Inayah Ismidanti
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
Universitas Bengkulu
inayahismidanti19@gmail.com
ABSTRAK
A. PENDAHULUAN
Bahasa adalah salah satu elemen yang sangat penting dalam perkembangan berpikir.
Hampir tidak mungkin manusia berpikir tanpa menggunakan bahasa dan melalui bahasa,
pikiran manusia dapat ditampilkan. Perngembangan bahasa pada anak tentunya sangatlah
penting, karena selain sebagai alat komunikasi, tetapi urgent juga untuk tahapan tumbuh
kembang anak. Pengembangan bahasa pada seorang anak, bisa dikatakan tidaklah mampu
tumbuh dan berkembang dengan sendirinya, namun peran lingkungan yang menjadi salah
satu faktor yang bisa mempengaruhi perkembangan anak, lingkungan disini maksudnya
semua individu yang mampu mempengaruhi kita, terutama dari lingkungan keluarga yaitu
orang tua, peran orang tua sanagt dibutuhkan dalam kategori ini, dimana orang tua perlu
menstimulasi agar anak mampu melakukan pada tahap-tahap seperti ini. Proses
pertumbuhan dan pengembangan seorang anak sangat pesat dan dapat berpengaruh bagi
kehidupan yang akan datang. Dunia anak berbeda dengan dunia orang dewasa, dimana
anak masih aktif, bebas berfantasi dan berimajinasi, tidak pernah mengenal kata lelah,
penuh rasa ingin tahu, penasaran yang kuat dengan apa yang dilihat dan didengarnya.
Terkadang waktu belajar lebih menyukai dengan permainan karena anak menyukai hal-
hal yang mengasyikkan tanpa ada tekanan dari pihak manapun. Dengan bersosialisasi dan
berinteraksi dengan teman-teman maupun lingkungan yang ada disekitar mereka, seorang
anak membutuhkan bahasa untuk berkomunikasi. Kemampuan berkomunikasi dengan
bahasa merupakan hal mendasar dan sangat penting dalam pengembangan seorang anak.
Sekolah adalah tempat pertumbuhan dan perkembangan dalam sebagian kecil. Menurut
pakar pendidikan, pola asuh orang tua pada anak sangat berpengaruh pada embentukan
karakteristik anak, dimana interaksi orangta dan anak meliputi proes pemenuhan
kebutuhan anak baik fisik, psikologi, dan sosialisasi yang sesuai dengan norma
kemasyarakatn agar anak dapat bersosial sesuai dengan lingkungan sekitarnya (Latifah,
2011).
Bahasa didefinisikan sebagai suatu lambang bunyi yang digunakan oleh suatu anggota
masyarakat untuk bekerja bersama, berinteraksi dan mengidentifikasi diri. Bahasa juga
mengacu kepada kemampuan menerima respon, mengekspresikan ide, pikiran, emosi, dan
keyakinan. Sehingga tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa bahasa adalah suatu alat
verbal yang berupa lambang bunyi yang digunakan untuk berkomunikasi, berinteraksi,
mengidentifikasi diri serta mengekspresikan ide, pikiran, emosi dan keyakinan.
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Metode yang digunakan dalam
peneltian ini adalah deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui dan
mendeskripsikan keterlibatan orang tua dalam pengembangan bahasa anak. Moleong
(2014:4) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deksriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang- orang dan
perilaku yang diamati. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur
analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya.
C. PEMBAHASAN
Lingkungan diartikan sebagai kondisi yang berada di sekitar kita, pada ranah pendidikan
sendiri lingkungan diterjemahkan dengan artian yang sangat luas, dimana kondisi sesuatu
berada di luar diri anak. Perkembangan dari sisi anak juga berpengaruh dari berbagai
faktor lingkungan yang mempengaruhinya, diantaranya, lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah dan lingkungan masyarakat. Lingkungan merupakan salah satu faktor yang
mempunyai pengaruh cukup besar bagi perkembangan bahasa anak. Karena dengan
lingkungan maka anak dapat menjalani kesehariannya dengan baik tanpa adanya kesulitan
dalam berinteraksi. Stimulus yang didapat anak melalui lingkungan akan berpengaruh
pada perkembangan bahasa anak. Stimulus dari orang-orang terdekatnya yaitu orang tua
akan diproses oleh anak sehingga membuat anak tersebut matang dalam pola pikir, pola
tindak, dan pola ucap. Peranan orang tua yang begitu penting menuntut orang tua untuk
selalu waspada serta hati-hati dalam mengajari anaknya. Pada masa lingkungan sekolah
yang begitu penting bagi anak dalam membangun setiap perkembangan yang dimilikinya
dan dibantu oleh orang sekitar. Masa ini adalah titik dimana orang tua dan para pendidik
membantu anak untuk membanggunperkembangan sikap, keterampilan, pengetahuan, dan
daya cipta, tak luput dari pendidikan karakter, agar anak mampu menyesuaikan diri
dangan lingkungan sekitarnya (Ritonga & Sutapa, 2020).
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang yang sangat mempengaruhi perkembangan
bahasa anak karena pada hakekatnya proses pemerolehan bahasa anak diawali dengan
kemampuan mendengar kemudian meniru suara yang didengarnya yaitu dari lingkungan
dimana tempat ia tinggal. Kemampuan berbahasa pada anak dapat berkembang seiring
dengan bertambahnya pengalaman dan kebutuhan anak tersebut.
2. Pengembangan Bahasa
Proses belajar bahasa didefinisikan sebagai pencapaian intelektual anak yang paling
berharga (Elizabeth G, 2002). Dapat dimengerti hingga kualitas perkembangan bahasa itu
mencerminkan kualitas perkembangan intelektualnya, perkembangan bahasa dengan
perkembangan pengetahuan akan saling bertautan. Penggunaan bahasa sebagai alat
komunikasi dengan orang lain merupakan hal yang mendasar dan sangat penting dalam
perkembangan seorang anak. Dengan kejelasan dan kefasihan bicara seorang anak maka
dapat mempermudah orang lain memahami apa yang ada dipikirkannya.
Lingkungan sekolah merupakan salah satu faktor besar yang dapat berpegaruh dalam
perkembangan Bahasa peserta didik. Peserta didik yang terbiasa tidak menggunakan
Bahasa Indonesia di dalam lingkungan sekolah maupun diluar akan terpengaruh hasil dari
penerimaan makna yang tersirat.
1) Faktor kesehatan. Faktor ini sangat berpengaruh kepada perkembangan bahasa anak
karena kesehatan sangatlah menentukan kondisi dan perkembangan anak.
2) Faktor atau kecerdasan. Anak yang memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi biasanya
memiliki kemampuan berbahasa yang lebih baik dan lebih cepat. Rasa ingin tahu
mereka tinggi sehingga mereka sering banyak bertanya. Selain itu, pengetahuan yang
mereka miliki lebih dari anak yang memiliki tingkat kecerdasan rendah sehingga
dapat dikatakan jika mereka sering menyampaikan pendapat atau ide kepada lawan
bicaranya.
3) Faktor status sosial ekonomi keluarga. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa status
sosial ekonomi keluarga menentukan perkembangan bahasa anak usia dini. Anak
yang berasal dari keluarga yang memiliki kondisi ekonomi lebih baik cenderung
menyediakan fasilitas yang lebih untuk perkembangan bahasa anaknya, misalnya
dengan membelikan boneka/robot yang dapat berbicara, buku bacaan, dan lain-lain.
4) Faktor jenis kelamin. Berdasarkan jenis kelaminnya, anak perempuan memiliki
kemampuan bahasa yang lebih baik dan lebih cepat dibandingkan dengan anak laki-
laki. Untuk itu, seorang ibu yang memiliki anak laki-laki seharusnya tidak begitu
mengkhawatirkan perkembangan bahasa anaknya karena hal ini wajar dan banyak
dialami oleh anak laki-laki lainnya.
5) Faktor terakhir adalah hubungan keluarga. Kedekatan anak dengan orang tua atau
keluarga sangat menentukan kualitas perkembangan bahasa anak. Ketika keluarga
memberikan kasih sayang yang cukup dan anak merasa senang atau nyaman dalam
lingkungan tersebut, maka komunikasi akan sering terjalin dan anak akan mencapai
kelancaran berbahasa lebih cepat. Sebaliknya, jika hubungan anak dan orang tua atau
keluarga kurang dekat atau kurang sehat, maka anak akan sering mengalami problem
seperti lambat bicaranya, gagap, kata-katanya tidak jelas, serta malu atau bahkan takut
untuk berkomunikasi meskipun itu dengan keluarga sendiri.
D. KESIMPULAN
DAFTRAR PUSTAKA
Pebriana. (2017). Analisis Penggunaan Gadget terhadap Kemampuan Interaksi Sosial pada Anak Usia
Dini. Jurnal Obsesi : Jurnal Anak Usia Dini , 1.
Sutapa, R. &. (2020). Literasi dan Gender:Kesenjangan yang terjadi di Tingkat Pendidikan Anak Usia
Dini. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini .