Anda di halaman 1dari 46

RENCANA TINDAK LANJUT

ORIENTASI PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA (PPPK)

Judul
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI IMERSIF SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN DASAR FOTOGRAFI KELAS X DESAIN KOMUNIKASI
VISUAL
DI SMK NEGERI 1 KOKAP

Disusun oleh:
Sigit Dwilaksono, S.Pd
No. Presensi: 30

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA


YOGYAKARTA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
ORIENTASI PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA (PPPK)
ANGKATAN 3
YOGYAKARTA
TAHUN 2023
i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
kenikmatan, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Rencana
Tindak Lanjut sebagai kelanjutan dari kegiatan Orientasi PPPK di Sekolah Menengah
Kejuruan 1 Kokap Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Rencana Tindak Lanjut ini masih jauh
dari sempurna, karena keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu,
dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun.
Selama penyusunan laporan kegiatan ini tentunya penulis tidak sedikit
menghadapi rintangan dari awal hingga akhir. Berkat bimbingan, bantuan dan dukungan
serta kerjasama dari berbagai pihak maka segala rintangan tersebut dapat penulis atasi.
Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan Rencana Tindak
Lanjut ini, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga
Allah SWT memberikan pahala yang berlipat kepada semua pihak yang telah membantu
tersusunnya laporan aktualisasi ini.

Yogyakarta 1 November 2023


Penulis

Sigit Dwilaksono, S.Pd

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii

DAFTAR TABEL.................................................................................................................... iv

BAB I..................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN....................................................................................................................1

1. Latar Belakang...........................................................................................................1

2. Visi dan Misi Organisasi.............................................................................................6

3. Tugas dan Fungsi Organisasi......................................................................................9

4. Tugas dan Fungsi Jabatan........................................................................................16

5. Tujuan dan Manfaat Penulisan................................................................................17

BAB II..................................................................................................................................18

RENCANA TINDAK LANJUT................................................................................................ 18

1. Rencana Kegiatan, Waktu dan Tempat Pelaksanaan...............................................18

2. Implementasi Nilai Dasar BerAKHLAK dan SATRIYA ................................................20

3. Hasil yang Diharapkan.............................................................................................36

BAB III.................................................................................................................................39

PENUTUP............................................................................................................................39

1. Kesimpulan..............................................................................................................39

2. Saran........................................................................................................................39

3. Pengalaman Pembelajaran......................................................................................40

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................41

LAMPIRAN..........................................................................................................................42

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Identifikasi ………………………………………………………………………. 3


permasalahan
Tabel 2. Jadwal Aktualisasi ……………………………………………………………………………….. 20

Tabel 3. Aktualisasi Nilai Dasar BerAKHLAK dan SATRIYA kegiatan 1 …………………. 21

Tabel 4. Aktualisasi Nilai Dasar BerAKHLAK dan SATRIYA kegiatan 2 …………………. 24

Tabel 5. Aktualisasi Nilai Dasar BerAKHLAK dan SATRIYA kegiatan 3 …………………. 25

Tabel 6. Aktualisasi Nilai Dasar BerAKHLAK dan SATRIYA kegiatan 4 …………………. 27

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Guru menurut UU no. 14 tahun 2005 “adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.” Menurut pandangan lama, guru adalah
sosok manusia yang patut digugu dan ditiru. Digugu dalam arti segala ucapannya dapat
dipercaya. Ditiru berarti segala tingkah lakunya harus dapat menjadi contoh atau
teladan bagi masyarakat.
Perkembangan baru terhadap pandangan belajar mengajar membawa konsekuensi
kepada guru untuk meningkatkan peranan dan kompetensinya karena proses belajar
mengajar dan hasil belajar peserta didik sebagian besar ditentukan oleh peranan dan
kompetensi guru. Guru yang kompeten akan lebih mampu mengelola kelasnya
sehingga hasil belajar peserta didik berada pada tingat optimal.
Peran seorang guru sangatlah signifikan dalam proses belajar mengajar. Peran guru
dalam proses belajar mengajar meliputi banyak hal seperti sebagai pengajar, manajer
kelas, supervisor, motivator, konsuler, eksplorator, dsb. Peran guru yang dianggap
paling dominan dilaksanakan pada kegiatan sehari-hari adalah:
1. Guru sebagai Demonstrator
Melalui peranannya sebagai demonstrator, lecturer, atau pengajar, guru
hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya
serta senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam
hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini akan sangat menetukan hasil belajar yang
dicapai oleh peserta didik. Salah satu hal yang harus diperhatikan oleh guru ialah
bahwa ia sendiri adalah pelajar. Ini berarti bahwa guru harus belajar terus-menerus.
Dengan cara demikian ia akan memperkaya dirinya dengan berbagai ilmu pengetahuan
sebagai bekal dalam melaksanakan tugasnya sebagai demonstrator sehingga mampu
memperagakan apa yang diajarkannya secara didaktis. Maksudnya ialah agar apa yang
disampaikannya itu betul-betul dimiliki oleh anak didik.

1
2. Guru Sebagai Pengelola Kelas
Mengajar dengan sukses berarti harus ada keterlibatan peserta didik secara aktif
untuk belajar.Keduanya berjalan seiring, tidak ada yang mendahului antara mengajar
dan belajar karena masing-masing memiliki peran yang memberikan pengaruh satu
dengan yang lainnya. Keberhasilan/kesuksesan guru mengajar ditentukan oleh aktivitas
peserta didik dalam belajar, demikian juga keberhasilan peserta didik dalam belajar
ditentukan pula oleh peran guru dalam mengajar.
3. Guru sebagai Mediator
Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang
cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat komunikasi
guna lebih mengefektifkan proses belajar-mengajar. Dengan demikian jelaslah bahwa
media pendidikan merupakan dasar yang sangat diperlukan yang bersifat melengkapi
dan merupakan bagian integral demi berhasilnya proses pendidikan.
4. Guru sebagai Fasilitator
Sebagai fasilitator guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang
kiranya berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar-
mengajar, baik yang berupa narasumber, buku teks, majalah ataupun surat kabar.
5. Guru sebagai Evaluator
Dalam dunia pendidikan, setiap jenis pendidikan atau bentuk pendidikan pada
waktu- waktu tertentu selama satu periode pendidikan akan diadakan evaluasi, artinya
pada waktu- waktu tertentu selama satu periode pendidikan tadi orang selalu
mengadakan penilaian terhadap hasil yang telah dicapai, baik oleh pihak terdidik
maupun oleh pendidik. Penilaian perlu dilakukan, karena dengan penilaian guru dapat
mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan peserta didik terhadap
pelajaran, serta ketepatan atau keefektifan metode mengajar.
6. Guru sebagai Motivator
Sejalan dengan pergeseran makna pembelajaran dari pembelajaran yang
berorientasi kepada guru (teacher oriented) ke pembelajaran yang berorientasi kepada
peserta didik (student oriented), maka peran guru dalam proses pembelajaran pun
mengalami pergeseran, salah satunya adalah penguatan peran guru sebagai motivator.
Pada kenyataannya dalam melaksanakan tugas dan peran sebagai seorang

2
guru selalu menemui permasalahan terkait dengan fungsi dan peran guru.
Permassalahan permasalahan yang penulis hadapi selama menjalankan tugas
diantaranya:
Tabel 1. Idedntifikasi Permasalahan
Jenis Masalah yang
No Analisis Identifikasi Masalah
Permasalahan Diidentifikasi
1 Pedagogik, literasi,  Motivasi belajar  Peserta didik hanya menerima
dan numerasi. peserta didik saja yang diberikan oleh guru
lemah  Tidak pernah bertanya pada saat
 Peserta didik pembelajaran berlangsung
belum memiliki
literasi yang baik
2 Kesulitan belajar  Peserta didik  Peserta didik sulit menyerap
peserta didik dan sulit menerima materi, cenderung pesimis
masalah materi kejuruan  Peserta didik memilih jurusan
pembelajaran
 Peserta didik yang tidak sesuai minatnya
(berdiferensiasi) di
mempunyai  Peserta didik merasa ketakutan
kelas
gaya belajar karena tidak mampu mengikuti
yang berbeda pembelajaran
dalam  Guru mengajar dengan gaya yang
menerima monoton sehingga membuat
materi peserta didik bosan (Menjelaskan
pembelajaran dengan metode ceramah dan
peserta didik disuruh menyimak
buku, menyuruh mengerjakan
latihan soal dan melaksanakan
ulangan).
3 Pemahaman/  Guru belum  Guru merasa nyaman dengan
pemanfaatan memahami model pembelajaran yang sudah
model-model model diterapkan
pembelajaran
pembelajaran  Media pembelajaran masih kurang
inovatif
yang cocok bervariasi
berdasarkan
karakteristik materi dengan jenis  Media pembelajaran belum
dan peserta didik. materi yang mengakomodir gaya belajar
akan seluruh peserta didik
disampaikan  Tidak semua guru menggunakan
model pembelajaran yang inovatif
4 Pemanfaatan  Guru belum  Guru merasa nyaman dengan
teknologi/inovasi maksimal metode ceramah dan mencatat di
dalam memanfaatkan kelas
pembelajaran.
3
Jenis Masalah yang
No Analisis Identifikasi Masalah
Permasalahan Diidentifikasi
teknologi /TIK Guru masih menyamaratakan

dalam proses karakteristik dan kemampuan
pembelajaran peserta didik dalam menerima
pelajaran
 Tampilan media ajar yang masih
sederhana dan monoton
 Guru belum pernah menggunakan
dan memanfaatkan aplikasi TIK
 Sarana dan prasarana belum
mendukung untuk melaksanakan
pembelajaran dengan TIK
Sebagai guru yang adaptif tentunya selalu berusaha melakukan upaya untuk
mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan kinerja untuk mencapai
tujuan yang diharapkan. Upaya yang telah penulis laksanakan dalam mengatasi
permasalahan tersebut diatas antara lain dengan menyiapkan rancangan pembelajaran
Inovatif mencakup metode, media dan strategi mengajar yang dapat menggugah
keaktifan peserta didik sehingga peserta didik bersemangat dalam belajar dan merasa
terlibat dalam pembelajaran.
Perancangan rencana pembelajaran PjBL menjadi alternatif model pembelajaran
abad 21 dikarenakan ada beberapa kelebihan yang sesuai dengan orientasi
pengembangan keterampilan abad 21. Pembelajaran berbasis proyek meletakkan
peserta didik sebagai subyek belajar yang aktif, mendorong munculnya inisiatif dan
proses eksplorasi, memberikan kesempatan menerapkan apa yang dipelajari,
kesempatan untuk mempresentasikan atau mengkomunikasikan, mengapresiasi dan
mengevaluasi kinerjanya.
Dalam pelaksanaan pembelajaran guru hendaknya mentaati rencana pembelajaran
yang telah di buat dan mengevaluasi bila ada kekurangan. Menerapkan metode tanya
jawab dan presentasi untuk lebih meningkatkan keaktifan peserta didik. Materi ajar juga
perlu dibenahi dikemas tampilannya supaya terlihat lebih menarik.
Menyiapkan rancangan pembelajaran kontekstual mencakup metode, media dan
strategi mengajar yang dapat menggugah keaktifan peserta didik sehingga peserta didik
bersemangat dalam belajar dan merasa terlibat dalam pembelajaran. Merancang media
interaktif dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Mobile media merupakan suatu
4
model pembelajaran yang melibatkan perangkat bergerak sehingga peserta didik dapat
mengakses materi pembelajaran tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu, di manapun dan
kapanpun mereka berada. Media pembelajaran Teknologi Imersif ini menjadikan
pembelajaran menarik dan memberikan dampak positif terhadap performa akademik
berupa motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu, media
pembelajaran berbasis Teknologi Imersif perlu dikembangkan karena lebih efektif dan
efisien sehingga membantu guru untuk lebih mudah menyampaikan materi dan peserta
didik cepat memahami materi yang dipelajarinya.
Membiasakan literasi dalam pembelajaran, maka perlu di integrasikan dalam
rencana pembelajaran. Peserta didik diberikan materi, materi bisa berupa tulisan,
gambar atau video beberapa hari sebelum jadwal pelajaran kemudian diminta untuk
mengamati dan mencermati dan menemukan hal-hal yang dianggap sulit atau
miskonsepsi. Selanjutnya peserta didik diminta untuk membandingkan dengan sumber
lain dan mencatatnya. Peran guru sebagai role model bagi peserta didik dalam hal
membaca perlu ditingkatkan dalam hal pendampingan dan keteladanan. Pelatihan
Menulis, merupakan kegiatan yang dirancang agar setiap sekolah melatih/mendidik
peserta didik untuk menulis, dengan pemberian tugas untuk menulis kembali buku yang
telah dibaca dalam bentuk resume buku atau resensi buku.
Setelah melaksanakan berbagai upaya untuk mengatasi permasalahan yang
dihadapi dalam melaksanakan kinerja untuk mencapai tujuan yang diharapkan, tentunya
tidak semuanya lancar tanpa mengalami hambatan atau kendala. Kendala-kendala yang
dijumpai saat melaksanakan kinerja diantaranya:
1. Pendidik harus memiliki persiapan yang matang, tidak dapat dilaksanakan sendiri,
memerlukan bantuan orang lain.
2. Pendidik belum memahami serta menguasai konsep penggunaan media
pembelajaran serta teknik pembuatan media pembelajaran interaktif.
3. Pendidik harus memiliki kepedulian dan keinginan untuk selalu memotivasi peserta
didik agar lebih giat dan lebih baik dalam belajar.
4. Pendidik harus menguasai teknologi terkini.
5. Kelengkapan sarana dan prasarana yang mendukung.

5
2. Visi dan Misi Organisasi
Menurut Perda DIY Nomor 2 Tahun 2023 Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta rumusan visi dan misi
Pemda DIY adalah sebagai berikut
Visi
Visi Gubernur (Pemda) DIY 2022–2027 adalah:
Terwujudnya PANCAMULIA Masyarakat Jogja melalui Reformasi Kalurahan,
Pemberdayaan Kawasan Selatan, serta Pengembangan Budaya Inovasi dan Pemanfaatan
Teknologi Informasi.
Adapun penjelasan ringkas dari visi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Kawasan Selatan
Kawasan Selatan mencakup wilayah bagian selatan Kulon Progo, Bantul, dan
Gunung Kidul merupakan wilayah yang masih memiliki angka kemiskinan yang relatif
tinggi dibanding dengan wilayah tengah dan utara. Kawasan Selatan juga dipahami
sebagai kawasan yang memiliki kekhususan teritorial. Di wilayah Kulon Progo terdapat
18,38 persen penduduk miskin, sementara di Bantul 14,04 persen, di Gunungkidul 17,69
persen. Meski demikian, pembangunan kekhusuan teritorial ini tidak hanya difokuskan
di Kawasan Selatan saja, melainkan juga menyeluruh ke Kawasan Tengah dan Kawasan
Utara.
Kawasan Selatan dipilih sebagai prioritas pembangunan Yogyakarta dalam lima
tahun ke depan mengandung maksud: kawasan yang mencakup wilayah bagian selatan
Kulon Progo, Bantul, dan Gunungkidul merupakan wilayah yang masih memiliki angka
kemiskinan yang relatif tinggi dibanding dengan wilayah tengah dan utara, yakni Kota
Yogyakarta dan Sleman.
Kawasan Selatan juga dipahami sebagai kawasan yang memiliki kekhususan
teritorial (territorial speciality), yang tercermin pada segi bentang alam, budaya, mata
pencaharian warga, keunikan, kearifan serta kecerdasan lokal. Kekhususan teritorial ini
nanti juga akan dikembangkan sebagai modal sekaligus model pembangunan kawasan-
kawasan lain Yogyakarta, termasuk wilayah Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman.
Dengan kata lain, melalui modal dan model kekhususan teritorial ini, pembangunan
Yogyakarta tidak hanya difokuskan di Kawasan Selatan saja, melainkan juga menyeluruh

6
ke Kawasan Tengah dan Kawasan Utara. Ibarat kepala, badan, dan kaki, maka
Yogyakarta harus dibangun secara utuh dan menyeluruh.
b. Reformasi Kalurahan
Lembaga Kalurahan sebagai ujung hirarki dari sistem tatanan kelembagaan di
Yogyakarta yang memiliki kedekatan langsung dengan masyarakat, menjadi pilihan yang
tepat untuk dijadikan modal sekaligus model bagi upaya Yogyakarta untuk menjawab
kompleksitas dan kedalaman permasalahan yang saat ini dihadapi Daerah Istimewa
Yogyakarta.
Reformasi Kalurahan diletakkan sebagai konsep sekaligus strategi pembangunan dan
perubahan-perubahan yang akan dituju oleh Yogyakarta dalam lima tahun ke depan.
Alasan dipilihnya konsep dan strategi ini adalah bahwa perubahan zaman telah
membawa kita pada situasi, kondisi, tantangan, permasalahan, sekaligus peluang-
peluang yang sangat kompleks, luas, saling mengkait, dan memiliki kedalaman
permasalahan sampai pada tingkat komunitas, bahkan individu. Kita telah menyaksikan
saat ini bahwa kondisi yang telah digambarkan di atas, secara empiris telah membawa
perubahan-perubahan besar pada tata sosial, tata budaya, tata ekonomi, dan bahkan
tata ruang kehidupan dan penghidupan masyarakat Yogyakarta. Kedalaman dan
kompleksitas perubahan inilah yang telah menyadarkan kita bahwa solusi-solusi melalui
peningkatan kapasitas dan kualitas kelembagaan sangat mendesak dibutuhkan oleh
Yogyakarta untuk menjawab permasalahan dan tantangan tersebut.
Lembaga Kalurahan akan menjadi ujung terdepan bagi upaya-upaya pengentasan
kemiskinan dan pemberdayaan warga. Oleh sebab itu, reformasi kalurahan dimaknai
sebagai upaya untuk meningkatkan kapasitas aparatur kalurahan sekaligus upaya untuk
meningkatkan keberdayaan masyarakat.
c. Pengembangan Budaya Inovasi dan Pemanfataan Teknologi
Teknologi digunakan sebagai alat untuk mempercepat transformasi spasial (Kawasan
Selatan) serta transformasi kelembagaan (Reformasi Kalurahan). Transformasi spasial
akan mengarah pada Penguatan Kekhususan Wilayah dalam rangka Penguatan
Kehidupan dan Penghidupan Warga. Penggunaan dan pemanfaatan Teknologi Informasi
akan mencakup penyediaan infrastruktur informasi, sistem informasi desa (menuju
Smart Kalurahan atau Kalurahan Cerdas), sistem tata kelola dan pengolahan lahan
berbasis teknologi informasi, serta sistem deteksi dini permasalahan-permasalahan alam
7
dan sosial yang dihadapi warga. Peran Teknologi Informasi dan Budaya Inovasi adalah
sebagai alat untuk mempercepat transformasi spasial (Kawasan Selatan) serta
transformasi kelembagaan (Reformasi Kalurahan).
Terwujudnya Pancamulia, selanjutnya dapat diukur dari capaian-capaian sebagai berikut: 1)
Semakin kecilnya tingkat kemiskinan; 2) Kualitas SDM Yogyakarta yang dapat
diandalkan; 3) Lingkungan hidup yang lebih baik, aman, dan tenteram; 4) Kehidupan
ekonomi yang layak; dan 5) Mengecilnya ketimpangan (antar kelas sosial, antar wilayah)
good-governance pada berbagai tingkatan.
Misi
Dengan rumusan Visi di atas, dirumuskan empat (4) misi yang pada prinsipnya
merupakan pernyataan usaha atau apa-apa yang harus dikerjakan agar Visi yang
diharapkan dapat terwujud. Dari visi Terwujudnya PANCAMULIA Masyarakat Jogja
melalui Reformasi Kalurahan, Pemberdayaan Kawasan Selatan, serta Pengembangan
Budaya Inovasi dan Pemanfaatan Teknologi Informasi, terdapat empat Misi yang dapat
dirumuskan yaitu:
1. Meningkatkan kualitas hidup-kehidupan-penghidupan, pembangunan yang inklusif
dan pengembangan kebudayaan melalui reformasi kalurahan.
2. Memberdayakan Kawasan Selatan dengan mengoptimalkan dukungan infrastruktur,
peningkatan kapasitas SDM, dan perlindungan /pengelolaan sumber daya setempat.
3. Meningkatkan budaya inovasi dan mengoptimalkan kemanfaatan kemajuan
teknologi informasi.
4. Melestarikan lingkungan dan warisan budaya melalui penataan ruang dan
pertanahan yang lebih baik.
Kaitan dan relevansi ketugasan penulis dengan misi organisasi yaitu pada misi point
pertama meningkatkan kualitas hidup-kehidupan-penghidupan, pembangunan yang
inklusif. Bahwa Pendidikan merupakan modal untuk mendongkrak SDM yang handal
demi meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia. SMK Negeri 1 Kokap berada di
Kabupaten Kulon Progo yang termasuk dalam wilayah Selatan yang merupakan prioritas
pembangunan Yogyakarta dalam lima tahun kedepan. Melalui visi dan misi SMK Negeri
1 Kokap point ketiga yaitu meningkatkan kompetensi kewirausahaan yang
mengintegrasikan budaya kerja industri berlandaskan nilai-nilai kemanusiaan, tentunya

8
sebagai ASN PPPK yang adaptif harus mengambil peranan dalam pengentasan
kemiskinan sesuai dengan ketugasan penulis.
Dissamping itu dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005
pasal 8, kompetensi guru meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang akan didapatkan jika mengikuti
pendidikan profesi. Kompetensi profesional yaitu penguasaan terhadap materi
pembelajaran dengan lebih luas dan mendalam. Mencakup penguasaan terhadap
materi kurikulum mata pelajaran dan substansi ilmu yang menaungi materi
pembelajaran dan menguasai struktur serta metodologi keilmuannya.
Kompetensi profesional meliputi:
1. Penguasaan terhadap materi, konsep, struktur dan pola pikir keilmuan yang dapat
mendukung pembelajaran yang dikuasai
2. Penguasaan terhadap standar kompetensi dan kompetensi dasar setiap mata
pelajaran atau bidang yang dikuasai
3. Melakukan pengembangan materi pembelajaran yang dikuasai dengan kreatif
4. Melakukan pengembangan profesionalitas secara berkelanjutan dengan melakukan
tindakan yang reflektif
5. Menggunakan teknologi dalam berkomunikasi dan melakukan pengembangan diri.
Untuk memenuhi kompetensi professional maka seorang guru harus selalu
meningkatkan diri dengan mengikuti diklap, pelatihan seminar dan workshop, inovatif
serta adaptif terhadap perkembanganteknologi abad 21, hal ini sejalan dengan misi
pemda DIY yaitu Meningkatkan budaya inovasi dan mengoptimalkan kemanfaatan
kemajuan teknologi informasi.

3. Tugas dan Fungsi Organisasi


a. Tugas Dan Fungsi Pemda DIY
Daerah Istimewa Yogyakarta yang selanjutnya disingkat DIY adalah daerah provinsi
yang mempunyai keistimewaan dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (Angka 1 Pasal 1). Keistimewaan adalah
keistimewaan kedudukan hukum yang dimiliki oleh DIY berdasarkan sejarah dan hak
asal-usul menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 untuk
mengatur dan mengurus kewenangan istimewa (Angka 2 Pasal 1).
9
Pemerintahan Daerah DIY adalah pemerintahan daerah dalam sistem Negara
Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dan urusan
keistimewaan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah DIY dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah DIY (Angka 7 Pasal 1). Pemerintah Daerah DIY adalah unsur
penyelenggara pemerintahan yang terdiri atas Gubernur DIY dan perangkat daerah
(Angka 8 Pasal 1).
Gubernur DIY, selanjutnya disebut Gubernur, adalah Kepala Daerah DIY yang karena
jabatannya juga berkedudukan sebagai wakil Pemerintah (Angka 9 Pasal 1). Pasal 8 UU
13/2012 menyebutkan bahwa: 1) DIY memiliki bentuk dan susunan pemerintahan yang
bersifat istimewa; 2) Pemerintahan Daerah DIY terdiri atas Pemerintah Daerah DIY dan
DPRD DIY. Selanjutnya dalam Pasal 10 tertulis tugas dan wewenang Gubernur.
Gubernur bertugas: 1) memimpin penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
urusan Keistimewaan berdasarkan peraturan perundang-undangan, dan kebijakan yang
ditetapkan bersama DPRD DIY; 2) mengoordinasikan tugas satuan kerja perangkat
daerah dan instansi vertikal di daerah; 3) memelihara ketenteraman dan ketertiban
masyarakat; 4) menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang rencana
pembangunan jangka panjang daerah dan rencana pembangunan jangka menengah
daerah kepada DPRD DIY untuk dibahas bersama serta menyusun dan menetapkan
rencana kerja perangkat daerah; 5) menyusun dan mengajukan rancangan Perda
tentang anggaran pendapatan dan belanja daerah, rancangan Perda tentang perubahan
anggaran pendapatan dan belanja daerah, dan rancangan Perda tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja daerah kepada
DPRD DIY untuk dibahas bersama; 6) mewakili daerahnya di dalam dan di luar
pengadilan; 7) melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan urusan
Pemerintahan Daerah DIY di kabupaten/kota; 8) melakukan pembinaan dan pengawasan
penyelenggaraan pemerintahan daerah kabupaten/kota di wilayahnya; dan 9)
melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Gubernur berwenang: 1) mengajukan rancangan Perda dan rancangan Perdais; 2)
menetapkan Perda dan Perdais yang telah mendapat persetujuan bersama DPRD DIY; 3)
menetapkan peraturan Gubernur dan keputusan Gubernur; 4) mengambil tindakan
tertentu dalam keadaan mendesak yang sangat dibutuhkan oleh daerah dan masyarakat
10
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan 5) melaksanakan
wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Gubernur berhak: 1) menyampaikan usul dan/atau pendapat kepada Pemerintah
dalam rangka penyelenggaraan Kewenangan Istimewa; 2) mendapatkan informasi
mengenai kebijakan dan/atau informasi yang diperlukan untuk perumusan kebijakan
mengenai Keistimewaan DIY; 3) mengusulkan perubahan atau penggantian Perdais; dan
4) mendapatkan kedudukan protokoler dan keuangan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan (Pasal 11).
Gubernur karena jabatannya berkedudukan juga sebagai wakil Pemerintah sehingga
bertanggung jawab kepada Presiden. Ketentuan mengenai kedudukan, tugas, dan
wewenang Gubernur sebagai wakil Pemerintah berlaku ketentuan sebagaimana diatur
dalam undang-undang tentang pemerintahan daerah (Pasal 12).
DPRD DIY mempunyai kedudukan, susunan, tugas, serta wewenang sebagaimana
ditentukan dalam peraturan perundang-undangan. Selain bertugas dan berwenang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), DPRD DIY bertugas dan berwenang: 1)
menetapkan Gubernur dan Wakil Gubernur; dan 2) membentuk Perda dan Perdais
bersama Gubernur. Pelaksanaan tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud diatur
dalam peraturan tata tertib DPRD DIY yang disusun dan ditetapkan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan (Pasal 17).
Kewenangan kelembagaan Pemerintah Daerah DIY diselenggarakan untuk mencapai
efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat
berdasarkan prinsip responsibilitas, akuntabilitas, transparansi, dan partisipasi dengan
memperhatikan bentuk dan susunan pemerintahan asli. Ketentuan mengenai penataan
dan penetapan kelembagaan Pemerintah Daerah DIY diatur dalam Perdais (Pasal 30).
Menurut Pasal 4 Peraturan Daerah Peraturan Daerah Istimewa Daerah Istimewa
Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2018: 1) Dengan Perdais ini dibentuk Perangkat Daerah; 2)
Perangkat Daerah dibentuk berdasarkan beban kerja, karakteristik, dan tata kerja
keistimewaan yang disinkronkan dengan visi, misi, dan program kerja pembangunan
daerah; 3) Perangkat Daerah dibentuk dan diklasifikasikan tipelogi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

11
Perangkat Daerah, terdiri atas: 1) Sekretariat Daerah; 2) Paniradya Kaistimewan; 3)
Sekretariat DPRD; 4) Inspektorat; 5) Dinas Daerah; 6) Badan Daerah; dan 7) Badan
Penghubung Daerah (Pasal 5 Perdais DIY 1/2018).
b. Tugas Dan Fungsi Perangkat Daerah Pemda DIY
Menurut Pasal 6 Perdais Nomor 1 Tahun 2018 kelembagaan perangkat daerah DIY
adalah sebagai berikut:
1. Sekretariat Daerah mempunyai tugas menyelenggarakan penyusunan kebijakan dan
pengoordinasian terhadap pelayanan administratif. Sekretariat Daerah terdiri atas
Asisten Sekretariat Daerah, Biro, Badan, dan Dinas.
2. Asisten Sekretariat Daerah Bidang Pemerintahan dan Administrasi Umum
mempunyai tugas membantu Sekretaris Daerah, dalam pengoordinasian penyusunan
kebijakan dan administratif bidang pemerintahan dan umum.
3. Biro Tata Pemerintahan yang mempunyai tugas melaksanakan fungsi pendukung di
bidang perumusan kebijakan strategis tata pemerintahan dan pelaksanaan urusan
pemerintahan bidang administrasi kependudukan dan pencatatan sipil.
4. Biro Hukum yang mempunyai tugas melaksanakan fungsi pendukung di bidang
perumusan kebijakan strategis hukum.
5. Biro Organisasi yang mempunyai tugas melaksanakan fungsi pendukung di bidang
perumusan kebijakan strategis organisasi.
6. Biro Umum Hubungan Masyarakat dan Protokol yang mempunyai tugas
melaksanakan fungsi pendukung di bidang pelayanan umum, hubungan masyarakat,
dan protokol.
7. Asisten Sekretariat Daerah Bidang Perekonomian dan Pembangunan yang
mempunyai tugas membantu Sekretaris Daerah dalam pengoordinasian penyusunan
kebijakan dan administratif bidang perekonomian dan pembangunan.
8. Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam yang mempunyai tugas
melaksanakan fungsi pendukung di bidangperumusan kebijakan strategis
perekonomian dan sumber daya alam.
9. Biro Pengembangan Infrastruktur Wilayah dan Pembiayaan Pembangunan yang
mempunyai tugas melaksanakan fungsi pendukung di bidang perumusan kebijakan
strategis pengembangan infrastruktur wilayah dan pembiayaan pembangunan serta
pelaksanaan pengadaan barang dan jasa.
12
10. Asisten Sekretariat Daerah Bidang Pemberdayaan Sumber Daya Masyarakat yang
mempunyai tugas membantu Sekretaris Daerah, dalam pengoordinasian penyusunan
kebijakan dan administratif bidang pemberdayaan sumber daya masyarakat.
11. Biro Bina Mental Spiritual yang mempunyai tugas melaksanakan fungsi pendukung di
bidang perumusan kebijakan strategis bina mental spiritual.
12. Biro Bina Pemberdayaan Masyarakat yang mempunyai tugas melaksanakan fungsi
pendukung di bidang perumusan kebijakan strategis dan pelaksanaan urusan
pemberdayaan masyarakat dan desa.
13. Asisten Sekretariat Daerah Bidang Pemerintahan dan Administrasi Umum
mengoordinasikan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Badan Pengelola
Keuangaan dan Aset, Badan Kepegawaian Daerah, Badan Pendidikan dan Pelatihan,
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Satuan
Polisi Pamong Praja dan Badan Penghubung Daerah.
14. Asisten Sekretariat Daerah Bidang Perekonomian dan Pembangunan
mengoordinasikan Dinas Pariwisata, Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah,
Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Dinas
Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi, Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan
Energi Sumber Daya Mineral, Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (Kundha Niti
Mandala Sarta Tata Sasana), Dinas Komunikasi dan Informatika dan Dinas Perizinan
dan Penanaman Modal.
15. Asisten Sekretariat Daerah Bidang Pemberdayaan Sumber Daya Masyarakat
mengoordinasikan Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah, Dinas Sosial, Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan)
dan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian
Penduduk.
16. Paniradya Kaistimewan mempunyai tugas membantu Gubernur dalam penyusunan
kebijakan urusan keistimewaan dan pengoordinasian administratif urusan
keistimewaan (Pasal 7 Perdais Nomor 1 Tahun 2018).
c. Tugas dan Fungsi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY
Berdasarkan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta No.58 Tahun 2018
tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi, Dan Tata Kerja Dinas
13
Pendidikan, Pemuda, Dan Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta yang selanjutnya
disebut Dinas adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah
Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
melaksanakan urusan pemerintahan bidang pendidikan dan urusan pemerintahan
bidang kepemudaan dan olahraga. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud Dinas mempunyai fungsi:
1. Penyusunan program kerja Dinas;
2. Perumusan kebijakan teknis bidang pendidikan, pemuda, dan olahraga;
3. Penyelenggaraan dan/atau pengelolaan Pendidikan menengah dan pendidikan
khusus;
4. Penyediaan satuan pendidikan menengah dan Pendidikan khusus;
5. Fasilitasi dan pembinaan penyelenggaraan Pendidikan layanan khusus;
6. Penyediaan pendidik dal tenaga kependidikan, Pendidikan menengah, dan
pendidikan khusus;
7. Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan menengah dan pendidikan khusus;
8. Pelaksanaan kurikulum muatan lokal pendidikan menengah dan pendidikan
khusus;
9. penyusunan silabus dan buku teks pelajaran/modul pembelajaran pendidikan
menengah dan pendidikann khusus;
d. Tugas dan Fungsi SMK Negeri 1 Kokap
Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 56 tahun 2016 tentang
Pembentukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis (UPT) pada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga. Bab II Pasal 3
ayat (1) berisi tentang pembentukan UPT pada Dinas yang terdiri dari:
- Balai Latihan Pendidikan Teknik;
- Balai Teknologi Komunikasi Pendidikan;
- Balai Pemuda dan Olahraga;
- Balai Pendidikan Menengah Kota Yogyakarta;
- Balai Pendidikan Menengah Kabupaten Sleman;
- Balai Pendidikan Menengah Kabupaten Bantul;
- Balai Pendidikan Menengah Kabupaten Gunungkidul;

14
- Balai Pendidikan Menengah Kabupaten Kulon Progo;
- SMKN, terdiri dari:
1. SMKN 1 Yogyakarta; 26. SMKN 1 Sedayu;
2. SMKN 2 Yogyakarta; 27. SMKN 1 Sewon;
3. SMKN 3 Yogyakarta; 28. SMKN 2 Sewon;
4. SMKN 4 Yogyakarta; 29. SMKN 1 Wonosari;
5. SMKN 5 Yogyakarta; 30. SMKN 2 Wonosari;
6. SMKN 6 Yogyakarta; 31. SMKN 3 Wonosari;
7. SMKN 7 Yogyakarta; 32. SMKN 1 Saptosari;
8. SMKN 1 Cangkringan; 33. SMKN 1 Gedangsari;
9. SMKN 1 Depok; 34. SMKN 2 Gedangsari;
10. SMKN 2 Depok; 35. SMKN 1 Girisubo;
11. SMKN 1 Godean; 36. SMKN 1 Purwosari;
12. SMKN 2 Godean; 37. SMKN 1 Tanjungsari;
13. SMKN 1 Kalasan; 38. SMKN 1 Nglipar;
14. SMKN 1 Seyegan; 39. SMKN 1 Tepus;
15. SMKN 1 Tempel; 40. SMKN 1 Ngawen;
16. SMKN 1 Bantul; 41. SMKN 1 Ponjong;
17. SMKN 1 Dlingo; 42. SMKN 1 Pengasih;
18. SMKN 1 kasihan; 43. SMKN 2 Pengasih;
19. SMKN 2 Kasihan; 44. SMKN 1 Temon;
20. SMKN 3 Kasihan; 45. SMKN 1 Kokap;
21. SMKN 1 Pajangan; 46. SMKN 1 Samigaluh;
22. SMKN 1 Pandak; 47. SMKN 1 Girimulyo;
23. SMKN 1 Pleret; 48. SMKN 1 Panjatan;
24. SMKN 1 Pundong; 49. SMKN 1 Nanggulan;
25. SMKN 1 Sanden;

Visi SMK Negeri 1 Kokap

15
SMK Negeri 1 Kokap memiliki visi sebagai berikut: “Sebagai Pusat Pengembangan
Belajar Yang Menghasilkan Lulusan Unggul, Profesional, Berbudaya dan Berwawasan
Lingkungan.”
Misi SMK Negeri 1 Kokap
Berdasarkan visi di atas, SMK Negeri 1 Kokap memiliki misi sebagai berikut:
a. Melaksanakan tata Kelola ekosistem Pendidikan yang professional berbasis nilai
kearifan local Karya Wiguna.
b. Mewujudkan lulusann yang berprestasi dan berdaya saing tinggi.
c. Meningkatkan kompetensi kewirausahaan yang mengintegrasikan budaya kerja
industry berlandaskan nilai-nilai kemanusiaan.
d. Meningkatkan sumber daya manusia yang memiliki komitmen kuat, dedikasi tinggi,
unggul, kreatif, inovatif dan produktif.
e. Memanfaatkan dan mengelola lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab.

4. Tugas dan Fungsi Jabatan


a. Nama Jabatan dan Unit Kerja
Jabatan : Ahli Pertama-Guru Desain Komunikasi Visual
Unit Kerja : Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Kokap
b. Uraian Tugas dan Fungsi Jabatan
Berdasarkan Permen PAN dan RB No.16 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru
dan Angka Kreditnya, pada pasal 5 rincian kegiatan tugas utama Guru adalah adalah
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,
dan pendidikan menengah serta tugas tambahan yang relevan dengan fungsi
sekolah/madrasah.
Sedangkan Kewajiban Guru dalam melaksanakan tugas adalah:
a. merencanakan pembelajaran/bimbingan, melaksanakan pembelajaran/ bimbingan
yang bermutu, menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran/ bimbingan, serta
melaksanakan pembelajaran/perbaikan dan pengayaan;
b. meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara
berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
c. bertindak obyektif dan tidak diskriminatif atas pertimbangan jenis kelamin, agama,
16
suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, latar belakang keluarga, dan
d. status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran;
e. menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik Guru, serta
nilai agama dan etika; dan
f. memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.
Guru bertanggungjawab menyelesaikan tugas utama dan kewajiban sebagai pendidik
sesuai dengan yang dibebankan kepadanya. Guru berwenang memilih dan menentukan
materi, strategi, metode, media pernbelajaran/bimbingan dan alat penilaian/evaluasi
dalam melaksanakan proses pembelajaran/bimbingan untuk mencapai hasil pendidikan
yang bermutu sesuai dengan kode etik profesi Guru.

5. Tujuan dan Manfaat Penulisan


Rencana Tindak Lanjut (RTL) adalah kegiatan yang akan dilaksanakan setelah
melaksanakan dan evaluasi terhadap kegiatan yang selama ini sudah dilaksanakan
untuk menjamin keberlangsungan dan keberlanjutan program/kegiatan yang sudah
dilaksanakan.
1. Tujuan penyusunan RTL adalah:
b. Meningkatkan kualitas pelayanan publik di sekolah, mencakup pelayanan
dengan peserta didik, rekan sejawat dan masyarakat.
c. Memberikan kontribusi positif dalam membangun ekosistem kerja di
lingkungan SMK Negeri 1 Kokap mencakup sikap integritas, professional,
pelayanan, dan Kerjasama.
d. Implementasi nilai-nilai dasar BerAKHLAK dan SATRIYA di lingkungan SMK
Negeri 1 Kokap.
2. Manfaat penyusunan RTL:
a. Sebagai pedoman bagi penulis dalam merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi kinerjanya sebagai ASN PPPK
b. Memberikan fungsi control terhadap implementasi nilai-nilai dasar BerAKHLAK
dan SATRIYA.
c. Sebagai sarana untuk menguatkan layanan Pendidikan di SMK Negeri 1 Kokap.

17
BAB II
RENCANA TINDAK LANJUT

1. Rencana Kegiatan, Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan diatas maka dapat
dirumuskan fokus permasalahan yang dihadapi adalah upaya Pengembangan
Teknologi Imersif Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan
Pemahaman Dasar Fotografi Kelas X Desain Komunikasi Visual Smk N 1 Kokap
Kulon Progo Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Daerah Istimewa
Yogyakarta.
Kegiatan rencana tindak lanjut tersebut dimulai dari perencanaan,
pelaksasanaan, dan evaluasi. pertama Merencanakan pembelajaran atau
pembimbingan merupakan kegiatan pengembangan kurikulum. Pengembangan
kurikulum pada hakikatnya adalah proses penyusunan rencana tentang isi dan
bahan Pelajaran yang harus dipelajari serta bagaimana harus mempelajarinya.
Kegiatan yang akan penulis laksanakan yaitu Menyusun modul ajar atau
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan merencanakan kegiatan
pembelajaran yang dibuat untuk satu pertemuan atau lebih yang dikembangkan
secara rinci dari suatu materi pokok yang akan disampaikan kepada peserta
didik, rencana pelaksanaan pembelajaran mengacu pada silabus yang berfungsi
untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik agar pembelajaran
berjalan baik dan merupakan upaya untuk membantu peserta didik dalam
mencapai kompetensi dasar yang diharapkan.
Kedua membuat media pembelajaran yang merupakan unsur penting
dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran merupakan sumber belajar
yang dapat membantu guru dalam memperkaya wawasan peserta didik,
dengan berbagai jenis media pembelajaran oleh guru maka dapat menjadi
bahan dalam memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Pemakaian
media pembelajaran dapat menumbuhkan minat peserta didik untuk belajar hal
baru dalam materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru sehingga dapat
dengan mudah dipahami. Media pembelajaran yang menarik bagi peserta didik
dapat menjadi rangsangan bagi peserta didik dalam proses pembelajaran.

18
Pengelolaan alat bantu pembelajaran sangat dibutuhkan dalam lembaga
pendidikan formal. Media pembelajaran dapat digunakan sebagai alat bantu
dalam kegiatan belajar mengajar. Sebagai guru harus dapat memilih media
pembelajaran yang sesuai dan cocok untuk digunakan sehingga tercapai tujuan
pengajaran yang telah ditetapkan oleh sekolah.

Media pembelajaran yang penulis kembangkan yaitu Teknologi Imersif


merupakan wujud inovasi pembelajaran yang memiliki relevansi dengan
perkembangan jaman dan perkembangan peserta didik untuk mengakomodir
diferensiasi gaya belajar peserta didik. Untuk dapat Menyusun dan
mengembangkan media pembelajaran Teknologi Imersif tentunya penulis harus
mengikuti pelatihan terlebih dahulu sebagai wujud dari pengembangan
keprofesian guru secara berkelanjutan.
Ketiga penulis akan melaksanakan kegiatan pembelajaran yang telah
penulis susun serta mengimplementasikan media pembelajaran Teknologi
imersif yang penulis kembangkan pada proses pembelajaran dalam upaya
meningkatkan pemahaman materi dasar fotografi pada kelas X Desain
Komunikasi Visual SMK Negeri 1 Kokap.
Terakhir melakukan penilaian yang merupakan salah satu tahapan dalam
pembelajaran. Fungsi dari penilaian adalah mengetahui tingkat penguasaan
kompetensi dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang sudah dan
belum dikuasai seorang/sekelompok peserta didik untuk ditingkatkan dalam
pembelajaran remedial dan program pengayaan. Dalam proses penilaian dalam
kegiatan aktualisasi ini, penulis berfikir perlu adanya inovasi penilaian
menggunakan teknologi yakni menggunakan kuis interaktif quizizz creator.
Selain itu bagi penulis evaluasi juga mengukur keberhasilan strategi
pembelajaran terkait dengan metode dan media yang penulis kembangkan
pada rencana tindak lanjut ini.
Proses Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dalam upaya Pengembangan Teknologi Imersif Sebagai Media
Pembelajaran Untuk Meningkatkan Pemahaman Dasar Fotografi Kelas X Desain

19
Komunikasi Visual Smk N 1 Kokap Kulon Progo Dinas Pendidikan Pemuda Dan
Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta dilaksanakan selama 2 bulan yaitu bulan
November dan Desember.
Berikut adalah jadwal kegiatan selama proses aktualisasi dan implementasi
Pengembangan Media Pembelajaran Teknologi Imersif Untuk Meningkatkan
Pemahaman Dasar Fotografi Di Kelas X Desain Komunikasi Visual di SMK Negeri
1 Kokap.

Tabel 2. Jadwal Aktualisasi

Waktu pelaksanaan

Desembe
No Kegiatan aktualisasi November
r

Penyusunan modul ajar


Project Based Learning
1
dengan media
pembelajaran interaktif

Pembuatan media
2 pembelajaran Teknologi
Imersif

Pelaksanaan pembelajaran
Project Based Learning
3
menggunakan media
Teknologi Imersif

4 Menyusun dan melaksanakan


evaluasi pembelajaran
dasar fotografi dengan

20
Quizizz

2. Implementasi Nilai Dasar BerAKHLAK dan SATRIYA dalam Pelaksanaan Kegiatan


Implementasi Nilai Dasar Ber AKHLAK sebagaimana tertuang dalam Surat Edaran
Menteri PAN RB Nomor 20 Tahun 2021 Tentang Implementasi Core Values dan
Employer Branding Aparatur Sipil Negara serta budaya SATRIYA dalam Peraturan
Gubernur (Pergub) DIY Nomor 19 Tahun 2022 tentang Budaya Pemerintahan di DIY
disajikan dalam table berikut:
A. Kegiatan 1: Penyusunan modul ajar Project Based Learning dengan media
pembelajaran interaktif.

Tabel 3. Aktualisasi Nilai Dasar BerAKHLAK dan SATRIYA kegiatan 1


Kegiatan/ Sub Kegiatan:
Kegiatan dan Output Penyusunan modul ajar Project Based Learning dengan
media pembelajaran interaktif.
Sub Kegiatan:
1.1 Menentukan CP dan Atp yang akan dibuatkan Modul
ajar
1.2 Menentukan media dan metode yang digunakan dalam
pembelajaran.
1.3 Membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran
berbasis project based learning.
1.4 Mengesahkan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran
berbasis project based learning.
Output Kegiatan:
Didapatkan 1 buah dokumen modul ajar pada pembelajaran
Dasar Fotografi yang baik, sistematis, dan terencana serta
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh
instansi.

21
Waktu Minggu ke 1-3 bulan November

Tingkat Capaian Kegiatan menyusun modul ajar Project Based Learning


dengan media pembelajaran interaktif tersusun dengan
baik, sistematis, dan terencana sesuai dengan ketentuan
instansi. Prosentase pencapaian yang diharapkan pada
kegiatan ini sebesar 100%.

Deskripsi Proses Membuat modul ajar Project Based Learning dengan media
pembelajaran interaktif wajib dilakukan oleh seorang guru
karena masuk ke dalam salah satu tugas dan fungsi guru
sesuai dengan permen PAN dan RB no 16 tahun 2009.
modul ajar Project Based Learning dengan media
pembelajaran interaktif digunakan oleh seorang guru untuk
sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan mengajar.
Dengan adanya modul ajar maka cara mengajar guru akan
lebih terarah dan matang sehingga tujuan pembelajaran
akan tercapai dengan baik. Adapun tahapan yang dilakukan
dalam proses pembuatan modul ajar adalah sebagai
berikut.
1. Menentukan CP dan ATP yang akan Tahapan ini
dilakukan untuk menentukan kompetensi dasar mana
yang dipilih untuk dikembangkan menjadi sebuah modul
ajar. Hingga pada akhirnya berdasarkan pengamatan
dan analisis penulis maka ditetapkan bahwa CP dan ATP
yang diambil dalam pembelajaran dasar fotografi
adalah:
Pada CP Pada akhir fase E, peserta didik mampu memahami
jenis kamera, menentukan komposisi pemotretan dan
mengatur pencahayaan, melakukan pemotretan,

22
menyimpan data, dan melakukan pekerjaan akhir dalam
editing pada fotografi serta menerapkannya dengan
kreativitas dan disiplin dalam perancangan dan proses
produksi dalam eksekusi kerja Desain Komunikasi Visual.
Dan ATP Mencari informasi tentang jenis kamera dan
perangkat kamera
2. Menentukan media dan metode yang digunakan dalam
pembelajaran.
Setelah menentukan CP dan ATP pembelajaran adalah
menentukan media dan metode yang akan digunakan
pada saat kegiatan belajar mengajar. Dalam
pembelajaran ini ditentukan bahwa metode yang dipilih
adalah project based learning dengan teknik
pembelajaran menggunakan teknik praktikum serta
tanya jawab. Sedangkan media yang digunakan yaitu
media pembelajaran interaktif. Penentuan media dan
metode didasarkan pada kebutuhan gaya belajar peserta
didik, kemampuan inovasi guru dan sarana pendukung
yang ada di sekolah.
3. Mengesahkan modul ajar Project Based Learning dengan
media pembelajaran interaktif pembelajaran dasar
fotografi yang telah disusun disahkan kepada Kepala
Sekolah SMK N 1 Kokap dengan.

Hambatan Hambatan yang dihadapi penulis dalam menyusun rencana


pembelajaran ialah:
1. Penentuan TP dan ATP yang tepat pada proses
pembelajaran berbasis proyek. Dikarenakan, sistem
pembelajaran berbasis proyek, banyak mencakup TP dan
ATP. Sehingga, harus cermat dan teliti dalam
menentukan TP dan ATP.

23
2. Pembelajaran project based learning yang dipilih
merupakan pendekatan dan strategi baru yang
diterapkan dalam pembelajaran dasar fotografi di SMK
Negeri 1 Kokap, sehingga membutuhkan waktu yang
cukup lama dalam menyusun langkah-langkah
pembelajarannya.

Solusi Solusi dari hambatan dalam menyusun modul ajar mata


pelajaran dasar fotografi adalah dengan memperbanyak
bertanya kepada, waka kurikulum dan guru senior guna
mencari tahu tahapan yang tepat dan benar dalam
menyusun modul ajar berbasis project based learning
sesuai dengan kaidah instansi. Serta menganalisis
kebutuhan gaya belajar peserta didik dengan cermat dan
teliti terhadap apa yang perlu disiapkan dalam
pembelajaran terkait proyek/praktikum peserta didik
nantinya.

B. Kegiatan 2: Pembuatan media pembelajaran Teknologi Imersif


Tabel 4. Aktualisasi Nilai Dasar BerAKHLAK dan SATRIYA kegiatan 2
Kegiatan/ Sub Kegiatan:
Kegiatan/ Output Pembuatan media pembelajaran Teknologi Imersif
Sub Kegiatan Sub Kegiatan:
1.1 Mengidentifikasi gaya belajar peserta didik
1.2 Menentukan jenis media pembelajaran
1.3 Melaksanakan pelatihan embuatan media
pembelajaran Teknologi Imersif
1.4 Penyusunan storylie, pembuatan asset dan layouting
1.5 Perancangan media pembelajaran Teknologi Imersif
Output:

24
Didapatkan media pembelajaran Teknologi Imersif yang
dapat di akses melalui aplikasi Canva dan Assmblr Edu
Waktu Minggu ke 3- 5 bulan November
Tingkat Capaian
Kegiatan menyusun media pembelajaran Teknologi Imersif
diharapkan berjalan dengan baik dan lancar. Prosentase
pencapaian pada kegiatan ini adalah sebesar 100%.
Deskripsi Proses Media pembelajaran Teknologi Imersif yang dapat di akses
melalui aplikasi Canva dan Assmblr Edu merupakan salah
satu media pembelajaran untuk mempermudah
penyerapan materi pada peserta didik sesuai dengan gaya
belajar peserta didik. Oleh karena media pembelajaran
merupakan bagian tepenting dari kegiatan pembelajaran
peserta didik. Adapun tahap kegiatan menyusun media
pembelajaran yaitu diawali menentukan CP dan ATP serta
menentukan materi spesifik dilanjutkan dengan dengan
penyusunan storyline atau garis-garis besar jabaran media.
Selanjutnya menentukan asset yang digunakan dalam
media tersebut. Menyusun asset sesuai dengan storyline
dengan Assmblr Edudan melakukan layouting. Tahap
terakhir melakukan embed di Canva dan upload media di
Assmblr Edu.
Hambatan Hambatan dalam kegiatan ini adalah waktu pengerjaan
penyusunan media pembelajaran dikarenakan di sekolah
mengemban tugas tambahanlainnya. Disamping itu,
terbatasnya referensi terkait asset media yang disediakan
oleh Platform Asmmblr Edu.
Solusi Solusi dari hambatan yang dirasakan adalah dengan
bekerja dalam menyusun modul dan dikerjakan di luar jam
sekolah dan terkait referensi, penulis belajar secara
mandiri melalui youtube dan internet. Penulis juga

25
berkolaborasi dengan guru lain di jurusan.

C. Kegiatan 3: Pelaksanaan pembelajaran Project Based Learning menggunakan media


Teknologi Imersif
Tabel 5. Aktualisasi Nilai Dasar BerAKHLAK dan SATRIYA kegiatan 3
Kegiatan/ Sub Kegiatan:
Kegiatan/ Output Melaksanakan pembelajaran Project Based Learning
Sub Kegiatan menggunakan media Teknologi Imersif
Sub Kegiatan:
1.1 Mempersiapkan kelas, alat dan bahan yang digunakan
untuk belajar
1.2 Pengkondisian kelas
1.3 Memberikan penjelasan materi jenis kamera analog
dengan media pembelajaran Augmented Reality (AR)
3D
1.4 Proyek menggunakan kamera analog.

Output:
Dilaksanakannya proses pembelajaran Project Based
Learning menggunakan media Teknologi Imersif berupa
buku Augmented Reality (AR) 3D pada mapel dasar
fotografi kelas X Desain Komunukasi Visual.
Waktu Minggu ke 1-3 bulan Desember
Tingkat Capaian Kegiatan pembelajaran Project Based Learning
menggunakan media Teknologi Imersif pada mapel dasar
fotografi kelas X Desain Komunukasi Visual diharapkan
berjalan dengan baik dan lancar. Prosentase pencapaian
pada kegiatan ini adalah sebesar 100%.
Deskripsi Proses Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based
Learning=PjBL) adalah metode pembelajaran yang
menggunakan proyek/kegiatan sebagai metode. Peserta
didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi,

26
sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai
bentuk hasil belajar. Project based learning atau
pembelajaran berbasis proyek merupakan model
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik untuk
melakukan suatu investigasi yang mendalam terhadap
suatu topik. Peserta didik secara konstruktif melakukan
pendalaman pembelajaran dengan pendekatan berbasis
riset terhadap permasalahan dan pertanyaan yang
berbobot, nyata, dan relevan. Dalam kegiatan
pembelajaran berbasis proyek ini, peserta didik membuat
proyek fotografi.
Hambatan Hambatan dalam kegiatan ini adalah
1. Terbatasnya sarana pembelajaran sehingga produk
tidak bisa diselesaikan tepat waktu
2. Terbatasnya akses internet dan perangkat pada
peserta didik sehingga kesulitan mengakses media
pembelajaran.
Solusi Solusi dari hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran
adalah membuat kelompok belajar peserta didik sehingga
keterbatasan sarana dan jaringan internet dapat teratasi.
Memperbanyak bertanya dan konsultasi kepada mentor
dan guru senior sehingga pembelajaran lebih efektif.

D. Kegiatan 4: Menyusun dan melaksanakan evaluasi pembelajaran dasar fotografi


dengan Quizizz
Tabel 6. Aktualisasi Nilai Dasar BerAKHLAK dan SATRIYA kegiatan 4
Kegiatan/ Sub Kegiatan:
Kegiatan/ Output Menyusun dan melaksanakan evaluasi
Sub Kegiatan pembelajaran dasar fotografi dengan Quizizz
Sub Kegiatan:
4.1 Menyusun kisi-kisi dan kunci jawaban soal jenis kamera

27
4.2 Mengatur template quizizz creator sesuai dengan
keinginan
4.3 Menyusun soal pada aplikasi Quizizz Creator
4.4 Melakukan evaluasi pembelajaran dengan aplikasi
Quizizz Creator
Output:
Tersusunnya dan melakukan penilaian pembelajaran dasar
fotografi kayu dengan aplikasi Quizizz Creator
Waktu Minggu ke 3-4 bulan Desember
Tingkat Capaian Kegiatan pelaksanakan evaluasi pembelajaran dasar
fotografi dengan menggunakan aplikasi Quizizz diharapkan
berjalan dengan baik dan lancar. Prosentase pencapaian
pada kegiatan ini adalah sebesar 100%.
Deskripsi Proses Quizizz merupakan sebuah web tool untuk membuat
permainan kuis interaktif yang digunakan dalam
pembelajaran di kelas. Kuis interaktif yang dibuat memiliki
hingga 5 pilihan jawaban termasuk jawaban yang benar
dan dapat ditambahkan gambar ke latar belakang
pertanyaan. Bila pembuatan kuis sudah jadi, kita dapat
membagikan kode agar peserta didik dapat login ke kuis
tersebut. Adapun tahapan dalam melakukan kegiatan
penilaian menggunakan aplikasi quizizz adalah sebagai
berikut:
1. Menyusun kisi-kisi soal dan kunci jawaban penilaian
pembelajaran
Sebelum menyusun penilaian menggunakan aplikasi
Quizizz, penulis menyusun kisi-kisi soal disertai kunci
jawbaan sesuai dengan indikator pencapaian
kompetensi. Kisi-kisi terdiri dari IPK, bentuk
instrumen, indikator soal, nomor soal, level kognitif,
soal, dan kunci jawaban. Kisi-kisi soal dan kunci
jawaban kemudian dikonsultasikan kepada mentor
28
dan rekan guru dasar fotografi yang lain. Konsultasi ini
dimaksudkan untuk mengukur apakah soal sudah
sesuai dengan kemampuan dan karakteristik peserta
didik.
2. Mengatur template quiz sesuai dengan keinginan
Setelah mendapatkan persetujuan mentor, penulis
mengatur template agar kuis yang ditampilkan dapat
menarik. Template terdiri dari kejelasan tulisan,
warna, dan tampilan gambar.
3. Menyusun soal penilaian menggunakan aplikasi
Quizizz Creator Kegiatan ini adalah dengan menyusun
soal penilaian menggunakan aplikasi quizizz creator.
Penulis menulis setiap soal disertai gambar (jika perlu)
dan pilihan jawabannya. Pilihan jawaban terdiri dari
A, B, C, D, E. Selanjutnya, penulis juga mengatur
jawaban yang benar dan alokasi waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap soal. Apabila
telah selesai menyusun soal, kemudian soal disimpan
dan muncul kode soal yang telah dibuat. Kode ini yang
diberikan kepada peserta didik jika akan mengerjakan
kuis tersebut.
4. Melakukan penilaian pembelajaran menggunakan
aplikasi quizizz
Tahap akhir dalam kegiatan ini adalah melaksanakan
penilaian kuis dengan aplikasi quizizz. Penilaian dasar
fotografi ini dilakukan menggunakan Handphone
peserta didik dikarenakan keterbatasan komputer
disekolah.
Hambatan Hambatan dalam kegiatan ini adalah
1. Terkendala koneksi internet

29
Solusi 1. Koneksi internet harus menggunakan sambungan
hotspot internet pribadi

Implementasi Nilai Dasar BerAKHLAK


1. Berorientasi Pelayanan

a. Sikap Responsif
1. Dalam Menyusun modul ajar penulis mengakomodir kebutuhan peserta didik
berdasarkan umpan balik yang diberikan oleh peserta didik pada
pembelajaran sebelumnya.
2. Dalam Menyusun pembelajaran praktek Ketika melihat peserta didik
menemui kesulitan dalam mengoperasionalkan kamera, sebagai seorang
guru memberikan respon berupa bimbingan kepada peserta didik dengan
segera agar peserta didik dapat mengoperasionalkan kameran sesuai SOP.

b. Sikap Ramah
Menghadapi peserta didik dengan kebaikan dan ramah, menciptakan lingkungan
yang nyaman untuk berbicara tentang masalah.
c. Sikap Cekatan
Menangani kasus dengan efisien, membantu peserta didik menemukan solusi cepat
untuk masalah yang mungkin mereka hadapi.
d. Sikap Solutif
Memberikan saran dan solusi yang sesuai untuk membantu peserta didik mengatasi
masalah.
e. Sikap Dapat Diandalkan
Peserta didik harus merasa bahwa guru selalu ada untuk memberikan dukungan
pada mereka, bahkan ketika mereka menghadapi masalah terlambat masuk.
2. Akuntabel
a. Integritas
1. Melasanakan seluruh rangkaian pembelajaran dikelas dengan penuh
tanggung jawab diawali melakukan perencanaan kemudian melaksanakan
pembelajaran dan melakukan evaluasi dan tindak lanjut.

30
2. Ketika kita berhalangan melaksanakan pembelajaran langsung dalam kelas,
maka kita sudah mempersiapkan tugas untuk kelas yang ditinggal serta tetap
memantaunya lewat aplikasi pembelajaran.
3. Saat melaksanakan evaluasi harus berdasarkan kejujuran dan fakta yang ada
secara obyektif.
b. Konsisten
1. Melaksanakan seluruh rangkaian pembelajaran seara berkesinambungan
sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang telah dibuat.
2. Ketika melaksanakan penilaian selalu menerapkan nilai obyektifitas
c. Dapat dipercaya
1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perencanaan dan materi yang
diberikan kepada peserta didik adalah materi yang dapat
dipertangungjawabkan
2. Melaksanakan evaluasi pembelajaran secara objektif harus ada bukti yang
jelas asal muasal nilai tersebut diperoleh misalkan dari akumuasi penilaian
pengetahuan, keterampilan dan nilai sikap.
d. Transparan
1. Selalu terbuka pada pelaksanaan pembelajaran.
2. Ketika melaksanakan evaluasi, soal yang diberikan sesuai dengan materi
yang telah diajarkan serta memberikan hasil evaluasi peserta didik kepada
peserta didik dan wali peserta didik.
3. Kompeten
a. Kinerja terbaik (profesional)
Penulis sebai guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas selalu melihat
permasalahan dalam KBM dimana peserta didik mempunyai beberapa
hambatan dalam mengikuti KBM. Penulis mengidentifikasi akar permasalahhan
yang ada pada peserta didik. Ada peserta didik yang tidak tertarik pada proses
pembelajaran. Peserta didik diajak berkomuunikasi tentang pembelajaran
tersebut. Berdasarkan hasil diskusi dengan peserta didik diperoleh akar
masalah yaitu media pembelajaran kuranng menarik. Kemudian diambil solusi
pembelajaran menggunakan media pembelajaran yang menarik dan interaktif

31
yaitu menggunakan media Augmented Reality sehingga peserta didik menjadi
sangat interest.
b. Ahli dibidangnya
Sebagai seorang guru penulis menemukan ada beberapa permasalahan pada
pembelajaran praktek yang dilakukan di kelas/studio DKV, antara lain
penerapan teknik yang akan dilakukan saat praktek atau penggunaan alat
praktek terbaru yang mungkin belum ada yang bisa mengoperasikan. Dari kasus
tersebut penulis menganalisa bahwa perlu dilakukan tindakan untuk mengatasi
permasalahan tersebut. Solusi yang dilakukan antara lain peningkatan
skill/kemampuan baik teknis (kemampuan mengoperasikan alat praktek)
maupun nonteknis (kemampuan membimbing peserta didik untuk kegiatan
praktek lebih lancar dan efisien). Peningkatan skill bisa dengan mengikuti
workshop/diklat/upskilling di bidangnya masing-masing.
4. Harmonis
a. Peduli
Penulis sebagai seorang guru di lingkungan sekolah senantiasa mementingkan rasa
empati dan simpati terhadap orang lain sebagai perwujudan rasa saling peduli
dan suka menolong. Ketika menjumpai salah satu peserta didik yang mengalami
kecelakaan di jalan lebih mengutamakan menolong peserta didik tersebut
daripada presensi di tempat kerja. Dan segera melapor kepada atasan atas
kondisi tersebut
b. Perbedaan (Divercity)
Penulis senantiasa selalu menghargai perbedaan latar belakang semua warga
sekolah (peserta didik, guru, kepala sekolah, tendik, security, masayarakat
sekitar dll). Seperti pada saat melayani peserta didik dengan sepenuh hati tanpa
melihat latar belakang sosial, ekonomi dan SARA suku, agama dan ras).
c. Selaras
Sebagai guru kita harus mampu membangun lingkungan kerja yang kondusif, aman,
dan nyaman dengan saling berbagi ilmu, saling asih asah asuh dalam
mempelajari teknologi baru dalam membuat bahan ajar, administrasi
kepegawaian, pembimbingan peserta didik yang bermasalah.

32
5. Loyal
a. Komitmen
1. Sebelum mengajar penulis menyiapkan bahan ajar sesuai tema sehingga
peserta didik lebih memahami dengan mudah.
2. Penulis datang tepat waktu dan tidak meninggalkan kelas sebelum selesai
jam belajar sehingga peserta didik terbentuk karakter disiplin.
3. Penulis tidak membedakan pelayanan bagi peserta didik sehingga semua
peserta didik memndapatkan pelayanan sesuai kebutuhan peserta didik.
b. Dedikasi
1. Penulis membuat media pembelajaran inovatif Augmented Reality (AR) 3D
sehingga lebih menarik peserta didik untuk mengikuti pembelajaran.
2. Penulis membimbing secara individu di luar jam klasikal pada peserta didik
sehingga peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dapa teratasi.

c. Kontribusi
1. Penulis akan memberikan sumbangsih dalam pemikiran, tenaga kepada
peserta didik.
2. Penulis akan membuat bahan ajar yang inovatif sesui kemajuan teknologi
terkini.
d. Nasionalisme
1. Penulis akan mendorong peserta didik agar berani mengeluarkan pendapat
dan mempertanggung jawabkan yang telah disampaikan di dalam proses
pembelajaran.
2. Penulis memotivasi peserta didik supaya mengikuti upacara bendera setiap
hari senin.
e. Pengabdian
1. Penulis melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan jadwal yang
sudah ditentukan sekolah sehingga peserta didik mendapatkan proses
pembelajaran dengan tertib.
2. Penulis melaksanakan ketugasan lain diluar tugas pokok mengajar sebagai
Kepala Program Keahlian dengan tulus.
6. Adaptif
33
a. Inovasi
Penulis membuat media pembelajaran pengenalan kamera analog dengan
Augmented Reality (AR) 3D bertujuan untuk menghadir kan wujud kamera
analog secara virtual karena saat ini kamera analog sudah sangat jarang
digunakan dan dijumpai.
b. Cepat Menyesuaikan diri terhadap Perubahan
Penulis akan terus belajar untuk mengembangkan ilmu sesuai dengan
perkembangan zaman. Penulis mengajar dengan menerapkan TPACK
(Teknologika Pedagogi and Content Knowledge) yaitu ilmu yang berkembang
saat ini sesuai dengan teknologi agar peserta didik tertarik dan memahami
dalam kegiatan pembelajaran.

7. Kolaboratif
a. Kesediaan bekerja sama
Dalam menyusun modul ajar mata pelajaran dasar fotografi adalah dengan
memperbanyak bertanya kepada, waka kurikulum dan guru senior guna mencari
tahu tahapan yang tepat dan benar dalam menyusun modul ajar berbasis project
based learning sesuai dengan kaidah
b. Sinergi untuk hasil yang lebih baik
Dalam membuat media pembelajaran penulis bersinergi dengan teman sejawat
dalam hal pembuatan asset media.

Implementasi Nilai Dasar SATRIYA


Selaras :
1. Dalam membuat perangkat pembelajaran selalu menjaga kelestarian dan
keseimbangan hubungan manusia dengan Tuhan, alam dan sesama manusia dengan
selalu berdoa di awal dan akhir kegiatan serta melaksanakan kerjasama dalam
kegiatan yang dirancang.
2. Melaksanakan kegiatan membuat media pembelajaran dengan menyelaraskan dan
menyeimbangkan materi pembelajaran dan kompetensi dasar yang harus dicapai.

34
Media pembelajaran yang dibuat juga harus diselaraskan dengan gaya belajar peserta
didik agar tujuan pembelajaran tercapai.
3. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran harus konsisten, memperhatikan
keseimbangan dan keselarasan dengan modul ajar yang telah dibuat.
4. Melaksanakan kegiatan dengan alikasi quizizz dengan salaras dan seimbang
memperhatikan kondisi dan kebutuhan peserta didik.
Akal Budi Luhur :
1. Dalam membuat perangkat pembelajaran selalu sepenuh hati untuk membangun
karakter peserta didik.
2. Membuat media pembelajaran dengan akal sehat dan berbudi luhur agar selalu
menjunjung tinggi integritas sebagai guru.
3. Melaksanakan pembelajaran selalu menyadari tentang benar atau salahnya
pelaksanaan pembelajaran tersebut.
4. Dalam membuat penilaian pembelajaran selalu menyadari tentang benar atau
salahnya isi dari penilaian yang dibuat.
Teladan:
1. Modul ajar yang dibuat dapat dijadikan panutan/sebagai teladan/contoh oleh rekan-
rekan kerja.
2. Membuat media pembelajaran yang inovatif dapat dijadikan panutan/teladan oleh
rekan-rekan dan anak didiknya.
3. Sebagai guru penulis datang tepat waktu dan tidak meninggalkan kelas sebelum
selesai jam belajar agar menjadi teladan bagi peserta didik.
4. Penialaian harus menjalankan tugas dan perannya sehingga dapat dijadikan
panutan/teladan oleh rekan-rekan dan anak didiknya.
Rela Melayani :
1. Rela dan ikhlas melayani kepada anak didiknya, salah satunya dengan
mempersiapkan pembelajaran dengan baik lewat modul ajar.
2. Untuk mencapai tujuan pembelajaran penulis rela untuk belajar membuat media
pembelajaran inovatif.
3. Rela dan ikhlas melayani kepada anak didiknya, salah satunya mengajar dengan
totalitas.

35
4. Sebagai tanda kerelaaan dan ikhlas melayani dan membantu anak didiknya dalam
belajar, yakni membuat evaluasi pembelajaran yang menarik.

Inovatif :
1. Membuat perangkat pembelajaran dengan selalu berusaha menemukan ide-ide baru
sehingga ada pembaharuan metode dalam setiap rancangan kegiatan yaitu dengan
metode Project based learning.
2. Membuat media pembelajaran yang tetap mengedepankan kreativitas dan inovasi,
yaitu menggunakan teknologi Augmented Reality (AR) 3D sehingga peserta didik
menjadi lebih semangat dalam belajarnya.
3. Sebagai tanda kerelaaan dan ikhlas melayani dan membantu anak didiknya dalam
belajar, yakni membuat media pembelajaran berdiferensiasi sesuai materi yang
dibutuhkan dalam pembelajaran. Membuat perangkat pembelajaran dengan selalu
berusaha menemukan ide-ide baru sehingga ada pembaharuan metode dalam setiap
pelaksanaan pembelajaran.
4. Membuat penilaian pembelajaran yang tetap mengedepankan kreativitas dan
inovasi, salah satunya dengan membuat penilaian yang unik dan menarik.
Yakin dan Percaya:
1. Dalam membuat perangkat harus selalu optimis, yakin dan percaya diri dalam
memilih kegiatan pembelajaran yang akan disampaikan ke peserta didik.
2. Dalam membuat modul pembelajaran harus selalu optimis, yakin dan percaya diri
dengan media pembelajaran yang akan disampaikan ke peserta didik akan
membawa manfaat yang baik.
3. Dalam membuat perangkat harus selalu optimis, yakin dan percaya diri dalam
memilih kegiatan pembelajaran yang akan disampaikan ke peserta didik akan
membawa manfaat yang baik.
4. Membuat penilaian pembelajaran harus selalu optimis, yakin dan percaya diri dengan
penilaian yang dilakukan benar-benar mengukur kemampuan peserta didik.
Ahli Profesional:
1. Membuat perangkat pembelajaran harus bertanggung jawab terhadap pekerjaannya
memanfaatkan kompetensi dan disiplin ilmu yang dimiliki.

36
2. Mempunyai keahlian dalam membuat media pembelajaran sebagai salah satu
kompetensi yang menunjukkan keprofesionalitas seorang guru.
3. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran harus bertanggung jawab terhadap
pekerjaannya dengan memanfaatkan kompetensi yang dimiliki
4. Mempunyai keahlian dalam membuat penialaian pembelajaran sebagai salah satu
kompetensi yang menunjukkan keprofesionalitas seorang guru.

3. Hasil yang Diharapkan


Penerapan nilai-nilai dasar profesi PNS yang dilakukan oleh seorang
pegawai dalam melaksanakan tugas dan fungsinya di lapangan dapat
memberikan dampak yang positif, dan dapat juga memberikan dampak
negatif apabila nilai-nilai tersebut tidak dilaksanakan. Berikut ini adalah uraian
analisa dampak positif apabila nilai-nilai dasar profesi PNS dilaksanakan dan
dampak negatif apabila nilai-nilai tersebut tidak dilaksanakan.
a. Membuat modul ajar/Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Jika dalam kegiatan aktualisasi ini dilakukan maka kegiatan belajar
mengajar tidak akan mengalami hambatan dan tujuan pembelajaran atau
dasar pengetahuan dan ketrampilan peserta didik akan tercapai namun bila
tidak dilakukan penyusunan modul ajar maka kegiatan belajar mengajar tidak
akan berjalan dengan baik dan runtut, terjadi ketidaksinambungan antara
rencana pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran, proses pembelajaran
tidak terarah sehingga proses pembelajaran tidak dapat berjalan secara
optimal.
b. Pembuatan media pembelajaran Teknologi Imersif
Output dari penyusunan Pembuatan media pembelajaran Teknologi
Imersif adalah sebuah media pembelajaran Teknologi Imersif berupa buku
Augmented Reality (AR) 3D untuk mempermudah peserta didik dalam
menyerap materi dengan menyenangkan. Penjelasan dan materi disertai
gambar yang menarik dalam bentuk 2D dan 3D serta kuis interaktif yang
menarik. Jika media pembelajaran ini disusun dengan memperhatikan nilai
dasar BerAKHLAK dan SATRIYA, maka hasil yang akan dicapai adalah sebuah
media pembelajaran yang lengkap, tepat, komunikatif dan berkualitas.
37
Sebaliknya, jika modul ini disusun tanpa memperhatikan nilai dasar
BerAKHLAK dan SATRIYA, maka dampaknya adalah sebuah modul yang tidak
lengkap, tidak tepat, tidak komunikatif, dan tidak berkualitas sehingga akan
membuat peserta didik tidak optimal dalam pembelajaran.
c. Melaksanakan Pembelajaran Menggunakan metode Project Based Learning
Apabila kegiatan pembelajaran dengan metode Project Based Learning
tidak dilaksanakan, maka pembelajaran dasar fotografi cenderung monoton
dan tidak bermakna bagi peserta didik. Dikarenakan dasar fotografi
merupakan mata pelajaran produktif yang dituntut untuk lebih. Dengan
adanya inovasi dalam kegiatan, media, dan penilaian pembelajaran,
diharapkan peserta didik lebih tertarik dan mengikuti pembelajaran dasar
fotografi dengan antusias dan bergairah.
d. Melaksanakan evaluasi pembelajaran dasar fotografi dengan menggunakan aplikasi
Quizizz
Pembuatan sistem penilaian menggunakan aplikasi quizizz bertujuan untuk
membuat variasi penilaian yang lebih menarik dan mendorong motivasi
peserta didik untuk mengerjakannya. Pada aplikasi ini, peserta didik
mengerjakan soal seperti bermain game, kompetisidapat terlihad pada layer
LCD dan dapat secara langsung melihat skor maupun peringkatnya di depan
layar. Dengan demikian, diharapkan peserta didik lebih tertarik dan
termotivasi untuk mendapatkan nilai yang sebaik-baiknya. Apabila kegiatan
ini tidak dilaksanakan, maka peserta didik akan cenderung menyepelekan
penilaian pembelajaran.

38
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Pembuatan rencana tindak lanjut pengenalan nilai dan etika instansi pemerintah
bagi PPPK merupakan sebuah kegiatan yang wajib dilaksanakan bagi setiap peserta.
Hal tersebut dimaksudkan agar dapat lebih mengenal dan mampu mengaplikasikan
tentang tugas dan fungsi ASN PPPK serta nilai dan etika pada instansi pemerintah
daerah DIY.
Rencana tindak lanjut orientasi pengenalan nilai dan etika instansi pemerintah bagi
PPPK yang disusun terdiri dari empat rencana kerja yang akan dilaksanakan. Semua
rencana tindak lanjut orientasi pengenalan nilai dan etika instansi pemerintah bagi
PPPK ini dilaksanakan dengan mengimplementasikan nilai-nilai dasar profesi ASN yaitu
Ber AKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif

39
dan Kolaboratif. Dengan dibuatnya rencana tindak lanjut orientasi pengenalan nilai
dan etika instansi pemerintah bagi PPPK ini, guru sebagai ASN PPPK mampu
melaksanakan tugasnya sebagai pelayan publik, terutama dalam proses pembelajaran
di SMK Negeri 1 Kokap. Rencana tindak lanjut orientasi pengenalan nilai dan etika
instansi pemerintah bagi PPPK yang dibuat penulis adalah sebagai wujud pelaksanaan
visi dan misi SMK Negeri 1 Kokap.
Dari hasil penjabaran diatas dapat disimpulkan beberapa point sebagai berikut :
1. Orientasi pengenalan nilai dan etika untuk ASN PPPK sangatlah penting guna
kualitas serta mutu untuk kemajuan bangsa Indonesia.
2. Mengaktualisasikan ilmu yang telah diterima dimasa Orientasi, agar ASN PPPK tidak
sekedar mengetahui secara keilmuan saja, tetapi lebih jauh lagi memiliki
kemampuan untuk menerapkan keilmuannya tersebut.
3. Mengetahui Rencana Strategi yang ada di OPD maupun Sekolah.
4. Merancang Rencana Strategi pembelajaran dan mengimplementasikannya.

2. Saran
Setelah menyelesaikan rencana tindak lanjut orientasi pengenalan nilai dan etika
instansi pemerintah bagi PPPK di SMK Negeri 1 Kokap, penulis berharap sebagai
berikut:
1. Bagi diri penulis sendiri diharapkan untuk terus selalu mengembangkan
kemampuan dan kreatifitasnya. Disamping itu ASN dianjurkan untuk melakukan
aktualisasi nilai-nilai dasar BerAKHLAK dan Satriya secara konsisten dan
berkelanjutan.
2. Kepada Kepala Sekolah SMK N 1 Kokap, Mentor, dan Bapak/ Ibu Guru senior untuk
tetap memberikan bimbingan, arahan, dan dukungan kepada penulis dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab di sekolah.
3. Kepada rekan-rekan seangkatan harus tetap menjalin kekompakan, kerja sama,
saling mendukung dan mengingatkan satu sama lain untuk selalu menerapkan dan
menanamkan nilai-nilai dasar BerAKHLAK dalam setiap melaksanakan tugas.

3. Pengalaman Pembelajaran
Pelaksanaan Orientasi PPPK di Badan Diklat DIY memberikan pengalaman yang luar
40
biasa dan berkesan bagi penulis. Selama pelatihan penulis dibekali ilmu terkait dengan
pengenalan susunan organisasi dan tata kerja pemda DIY, pengenalan jabatan,
pengenalan manajemen kinerja organisasi, dan penerapan tugas dan fungsi ASN.
Selama orientasi penulis juga dibekali ilmu tentang nilai-nilai dasar pegawai negeri sipil
yaitu BerAHKLAK dan budaya SATRIYA. Nilai-nilai dan budaya tersebut yang akan
menjadi dasar dalam penulisan rancangan aktualisasi. Pelaksanaan pembelajaran
sangat berkesan dikarenakan tidak hanya berupa ceramah/teori saja, melainkan
terdapat proses diskusi antar peserta yang dapat mengembangkan budaya berpikir
kritis dan kerjasama. Melalui pembelajaran tersebut, ilmu dan pengalaman yang telah
didapat diharapkan tidak hanya berhenti pada saat orientasi saja, namun juga dapat
diaktualisasikan dalam instansi masing-masing.

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen


Undang-Undang nomor 13 Tahun 2012 Tentang Tentang Keistimewaan Daerah Istimewa
Yogyakarta
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 16
Tahun 2009 Tentang Jabatan Fungsional Guru Dan Angka Kreditnya.
Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2023 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta
Peraturan Daerah Istimewa Nomor 1 Tahun 2018 tentang Kelembagaan Pemerintah
Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta

41
Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta No.58 Tahun 2018 tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi, Dan Tata Kerja Dinas Pendidikan, Pemuda, Dan
Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta
Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 56 tahun 2016 tentang
Pembentukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis (UPT) pada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga
Peraturan Gubernur (PERGUB) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 19 Tahun
2022 tentang Budaya Pemerintahan
Edaran Menteri PAN RB Nomor 20 Tahun 2021 Tentang Implementasi Core Values dan
Employer Branding Aparatur Sipil Negara
Badan Pendidikan dan Pelatihan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. 2023.
Modul Pengenalan Nilai dan Etika pada Instansi Pemerintah. Yogyakarta.
Badan Pendidikan dan Pelatihan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. 2023.
Bahan Orientasi PPPK 2023 Visi-Misi Pembangunan DIY. Yogyakarta.
Tim Widyaiswara. 2023. Pengenalan Jabatan dalam Orientasi PPPK Pemda DIY Badan
Pendidikan dan Pelatihan. Yogyakarta.
Tim Widyaiswara. 2023. Pengenalan Manajemen Kinerja Organisasi dalam Orientasi PPPK
Pemda DIY Badan Pendidikan dan Pelatihan. Yogyakarta.
Tim Widyaiswara. 2023. Pengenalan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemda DIY dalam
Orientasi PPPK Pemda DIY Badan Pendidikan dan Pelatihan. Yogyakarta.
Uzer, Usman. 2007. Menjadi Guru Profesionjal. Cet.I-XXII. Bandung Remaja
Rosdakarya

42

Anda mungkin juga menyukai