Anda di halaman 1dari 13

PENERAPAN PENGGUNAAN

SCATTER PLOT DAN FISHBONE


DALAM BERBAGAI BIDANG

Dosen Pengampu:
Dania Siregar S.Stat., M.Si.

Disusun Oleh :
Faiz Farhan (1314623072)
Muhammad Faiz Hakim (1314623052)
Putri Tungga Dewi Buana (1314623017)
Rachmawati Tefaaulia (1314623066)
Yoseph Felix (1314623068)

Program Studi Statistika


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Jakarta
2024
Fishbone Diagram
1. Apa itu fishbone diagram
Fishbone adalah sebuah alat analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi dan
menggambarkan penyebab-penyebab dari suatu masalah atau kejadian. Nama
"fishbone" diberikan karena diagram ini memiliki bentuk seperti tulang ikan.

Fishbone analysis ini terdiri dari sebuah garis horizontal yang mewakili masalah
yang ingin dipecahkan atau kejadian yang ingin dianalisis. Garis ini berfungsi sebagai
tulang ikan. Lalu, dari garis ini terdapat garis-garis cabang vertikal yang mewakili
kategori-kategori penyebab yang berbeda. Contoh kategori penyebab umum meliputi
orang, metode, mesin, bahan, lingkungan, dan pengukuran.

Tujuan utama dari fishbone adalah untuk membantu memahami hubungan


sebab-akibat dari suatu masalah dan mengidentifikasi akar penyebab yang
mendasarinya. Dengan mengetahui penyebab utama, langkah-langkah perbaikan atau
tindakan pencegahan yang tepat dapat diambil untuk mengatasi masalah tersebut.

2. Contoh fishbone diagram

contoh 1
contoh 2
Judul jurnal : Implementasi Pengendalian Kualitas Dengan Menggunakan Metode Statistik Pada PT
Industri Marmer Indonesia Tulungagung
(https://media.neliti.com/media/publications/184940-ID-implementasi-pengendalian-kualitas-denga.p
df)

3. Fungsi dari Fishbone Diagram


Dalam menguraikan masalah, terdapat beberapa fungsi dari fishbone, yaitu sebagai berikut:
a. Membantu memvisualisasikan hubungan antara faktor-faktor yang
mempengaruhi suatu masalah atau kejadian.

Penyebab yang berkontribusi terhadap masalah ditampilkan pada


cabang tulang ikan dan dikelompokkan dalam berbagai kategori. Kategori
penyebab utama ini bisa macam-macam, tergantung dari masalah yang ingin
Anda cari akar penyebabnya. Berikut ini beberapa contoh kategori yang saya
ambil.

4S industri jasa atau lainnya


● Suppliers
● Systems
● Surroundings
● Skills

8P industri jasa atau lainnya


● Procedures
● Policies
● Place
● Product
● People
● Processes
● Price
● Promotion
6M industri manufaktur
● Man
● Materials
● Machine
● Methods
● Measurements
● Mother Nature (Environment)

b. Memudahkan untuk mengidentifikasi akar penyebab dari masalah dan


membuat rencana perbaikan.
c. Menyediakan alat untuk melakukan analisis secara terstruktur dan sistematis.
d. Mengurangi risiko kesalahan dalam analisis dan perbaikan proses.
e. Memudahkan komunikasi dan kolaborasi antara anggota tim dalam
menyelesaikan masalah.
Penerapan penggunaan Scatter Plot dalam berbagai bidang
1. Penggunaan Scatter Plot Pada Bidang Pendidikan
Judul Jurnal : Pengaruh Salah Pilih Jurusan Terhadap Nilai Akademik Mahasiswa
Program Studi BKI UIN Khas Jember
Link Jurnal : View of Pengaruh Salah Pilih Jurusan Terhadap Nilai Akademik
Mahasiswa Program Studi BKI UIN Khas Jember (minartis.com)
Tujuan :
● Untuk mengkaji serta menganalisis pengaruh salah pilih jurusan mahasiswa
prodi BKI UIN KHAS Jember terhadap nilai akademik selama proses belajar
mengajar dikampus.

Interpretasi :
Berdasarkan hasil analisis di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Salah Pilih Jurusan
(X) tidak berpengaruh positif terhadap Nilai Akademik (Y) dengan pengaruh sebesar
11 %. Pengaruh ini bermakna bahwa semakin tinggi salah pilih jurusan tidak akan
berpengaruh terhadap nilai akademik. Dengan demikian, penelitian ini dapat
menjawab hipotesis bahwa H1 ditolak yakni terdapat pengaruh salah pilih jurusan
terhadap nilai akademik mahasiswa program studi bimbingan dan konseling islam
UIN KHAS Jember dan Ho diterima bahwa tidak ada pengaruh salah pilih jurusan
terhadap nilai akademik mahasiswa program studi bimbingan dan konseling islam
UIN KHAS Jember.

2. Penggunaan Scatter Plot Pada Bidang Usaha


Judul Jurnal: Implementasi Pengendalian Kualitas Dengan Menggunakan Metode
Statistik Pada PT Industri Marmer Indonesia Tulungagung
Link Jurnal :
https://media.neliti.com/media/publications/184940-ID-implementasi-pengendalian-k
ualitas-denga.pdf
Tujuan :
● Untuk mengetahui dan menguji kuatnya hubungan antar dua variabel yaitu
variabel jumlah produksi (x) dan variabel jumlah cacat (y).
● Untuk menanggulangi kecacatan produk pada saat proses produksi.
● Untuk mendeteksi kecacatan, mencegah terjadinya kecacatan, serta dapat
menjaga dan meningkatkan standar kualitas produk.

Interpretasi : Gambar 6 diatas adalah diagram scatter BJA marmer Kawi 60 x 60 x 2


cm untuk kategori satu jenis cacat yaitu permukaan BJA marmer masih berlubang dan
kategori dua jenis cacat yaitu tidak siku dan permukaan BJA marmer masih
berlubang. Nilai korelasi (r) pada gambar 6 adalah positif sebesar 0.66724 yang
berarti jika jumlah produksi meningkat maka jumlah cacat permukaan BJA marmer
masih berlubang juga akan meningkat. Nilai korelasi (r) pada gambar 7 adalah positif
sebesar 0.56988 yang berarti jika jumlah produksi meningkat maka jumlah cacat tidak
siku dan permukaan masih berlubang pada BJA marmer Kawi ukuran 60 x 60 x 2 cm
juga akan meningkat.

3. Penggunaan Scatter Plot Pada Bidang Teknologi


Judul Jurnal : Analisis Heatmap Korelasi dan Scatterplot untuk Mengidentifikasi
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelabelan AC efisiensi Energi
link Jurnal : https://jurnal.umsu.ac.id/index.php/RMME/article/view/13133
Tujuan :
● Untuk menampilkan atau memvisualisasikan hubungan linear antara variabel
daya, kapasitas pendinginan, konsumsi energi tahunan, dan biaya listrik
dengan variabel efisiensi serta mengukur tingkat kekuatan, distribusi, dan pola
hubungan antara dua variabel tersebut.
● Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi energi AC
berdasarkan daya, kapasitas pendinginan, konsumsi listrik tahunan, dan biaya
listrik.
● Dapat membantu dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
efisiensi energi AC, sehingga dapat dilakukan tindakan yang tepat untuk
meningkatkan efisiensi energi AC.
interpretasi : Berdasarkan hasil visualisasi dengan scatterplot dan evaluasi dengan
R-squared, dapat dilihat bahwa variabel daya, kapasitas pendinginan, konsumsi energi
tahunan dan biaya listrik memiliki nilai R-squared masing – masing 0.054, 0.037,
0.016, dan 0.054 serta memiliki trendline terbalik yaitu mengarah dari kiri atas ke arak
kanan bawah, hal ini menandakan bahwa variabel tersebut memiliki korelasi negatif
dengan efisiensi.

4. Penggunaan Scatter Plot Pada Bidang Usaha - Pengendalian Kualitas Produk Roti
Jurnal : Analisis Pengendalian Kualitas Produk Roti dengan Metode Seven Tools di
UMKM Anni Bakery and Cake
Tujuan :
● Agar barang hasil produksi dapat mencapai standar kualitas yang telah
ditetapkan.
● Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin.
● Mengusahakan agar biaya desain dari produk dan proses dengan
menggunakan kualitas produksi tertentu dapat menjadi sekecil mungkin.
Berdasarkan Gambar 3 pada variabel x dapat diketahui bahwa terdapat 4 jenis
kecacatan pada produk roti tawar original kupas, yaitu antara lain sebagai berikut:
a. Bentuk roti tidak sesuai standar didefinisikan dengan nilai 1 (satu)
b. Kulit roti keriput didefinisikan dengan nilai 2 (dua)
c. Pengupasan tidak sesuai standar didefinisikan dengan nilai 3 (tiga)
d. Kulit roti berlubang didefinisikan dengan nilai 4 (empat)
Variabel x : Produksi cacat/tidak sesuai ketentuan
Variabel y : Total Produksi

Interpretasi :
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan pada toko Anni Bakery and Cake yang
memproduksi roti kupas 28 batch dengan 60 pcs/batch, diagram pencar menunjukkan
hanya terdapat 0-4 roti kupas cacat per-batchnya. Ini menunjukkan bahwa terdapat
korelasi antara jenis kecacatan dan jumlah cacat tiap batchnya dimana setelah
dikalkulasikan dari 28 batch rata-rata Anni Bakery dan Cake memproduksi 2 produk
cacat. Lalu dari tabel, diketahui produk cacat paling banyak terdapat pada batch ke-28
dengan 4 roti kupas yang tidak memenuhi ketentuan/cacat. Jumlah produk cacat
selama bulan Maret 2021 adalah 56 produk dari 1680 produk, dengan dominan cacat
terjadi pada jenis kecacatan kulit roti keriput yaitu sebanyak 25 produk.

5. Penggunaan Scatter Plot Pada Bidang Energi


Jurnal : Analisis Pengaruh Pandemi Covid-19 Terhadap Prediksi Kebutuhan Listrik
di Wilayah Jawa Barat dengan Metode Statistik Inferensial Regresi dan Korelasi
Linier Sederhana
Tujuan :
● Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh Covid-19 terhadap kebutuhan
listrik di Jawa Barat.
● Mengetahui korelasi antara jumlah penduduk dan total energi yang digunakan.
Interpretasi : Berdasarkan diagram pencar tersebut Jumlah Penduduk berperan sebagai
variabel bebas dan Total Energi berperan sebagai variabel terikat. Total Energi paling
tinggi dikonsumsi berada di rentang 50-51 milyar dengan jumlah penduduk Provinsi
Jawa Barat dalam rentang 49-50 juta jiwa. Lalu dapat diketahui jika semakin banyak
jumlah penduduk maka total energi yang dibutuhkan semakin meningkat, hal tersebut
menunjukkan pola korelasi positif.

6. Penggunaan Scatter Plot Pada Bidang Ekonomi


Jurnal : Analisis Data Inflasi Indonesia Menggunakan Metode
Fourier dan Wavelet Multiscale Autoregressive
Link jurnal :
https://ojs.unm.ac.id/variansistatistika/article/download/7206/4184
Tujuan :
● Untuk mengetahui stabil atau tidaknya perekonomian di suatu daerah

Interpretasi: Berdasarkan hasil pengujian Pola data mengalami fluktuatif naik turun
dan berulang pada suatu interval. Nilai inflasi tertinggi mencapai 12,14 terjadi pada
bulan september 2008. Sedangkan nilai inflasi terendah mencapai 2,41 terjadi pada
November 2009. Nilai inflasi yang naik turun sangat fluktuatif menyebabkan
ketidakstabilan perekonomian. Rata-rata inflasi mencapai 5,84 dengan standar deviasi
2,23.
7. Penggunaan Scatter Plot Pada Bidang Usaha
Jurnal: Analisis Pengendalian Kualitas Produk dengan Menggunakan Metode
Statistical Quality Control (SQC) untuk Meminimumkan Produk Rusak
Link Jurnal:
https://proceedings.unisba.ac.id/index.php/BCSBM/article/download/7189/2647/
Tujuan :
● Untuk barang hasil produksi sesuai dengan standar kualitas yang telah
ditetapkan
● Meminimalisir produk yang rusak

Interpretasi : Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan pada produk sandal gunung
pada perusahaan Bearpath di Kota Bandung dari total 3000 pasang produk terdapat
5% atau lebih tepatnya 156 pasang yang rusak, atau setiap 100 produk sandal gunung
diagram pencar menunjukan rata – rata produk sandal gunung yang rusak per harinya
sebanyak 5,2 pasang dibulatkan menjadi 6 pasang

8. Penggunaan Scatter Plot Pada Bidang Olahraga


Jurnal: Body Mass Index as a Parameter of Running Speed
Link Jurnal:
https://bioscmed.com/index.php/bsm/article/view/83/80
Tujuan :
● Menganalisis korelasi antara BMI dan kecepatan lari
Interpretasi : Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan pada 35 siswa di sekolah
menengah keatas atlet di Palembang Dengan BMI para siswa bervariasi dari 17,05
hingga 27,12 dengan rata-rata 21,48. Dengan kecepatan lari sebagai variabel terikat
dan BMI sebagai variabel bebas. Berdasarkan grafik tersebut, terlihat bahwa titik-titik
data menyebar secara acak, tidak mengikuti garis lurus artinya korelasi antara
kecepatan lari dan IMT lemah atau tidak ada korelasi antara BMI dan kecepatan lari

9. Penggunaan Scatter Plot Pada Bidang Usaha


Jurnal : Optimalisasi Standar Kualitas Sarung Tenun Dengan Aplikasi Seven Tools
Sarung Indonesia
Link Jurnal : https://jurnal.polsri.ac.id/index.php/teknika/article/view/6679/2677
Tujuan :
● Untuk mengetahui keterkaitan antara variabel x (jumlah produksi) dan
variabel y (jumlah cacat)

Interpretasi : Berdasarkan hasil pengujian diagram scatter diatas menunjukan


titik sebaran membentuk pola yang mengarah ke kanan atas yang berarti
memiliki korelasi positif. Dari pola tersebut dapat diketahui bahwa banyaknya
jumlah produksi selaras dengan jumlah cacat.

10. Penggunaan Scatterplot pada bidang Sosial dan Demografi


judul jurnal : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Penduduk di Kota
Semarang Menggunakan Metode Regresi Data Panel
Link jurnal: https://jurnal.unipasby.ac.id/index.php/jstatistika/article/view/2227
Tujuan :
● Untuk mengetahui seberapa besar keterkaitan antara jumlah penduduk dengan
jumlah kelahiran di setiap kecamataan Kota Semarang

Interpretasi : Berdasarkan Gambar 1 diketahui bahwa scatter plot yang terbentuk


mengikuti garis linier meskipun ada beberapa data yang diduga outlier. Hal ini dapat
menunjukkan bahwa terdapat hubungan linier antara Jumlah Penduduk dengan
Kelahiran.

11. Penggunaan Scatter Plot Pada Bidang Geografi dan Kesehatan


Judul Jurnal : Pola Sebaran Spasial Stunting di Kabupaten Lampung Selatan dengan
Pendekatan Autokorelasi Spasial
Link Jurnal : https://journal.ipb.ac.id/index.php/p2wd/article/view/39797
Tujuan :
● Untuk menggambarkan hubungan dari nilai amatan suatu wilayah dengan
rata-rata nilai amatan wilayah yang berdekatan dan terstandarisasi
● Untuk mengidentifikasi pola sebaran spasial prevalensi stunting di Kabupaten
Lampung Selatan.
Interpretasi : Moran’s scatterplot yang ditunjukkan pada Gambar 3 membagi
desa-desa di Kabupaten Lampung Selatan ke dalam empat kuadran. Garis linear yang
melewati kuadran I dan kuadran III pada Moran’s scatterplot menunjukkan bahwa
prevalensi stunting memiliki hubungan spasial yang positif antar desa, sehingga pola
sebaran spasial yang terbentuk adalah mengelompok, walaupun desadesa pada
kuadran II dan IV menunjukkan hubungan spasial yang negatif dengan pola sebaran
spasial menyebar. Pada kuadran I dan IV, pola sebaran memiliki hubungan spasial
yang lemah, hal ini dikarenakan pola sebaran data yang menyebar, sedangkan pada
kuadran II dan III pola sebaran memiliki hubungan spasial yang kuat, hal ini dapat
terlihat dari pola sebaran data yang mengelompok. Jumlah desa pada kuadran I
(high-high) yaitu sebanyak 12 desa dari 13 kecamatan, sedangkan pada kuadran II
(low-high) sebanyak 67 desa dari 15 kecamatan, selanjutnya pada kuadran III
(low-low) sebanyak 110 desa dari seluruh kecamatan, kemudian pada kuadran IV
(high-low) sebanyak 40 desa dari 14 kecamatan. Terdapat satu desa yang tidak
termasuk ke dalam empat kuadran pada Moran’s scatterplot yaitu Desa Tejang Pulau
Sebesi, hal ini dikarenakan desa tersebut merupakan desa kepulauan yang tidak
memiliki jumlah ketetanggan.

Anda mungkin juga menyukai