFORMAT 2
IV-PAGE * MERGEFORMAT 14
IV-PAGE * MERGEFORMAT 15
IV-PAGE * MERGEFORMAT 1
I-PAGE * MERGEFORMAT 16