Anda di halaman 1dari 9

4.

PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

4.1 Alur Proses Produksi


PT. Puterasean bergerak di bidang produksi karet gelang. Perusahaan ini
dapat memproduksi karet gelang sebanyak ±700 kg dalam satu hari. Perusahaan
ini memiliki aliran proses produksi sebanyak tujuh proses yaitu, proses
pemasakan (mesin kneader), proses pembentukan (mesin roll), proses
pemotongan (mesin cutter), proses pematangan (mesin oven), proses pendinginan,
proses perajangan (mesin rajang), dan proses packaging.
Tahap awal produksi karet adalah dengan memasukkan bahan-bahan
dasar pembuatan karet ke dalam mesin kneader untuk dimasak. Proses yang kedua
adalah proses penggilingan atau pembentukan, adonan karet yang sudah rata
dimasukkan ke dalam mesin roll untuk digiling menjadi lembaran karet. Setelah
dari proses penggilingan, lembaran karet dimasukkan ke dalam mesin cutter untuk
dipotong dalam bentuk lonjongan kecil pipa. Setiap pipa memiliki ukuran
diameter tersendiri (tergantung pemesanan order).
Selesai proses pemotongan, karet-karet yamg sudah dipotong akan
dipanggang menggunakan mesin oven. Proses ini bertujuan untuk mematangkan
karet menjadi karet mati. Sebelum dipanggang, hasil dari pemotongan karet dalam
bentuk gelondongan pipa, dikumpulkan jadi 1 terlebih dahulu untuk ditumpuk
diatas alat penampung yang dibentuk dengan bentuk sap per sap. Tiap sap
gelondongan karet yang berpipa, diberikan rim untuk mengatasi agar antar karet
berpipa tidak saling menempel satu dengan yang lain. Alat penampung yang
digunakan berbentuk seperti tangga lurus. Satu alat penampung dapat memuat ±
150 gelondongan pipa karet.
Setelah itu, gelondongan-gelondongan karet yang sudah matang
didinginkan dengan cara menyiramkan air pada gelondongan-gelondongan karet
tersebut sekaligus dilakukan pengecekan. Selesai proses pendinginan,
gelondongan-gelondongan karet tersebut akan dimasukkan ke dalam proses
perajangan. Proses perajangan menggunakan tiga mesin potong, dengan satu
mesin dapat memotong empat gelondongan karet sekaligus. Selanjutnya karet

11

Universitas Kristen Petra


yang sudah berbentuk karet gelang dibawa ke proses packaging. Proses tersebut
merupakan proses terakhir dari proses produksi karet ini sebelum dikirim ke
customer. Operation Process Chart untuk pembuatan karet gelang adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.1 Operation Process Chart Pembuatan Karet Gelang
PETA PROSES OPERASI
Pekerjaan : Pembuatan karet gelang

Nomor Peta : 01

Sekarang √ Usulan

Dipetakan oleh : Frederick

Tanggal Dipetakan : 28 Maret 2012

Bahan baku

30 menit O-1
Proses Pemasakan

2,75 menit Proses Pembentukan


O-2

0,7 menit O-3 Proses Pemotongan

7 menit Proses Pematangan


O-4

O-5 Proses Pendinginan


2 menit
I-1 Memeriksa hasil proses (qc)

3,45 menit O-6 Proses Perajangan

Waktu
Keterangan Jumlah 12 menit Proses Pengemasan
(menit) O-7
= Operasi 7 55,9

= Kombinasi 1 2

8 menit Dilakukan inspeksi sebelum


= Inspeksi 1 8 I-2 dikirim ke customer
= Storage 1
Total 10 65,9

12

Universitas Kristen Petra


4.2 Data Kerusakan
Data kerusakan pada tiap mesin atau komponen dicatat per tanggal,
penyebab, dan langkah yang dilakukan oleh divisi perawatan dapat dilihat pada
lampiran. Ada dua macam langkah perbaikan yang dilakukan yaitu pertama hanya
dilakukan pemeriksaan setelah itu diperbaiki, dan kedua adalah dilakukan
penggantian komponen jika komponen tersebut tidak memungkinkan untuk
diperbaiki.
Kerusakan-kerusakan yang terjadi pada tiap mesin atau komponen
kemudian diolah untuk mengetahui frekuensi kerusakan yang terjadi pada tiap
mesin atau komponen. Berikut merupakan data frekuensi kerusakan :

Tabel 4.2 Data Frekuensi Kerusakan Pada Tiap Mesin atau Komponen Tahun
2011 Selama 5 Bulan
Total
Bentuk Frekuensi Frekuensi
Frekuensi
Mesin Komponen
Perbaikan Penggantian
Kerusakan Kerusakan
Komponen Komponen
Saringan
Hidrolyc 26 26 0
Kneader Sobek
Roll Metal Metal Aus 16 15 1
Gigi
Gearbox Transmisi 5 4 1
Cutter Retak
Belt Aus /
V-belt 19 17 2
Putus
Pipa Pipa Bocor 10 9 1
Oven
Siil Siil Sobek 12 10 2
Belt Aus /
V-belt 3 3 0
Putus
Rajang
Tumpul /
Pisau 22 19 3
Rusak

Terlihat pada tabel 4.2, komponen yang paling sering mengalami


kerusakan adalah komponen hidrolyc pada mesin kneader dan komponen pisau
pada mesin rajang. Khusus untuk komponen hidrolyc mesin kneader data
kerusakan terjadi pada periode Oktober 2011 – Februari 2012 karena mesin masih
baru. Data lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2.

13

Universitas Kristen Petra


4.3 Analisa Distribusi Waktu dan Estimasi Parameter
Berdasarkan data yang didapat, maka didapatkan data selang waktu
kerusakan pada masing-masing komponen. Langkah yang dilakukan adalah
mencari distribusi selang waktu kerusakan dengan menggunakan software
minitab. Berikut merupakan hasil pengolahan distribusi menggunakan software
minitab :

Histogram of Kneader

5
Frequency

0
1 2 3 4 5 6 7 8
Kneader

Gambar 4.9 Histogram Mesin Kneader Komponen Hidrolyc


Histogram pada gambar 4.9 menunjukkan bahwa data selang waktu
kerusakan berkumpul pada daerah 5 yang berarti data miring ke kanan.

14

Universitas Kristen Petra


Probability Plot for Kneader
G oodness of F it Test
N ormal - 95% C I E xponential - 95% C I
99 N ormal
90 A D = 0.477
90 P -V alue = 0.216
50
P er cent

P er cent
E xponential
50
A D = 4.352
10 P -V alue < 0.003
10
Weibull
1 1 A D = 0.473
0.0 2.5 5.0 7.5 0.01 0.10 1.00 10.00 100.00 P -V alue = 0.233
Kneader Kneader
Lognormal
Weibull - 95% C I Lognormal - 95% C I A D = 0.796
99 P -V alue = 0.034

90
90
50
P er cent

P er cent
50
10

10

1 1
1 10 1 10
Kneader Kneader

Gambar 4.10 Probability Plot Mesin Kneader Komponen Hidrolyc

Berdasarkan hasil pengujian minitab, dipilih P-value lebih dari 0,05


dengan Anderson Darling terkecil adalah 0,473 yang berarti komponen kneader
berdistribusi weibull dengan parameter β = 2,79 dan θ = 4,67.
 1
MTTF = θ .Γ1 + 
 β
1
= 4,67 Γ �1 + �
2,79
= 4,16
Hasil pengujian untuk mesin atau komponen yang lain dapat dilihat pada
lampiran 3.
Setelah mengetahui hasil pengujian tersebut, maka didapatkan waktu
selang kerusakan pada tiap mesin atau komponen dengan menghitung MTTF.
Berikut merupakan hasil perhitungan distribusi selang waktu kerusakan pada tiap
mesin atau komponen :

15

Universitas Kristen Petra


Tabel 4.3 Distribusi Waktu Selang Kerusakan Pada Tiap
Mesin atau Komponen
MTTF Jadwal
Mesin Komponen Distribusi Location Shape Scale
(hari) Perawatan
Kneader Hidrolyc Weibull - 2,79 4,67 4,16063954 4 hari
Roll Metal Lognormal 2,04 - 0,31 4,14 4 hari
Gearbox - 27,25 - - 27,25 27 hari
Cutter
V-belt Lognormal 1,70 - 0,55 4,839 4 hari
Pipa Lognormal 2,38 - 0,63 12,5692 12 hari
Oven
Siil Lognormal 2,17 - 0,41 4,43 4 hari
V-belt - 41 - - 41 41 hari
Rajang
Pisau Normal 4,95 - 1,96 4,95 4 hari

Dari tabel 4.3, terlihat bahwa rata-rata waktu selang kerusakan pada tiap
komponen berbeda-beda. Komponen hidrolyc, metal, v-belt (cutter), siil, dan
pisau memiliki rata-rata waktu selang kerusakan 4 hari. Komponen pipa memiliki
rata-rata waktu selang kerusakan 12 hari. Komponen gearbox dan v-belt (rajang)
memiliki rata-rata waktu selang kerusakan 27-41 hari. Khusus komponen gearbox
dan v-belt (rajang) tidak memiliki distribusi karena data frekuensi kerusakan yang
dimiliki kedua komponen tidak mencukupi (n < 10), sehingga dilakukan
pengambilan data menggunakan rata-rata dari data tersebut.

4.4 Simulasi Jadwal Preventive Maintenance


Simulasi dilakukan pada data aktual perusahaan dengan menggunakan
metode preventive maintenance. Sistem pencegahan ini dilakukan setelah jam
kerja diatas pukul 16.00 WIB. Apabila terjadi kerusakan pada saat jam kerja,
maka dilakukan breakdown maintenance. Berikut merupakan salah satu contoh
jadwal preventive maintenance pada komponen hidrolyc di mesin kneader :

16

Universitas Kristen Petra


Tabel 4.4 Jadwal Preventive Maintenance Komponen Hidrolyc di Mesin Kneader
Komponen Okt-11
Hidrolyc 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Aktual x x x
Preventive x
Breakdown x x x

Komponen Nop-11
Hidrolyc 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Aktual x x x x x x x
Preventive x x x x x x x
Breakdown x x x

Komponen Des-11
Hidrolyc 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Aktual x x x x x x
Preventive x x x x x x
Breakdown x

Komponen Jan-12
Hidrolyc 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Aktual x x x x x
Preventive x x x x x x x
Breakdown

Komponen Feb-12
Hidrolyc 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Aktual x x x x x
Preventive x x x x x x
Breakdown x

17

Universitas Kristen Petra


Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa frekuensi kerusakan terjadi selama periode
Oktober 2011 – Februari 2012 dengan kerusakan sebanyak 26 yaitu yang berwarna hitam.
Jumlah pencegahan dengan metode preventive maintenance sebanyak 21 dengan warna merah.
Apabila preventive maintenance dilakukan sebelum breakdown terjadi, maka diasumsikan
breakdown tidak terjadi. Apabila jadwal preventive maintenance terjadi bersamaan dengan
breakdown, maka diasumsikan bahwa breakdown terjadi lebih dahulu. Berdasarkan asumsi
tersebut, didapatkan breakdown yang benar-benar terjadi setelah diterapkan jadwal preventive
maintenance sebanyak 8 dengan warna ungu. Jadwal preventive maintenance untuk komponen
lain dapat dilihat pada lampiran 4. Berikut ini merupakan perbandingan secara lengkapnya :

Tabel 4.5 Perbandingan Sistem Lama dengan


Sistem Preventive Maintenance Tahun 2011 Selama 5 Bulan
Frekuensi Kerusakan
Komponen
Sistem Lama Breakdown
Hidrolyc 26 8
Metal 16 4
Gearbox 5 3
V-belt 19 8
Pipa 10 3
Siil 12 5
V-belt 3 3
Pisau 22 5

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui jumlah breakdown yang benar-benar terjadi,
sehingga dapat diketahui total persentase kerusakan setelah dibuat jadwal preventive
maintenance. Berikut merupakan hasil perhitungan total persentase kerusakan setelah dibuat
jadwal preventive maintenance :

18

Universitas Kristen Petra


Tabel 4.6 Persentase Kerusakan Setelah Diterapkan
Jadwal Preventive Maintenance
Mesin Frekuensi Waktu Lama %
Breakdown Perbaikan Breakdown Breakdown

Kneader 8 1 jam 8 jam 0,90%

Roll 4 1 jam 4 jam 0,45%


Cutter 11 2 jam 22 jam 2,50%
Oven 8 3 jam 24 jam 2,70%
Rajang 8 1 jam 8 jam 0,90%

Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui total persentase kerusakan yang terjadi setelah
diterapkan jadwal preventive maintenance adalah sebesar 7,45%.

19

Universitas Kristen Petra

Anda mungkin juga menyukai