Anda di halaman 1dari 13

PEMENUHAN FASILITAS DALAM IMPLEMENTASI

KRITERIA KELAS RAWAT INAP STANDAR (JKN)

DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

Kementerian Kesehatan

21 FEBRUARI 2024

1
12 KRITERIA KELAS RAWAT INAP STANDAR (JKN)
Kriteria – 1 : Bahan bangunan di RS tidak memiliki porositas tinggi

NO KRITERIA URAIAN

1 Komponen 1. Komponen bangunan yang dimaksud adalah lantai, dinding, plafon, pintu
bangunan yang dan jendela.
digunakan tidak 2. Porositas dalam hal ini adalah memiliki pori-pori atau lubang-lubang yang
boleh memiliki sangat kecil dan berpotensi menyimpan debu dan mikroorganisme.
tingkat porositas
yang tinggi. Objek komponen-komponen bangunan yang diperiksa, antara lain:
a. Lantai
Permukaan lantai terbuat dari bahan yang kuat, mudah dibersihkan, tidak
licin, permukaan rata, tidak bergelombang, & tidak menimbulkan genangan
air. Apabila lantai menggunakan keramik dengan nat yg besar, maka
prosedur pembersihannya harus terdokumentasi dg baik sesuai standar.
b. Dinding, plafon/langit-langit, pintu, jendela
c. Tidak terdapat lekukan-lekukan (profil) yang sulit dibersihkan dan material
finishing dinding, plafon, pintu dan jendela anti bakteri.
d. Untuk bangunan baru (new building), poin 1 dan 2 dipenuhi sejak
peraturan ini diberlakukan.
e. Untuk bangunan eksisting (existing building), apabila pada poin 1 & 2 ada
persyaratan yang belum terpenuhi, maka RS harus melengkapi prosedur
pembersihan yang terdokumentasi dg baik, dan pemenuhannya harus
dilakukan secara bertahap dlm waktu 2 th sejak peraturan ini diberlakukan.
2
12 KRITERIA KELAS RAWAT INAP STANDAR (JKN)
Kriteria – 2 : Ventilasi Udara

NO KRITERIA URAIAN

2 Ventilasi udara Ventilasi udara didefinisikan sebagai proses memasok udara luar (udara segar/fresh air) ke dalam
ruangan & atau mengeluarkan udara pengap dalam ruangan, baik dg cara alami, mekanis atau
gabungan (hibrid).

Uraian yang dimaksud :


a. Pertukaran udara total pada ruang perawatan biasa (non intensif) minimal 6x pergantian udara
perjam (ACH), sementara ruang isolasi minimal 12 ACH.
b. Pasokan udara segar dapat diperoleh dari bukaan jendela, pintu/celah pintu, lubang angin/kisi-
kisi, atau melalui saluran/ ducting.
c. Untuk mengukur pertukaran udara mekanis dilakukan dengan menggunakan peralatan
monitoring digital, alat bantu Velocitymeter/ Anemometer/ Vaneometer atau alat pengukur
ventilasi lainnya dan dilakukan secara berkala.
d. Pengertian dan jenis ventilasi sesuai peraturan perundangan terkait PPI di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.

3
12 KRITERIA KELAS RAWAT INAP STANDAR (JKN)
Kriteria – 3 : Pencahayaan Ruangan

NO KRITERIA URAIAN

3 Pencahayaan Ruangan Pencahayaan atau iluminasi adalah penggunaan cahaya yang didesain untuk dapat
meningkatkan kinerja, keselamatan tugas atau kegiatan dan kenyamanan visual. Pencahayaan
terdiri dari pencahayaan buatan (lampu) dan alami bangunan.

Uraian yang dimaksud :


Penyesuaian pencahayaan ruangan eksisting/ penggantian lampu sesuai kriteria yang
ditetapkan dengan standar 250 lux untuk penerangan dan 50 lux untuk pencahayaan tidur.
Pencahayaan diukur dengan luxmeter pada bidang kerja (tempat tidur).

4
12 KRITERIA KELAS RAWAT INAP STANDAR (JKN)
Kriteria – 4 : Kelengkapan Tempat Tidur
NO KRITERIA URAIAN

4 Kelengkapan tempat Kelengkapan tempat tidur : minimal 2 Kotak kontak, ada nurse call
tidur

1. Kotak kontak berfungsi sebagai daya listrik untuk menggerakkan


alat kesehatan. Kelengkapan kotak kontak pada setiap tempat tidur
pasien merupakan unsur dari keselamatan pasien. Tata cara
pemasangannya memperhatikan keselamatan pasien dan petugas.
2. Kelengkapan bel perawat/ nurse call bertujuan agar pasien dan
petugas dapat berkomunikasi dengan mudah dan cepat apabila
pasien membutuhkan bantuan tenaga medis. Ketersediaan
perangkat ini juga sangat membantu petugas memanfaatkan
waktunya dalam memonitor kondisi pasien, dengan pengurangan
mobilitas yang tidak efisien. Nurse call harus mudah dijangkau oleh
pasien dalam posisi tidur

Uraian yang dimaksud :


Setiap tempat tidur di ruang rawat inap memiliki 2 kotak kontak dan
tidak boleh percabangan/sambungan langsung tanpa pengamanan arus
serta bel perawat/nurse call yang terhubung dengan pos perawat/nurse
station

5
12 KRITERIA KELAS RAWAT INAP STANDAR (JKN)
Kriteria 5 : Nakas per TT, Kriteria 6 : Temperatur Ruangan

NO KRITERIA URAIAN

5 Nakas per Tempat Nakas merupakan lemari tempat menyimpan barang pribadi
Tidur pasien. Bentuk nakas dapat berupa lemari kecil ataupun lemari
model lainnya, lemari menempel di dinding (built-in), atau
furnitur lepas (loose).

Uraian yang dimaksud :


Setiap tempat tidur memiliki lemari tempat penyimpanan
barang pasien yang dilengkapi dengan kunci.

6 Temperatur Temperatur ruangan merupakan bagian dari parameter tata


Ruangan udara yang pengaturannya diperlukan dalam rangka
memperoleh kenyamanan termal dalam ruangan.

Uraian yang dimaksud :


a. Pengaturan temperatur ruangan rawat inap harus berada
pada rentang 20oC hingga 26oC (Suhu kamar).
b. Monitoring temperatur dan kelembaban dapat dilakukan
dengan Alat Pengukur Temperatur dan Kelembaban Udara
Digital Thermometer Hygrometer Humidity. 6
12 KRITERIA KELAS RAWAT INAP STANDAR (JKN)
Kriteria 7 dan 8
NO KRITERIA URAIAN

7 Ruang rawat dibagi Pembagian ruang rawat dilakukan untuk kenyamanan dan 2.4 m 2.4 m 2.0 m 2.4 m
berdasarkan Jenis keselamatan pasien serta pencegahan dan pengendalian infeksi.
Kelamin, Anak-
Dewasa, Penyakit
Infeksi-Non Infeksi. Uraian yang dimaksud :
Pembagian ruang rawat berdasarkan Jenis Kelamin, Anak- 6.0 m
Dewasa, Infeksi-Non Infeksi diuraikan lebih lanjut dalam
kebijakan/standar prosedur operasional RS
8 Kepadatan ruangan Pengaturan kepadatan ruang rawat bertujuan untuk mencegah
(maksimal 4 transmisi, memudahkan pergerakan petugas dan alat kesehatan
TT/ruang rawat, jarak serta kebutuhan ventilasi.
antar TT min.1,5m,
ukuran TT dapat
disesuaikan), Jenis Uraian yang dimaksud :
TT 1 atau 2 Crank a. Antar tepi TT minimal 1,5 m adalah jarak antara tepi TT ke
sesuai kebutuhan tepi TT sebelahnya.
pelayanan
b. Jumlah maksimal TT per ruang rawat inap 4 TT.
c. Ukuran TT minimal P:200 cm L:90 cm T:50-80 cm. Pada
ruang rawat inap anak, ukuran tt dapat disesuaikan dg usia.
d. TT dapat menggunakan 1 atau 2 crank sesuai kebutuhan
pelayanan di RS dan memiliki pengaman pada kedua sisi TT.
12 KRITERIA KELAS RAWAT INAP STANDAR (JKN)
Kriteria 9 dan 10

NO KRITERIA URAIAN

9 Tirai/Partisi Tirai/partisi bertujuan untuk menjaga kenyamanan pribadi dan privasi


Antar Tempat pasien. Apabila menggunakan pembatas tirai, maka rel dipasang
Tidur menempel dengan kokoh di plafon ataupun menggantung di plafon dg
jarak tirai 30 cm dari lantai

Uraian yang dimaksud :


a. Apabila menggunakan pembatas tirai, rel dibenamkan/ menempel di
plafon atau menggantung.
b. Tirai/partisi berwarna cerah dan mudah dibersihkan untuk
pencegahan dan pengendalian infeksi. Prosedur pembersihan rutin
harus terdokumentasi dengan baik.
10 Kamar Mandi Kamar mandi di dalam ruang rawat inap bertujuan untuk memudahkan
Dalam akses ke kamar mandi dan kenyamanan.
Ruangan
Rawat Inap
Uraian yang dimaksud :
Setiap ruang rawat inap memiliki 1 kamar mandi. Arah bukaan pintu
keluar (jika pasien jatuh dapat dibuka), kunci pintu dapat dibuka dari dua
sisi dan terdapat sirkulasi udara dalam ruangan (exhaust fan/ jendela
boven/ lubang udara).
8
12 KRITERIA KELAS RAWAT INAP STANDAR (JKN)
Kriteria 11 : Kamar Mandi Aksesibilitas

NO KRITERIA URAIAN

11 Kamar mandi sesuai dengan Kamar mandi di ruang rawat inap merupakan toilet/kamar
standar aksesibilitas mandi yang bertujuan untuk keselamatan pasien.

Kamar mandi dalam ruang memenuhi standar


aksesibilitas sbb:
a. Ada tulisan/symbol “disable” pada bagian luar
b. Memiliki ruang gerak yang cukup untuk pengguna kursi
roda
c. Dilengkapi pegangan rambat (handrail)
d. Permukaan lantai tidak licin dan tidak boleh
menyebabkan genangan
e. Dianjurkan untuk memiliki tombol bantuan darurat pada
tempat yang mudah dicapai

9
12 KRITERIA KELAS RAWAT INAP STANDAR (JKN)
Kriteria 12 : Outlet Oksigen

NO KRITERIA URAIAN

12 Outlet oksigen Tujuannya agar dapat memenuhi kebutuhan oksigen pasien setiap
dibutuhkan.

Uraian yang dimaksud :


a. Setiap TT memiliki outlet oksigen yang dilengkapi dengan
flowmeter yang berada pada panel kepala TT pasien
(bedhead).
b. Dalam keadaan darurat, apabila menggunakan tabung
oksigen, dipastikan sudah sesuai standar prosedur
operasional tentang penggunaan tabung oksigen di ruangan,
saat transfer maupun saat penyimpanan.
c. Untuk bangunan baru, dipenuhi sejak peraturan ini
diberlakukan.
d. Untuk bangunan eksisting, apabila masih menggunakan
tabung oksigen di ruangan, maka rumah sakit harus dapat
memenuhinya secara bertahap dalam waktu 3 (tiga) tahun
sejak peraturan ini diberlakukan.

10
KETERANGAN :

Dasar Perkiraan Kebutuhan Biaya (*) menggunakan rata-rata HSBGN Indonesia Bagian
Tengah (Rp.6.630.000) x 100% x 1,1 (koefisien rawat
inap) x luas = Rp.102.102.000,-
Perkiraan kebutuhan anggaran KRIS (**) kriteria yang dapat dipenuhi oleh masing-masing RS
(***) menggunakan rata-rata biaya pada E-Katalog
Rp.5.000.000,- (Alkes PDN)
A. Komponen Perkiraan Biaya per Kriteria (KRIS) (****) perhitungan perkiraan biaya terhadap estimasi
kehilangan
Sumber : Permen PU No. 22 Tahun 2018

NO KRITERIA DASAR PERKIRAAN BIAYA Estimasi Biaya


(per Tempat Tidur) Satuan
1 Bahan bangunan di RS tidak memiliki porositas tinggi 10% x Biaya Pekerjaan Standar (*) Rp. 10.210.200
2 Ventilasi udara 5 % x Biaya Pekerjaan Standar (*) Rp. 5.105.000
3 Pencahayaan Ruangan - (**) -
4 Kelengkapan tempat tidur (minimal 2 Kotak kontak , ada nurse 6 % x Biaya Pekerjaan Standar (*) Rp. 6.126.000
call) (Kotak Kontak 3 %, Nurse call 3% )
5 Nakas/ lemari penyimpanan E-Katalog (***) Rp. 5.000.000
6 Suhu ruangan di 20-26°C dan kelembaban stabil 8 % x Biaya Pekerjaan Standar (*) Rp. 8.168.000
7 Pembagian ruang berdasarkan Jenis Kelamin, Anak-Dewasa, - (**) -
Penyakit Infeksi-Non Infeksi
8 Kepadatan ruangan (maksimal 4 TT/ruang rawat, jarak antar TT a. Perkiraan Biaya Pembangunan Baru a. Rp.126.606.000
minimal 1,5m, ukuran TT dapat disesuaikan), Ruang Rawat Inap (****)
[terhadap perubahan 1 s.d 2 Crank TT sudah terpenuhi RS] b. Perkiraan harga TT 2 Crank b. Rp. 20.000.000
9 Tirai/partisi tempat tidur (jarak tirai 30 cm dari lantai - (**) -
10 Kamar mandi di dalam ruangan Luas Toilet x Biaya Pekerjaan Standar Rp. 29.172.000
(*)
11 Kamar mandi sesuai dengan standar aksesibilitas 45% x Luas Toilet x Biaya Pekerjaan Rp. 13.127.000
Standar (*)
12 Outlet oksigen (Wall outlet, Pemipaan dan Manifold) 4 % x Biaya Pekerjaan Standar (*) Rp. 4.084.000 11
Dasar Perkiraan Kebutuhan Biaya
Perkiraan kebutuhan Biaya Pembangunan Baru

B. Perhitungan Perkiraan Kebutuhan Biaya per Kamar & Tempat Tidur (****)
(terhadap estimasi kehilangan Tempat Tidur)
Mengacu pada Permen PU No. 22 Tahun 2018, sbb :
2.4 m 2.4 m 2.0 m 2.4 m
1. Kebutuhan Biaya Pekerjaan Standar
• HSBGN : Rp.6.630.000,- (perkiraan Indonesia Bagian Tengah)
• Biaya Satuan Pekerjaan Standar : Rp.7.293.000,-
a. Luas 1 ruang (max 4 TT) : (HSBGN x 100% x koef (1,1) = Rp.6.630.000 x 100% x 1,1)
6.0 m 9.2 × 6 = 55.2 m2 ≈ 56 m2
• Kebutuhan Biaya Pekerjaan Standar (per TT ) : Rp. 102.102.000,-
b. Luas 1 Tempat Tidur (TT) :
56 (Luas x Biaya Satuan Pekerjaan Standar = 14 m2 x Rp.7.293.000,-)
= 14 m2
4
2. Kebutuhan Biaya Pekerjaan Non Standar
• Biaya Satuan Pekerjaan Standar x Perhitungan Kriteria KRIS

Kebutuhan Biaya : Rp.7.293.000 x 24% = Rp.1.750.320

Biaya Pekerjaan Standar + Non Standar • Kebutuhan Biaya Pekerjaan Standar (per TT) : Rp.24.504.480,-

(Rp. 102.102.000 + Rp.24.504.480 = Rp.126.606.480) (Luas x Biaya Satuan Non Standar = 14 m2 x Rp.1.750.320)

Pembulatan : Rp.126.606.000,- (per TT) dan/Atau ; 3. Kebutuhan Biaya Nakas & TT


Rp. 126.606.000 x 4 TT = Rp.506.424.000 (per kamar atau 4 TT KRIS) • Nakas Rp.5.000.000 + TT 2 Crank Rp.20.000.000,- = Rp.25.000.000,-
(sudah termasuk ongkos kirim terjauh). Sumber : E-Katalog
Total Kehilangan TT (terhadap 2130 RS yang mengisi survey) : 19.875 TT
Rata-Rata : 9,3 ≈ 10 TT Per RS → diperkirakan terhadap target 2988 RS menjadi 29.880 TT
12
Perkiraan Total Biaya adalah Rp. 126.606.000 x 29.880 = Rp.3.782.987.280.000,- (Bangunan Baru)

Anda mungkin juga menyukai