Dosen Pengampu:
Dania Siregar S.Stat., M.Si.
Disusun Oleh :
Faiz Farhan (1314623072)
Muhammad Faiz Hakim (1314623052)
Putri Tungga Dewi Buana (1314623017)
Rachmawati Tefaaulia (1314623066)
Yoseph Felix (1314623068)
Fishbone analysis ini terdiri dari sebuah garis horizontal yang mewakili masalah
yang ingin dipecahkan atau kejadian yang ingin dianalisis. Garis ini berfungsi sebagai
tulang ikan. Lalu, dari garis ini terdapat garis-garis cabang vertikal yang mewakili
kategori-kategori penyebab yang berbeda. Contoh kategori penyebab umum meliputi
orang, metode, mesin, bahan, lingkungan, dan pengukuran.
contoh 1
contoh 2
Judul jurnal : Implementasi Pengendalian Kualitas Dengan Menggunakan Metode Statistik Pada PT
Industri Marmer Indonesia Tulungagung
(https://media.neliti.com/media/publications/184940-ID-implementasi-pengendalian-kualitas-denga.p
df)
Interpretasi :
Berdasarkan hasil analisis di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Salah Pilih Jurusan
(X) tidak berpengaruh positif terhadap Nilai Akademik (Y) dengan pengaruh sebesar
11 %. Pengaruh ini bermakna bahwa semakin tinggi salah pilih jurusan tidak akan
berpengaruh terhadap nilai akademik. Dengan demikian, penelitian ini dapat
menjawab hipotesis bahwa H1 ditolak yakni terdapat pengaruh salah pilih jurusan
terhadap nilai akademik mahasiswa program studi bimbingan dan konseling islam
UIN KHAS Jember dan Ho diterima bahwa tidak ada pengaruh salah pilih jurusan
terhadap nilai akademik mahasiswa program studi bimbingan dan konseling islam
UIN KHAS Jember.
4. Penggunaan Scatter Plot Pada Bidang Usaha - Pengendalian Kualitas Produk Roti
Jurnal : Analisis Pengendalian Kualitas Produk Roti dengan Metode Seven Tools di
UMKM Anni Bakery and Cake
Tujuan :
● Agar barang hasil produksi dapat mencapai standar kualitas yang telah
ditetapkan.
● Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin.
● Mengusahakan agar biaya desain dari produk dan proses dengan
menggunakan kualitas produksi tertentu dapat menjadi sekecil mungkin.
Berdasarkan Gambar 3 pada variabel x dapat diketahui bahwa terdapat 4 jenis
kecacatan pada produk roti tawar original kupas, yaitu antara lain sebagai berikut:
a. Bentuk roti tidak sesuai standar didefinisikan dengan nilai 1 (satu)
b. Kulit roti keriput didefinisikan dengan nilai 2 (dua)
c. Pengupasan tidak sesuai standar didefinisikan dengan nilai 3 (tiga)
d. Kulit roti berlubang didefinisikan dengan nilai 4 (empat)
Variabel x : Produksi cacat/tidak sesuai ketentuan
Variabel y : Total Produksi
Interpretasi :
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan pada toko Anni Bakery and Cake yang
memproduksi roti kupas 28 batch dengan 60 pcs/batch, diagram pencar menunjukkan
hanya terdapat 0-4 roti kupas cacat per-batchnya. Ini menunjukkan bahwa terdapat
korelasi antara jenis kecacatan dan jumlah cacat tiap batchnya dimana setelah
dikalkulasikan dari 28 batch rata-rata Anni Bakery dan Cake memproduksi 2 produk
cacat. Lalu dari tabel, diketahui produk cacat paling banyak terdapat pada batch ke-28
dengan 4 roti kupas yang tidak memenuhi ketentuan/cacat. Jumlah produk cacat
selama bulan Maret 2021 adalah 56 produk dari 1680 produk, dengan dominan cacat
terjadi pada jenis kecacatan kulit roti keriput yaitu sebanyak 25 produk.
Interpretasi: Berdasarkan hasil pengujian Pola data mengalami fluktuatif naik turun
dan berulang pada suatu interval. Nilai inflasi tertinggi mencapai 12,14 terjadi pada
bulan september 2008. Sedangkan nilai inflasi terendah mencapai 2,41 terjadi pada
November 2009. Nilai inflasi yang naik turun sangat fluktuatif menyebabkan
ketidakstabilan perekonomian. Rata-rata inflasi mencapai 5,84 dengan standar deviasi
2,23.
7. Penggunaan Scatter Plot Pada Bidang Usaha
Jurnal: Analisis Pengendalian Kualitas Produk dengan Menggunakan Metode
Statistical Quality Control (SQC) untuk Meminimumkan Produk Rusak
Link Jurnal:
https://proceedings.unisba.ac.id/index.php/BCSBM/article/download/7189/2647/
Tujuan :
● Untuk barang hasil produksi sesuai dengan standar kualitas yang telah
ditetapkan
● Meminimalisir produk yang rusak
Interpretasi : Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan pada produk sandal gunung
pada perusahaan Bearpath di Kota Bandung dari total 3000 pasang produk terdapat
5% atau lebih tepatnya 156 pasang yang rusak, atau setiap 100 produk sandal gunung
diagram pencar menunjukan rata – rata produk sandal gunung yang rusak per harinya
sebanyak 5,2 pasang dibulatkan menjadi 6 pasang