Anda di halaman 1dari 3

1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Permasalahan


PT Güntner Indonesia merupakan perusahaan yang memproduksi heat
exchanger, terletak di Desa Wonokoyo, Pasuruan, berdiri sejak tahun 1995.
Produk yang dihasilkan perusahaan berupa kondensor dan efaporator. Kedua
produk ini merupakan komponen dari heat exchanger.
Saat ini perusahaan memiliki beberapa lintasan produksi, diantaranya
OEM 1, OEM 2, OEM 3, GEK, dan Commercial. OEM 1 merupakan lintasan
yang memproduksi kondensor dan efaporator untuk produk 703HK-AC0000003C
Type GCOE FV 280/400. Produk 703HK-AC0000003C Type GCOE FV 280/400
merupakan produk dengan angka penjualan terbesar.
Proses produksi untuk produk 703HK-AC0000003C Type GCOE FV
280/400 meliputi Coil Assembly, Vertical Expand, Brazing Preparation, Brazing,
Leak and Pressure Test, Washing, Drying, Inspection dan Packing. Perusahaan
masih menggunakan sistem batch dalam proses produksinya.
Pada tahun 2010, salah satu target PT Güntner adalah menjadi
perusahaan yang ramping (lean). Salah satu program kerja untuk mendukung
target tersebut adalah fitness program, bertujuan untuk menghilangkan waste atau
pemborosan. Fokus perusahaan untuk saat ini adalah menghilangkan waste yang
ada di lantai produksi sehingga tercipta proses produksi yang efisien dan ramping
(lean).
Dalam prinsip lean manufacturing dikenal istilah 8 waste. Salah satu
jenis waste tersebut adalah waiting time/delay. Taichi Ohno, pencipta prisip-
prinsip Toyota Production System, mengatakan “Time not being used effectively is
a waste – we are incurring the cost of wages and all the fixed costs of rent, rates,
lighting and heating so we should use every minute of every day productively.”
(Ohno, 1995)

1
Universitas Kristen Petra
Waiting time/delay dari satu proses ke proses lain terjadi karena lintasan
produksi memiliki efisiensi yang rendah. Berdasarkan hasil dari pra-research,
efisiensi lintasan OEM 1 pada saat ini adalah 58,43% dengan waiting time sebagai
berikut:

Tabel 1.1. Waiting Time di Lintasan OEM 1


Waiting Time Second
Proses Coil Assembly 366,44
Delay menuju proses Vertical Expand 20,41
Proses Brazing Preparation 139,03
Delay menuju proses Brazing 346,19
Delay menuju proses Leak And Pressure Test 246,63
Delay menuju proses Washing 61,13
Total 1179,83

Efisiensi lintasan yang rendah menimbulkan waiting time dan


penumpukan (bottleneck). Berdasarkan hasil pra penelitian, waiting time dan
penumpukan yang terjadi pada lintasan OEM 1 ditunjukkan oleh gambar-gambar
berikut ini:

a b

c d

Gambar 1.1. Waiting Time dan Penumpukan di Lintasan OEM 1

2
Universitas Kristen Petra
Gambar-gambar di atas menunjukkan beberapa waiting time dan
penumpukan yang terjadi di lintasan OEM 1. Gambar 1.1. a menunjukkan
penumpukan yang terjadi di proses Coil Assembly. Gambar 1.1. b menunjukkan
terjadinya penumpukan di proses Vertical Expand. Gambar 1.1. c menunjukkan
penumpukan yang mengakibatkan Operator Brazing Preparation menunggu.
Gambar 1.1. d menunjukkan penumpukan pada stasiun Brazing.
Perusahaan berupaya untuk menyeimbangkan lintasan agar efisiensi
lintasan OEM 1 meningkat. Perusahaan menilai bahwa efisiensi lintasan yang ada
saat ini (58,43%) masih jauh dari harapan mereka. Target efisiensi lintasan yang
ingin dicapai perusahaan adalah 70%.

1.2 Perumusan Masalah


Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana rancangan
jumlah pekerja dan layout OEM 1 agar dapat meningkatkan efisiensi lintasan.

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari perancangan ini adalah mendapatkan rancangan
jumlah pekerja dan layout lintasan produksi OEM 1 agar efisiensi lintasan
meningkat.

1.4 Batasan Masalah


Batasan masalah dibutuhkan agar perancangan dapat berjalan lebih fokus
dan terarah. Adapun batasan pembahasan dalam perancangan ini adalah:
1. Perancangan layout hanya dilakukan pada lintasan produksi OEM 1.
2. Data waktu proses yang diambil hanya dilakukan pada produk 703HK-
AC0000003C Type GCOE FV 280/400.
3. Tahapan perancangan layout lintasan OEM 1 terbatas sampai simulasi pada
proses produksi.
4. Waktu packing disamakan dengan waktu proses sebelumnya karena jumlah
barang yang di-packing mengikuti permintaan dari konsumen (waktu proses
packing bervariasi).

3
Universitas Kristen Petra

Anda mungkin juga menyukai