Anda di halaman 1dari 8

Pengaruh Besar Kebahasaan Seorang Anak Dalam Lingkungan

the great influence of a child's language in the environment

Aninditya Sri Nughraeni


Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia
aninditya.nugraheni@uin-suka.ac.id

Naufal Asyam Al Faras


Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia
naufalasyam63@gmail.com

Abstract
This study discusses the impact of a language on a child's memory at an early age.
Environmental factors are very influential in the growth and development of
children, because children have genetic factors and host factors in which
language development and speech and language disorders are very influential in
the environment. The ability to speak and understand language involves certain
vocal apparatus and also the nervous system with certain pattern abilities. It
found that the stark similarities in how children around the world acquire
language proficiency are strong evidence that language has a biological basis.
Meanwhile, the environment itself becomes a very influential foundation in a
child's mindset, which in the end will have a big impact on the good or bad of a
child
Keywords: children, environment, Indonesian language, Mindset

Abstrak
Penelitian ini membahas perihal dampak suatu bahasa terhadap daya ingat
seorang anak pada usia dini. Faktor lingkungan sangat berpengaruh dalam
tumbuh dan berkembangnya anak, karena anak memiliki faktor genetik dan
faktor host yang mana perkembangan bahasa dan gangguan bicara dan bahasa
sangat berpengaruh dalam lingkungan. Kemampuan untuk berbicara dan
memahami bahasa melibatkan peralatan vokal tertentu dan juga sistem saraf
dengan kemampuan tertentu pola. Ditemukan bahwa persamaan yang nyata
dalam hal bagaimana anak-anak di seluruh dunia memperoleh kemahiran
berbahasa merupakan bukti yang kuat bahwa bahasa memiliki basis biologis.
Sedangkan lingkungan itu sendiri menjadi landasan yang sangat berpengaruh
dalam mindset seorang anak, yang akhirnya akan berdampak besar pada baik
atau buruknya seorang anak.
Kata-kata kunci: Anak, Lingkungan, Bahasa Indonesia, Pola Pikir
PENDAHULUAN

Manusia merupakan makhluk sosial yang di yang diciptakan oleh Allah


subhanahu wa ta'ala dengan segala kelebihan dan kekurangannya tersendiri. Banyak
segi yang manusia miliki, seperti segi adat, segi agama, segi bahasa, dan dari berbagai
segi ragam manusia khususnya di Indonesia ini. Kita hidup sebagai anak tentusaja
dibesarkan oleh orang tua kita yang tentu saja merawat kita. Dari awal kita lahir, sampai
kita besar yaitu mengenai bahasa. Bahasa merupakan suatu kalimat atau kata yang
dilontarkan seseorang untuk berkomunikasi sesama makhluk sosial di dalam kehidupan
sehari-hari. Banyak jenis bahasa yang terdapat di muka bumi ini, tapi tidak semua
bahasa itu baik. Ada bahasa yang kurang baik didengar, ada bahasa yang sepantasnya
didengar, dan ada pula bahasa yang seharusnya tidak kita lontarkan kan kursusnya
terhadap anak-anak usia dini. Karena apa? Karena anak memiliki mindset atau pikiran
daya ingat yang sangat kuat terhadap lingkungannya itu sendiri bahasa sangat
berpengaruh besar bagi kehidupan anak dari kecil sehingga besarnya nanti. Karena
bahasa merupakan landasan seseorang untuk berbicara dalam segala segi di dalam
kehidupan ini disini saya menyinggung perihal bahasa yang dilontarkan di depan para
anak-anak, akan tetapi bahasa yang digunakan itu tidak baik atau tidak sepatutnya
dicontoh dan lontarkan, karena anak memiliki kesensitifan yang begitu tinggi. Baik dari
gerakan, ucapan, perilaku, bahkan bahasa itu sendiri. Bahasa juga menjadi komponen
penting dalam berkomunikasi sehingga bahasa memungkinkan kita untuk menilai
peristiwa-peristiwa secara terperinci yang mana menjadi bekal akan apa yang akan
terjadi di masa depan.

LANDASAN TEORI

Landasan teori yang terdapat dalam penelitian atau pembahasan yang bersama
yang bersangkutan dengan judul yaitu agar anak dapat memperoleh pendidikan di segi
kebahasaannya. Karena bahasa merupakan mahkota bagi seorang anak khususnya pada
masa dininya. Bahasa juga merupakan landasan bahkan pondasi bagi anak itu sendiri,
karena tanpa adanya bahasa yang baik, bahasa yang sopan dari seorang anak itu akan
sangat berpengaruh kepada intelektualnya, kepribadiannya, bahkan kesehariannya.
Terdapat beberapa teori kebahasaan yang dapat dipraktikkan atau diberikan kepada
anak, seperti memberi kosakata yang baik bagaimana cara berbicara kepada orang yang
lebih tua, diberikan bahasa yang santun untuk berbicara kepada siapapun yang
berkomunikasi dengannya, bahkan sampai terhadap adab-adab lainnya dalam segi
kebahasaan. Sangat terlihat jelas di antara banyaknya anak-anak yang memiliki
landasan kebahasaan yang baik dengan bahasa yang kurang bahkan tidak baik. Kita
tidak bisa menyalahi satu faktor seperti lingkungan keluarga, karena anak hidup
bersosial yang artinya ia hidup di berbagai tempat seperti lingkungan masyarakat,
lingkungan sekolah, lingkungan bermain, dan tempat di mana ia berpijak.

METODE PENELITIAN

Secara Kualitatif, Untuk menjadikan sebuah penelitian ini jelas dan rinci, disini saya
melakukan sebuah penelitian lebih dalam atau saya langsung terjun berinteraksi
terhadap orang yang berhadapan dengan saya, beliau adalah ibu saya sendiri. Ketika ibu
saya sedang duduk di halaman rumah pada sore hari, di waktu itulah saya mulai
berinteraksi dan bertanya perihal dampak lingkungan bagi bahasa seorang anak titik
berikut adalah percakapannya :

Naufal : Menurut ibu bagaimana pengaruh bahasa terhadap anak di dalam


lingkungan?

Ibu : bahasa sangat penting, karena dengan bahasa yang bagus sopan santun dan juga
perilaku akan mengikut maka bahasa sangat penting untuk anak-anak

Naufal : lalu bagaimana apabila ada dari kalangan masyarakat yang menggunakan
bahasa yang kurang baik di depan anak-anak??

Ibu : itu sebetulnya kembali pada masingmasing pribadi karena pada prinsipnya
dengan bahasa yang baik bahasa yang bagus bahasa yang benar penerapannya ke anak-
anak akan lebih tersampaikan

Naufal : lalu bagaimana apabila orang tua dari anak tersebut yang malah tidak
memberikan contoh yang baik terhadap bahasa anak itu sendiri?

Ibu : emm.. untuk orang tua harus memberikan contoh yang baik emang ada orang
tua yang tidak memberikan contoh yang kurang baik terhadap anak boleh sebagai anak
sedikit sekedar mengingatkan bahwa itu tidak benar kan memang harus sebagai orang
tua menjadi suri tauladan buat anak-anak jadi harus selalu berkata baik bahasa yang
baik.

Secara Kuantitatif, Hasil Penelitian dari Sumber Pendapat Orang, ditemukan


bahwasanya Apabila Lingkungan dicemari Oleh Bahasa Yang Kurang Baik Akan
Sangat Berpengaruh Kepada Anak itu Sendiri. Dibuktikan dengan Hasil Riset sebagai
Berikut :
Kemudian, Dibuktikan Juga dari Segi Lingkungan. Kita dapat Melihat dari Hasil
Riset Bahwasanya Lingkungan Keluargalah yang Sangat Berpengaruh, Berikut
Penjelasannya:

Dan yang Terakhir, Kita Membuktikannya Melalui Aspek Umur, Karena Seiring
Bertambahnya Umur, Tentu Saja Kita Akan Mendapatkan Ruang Lingkup yang Lebih
Luas, Sehingga Bahasa juga Bersangkutan dengan Bahasa Seorang Anak, Ternyata
Hasil Menunjukan Bahwa Anak dengan Usia 6-10 Tahun Lebih Dominan Terpengaruh
dalam Sebuah Kebahasaan, Berikut Hasilnya :

PEMBAHASAN

Hubungan antara di mana anak tinggal dalam sebuah lingkungan itu sangat
berpengaruh dengan bahasa lingkungan itu sendiri. Contohnya dalam kehidupan
berkeluarga, di dalam keluarga anak didik berbicara dengan bahasa yang sopan dan
santun, tetapi banyak juga dari keluarga yang mencontohkan kepada anaknya itu sendiri
dengan cara gaya berbahasa yang kurang baik dilontarkan pada ruang lingkupnya anak
tersebut ketika berada di masyarakat. Anak yang masih kecil atau anak yang masih
polos harus dibentuk dengan didikan perilaku serta contoh yang baik, tidak hanya itu
kita juga harus bisa menyertainya dengan bahasa yang baik dan sopan agar anak
tersebut dapat dapat terbiasa melontarkan dan berkomunikasi dengan bahasa yang
positif kita dapat melihat dengan jelas perbedaan anak yang terdidik dengan
menggunakan bahasa yang baik dan sopan, dibandingkan dengan anak yang tidak
menggunakan dan tidak bisa menggunakan bahasa dengan baik dan sopan. Dalam segi
ini tidak hanya dari segi keluarga saja yang sangat berpengaruh dalam kehidupannya
anak itu sendiri, ketika anaknya berada di luar lingkungan rumah dan bergabung
bersama teman-temannya. Apabila lingkungan rumahnya baik, akan tetapi lingkungan
pertemanan sesama teman-temannya itu menggunakan bahasa yang buruk maka ini juga
akan menjadi faktor yang fatal bagi anak itu sendiri. karena apa? Karena anak tentu saja
memiliki kelompok pergaulan yang akan mencerminkan dirinya baik ataupun buruknya
titik kita tidak bisa menyalahkan seutuhnya kepada pihak keluarganya, bisa jadi baik
atau buruknya seorang anak dari segi bahasanya itu karena temannya. Maka dari itu,
beberapa hal penting yang harus kita ajarkan kepada anak kecil atau anak yang masih
polos berupa cara memilah memilih teman yang baik titik teman yang dapat
mengingatkan kita ketika kita salah, teman yang dapat mengajarkan kita ketika kita
sedang mengalami kesusahan dalam segala hal, dan teman yang dapat merangkul kita
ketika kita terjatuh. Karena dari beberapa segi ini tentu saja memiliki dampak bagi anak
itu sendiri khususnya dari segi bahasa.

Telah diteliti oleh para peneliti, bahwa dalam perkembangan bahasa seorang anak
harus juga disamakan dengan status sosial ekonomi yang artinya seberapa banyak orang
tua berbicara dengan anak-anaknya menggunakan kosakata mereka. Kadangkala orang
tua memiliki pekerjaan program kesejahteraan yang mana orang tua tipe ini jarang
berada di dalam ruang lingkup anak-anaknya sehingga orang tua dalam program
kesejahteraan ini kurang memiliki waktu dan ruang untuk berinteraksi dan berbicara
kepada anak-anaknya. Lain hal dengan orangtua yang memiliki pekerjaan profesional,
artinya orang tua dengan tipe ini memiliki lebih banyak waktu yang bisa digunakan
untuk berinteraksi dengan anak-anaknya titik maka kita wajib memperhatikan atau
melihat terhadap hal ini karena aspek ini sangatlah penting demi pertumbuhan bahasa
seorang anak dan komunikasi. Telah diklarifikasikan oleh chaer pada tahun 2015,
dinyatakan bahwa teori perkembangan bahasa anak yang ditinjau dari berbagai
pandangan diantaranya seperti nativisme. Nativisme itu sendiri memiliki arti dalam
kamus besar bahasa Indonesia yang berarti sikap atau paham suatu negara atau
masyarakat thd kebudayaan sendiri berupa gerakan yang menolak pengaruh, gagasan,
atau kaum pendatang. Adapun dari teori chomsky yang mempercayai bahwasanya suatu
perkembangan bahasa seorang anak itu akan terjadi secara alami karena pada dasarnya
mereka sudah diberi kelebihan atau dianugerahkan alat untuk memproses bahasa sejak
lahirnya yang disebut language acquisition device. Dan penjelasan yang terakhir yaitu
dijelaskan dari teori skinner yang menjelaskan bahwasanya perkembangan bahasa anak
itu merupakan faktor yang muncul dari lingkungan. Bahasa memiliki ragam sifat yang
unik dan mendunia atau universal. Unik di sini diartikan sebagai ciri khas bahasa yang
mana bersangkutan dengan bunyi, penyusunan kata pembentukan kata, kalimat,
sehingga sistem-sistem yang lainnya. Jikalau kita artikan sebagai sifat bahasa yang
universal yaitu seperti bahasa yang dimiliki oleh setiap negara. Yang dapat kita lihat
ciri-cirinya dari Cherry unik bahasa universal yaitu memiliki bunyi yang terdiri dari
huruf vokal dan konsonan. Dari 2 ciri di atas, kita dapat menyimpulkan bahwasanya
bahasa memiliki perbedaan satu sama lain akan tetapi basah mempunyai satu kesamaan
titik yang mana manusia pun sadar, tidak akan ada manusia yang bisa mengandalkan
satu bahasa untuk berbicara dengan manusia lainnya yang berbeda bangsa. Maka dari
itu kita harus bisa memperluas wawasan kebahasaan kita, karena ini merupakan tuntutan
globalisasi.

Perkembangan Bahasa Terhadap Anak dari Lingkungan Kehidupan Manusia.

Terdapat pandangan kognitif terhadap anak, sebelum anak mengenal bahasa


secara rinci nya bahkan mengenal bahasa lebih dalam, awal langkah yang akan
dilakukan seorang anak untuk mengenal basah yaitu melalui Indra gerak. Kenapa anak
menangkap sesuatu hal melalui indera gerak terlebih dahulu? Karena anak kecil atau
anak polos pada umumnya belum mengerti apapun perihal bahasa dan mereka mulai
memahami satu demi satu hal melalui gerakan. Contohnya ketika anak melihat kanguru
yang sedang melompat-lompat maka anak itu pun menangkap apa yang dilakukan oleh
kanguru tersebut dan mulai memperagakannya. Artinya awal mula segala komunikasi
yang akan menjadi sebuah pembahasan berupa bahasa didasari dengan sebuah gerakan
yang akan menjadi bahasa pengganti sebelum mengenal bahasa lebih dalam. Contoh
lainnya yaitu seperti film Tarzan, seorang kawan hidup sejak kecilnya berada di ruang
lingkup yang sekitarnya yaitu hewan, karena ia hidup di tengah hutan belantara dan
tidak ada manusia yang dapat berkomunikasi baik dengannya, maka Tarzan tersebut
cenderung lebih bisa memahami dan lebih memperagakan lingkungan hewan yang ada
di sekitarnya. Maka dari itu iya tidak mempunyai pengaruh kebudayaan dan tidak bisa
menjadi di manusia seutuhnya layaknya manusia pada umumnya.

Anak usia dini atau anak kecil memiliki pola pikir dan daya ingat yang sangat
kuat baginya untuk menyerap dan menangkap apapun hal di sekitarnya yang ia lihat,
terlebih dari segi contohcontoh dalam kehidupan yang ia lihat dalam kesehariannya
merupakan faktor yang terbesar, menjadi penentu karakteristik seorang anak tersebut
titik maka dari itu kenapa ada istilah bahwasanya mindset seorang anak sangat
berpengaruh bagi kehidupannya khususnya kehidupan di masa depannya nanti. Apabila
ruang lingkup hidupnya tersebut baik dari segi bahasanya, dari segi perilakunya, dan
dari cara lingkungan mendidiknya dengan tindakan yang baik, tentu akan mendorong
anak tersebut menjadi insan yang lebih berkualitas dan memiliki nilai baik tersendiri
dalam dirinya. Terlebih kepada guru di sekolah yang harus lebih memperhatikan
lingkungan anak-anak di dalam kelas maupun di luar kelas. Karena apa? Karena tidak
semua pergaulan anak ketika di dalam sekolah itu memberikan dampak yang positif
atau contoh yang baik, banyak pula teman yang malah menyeret atau membawa
temannya itu sendiri menjadi seorang yang yang memiliki kepribadian buruk karena
diejek oleh temannya itu sendiri, kita tidak bisa seutuhnya menyalahkan anak karena
semua itu berasal dari lingkungan, dan seperti yang kita ketahui bahwasanya anak itu
memiliki q&q yang begitu tinggi dalam pergaulan juga memiliki keinginan pertemanan
yang begitu luas sehingga kadang anak lupa untuk membedakan mana teman yang baik
dan mana teman yang buruk titik ia akan tetap mengikuti teman yang buruk demi
mendapatkan suatu kehormatan dari teman-temannya daripada mementingkan dirinya
sendiri titik sehingga tak banyak anak yang melakukan hal-hal negatif seperti berbicara
yang kotor, menggunakan bahasa toxic, bahkan bahasa tersebut tidak hanya
diungkapkan melalui lisan yang artinya mereka juga melontarkannya berupa tulisan di
tembok tembok jalan. Ada hal yang menjadi hal penting di sini yang dapat mengambil
hati dari seorang anak, yaitu ibu. Karena ibu merupakan sekolah pertama ma juga
tombak pendidikan bagi anakanaknya.

PENUTUP
Kesimpulannya yaitu bahasa merupakan pusat bagaimana manusia itu itu dapat
menjadi di insan yang memiliki budi pekerti, khususnya pada anak-anak Kak yang yang
sedang mengenal lebih dalam perihal bahasa. kita harus lebih bisa menjaga kosakata
kita dengan baik karena ini sangat berpengaruh bagi anak. Apabila kita melontarkan dan
memberi contoh bahasa dengan bahasa yang baik maka anak akan mengikuti bahasa
baik yang kita lontarkan, sebaliknya apabila kita menggunakan bahasa yang kotor atau
negatif maka anak juga akan mengikuti bahasa yang kita gunakan tersebut. Dan perihal
bahasa juga sangat berpengaruh bagi kehidupan anak pada masa depannya kelak.
Karena bahasa merupakan aspek yang universal yang mana tidak akan ada manusia
yang tidak menggunakan bahasa dalam kehidupan sehari-hari. Baik ketika di
lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat bahkan sampai di
dalam dunia pekerjaan sekalipun bahasa merupakan hal yang sangat sentral yang tentu
saja harus kita perdalam dan kita jaga pemurnian dari baiknya sebuah bahasa.

DAFTAR PUSTAKA

Mutiara Citra Abdullah. “Pengaruh Lingkungan Terhadap Pemerolehan Bahasa


Pertama Anak Usia 2 Tahun 8 Bulan Dalam Tataran Sintaksis”. Jurnal Pendidikan dan
Sastra Indonesia, (2020).

Dita Zulfiana, Drs. Suharyo, M.Hum., Drs. Mujid Farihul Amin, M.Pd.. “Pengaruh
Orang Tua dan Lingkungan Terhadap Penguasaan Kosakata Anak Usia 5-6 Tahun di
Taman Kanak- Kanak“BUKIT AKSARA SEMARANG” . Program Studi Bahasa dan
Sastra Fakultas Ilmu Budaya Univertas Diponegoro.

Lilis Sumaryanti, M.Pd.. “Peran Lingkungan Terhadap Perkembangan Bahasa Anak” .


PGMI di Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

Azwar Anas, Sinta Aida Farhatulmillah. “Pengaruh Lingkungan terhadap


Perkembangan Bahasa Anak” . Institut Ummul Quro Al – Islami Bogor-Indonesia,
(2018).
Noor Baiti. “Pola Asuh dan Komunikasi Orang Tua Terhadap Perkembangan Bahasa
Anak” . Universitas Muhammadiyah Banjarmasin, Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini,
Vol 4, No 1, Oktober, (2020).

Enny Zubaidah. ” Perkembangan Bahasa Anak Usia·Dini Dan Teknik


Pengembangannya Di Sekolah” . Faknltas limn Pendidikan Universitas Negeri
Yogyakarta.

Erisa Kurniati, “Perkembangan Bahasa Pada Anak Dalam Psikologi Serta


Implikasinya Dalam Pembelajaran” . Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi
Vol.17 No.3 (2017).

Halida. "Pembelajaran Terpadu Anak Usia Dini". Pontianak: Bahan Ajar Sarjana
Universitas Tanjungpura Pontianak. (2013).

Reza Hasbullah Rumbaroa, “Urgensi Memahami Perkembangan Bahasa Anak” . Jurnal


Nahasa, Budaya, dan Sastra, Vol 2, No. 2 (2020).

Khotiah, Siti. 2016. "Pemerolehan Kosakata Bahasa Indonesia pada Anak Usia 4-6
Tahun melalui Lagu (Studi Kasus Siswa Kelas B TK 3 Pertiwi Semarang)". Skripsi
Sarjana Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro.Semarang

Halida. "Peningkatan Kemampuan Berbicara Dengan Metode Bermain Peran". Jakarta:


Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Jakarta. (2013).

Ummul Khair, Siti Partimah Fakar. "Gerakan Literasi di Sekolah Dasar Unggulan
Aisyiyah Taman Harapan Curup". (2015).

Anda mungkin juga menyukai