Anda di halaman 1dari 3

PENGAPLIKASIAN GAYA KOMUNIKASI DALAM LINGKUNGAN

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Nama Kelompok :
Wahyu Choirun Nisa (23010684074)
Silvia Herlina Fitriyanti (23010684103)
Tya Tara Pasaribu (23010684157)
Siska Dwi Pratiwi (23010684179)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PRODI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Pendidikan anak usia dini merupakan tahapan penting dalam tumbuh kembang anak,
dimana interaksi dan komunikasi yang tepat mempunyai pengaruh yang besar dalam
membentuk landasan tumbuh kembang anak. Dalam pendidikan anak usia dini, pendidik dan
pengasuh berperan sentral dalam menciptakan pengalaman positif yang dapat membantu
tumbuh dan berkembangnya anak. Dalam konteks ini, empat gaya komunikasi tampaknya
tepat dan dapat diterapkan : pasif, pasif asertif, agresif dan asertif.

Gaya komunikasi Pasif


Pengaplikasian Gaya Komunikasi Pasif dalam Lingkungan Pendidikan Anak Usia Dini antara
lain :
1. Anak kesulitan dalam menentukan kebutuhan dan pilihannya, sehingga kesulitan untuk
memberikan penolakan/mengatakan tidak
2. Biasanya sang anak memiliki kepercayaan yang lebih tinggi kepada orang sekitarnya dari
pada dirinya sendiri
3. Anak cenderung tidak menatap mata saat berbicara dengan lawan bicaranya.
4. Anak sering mengucapkan minta maaf secara berlebihan atas kesalahannya meskipun
sudah dimaafkan
5. Sang anak sering diacuhkan oleh orang sekitarnya ketika sedang berbicara
6. Cenderung menyimpan pendapatnya untuk diri sendiri dan menghindari perbedaan
pendapat dengan orang sekitarnya.

Gaya komunikasi Positif


Penerapan Bahasa Positif Anak Usia Dini. Ada beberapa cara yang efektif bagi pendidik
untuk membimbing anak untuk belajar berbahasa positif sejak dini, yakni sebagai berikut:
1. Sediakan model/ percontohan bagi anak
Menyediakan contoh bahasa/kata-kata yang baik kepada anak merupakan hal sangat efektif
untuk meningkatkan penyerapan bahasa lisan anak. Contoh: anak ketika dilingkungan
keluarga terutama ibu, sering mengajaknya berbicara dengan menggunakan kalimat-kalimat
positif dan tanpa melarang “(adek, tolong duduknya dikursi saja ya?, maka secara otomatis
anak menjadi tahu dan paham bahwa kalau mau duduk itu dikursi bukan di atas meja)”.
2. Mengatakan kata-kata tersebut dengan perlahan dan cukup jelas sehingga anak - anak
dapat memahaminya. Contoh: dek, tolong selesai makan snack, bungkusnya dibuang di
tempat sampah ya?. Kalimat positif tersebut sangat diinginkan anak ketika ibunya ingin
memberikan bimbingan atau arahan tentang baik dan benar.
3. Memberikan bantuan dengan membenarkan kekeliruan dari setiap kesalahan yang
mungkin dibuat oleh anak dalam meniru contoh. Agar anak tahu mengucapkan kata-kata
dengan benar. Contoh yang bisa ditiru oleh anak dalam proses pembelajaran bahasa adalah
bahasa/ucapan pendidik/guru di sekolah. Oleh karena itu, pendidik dituntut untuk
menerapkan bahasa/kata-kata positif ketika berkomunikasi dengan anak-anak. Pendidik dapat
memberikan respon atas perilaku dan bahasa anak dengan penuh kelembutan. Merespon
secara tepat terhadap perilaku dan bahasa anak dengan perilaku dan bahasa yang positif
dimungkinkan dengan melakukan hal-hal sebagai berikut: (Jidan, 2008).
1) berpikir tentang beberapa pilihan bahasa/kata yang tepat untuk anak,
2) menjawab sejumlah pertanyaan yang
disampaikan oleh anak,
3) konsisten dengan kata-kata yang disampaikan, dan
4) menghindari kata “jangan”, “tidak boleh”, dan “dilarang”.Dengan menerapkan
bahasa positif oleh pendidik PAUD dalam proses pembelajaran bahasa pada anak
usia dini.
Gaya Komunikasi Pasif – Asertif
Gaya komunikasi pasif-agresif mencakup kombinasi perilaku yang tampak pasif secara
verbal namun agresif dalam tindakan. Misalnya, di sekolah, seorang anak mungkin berbeda
pendapat dengan teman sekelasnya, lalu diam-diam membalas atau menyakiti teman
sekelasnya di belakang. Dalam keluarga, anak mungkin menghindari konflik dengan orang
tuanya namun membalas dengan mengabaikan tugas yang diberikan. Dalam masyarakat,
perilaku pasif-agresif dapat menimbulkan ketidakstabilan dalam hubungan sosial.

Gaya Komunikasi Asertif


Menerapkan perilaku gaya komunikasi asertif pada anak usia dini, setidaknya ada empat hal
yang terbentuk pada diri anak yaitu,
(1) kemampuan untuk menyatakan pemikirannya dan mengajukan permintaan tanpa
memerintah orang lain
(2) kemampuan untuk menerima atau menolak pemikiran dan permintaan orang lain dengan
sopan tanpa menunjukkan agresifitas yang dapat melukai perasaannya sendiri dan orang lain
yang bersangkutan
(3) kemampuan untuk mengatur tone, volume, dan intonasi berbicara, dan
(4) kemampuan gestur tubuh untuk bereaksi secara tenang dan wajar serta mampu
menunjukkan sikap akrab pada orang lain.
Nantinya, ketika memasuki usia sekolah dan remaja lalu dihadapkan dengan situasi dan
permasalahan yang lebih kompleks, anak akan memiliki kapabilitas dalam mengontrol diri
dan memecahkan persoalan-persoalan yang ada karena dasar kemampuan manajemen
emosional dan komunikasinya telah terbentuk dengan baik. Oleh karena itu, penerapan dan
pembiasaan komunikasi asertif pada anak sejak usia dini adalah langkah penting yang tidak
boleh dilewatkan oleh orang tua sebagai lingkungan pertama dan terdekat anak.

Simpulan
Dalam penggunaan gaya komunikasi yang tepat dalam lingkungan Pendidikan Anak Usia
Dini sangat penting untuk meraih tujuan pendidikan yang holistik. Hal ini menciptakan
kegiatan interaksi yang baik dan positif, mengembangkan sosial dan emosional anak-anak,
dan membentuk karakter kepercayaan diri yang baik. Penting bagi para guru sebagai pendidik
untuk mengerti kebutuhan dan mengenali kepribadian setiap anak dan menerapkan
pendekatan komunikasi yang sekiranya sesuai dalam kegiatan mereka. Dengan begitu,
Pendidikan Anak Usia Dini bisa menciptakan dasar yang baik dan kuat untuk pertumbuh
kembangan anak-anak menuju masa depan yang hebat dan berdaya saing tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Arnita Arfianingsih. (2016, Juli-Desember). Komunikasi positif sebagai sarana untuk


meningkatkan bahasa lisa anak usia dini. Jurnal Tarbawi vol.13.
Nunung Indrawaty Paudy. (2018, april 20). Interaksi dalam organisasi dengan gaya
komunikasi asertif.
Pentingnya pembiasaan komunikasi asertif pada anak usia dini. (2023, januaari).

Anda mungkin juga menyukai