Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KELOMPOK

ANALISIS KESEHATAN LINGKUNGAN


(PENCEMARAN UDARA)

Oleh Kelompok 2 :
1. Alvisar Affandi (190612642921)
2. Devy Lin Azzahra (190612642917)
3. Firda Imroatus S. (190612642900)
4. Ikhda Farah D. (190612642932)
5. Jahwa Wulandari (190612642850)
6. Widya Chairunnisa (190612642890)

Offering B

Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Malang
Tahun 2019/2020
1. Parameter Pencemaran Udara

Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) adalah laporan kualitas udara


kepada masyarakat untuk menerangkan seberapa bersih atau tercemarnya kualitas
udara dan bagaimana dampaknya terhadap kesehatan setelah menghirup udara
tersebut selama beberapa jam atau hari. Batas dan kategori (dampak) ISPU
didasarkan pada satuan internasional yaitu :
Indeks Standar Pencemar Udara dan Nilai Ambang Batas
Masing-Masing Polutan

*PM10 *SO2 *CO *O3 *NO2


Indeks
(24 jam) (24 jam) (8 jam) (1 jam) (1 jam)
50 50 80 5 120 **
100 150 365 10 235 **
200 350 800 17 400 1130
300 420 1600 34 800 2260
400 500 2100 46 1000 3000
500 600 2620 57.5 1200 3750
* µg/m3
** Tidak ada indeks nilai yang dapat dilaporkan pada konsentrasi rendah dengan
pajanan jangka pendek
Sumber: Environmental Protection Agency (EPA), 2014

2. Parameter ISPU
Berdasarkan peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI nomor
P.14/MENLHK/SETJEN/KUM. 1/7/2020 tentang Indeks Standar Pencemar Udara,
parameter ISPU meliputi:
a. Partikulat ( )
b. Partikulat ( )
c. Karbon Monoksida (CO)
d. Nitrogen Dioksida ( )
e. Sulfur Dioksida ( )
f. Ozon ( )
g. Hidrikarbon (HC)
Perhitungan ISPU dilakukan melalui kegiatan pemantauan dan konversi konsentrasi
parameter menjadi nilai ISPU. Perhitungan ini dilakukan dengan peralatan SPKUA.
SPKUA (Stasiun Pemantau Kualitas Udara Ambien) adalah perangkat yang terdiri atas
peralatan pemantau kualitas udara ambien yang beroperasi secara terus menerus dan
datanya dapat dipantau secara langsung . Hasil pemantauan SPKUA berupa:
- Data konsentrasi udara ambien pada tiap parameter
- Data meteorologi yang mempengaruhi konsentrasi udara ambien (kecepatan dan
arah angin, temperatur udara, kelembapan, intensitas matahari, dan curah hujan)
Hasil pemantauan ini akan digunakan sebagai dasar konversi konsentrasi menjadi nilai
ISPU.

3. Tindakan Pencegahan
Parameter Pencegahan
Sumber bergerak Sumber tidak Bahan baku Manusia
bergerak
-Merawat mesin -Memasang -Pengolahan Apabila kadar
bermotor agar tetap scruber pada bahan baku telah
baik. cerobong asap.
sesuai dengan melebihi baku
-Melakukan -Merawat dan
pengujian emisi dan melakukan prosedur mutu:
KIR kendaraan pemeriksaan pengamanan. -Menggunakan
secara berkala. berkala pada APD.
-Memasang filter mesin industri. -Mengurangi
pada knalpot. -Menggunakan aktivitas diluar
bahan bakar rumah.
minyak/ batu bara
dengan kadar
sulfur rendah.
- Melengkapi alat penangkap debu (Electro Precipitator)
- Melengkapi water sprayer pada cerobong
- Pembersihan ruangan dengan sistim basah
- Pemeliharaan dan perbaikan alat penangkap debu
- Menggunakan masker
CO -Merawat mesin -Memasang Apabila kadar
bermotor agar tetap scruber pada
telah
baik. cerobong asap.
-Melakukan -Merawat dan melebihi baku
pengujian emisi dan melakukan mutu:
KIR kendaraan pemeriksaan -Menggunakan
secara berkala. berkala pada APD.
-Memasang filter mesin industri. -Menutup/
pada knalpot. -Menggunakan menghindari
bahan bakar tempat yang
minyak/ batu bara diduga
dengan kadar CO mengandung
rendah. CO(sumur tua,
goa, dll)
-Merawat mesin -Mengganti Apabila kadar
bermotor agar tetap peralatan yang
telah
baik. rusak.
-Melakukan - Memasang melebihi baku
pengujian emisi dan scruber pada mutu:
KIR kendaraan cerobong asap. -Menggunakan
secara berkala. -Memodifikasi APD.
-Memasang filter proses -Mengurangi
pada knalpot. pembakaran. aktivitas diluar
rumah.
HC -Merawat mesin - Memasang Apabila kadar
bermotor agar tetap scruber pada
telah
baik. cerobong asap.
-Melakukan -Memodifikasi melebihi baku
pengujian emisi dan proses mutu:
KIR kendaraan pembakaran. -Menggunakan
secara berkala. APD.
-Memasang filter -Mengurangi
pada knalpot. aktivitas diluar
rumah.
Apabila kadar telah melebihi baku mutu:
-Menggunakan APD.
-Mengurangi aktivitas diluar rumah.

4. Pengaruh Indeks Standar Pencemar Udara Untuk Setiap Parameter Pencemar


Sumber gambar: Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor:
Kep-107/Kabapedal/11/1997
5. Dampak Kesehatan ISPU

Indeks Kategori Dampak


Tidak memberikan efek kesehatan pada manusia
1 – 50 Baik ataupun hewan dan tidak berpengaruh pada
tumbuhan, bangunan, atau nilai estetika.
51 – 100 Sedang Tidak memberikan efek kesehatan pada manusia
ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan
yang sensitif dan nilai estetika.
101 – 199 Tidak sehat Bersifat merugikan pada manusia ataupun
kelompok hewan yang sensitif atau bisa
menimbulkan kerusakan pada tumbuhan dan nilai
estetika.
Merugikan kesehatan pada sejumlah segmen
200 – 299 Sangat tidak sehat
populasi yang terpapar.
Berbahaya bagi seluruh segmen populasi secara
≥ 300 Berbahaya
umum dan dapat merugikan kesehatan yang serius.
Sumber: Environmental Protection Agency (EPA), 2014
6. Gambar Kategori dan Rentang ISPU dengan Ketentuan Waktu

Kategori Baik rentang 0 - 50


dengan warna hijau
Kategori Sedang rentang 51 - 100
dengan wama biru
Kategori Tidak rentang 101 - 199
Sehat dengan warna kuning
Kategori Sangat rentang 200 - 299
Tidak Sehat dengan wama merah
Kategori rentang 300 - 500
Berbahaya dengan warna hitam

7. Parameter-parameter Dasar untuk ISPU dan Periode Waktu Pengukuran

No. PARAMETER WAKTU PENGUKURAN

1. Partikulat (PM10) 24 jam (Periode pengukuran rata-rata)

2. Sulfur Dioksida (SO2) 24 jam (Periode pengukuran rata-rata)

3. Carbon Monoksida (CO) 8 jam (Periode pengukuran rata-rata)

4. Ozon (O3) 1 jam (Periode pengukuran rata-rata)

5. Nitrogen Dioksida (NO2) 1 jam (Periode pengukuran rata-rata)

Catatan :
1. Hasil pengukuran untuk pengukuran kontinu diambil harga rata-rata tertinggi
waktu pengukuran
2. ISPU disampaikan kepada masyarakat setiap 24 jam dari data rata-rata
sebelumnya
3. Waktu terakhrir pengambilan data dilakukan pada pukul 15.00 WIB
4. ISPU yang dilaporkan kepada masyarakat berlaku 24 jam ke depan

8. Contoh Pencemaran Udara


Pencemaran udara sebenarnya ada banyak sekali jenisnya, berdasarkan
sumber bisa dipecah menjadi akibat sumber alamiah, kegiatan manusia dan
pencemaran udara dari sumber lain contohnya yaitu:
a) Pencemaran udara dari sumber alami:
 Gunung meletus
 Kebakaran hutan akibat musim kemarau
 Nitrifikasi dan denitrifikasi biologi
 Gas beracun akibat gempa bumi
 Peluruhan H2S, CO2, dan ammonia
b) Pencemaran udara dari kegiatan manusia:
 Penggunaan transportasi
 Kegiatan industri
 Pembangkit listrik
 Proses pembakaran (perapian, kompor, insinerator dengan berbagai jenis
bahan bakar)
 Persampahan (dekomposisi, pembakaran sampah domestik, pembakaran
sampah komersial)
c) Pencemaran udara dari sumber lain:
 Transportasi amonia
 Kebocoran tangki klor
 Timbulan gas metana
 Uap pelarut organik

9. Dampak Pencemaran Udara


Dampak pencemaran udara menyerang berbagai sektor kehidupan manusia
dan makhluk hidup di bumi. Berikut ini adalah dampak pencemaran udara terhadap
kehidupan manusia dan lingkungan.
a. Dampak Bagi Kesehatan
Dampak pencemaran debu bisa menyebabkan penyakit paru-paru (bronchitis)
serta penyakit saluran pernapasan lainnya. Sedangkan dampak pencemaran
oleh zat kimia seperti Karbon Monoksida dapat menyebabkan gangguan
kesehatan pada hemoglobin . Hemoglobin adalah metaloprotein pengangkut
oksigen yang mengandung besi dalam sel darah merah. Menurut Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO), setiap tahun terdapat sekitar 3,2 juta kasus kematian
disebabkan oleh pencemaran udara di dunia.
b. Dampak Ekonomi
Pencemaran udara (diukur konsentrasi PM10) di Indonesia mengakibatkan
biaya ekonomi sekitar Rp 373.1 triliun atau setara dengan 5.03% Produk
Domestik Bruto (PDB) tahun 2011. Biaya ekonomi tersebut terdiri dari biaya
mortalitas berupa kematian dini senilai Rp 227,1 triliun(60,9% biaya total) dan
biaya morbiditas senilai 146 triliun (39,1% dari biaya total) dimana komponen
terbesar (sekitar 50%) dari biaya morbiditas tersebut adalah perawatan rumah
sakit akibat penyakit pernapasan. Biaya ekonomi dari pencemaran merupakan
beban yang harus ditanggung oleh masyarakat dengan rata-rata sekitar Rp 1,53
juta atau sekitar 6,7% dari pendapatan per kapita per tahun
c. Dampak Sosial
Akibat pecemaran udara, orang-orang tidak dapat menikmati udara sehat.
Setiap hari harus melihat dan menghirup asap. Akibatnya, aktifitas sosial
menjadi terhambat.
d. Dampak Bagi Pertanian
Pencemaran udara juga berpengaruh pada sektor pertanian. Kondisi udara
yang buruk menyebabkan terganggunya proses fotosintesis dimana itu dapat
mengganggu pertumbuhan pohon. Tanaman juga akan rawan terkena penyakit.
Penyakit tersebut antara lain klorosis dan nekrosis. Ini menyebabkan sirkulasi
udara sehat berkurang. Udara menjadi kotor sehingga tidak baik untuk dihirup.

Selain dampak diatas, pencemaran udara juga dapat menyebabkan timbulnya


hujan asam, efek rumah kaca, dan kerusakan pada lapisan ozon.
REFERENSI

ISPU (Indeks Standar Pencemar Udara). (n.d.). Retrieved September 21, 2020, from
http://www.cets-uii.org/BML/Udara/ISPU/ISPU (Indeks Standar Pencemar Udara).htm

Anda mungkin juga menyukai