Anda di halaman 1dari 13

TUGAS TUWEB KE-2

METODE PENGEMBANGAN PERILAKU DAN


KEMAMPUAN DASAR ANAK USIA DINI

Analisis Video Pembelajaran dari Portal Guru Pintar Online (GPO)


Tema : Perilaku Anak yang Sulit Mengemukakan Pendapat

Tutor : Dr. Tiara Astari, M.Pd


Nama Mahasiswa : Intan Kusuma Asri
NIM : 857061173
Kelas : A

UPBJJ Universitas Terbuka Jakarta


2020.1 (Tahap 2)
1

IDENTIFIKASI PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA DINI


Analisis Perilaku Anak yang Sulit Mengungkapkan Ketidaksetujuannya Secara Verbal

Tiara Astari Tarihoran1, Intan Kusuma Asri2


Tutor UPBJJ Universitas Terbuka, Jakarta1
educablet@yahoo.com
Guru Taman Kanak-kanak, Jakarta2

RINGKASAN
Pada setiap proses tumbuh kembang anak akan timbul ragam permasalahan yang terkait
dengan tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi. Fase-fase kehidupan anak memiliki
keunikan yang membutuhkan dukungan stimulasi yang tepat agar anak dapat tumbuh dengan
optimal dan siap melewati tantangan perkembangan selanjutnya. Secara mutlak orangtua
berperan secara langsung untuk memberikan dukungan kepada anak, dan tak kalah pentingnya
adalah peran pendidik sebagai guru di Taman Kanak-kanak. Karakteristik perkembangan bahasa
pada anak dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu: verbal dan non-verbal. Kedua jenis ini
saling bersambung seperti dua sisi mata uang yang saling melengkapi. Penjelasan mengenai
penyebab dan cara mengatasi perilaku anak tersebut akan dibahas dalam karya tulis ini, dengan
teknik analisis menggunakan studi kepustakaan dan data empiris berdasarkan video yang diakses
dari laman GPO.

1. LATAR BELAKANG MASALAH

Salah satu aspek perkembangan yang harus dikembangkan yaitu kemampuan berbahasa
anak, mengingat bahwa bahasa merupakan alat berkomunikasi utama bagi anak dalam
melakukan interaksi sosial dalam proses belajarnya. Peraturan Pemerinat Nomor 137
menyebutkan kelompok usia memiliki capaian perkembangan minimal yang harus dicapai oleh
anak usia dini. Ini menjadi acuan bagi guru PAUD dalam memberikan stimulasi minimal untuk
anak, agar dapat melampaui tugas-tugas perkembangan bahasanya dengan optimal. Keterampilan
berbicara pada dasarnya merupakan keterampilan dalam menyampaikan kehendak, kebutuhan,
2

perasaan dan keinginan kepada orang lain. Biasanya keterampilan ini ditunjukkan dengan
perilaku: senang bertanya tentang hal-hal baru, menggunakan bahasa yang sesuai dengan situasi,
memberikan alasan yang tepat tentang suatu peristiwa yang dialaminya. Berdasarkan latar
belakang tersebut, maka selanjutnya akan dibahas mengenai : 1) Deskripsi perilaku anak yang
mengalami kesulitan mengemukakan pendapat. 2) Perilaku guru dalam mengatasi perilaku anak
dengan kesulitan mengemukakan pendapat. 3) Analisis penyelesaian masalah/cara mengatasi
perilaku anak yang kesulitan mengemukakan pendapat.

2. IDENTIFIKASI PERILAKU KESULITAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT

a. Deskripsi Perilaku Anak

Terlihat dimana seorang anak memukul/menangis karena tidak setuju dengan perlakuan
temannya. Dalam video tampak guru tersebut menghampiri anak yang memukul/menangis
kemudian ia meminta anak berhenti memukul/menangis (tenang). Jika anak masih belum tenang
(masih marah/menangis), guru memeluk anak tersebut, kemudian guru bertanya dengan suara
lembut dan bersahabat mengapa anak memukul/menangis? Selanjutnya, guru tersebut berusaha
mendamaikan anak dengan temannya yang membuatnya memukul/menangis. Guru juga
memberitahu anak yang memukul/menangis tersebut agar menyatakan apa yang ingin dia
ungkapkan dengan kata-kata, dan bukan dengan cara memukul/menangis supaya temannya
mengerti. Selanjutnya guru juga meminta anak untuk melapor atau menceritakan kepada guru
jika ada teman yang mengganggu atau membuatnya kesal.

b. Deskripsi Perilaku Guru

Perilaku yang dilakukan oleh guru dalam video sudah tepat tetapi kurang lengkap. Guru
dengan sigap menghampiri anak dengan tenang (tidak panik) dan duduk sejajar dengan anak.
Setelah itu, guru mengajak anak berbicara dengan lembut dan menanyakan penyebab anak
menangis. Setelah mengetahui penyebab anak menangis, guru membantu menyelesaikannya dan
memberitahukan apa yang sebaiknya dilakukan anak untuk menyikapi permasalahan tersebut.
kelebihan dari solusi yang dilakukan oleh guru adalah guru menghampiri anak dan duduk sejajar
dengan anak. Berkomunikasi dengan pandangan mata sejajar. Kontak mata akan meningkatkan
komunikasi. Sejajar artinya sama tingginya, sebisa mungkin orang dewasa merendahkan
badannya dan menyejajari tinggi badan anak bisa dengan membungkuk/berlutut/ duduk
3

bersamanya sehingga saat berbicara anak tidak perlu mendongakkan kepalanya untuk melihat
teman bicaranya.

3. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

.Berkomunikasi dengan pandangan mata sejajar. Kontak mata akan meningkatkan


komunikasi. Sejajar artinya sama tingginya, sebisa mungkin orang dewasa merendahkan
badannya dan menyejajari tinggi badan anak bisa dengan membungkuk/ berlutut/ duduk
bersamanya sehingga saat berbicara anak tidak perlu mendongakkan kepalanya untuk melihat
teman bicaranya. Hal ini akan membuat anak lebih merasa nyaman untuk berbicara kepada orang
dewasa layaknya teman sepantarnya. Selain itu, guru membantu anak menyelesaikan
permasalahannya dengan cara memberitahukan yang sebaiknya dilakukan oleh anak ketika
menghadapi situasi tersebut. Menurut saya akan lebih baik lagi jika anak yang menangis diminta
untuk mengulang kalimat guru (kalimat yang semestinya dipakai jika ada anak yang mengambil
barangnya lagi).

Kekurangan dari solusi yang dilakukan oleh guru menurut adalah, ketika guru
menghampiri anak yang menangis, guru langsung menanyakan apa yang terjadi pada anak.
Sebaiknya guru menenangkan anak terlebih dahulu sampai berhenti menangis, baru diajak
berbicara dan menanyakan apa yang terjadi. Setelah itu, guru sebaiknya konfirmasi kepada anak
yang mengambil crayon tanpa minta izin terlebih dahulu, apakah benar dia mengambil crayon
milik temannya. Jika iya, ajak anak untuk membahas bersama apa yang seharusnya dilakukan
dan tidak dilakukan lalu ajak anak yang mengambil crayon tersebut untuk meminta maaf pada
temannya.

Terlihat bahwa permasalahan anak yang sulit mengungkapkan ketidaksetujuannya


secara verbal. Anak memilih untuk menangis daripada mengungkapkan apa yang dirasakan atau
diinginkannya. Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan anak sulit mengungkapkan
ketidaksetujuannya secara verbal. Adapun penyebabnya adalah :

1) Keterbatasan kosa kata yang dimiliki anak. Hal ini sangat berpengaruh karena anak sulit
mengungkapkan apa yang dia inginkan atau katakan jika ia tidak tahu apa yang harus ia
katakan.
4

2) Anak jarang mempunyai kesempatan berbicara. Jika orang sekitarnya lebih dominan
dalam berbicara dan tidak memberikan anak kesempatan berbicara, maka anak akan sulit
untuk melatih keterampilan berbicara. Keterampilan berbicara adalah kemampuan seseorang
dalam menyampaikan ide/gagasan, pikiran, dan perasaan kepada orang lain menggunakan
bahasa lisan dengan jelas dan tepat. Berbicara merupakan keterampilan mental motorik
karena berbicara tidak hanya melibatkan koordinasi kumpulan otot mekanisme suara yang
berbeda, tetapi juga mempunyai aspek mental yakni kemampuan mengaitkan arti dengan
bunyi yang dihasilkan (Hurlock, 1978: 176).

3) Kurangnya stimulasi pada perkembangan bahasa. Menurut Musfirah (2009) stimulasi


mengandung arti membangkitkan sesuatu kekuatan atau kemampuan yang sebenarnya sudah
ada dalam diri seorang anak yang tidak bersifat memaksa dan tidak mengandung target
kemampuan tertentu.Makna stimulasi tersebut dalam pembelajaran bahasa berarti merangsang
anak untuk mengunakan bahasa dalam berkomunikasi untuk mengungkapkan ide dan
perasaannya.

4) Kurangnya sikap asertif pada anak. Hamzah B Uno (2006: 77) berpendapat bahwa
sikap asertif merupakan kemampuan menyampaikan pikiran dan perasaan secara jelas,
membela diri, dan mempertahankan pendapat. Sikap asertif (ketegasan, keberanian
mengungkapkan pendapat) meliputi tiga komponen, yaitu kemampuan mengungkapkan
perasaan · (menerima dan mengungkapkan rasa marah); kemampuan mengungkapkan
keyakinan dan pemikiran secara terbuka (mampu menyuarakan pendapat, menyatakan
ketidaksetujuan).

Solusi untuk mengatasi permasalahan pada anak yang sulit mengungkapkan


ketidaksetujuannya secara verbal adalah dengan cara meningkatkan keterampilan berbicara pada
anak. Berbicara merupakan keterampilan bagi anak, sehingga berbicara dapat dipelajari dengan
beberapa metode yang berbeda. Menurut Hurlock (1978: 183) berbicara dapat diperoleh anak
dengan cara: (1) meniru, yaitu mengamati suatu model baik dari teman sebaya maupun dari
orang yang lebih tua; (2) pelatihan, yaitu dengan bimbingan dari orang dewasa. Hal penting yang
perlu dipersiapkan dalam belajar berbicara adalah: persiapan fisik untuk berbicara, kesiapan
mental untuk berbicara, model yang baik untuk ditiru, kesempatan untuk berpraktik, motivasi
5

dan bimbingan (Hurlock, 1978: 203). Dari hal-hal tersebut, pengkondisian anak dalam belajar
berbicara harus diperhatikan secara seksama terutama dalam proses pembelajaran di sekolah.

Selnjutnya, beri kesempatan anak untuk berbicara. Peran keluarga dan guru sangat
dibutuhkan untuk meningkatkan perkembangan berbicara pada anak. Menurut Jalongo (2007)
bahwa keluarga adalah tempat pertama dalam mengembangkan kemampuan bahasa anak,
kemampuan berbicara dipengaruhi oleh pola asuh yang kreatif, inovatif. Orang tua harus dapat
menciptakan interaksi dan situasi komunikasi agar memberi kontribusi positif terhadap
keterampilan berbahasa anak. Guru pun harus mampu mengelola kegiatan berbicara dalam kelas.
Pengelolaan kelas yang bervariasi akan memberi banyak kesempatan pada anak untuk berbicara.
Anak dapat berpartisipasi dalam diskusi, tukar menukar ide, bertanya, memecahkan suatu
permasalahan atau menjelaskan sesuatu. Semakin banyak kesempatan anak berbicara, membuat
mereka lancar dalam menuangkan ide, pikiran atau perasaannya.

Stimulasi pada pembelajaran bahasa untuk anak usia dini diarahkan melalui bermain,
karena bermain adalah sumber perkembangan dan membentuk zona perkembangan proksimal
(ZPD) (Vygotski, 1967 dalam Musfirah, 2009). Strategi-strategi tersebut akan efektif ketika
didukung oleh guru yang memiliki kemampuan untuk mengelola pembelajaran sedemikian rupa,
sehingga anak mendapatkan stimulasi yang tepat untuk kemampuan bahasanya.

Ketika menghadapi anak yang menunjukkan perilaku keulitan mengemukakan


pendapatnya, kemudian ditambah dengan munculnya perilaku agresif yang memukul teman
sebayanyanya, maka guru perlu membimbing anak agar mampu mengekspresikan perasaannya
melalui kata-kata. Untuk itu, guru perlu memberikan stimulasi agar anak memiliki keterampilan
berbicara yang baik. sebagaimana dikemukakan oleh Yawkey (1981) setidaknya ada beberapa
stimulasi yang bisa dilakukan guru, diantaranya sebagai berikut:

1) Pengembangan kefasihan berbahasa

a) Mengadakan situasi pembicaraan yang bisa dimengerti dan diikuti anak.

b) Memberikan kebebasan pada anak untuk memberi respon berdasarkan pengalaman dia
sendiri dan menggunakan bahasa dia sendiri.
6

c) Mendorong anak untuk berbicara, anak lain baik sendiri maupun dalam kelompok
sebagaimana dengan guru, sehingga lawan bicara anak mayoritas adalah teman
sebayanya dari pada guru.

2) Pengembangan kemampuan sintaksis

a) Menyusun permainan atau situasi dimana anak secara alamiah menggunakan fitur fitur
bahasa.

b) Menyediakan berbagai model fitur (guru, orang dewasa lain dan teman sebayanya,
rekaman)

c) Mengevaluasi secara hati-hati kelanjutan perkembangan.

d) Mengevaluasi dialek anak yang berbeda dengan standar bahasa Indonesia, sehingga
bahasa yang digunakan guru tidak jauh berbeda dengan bahasa yang digunakan anak.

3) Pengembangan penguasaan kosa kata

a) Menyusun pengalaman pembelajaran di bidang sains, pengetahuan sosial,


matematika, kesehatan dan keahlian kecakapan hidup yang memasukan
pembelajaran kosa kata baru bagi anak.

b) Memastikan kosa kata baru yang dipelajari tidak terlalu banyak sehingga mudah
diasimilasikan oleh anak.

c) Menyusun pengalaman pembelajaran lanjutan yang membuat anak menggunakan


kosa kata baru secara alamiahdan membantu pengembangan konsep makna dari kata
baru tersebut.

d) Mengintegrasikan penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari baik di dalam


maupun di luar sekolah.

4) Pengembangan pengintegrasian kemampuan bahasa dalam kehidupan sehari hari


7

a) Menyusun pengalaman pembelajaran yang membuat anak mendeskripsikan kehidupan


di luar sekolah (kegiatan, tempat, dan benda-benda yang berhubungan dengan
kehidupan pribadi anak)

b) Mendorong anak untuk berbagi dengan anak lain dan orang dewasa tentang reaksi
dan perasaannya mengenai apa yang terjadi di sekolah dan diluar sekolah.

c) Menyertakan anggota dan kegiatan masyarakat dalam pengalaman pembelajaran di


kelas.

5) Pengembangan kemampuan mengekspresikan diri sendiri

a) Menerima dan menghargai perasaan dan respon anak.

b) Menyusun situasi yang mendorong respon kreatif dan penggunaan imajinasi.

c) Menyediakan waktu dan tempat untuk anak berfikir dan berimajinasi dalam situasi
yang tenang tanpa ancaman.

d) Mendorong penggunaan bahasa sebagai salah satu cara untuk mengorganisasikan ide.

e) Menyusun pengalaman pembelajaran dalam seluruh bidang pembelajaran untuk


mendorong penggunaan bahasa dalam menyelesaikan masalah, melaporkan,
membandingkan dan mengevaluasi

f) Menyusun pengalaman dimana anak bisa bekerja dalam tim sebanyak dua atau empat
orang untuk mendorong penggunaan bahasa secara alamiah.

g) Mengadakan umpan balik yang konstan dan interaksi verbal antara guru dan anak
sebagai proses aktifitas belajar.

h) Menyediakan kesempatan bagi anak untuk menyatakan sesuatu baik secara formal
maupun informal.

Selain itu, guru juga dapat menumbuhkan perilaku asertivitas pada anak. Ada beberapa
altematif cara yang dapat dilakukan untuk mengenalkan sikap asertif pada anak, yaitu:
8

1) Mengenalkan makna asertif. Anak perlu diberikan pemahaman tentang makna asertivitas atau
bersikap asertif, sehingga anak dapat mengetahui saat yang tepat untuk bersikap asertif
atau mempertahankan diri dan saat yang tepat untuk bersikap non asertif atau mengalah
dalam rangka menjaga perasaan orang lain.

2) Latih anak untuk mengatakan "tidak" dengan kalimat yang tepat. Pada saat anak melihat
temannya melakukan tindakan negatif, maka doronglah anak untuk berani
memberikan teguran atau mengingatkan teman.

3) Memberikan penguatan. Dibutuhkan pemahaman dan pembiasaan dari orang


dewasa di sekitarnya. Ketika anak mampu menunjukkan sikap asertif, maka orang
dewasa (orang tua, guru, pengasuh) perlu memberikan penguatan, paling tidak
secara verbal.

4) Meminta anak untuk memilih. Memilih dan mengambil keputusan berkaitan dengan
kemandirian. Mintalah anak untuk memilih sendiri sesuai keinginan dan
kesukaannya.

5) Mendorong anak untuk menyatakan pendapat. Orang tua atau guru dapat melatih
asertif anak untuk menyatakan pendapat. Anak bisa diminta untuk menyatakan
pendapatnya melalui cerita atau dongeng.

Dengan demikian, ada banyak solusi yang dapat dijadikan acuan oleh guru ketika
menghadapi anak yang memiliki kesulitan dalam mengemukakan pendapatnya. Hal ini perlu
dilatih setiap hari dan berkelanjutan, sehingga tumbuh menjadi suatu kebiasaan baru yang dapat
menambah/memperkuat perilaku positif anak, khususnya pada keterampilan berbahasanya.

SIMPULAN

Anak yang sulit mengungapkan ketidaksetujuannya secara verbal terjadi karena


beberapa faktor yaitu antara lain adalah keterbatasan kosa kata yang dimiliki anak, anak jarang
mempunyai kesempatan berbicara, kurangnya stimulasi pada perkembangan bahasa, kurangnya
sikap asertif pada anak. Peran orang tua, guru dan lingkungan sekitar anak sangat berpengaruh
untuk perkembangan bahasa anak serta sikap yang harus dilakukan untuk mengungkapkan
ketidaksetujuannya secara verbal. Berikan kesempatan anak untuk berbicara dan lakukan
9

percakapan dengan anak sesering mungkin untuk melatih kosa kata anak dan melatih
keterampilan bahasa anak. Anak yang terampil berbahasa biasanya akan muncul kepercayaan
diri sehingga anak bisa mengungkapkan pendapatnya. Berikan juga stimulasi pada
perkembangan bahasa anak. Selain itu, perkenalkan sikap asertivitas pada anak agar anak tahu
apa yang harus dilakukannya jika hal-hal seperti kejadian di video tersebut terjadi.

DAFTAR ACUAN

Dwiyani Anggraeni, Sofia Hartati, Yuliani Nurani. (2019). Implementasi Metode Bercerita dan
Harga Diri dalam Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi
,Volume.3, Issue Pages 404-415. Diunduh melalui : .
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact
=8&ved=2ahUKEwjUnoaw8dPrAhXaT30KHRcPBd0QFjAEegQIAxAB&url=https%3
A%2F%2Fobsesi.or.id%2Findex.php%2Fobsesi%2Farticle%2Fdownload%2F224%2Fp
df&usg=AOvVaw02FV6kn0WGn-PQcc7VwY_2.

Erni Melita Sari, Yulidesi. (2016). Meningkatkan Kemampuan Berbicara Melalui Lirik Lagu.
Jurnal Ilmiah Potensia. Volume.2 (1) Pages 35-40. Diunduh melalui:
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKE
wjUnoaw8dPrAhXaT30KHRcPBd0QFjAJegQICRAB&url=https%3A%2F%2Fcore.ac.
uk%2Fdownload%2Fpdf%2F228583036.pdf&usg=AOvVaw1gpB70eMXNA3FYw-
L3MQnn.

Hery Setiyatna. (2017) Peningkatan Kemampuan Berkomunikasi dengan Menerapkan Metode


Bercakap-cakap pada Siswa Kelompok A TK Aisyiyah 1 Sawahan.
Ejournal.iainsurakarta.ac.id.Volume.2,No.1, Januari-Juni 2017. Diunduh melalui:
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKE
wjNg7q059PrAhUDbn0KHUWOBbUQFjAJegQIChAB&url=http%3A%2F%2Fejourn
al.iainsurakarta.ac.id%2Findex.php%2Fat-
tarbawi%2Farticle%2Fdownload%2F720%2F164&usg=AOvVaw2LcZEdSfYC1R8jvS
_wOfhW.

Lilis Sumaryanti. (2017). Peran Lingkungan Terhadap Perkembangan Bahasa Anak.


Journal.umpo.ac.id. Diunduh melalui :
10

https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact
=8&ved=2ahUKEwiO8PTR9dPrAhVCX30KHa0sDZI4HhAWMAB6BAgEEAE&url=
http%3A%2F%2Fjournal.umpo.ac.id%2Findex.php%2Fmuaddib%2Farticle%2Fdownlo
ad%2F552%2F475&usg=AOvVaw0HtCEhMGyFw9hBfvYyWM1q.

Nurbiana Dhieni, dkk. (2009). Metode Pengembangan Bahasa. Universitas Terbuka:Jakarta.

Nurul Komariah, Een Y.Haenilah, Riswandi. (2019) Penggunaan Metode Bercakap-cakap dan
Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini. Diunduh melalui:
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact
=8&ved=2ahUKEwjNg7q059PrAhUDbn0KHUWOBbUQFjADegQIARAB&url=http
%3A%2F%2Fjurnal.fkip.unila.ac.id%2Findex.php%2FPAUD%2Farticle%2Fdownload
%2F18890%2F13528&usg=AOvVaw27hI2tEIdmGbncBEWfm-RJ.

Siti Aisyah, dkk. (2019). Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini.
Universitas Terbuka:Jakarta.

LAMPIRAN

1. Screen Capture diskusi dalam forum GPO tentang video “Anak Sulit Mengungkapkan
Ketidaksetujuannya Secara Verbal”.
11

2. Screen Capture diskusi dalam forum GPO tentang video “Anak Sulit Menceritakan Kembali
Isi Cerita yang Telah Didengarnya”.

3. Screen Capture diskusi dalam forum GPO tentang video “Anak Sulit Mengemukakan
Pendapat”.
12

Anda mungkin juga menyukai