Tugas 1 - 51 - Raffi Brilianta - F100220297
Tugas 1 - 51 - Raffi Brilianta - F100220297
Nim: F100220297
Mata Kuliah: Metode penelitian
Dosen pengampu: Nisrina Hanun Iftadi, S.Psi., M. Psi., Psikolog.
Abdillah, H Andayan.i, T.R., & Scarvanovi, B.W. (2019). Intensitas penggunaan komunikasi
bermedia dan kehangatan dalam pertemanan pada siswa. Indigenous: Jurnal 11m;ah Ps;kolog;,
4(1). 52-60. doi: http://doi.org/10 23917/indigenous.v4il *7098
Abstract. Warmth is one ofimportant thing infriendship. Warmth will be easierfor someone to
socialize and adapt with other. Warmth in friendship can be improved by communication. In this
modern era, people often use smartphone to communicate with other. 7his research aims to find
out the relation between intensity ofusing mediated communication and warmth in friendship on
teenagers at Surakarta. Sampling technique use Isaac and Michael'sformulas with multistage cluster
random sampling obtained 254 students from 16.692 students ofpopulation. Instrument used in this
research was Warmth in Friendship Scale (Alpha Cronbach's reliability=O, 836) and Intensity of
Using]lediated Communication Scale (Alpha Cronbach's reliability=0,863). Based on hypothesis test
result with simple linear regression showed that value of correlation (R) was 0,458 with signification
value was 0, 000 (p<0,05) and the contribution ofthe intensity ofusing mediated communication to
warmth infiendship was 21 Contribution percentage each aspect ofindependent variable to
dependent variable are duration ofcommunication 9, 3%, message depth when communicating
6,4%, message extent when communicating 3,400, and frequency of communication 1, 9%. Based on
the result of this research, it can be concluded that there is positive relation between intensity
ofusing mediated communication and warmth infiendship on teenagers at Surakarta. Tye use
ofmediated communication will improve warmth infiendship when the communication is deeper
and the duration is longer.
Abstraksi. Kehangatan menjadi salah satu hal yang penting dalam suatu hubungan pertemanan,
dengan adanya kehangatan dalam pertemanan seseorang akan lebih mudah dalam bersosialisasi
dan menyesuaikan diri. Salah satu hal yang dapat meningkatkan kehangatan dalam pertemanan
adalah dengan komunikasi. Komunikasi di era yang modern ini lebih banyak dilakukan melalui
smartphone. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan intensitas pequnaan komunikasi
bermedia dengan kehangatan dalam pertemanan pada remaja di Surakarta. Samplingyang
digunakan dihitung menggunakan formula Isaac dan Michael dan dilakukan dengan multistage
cluster random sampling, didapatkan sample 254 siswa daripopulasi yang berjumlah 16.692 siswa.
Pengambilan data dilakukan menggunakan Skala Kehangatan dalam Pertemanan (reliabilitas Alpha
cronbach=0,836) dan Skala Intensitas Penggunaan Komunikasi Bermedia (reliabilitas Alpha
cronbach=0, 863). Hasil uji hipotesis dengan analisis regresi linier sederhana didapatkan nilai korelasi
(R) sebesar 0, 458 dengan nilai signifikansi 0, 000 (p<0,05) dan sumbangan pengaruh variabel bebas
terhadap varibel tergantung sebesar 21 00. Sumbangan pengaruh tiap aspek dari varibel bebas
terhadap variabel tergantung antara lain durasi berkomunikasi 9,3%, kedalaman pesan saat
berkomunikasi 6,4%, keluasan pesan saat berkomunikasi 3,4% dan frekuensi berkomunikasi 1, 9%.
Abdillah et al. 2
e-ISSN: 2541-450X Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi p-ISSN: 0854-2880 52-60
remaja di Surakarta. Penggunaan komunikasi bermedia dapat membuat pertemanan menjadi lebih
hangat ketika komunikasi yang dilakukan berlangsung dalam waktu yang lama dan bersifat
mendalam.
Abdillah et al. 3
e-ISSN: 2541-450X Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi p-ISSN: 0854-2880 52-60
tingkat usia dan kematangan dalam kategori Komunikasi yang merupakan proses pemberian
yang sama dan didasari oleh rasa saling stimuli kepada orang lain yang biasanya
pengertian, penghargaan dan kepercayaan dilakukan secara verbal untuk memperoleh
antara satu dengan yang lainnya (Dariyo, 2004 respon tertentu akan membuat seseorang
dan Santrock, 2003). mampu melakukan timbal balik dengan
melakukan feedback terhadap stimuli yang
Berdasarkan pengertian kehangatan dari
diberikan (Rakhmat, 2009). Adanya komunikasi
Skinner, Johnson, dan Snyder (2005) dan
membuat seseorang menjadi lebih mudah
pengertian pertemanan sebaya menurut Dariyo
dalam memahami orang lain dan
(2004) dan Santrock (2003) dapat disimpulkan
menyelesaikan masalah antar pribadi, selain itu
bahwa pengertian kehangatan dalam
komunikasi juga membuat seseorang menjadi
pertemanan pada penelitian ini adalah suatu
mampu untuk membuka diri dan meresolusi
dimensi yang dimiliki oleh seseorang dalam
konflik yang dimiliki (Rustan & Hakki, 2017).
hubungan pertemanan, baik antara sejenis
maupun berbeda jenis kelamin yang memiliki Terdapat dua bentuk komunikasi, yaitu
tingkat usia sama dan kematangan dalam komunikasi tanpa media dan dengan media.
kategori sama yang didasari saling pengertian, Komunikasi non media dijelaskan oleh
menghargai, dan mempercayai antara satu Widiantari dan Herdiyanto (2013) sebagai
dengan lainnya yang ditunjukkan dengan rasa
peduli terhadap orang tersebut yang 1
lebih senang untuk berkomunikasi diartikan sebagai sifat kuantitatif dari suatu
menggunakan media karena lebih menghemat penginderaan yang berhubungan dengan
waktu dan tidak mengharuskan untuk bertatap perangsangnya (Chaplin, 2004)
muka.
Intensitas dijelaskan secara kuantitas oleh
Demikian juga dengan survei yang dilakukan Tubbs dan Moss (1996) yaitu keseringan dan j
oleh Nielsen Company pada tahun 2011 menunj umlah waktu yang digunakan untuk melakukan
ukkan bahwa 70% pengguna smartphone suatu kegiatan yang dapat dilihat berdasarkan
adalah remaja usia 14-18 tahun (Suprapto & frekuensi dan durasi. Pengertian ini dilengkapi
Purborini, 2011). Hal ini didukung dengan oleh Devito (1997) yang menjelaskan intensitas
adanya survei oleh Kementerian Informasi dan secara kualitas yaitu tingkat kedalaman dan
Unicef pada tahun 2014 menunjukkan bahwa keluasan pesan yang terjadi dalam aktivitas
47 juta penduduk Indonesia aktif menggunakan komunikasi dengan orang lain yang dapat
smartphone dan 79,5% dari keseluruhan memunculkan respon dalam bentuk perilaku
pengguna smartphone adalah remaja. Survei atau tindakan. Selanjutkan untuk komunikasi
tersebut juga menyebutkan bahwa penggunaan bermedia diartikan oleh Widiantari dan
smartphone sebagian besar untuk mencari Herdiyanto (2013) sebagai suatu bentuk
informasi, hiburan, dan menjalin relasi sosial komunikasi yang dilakukan dengan bantuan alat
(Wulandari, 2016). komunikasi sebagai perantara untuk
menghantarkan pesan kepada komunikan.
Penggunaan media dalam komunikasi
memberikan dampak positif dan negatif. Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat
Dampak positifyang diberikan dari penggunaan ditarik kesimpulan bahwa intensitas
komunikasi bermedia disebutkan oleh Kamil penggunaan komunikasi bermedia adalah
(2016) yaitu memberikan kemudahan untuk keseringan dan jumlah waktu yang digunakan
seseorang berinteraksi dengan banyak orang, serta tingkat kedalaman dan keluasan pesan
memperluas pergaulan, dapat berkomunikasi saat aktivitas komunikasi dengan orang lain
tanpa mempermasalahkan jarak dan waktu, yang dilakukan dengan menggunakan perantara
lebih mudah dalam mengekspresikan diri, dapat smartphone sebagai media komunikasi.
menyebarkan informasi dengan cepat dan biaya
Guna mengetahui tingkat intensitas
yang lebih murah. Lebih lanjut, Kamil (2016)
penggunaan komunikasi bermedia pada diri
mengatakan dampak negatif dari penggunaan
seseorang dapat dilihat dari aspek Tubbs dan
komunikasi bermedia antara lain menjauhkan
Moss (1996) dan Devito (1997) yaitu frekuensi
diri dari orang-orang yang dekat, interaksi
berkomunikasi, durasi berkomunikasi, serta
secara tatap muka menurun, tidak peduli pada
keluasan dan kedalaman pesan saat
lingkungan, dan kesulitan untuk bersosialisasi
berkomunikasi.
dan menjalin hubungan dengan orang
disekitarnya. Penggunaan komunikasi bermedia yang
memiliki dampak baik positif maupun negatif
Intensitas dari penggunaan komunikasi
akan mempengaruhi sifat seseorang. Sifat ini
bermedia pastilah sangat memengaruhi sifat
berkaitan dengan masalah hubungan
seseorang. Intensitas yang berasal dari bahasa
interpersonal dengan orang lain, khususnya
inggirs " intensity” memiliki arti kekuatan atau
pada bagaimana seseorang bersosialisasi
kehebatan (Echols & Shadily, 2009). Pengertian
dengan orang lain. Berdasarkan hal tersebut
ini sejalan dengan KBBI di mana intensitas
dapat dikatakan bahwa penggunaan
adalah keadaan tingkatan atau ukuran
komunikasi bermedia dapat mempengaruhi
intensnya, di mana intens berarti hebat atau
kehangatan pada diri seseorang. Orang yang
sangat kuat. Selain itu, istilah intensitas juga
hangat disebutkan oleh Ahmad (2010) sebagai
Abdillah et al. 5
e-ISSN: 2541-450X Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi p-ISSN: 0854-2880 52-60
Abdillah et al. 6
e-ISSN: 2541-450X Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi p-ISSN: 0854-2880 52-60
)
52-60
p-1SSN:
tidak. Syarat dari uji hipotesis yaitu uji dependen antara lain durasi berkomunikasi
normalitas dan linearitas. Uji normalitas yang sebesar 9,3%, kedalaman pesan saat
telah dilakukan didapatkan nilai Asymp. Sig. (2- berkomunikasi sebesar 6,4%, keluasan pesan
tailed) pada Skala Intensitas Penggunaan saat berkomunikasi sebesar 3,4% dan frekuensi
Komunikasi Bermedia sebesar O, 535 (p>0,05) berkomunikasi sebesar 1 ,9%. Persentase
dan pada Skala Kehangatan dalam Pertemanan sumbangan pengaruh aspek-aspek dari varibel
sebesar 0,535 (p>0,05). Hal ini menunjukkan bebas tersebut menunjukkan bahwa hal yang
bahwa data penelitian pada kedua skala paling penting dalam melakukan komunikasi
berdistribusi normal. Selanjutnya, uji linearitas bermedia agar tercipta hubungan pertemanan
dengan test of linearity didapatkan nilai hitung yang hangat adalah dengan melakukan
F sebesar 1,002 dan F tabel sebesar 1,786 (F komunikasi dalam waktu yang lama dan bersifat
bel>Fh g). Hasil ini menunjukkan bahwa kedua mendalam.
variabel yang diteliti memiliki hubungan yang
Komunikasi di era modern ini lebih banyak
linier. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui
dilakukan dengan menggunakan media. Sesuai
bahwa data normal dan linier.
dengan penelitian yang telah dilakukan adanya
Uji hipotesis yang dilakukan menggunakan media dalam komunikasi tetap dapat
teknik analisis regresi linier sederhana antara meningkatkan kehangatan pada diri seseorang
intensitas penggunaan komunikasi bermedia apabila dalam komunikasi bermedia yang
dengan kehangatan didapatkan nilai korelasi dilakukan memiliki durasi yang lama dan diikuti
sebesar 0,458 dengan nilai signifikansi 0,000 kedalaman pesan saat berkomunikasi. Hasil
(p<0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa analisis data menunjukkan bahwa dengan
hubungan antara intensitas penggunaan adanya intensitas yang tinggi dalam komunikasi
komunikasi bermedia dengan kehangatan dengan durasi yang lama dan bersifat
adalah signifikan dan searah. Artinya, semakin mendalam dapat meningkatkan kehangatan
tinggi tingkat intensitas penggunaan komunikasi yang dimiliki oleh seseorang, khususnya remaja
bermedia maka semakin tinggi pula tingkat meskipun komunikasi yang dilakukan melalui
kehangatan dalam pertemanan pada remaja di media atau tidak langsung.
Surakarta.
Komunikasi yang lama dan bersifat mendalam
Selanjutnya, pada hasil analisis determinasi menunjukkan adanya rasa peduli yang dimiliki
dapat diketahui bahwa nilai R square sebesar oleh seseorang. Hal ini adalah salah satu cara
0,210. Hasil ini menunj ukkan bahwa bagaimana seseorang mengekspresikan sifat
kehangatan sebagai variabel dependen hangat yang dimiliki. Sebagaimana dijelaskan
dipengaruhi oleh intensitas penggunaan oleh Skinner, Johnson, dan Snyder (2005)
komunikasi bermedia sebagai variabel bahwa kehangatan adalah suatu dimensi yang
independen sebesar 21 %. Berdasarkan hal dimiliki oleh seseorang berupa rasa peduli
tersebut dapat dikatakan bahwa intensitas kepada orang lain yang diekspresikan dengan
penggunaan komunikasi bermedia dapat kasih sayang, cinta, penghargaan, kebaikan, dan
mempengaruhi kehangatan dalam pertemanan perhatian. Haryanti (2014) juga menjelaskan
pada remaja di Surakarta sebesar 21%. Sisanya bahwa komunikasi berfungsi membangun dan
sebesar 79% dipengaruhi oleh faktor lainnya di memelihara hubungan interpersonal sebab
luar dari penelitian ini. pesan yang dipertukarkan dapat menciptakan
dan menguatkan ikatan antar orang. Hubungan
Sumbangan pengaruh variabel independen
interpersonal yang terjalin dengan adanya
sebesar 21% dapat dilihat pada tiap-tiap aspek
komunikasi yang baik akan membuat hubungan
dalam variabel tersebut terhadap variabel
tersebut menjadi hangat, sehingga dapat
Ab
Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi
52-60
Ab
Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi
52-60
Abdi
e-ISSN: 2541-450X Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi
0854-2880 52-60
p-1SSN:
SIMPULAN
Abdillah et al. 11
e-ISSN: 2541-450X Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi
0854-2880 52-60
DAFTAR PUSTAKA
Indonesia. Skripsi. Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
Hertinjung, W. S. , Susilowati & Wardhani, I. R. (2012). Profil kepribadian 16 PF pelaku dan korban
Bullying. Prosiding Seminar Nasional Psikologi Islam.
Kamil, M. F. (2016). Pengaruh gadget berdampak kepada kurangnya komunikasi tatap muka dalam
kehidupan sehari-hari (studi optimalisasi pada pemuda pengguna gadget di kelurahan Way
Urang Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan). Skripsi. Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Institut Agama Islam Negeri Raden Intan, Lampung.
Mundt, M. P. & Zakletskaia, L. I. (2014). That's what friends are for: adolesence peer social status,
health-related quality of life and health-care cost. Appl Health Econ Health Policy. 12(2),
191201.
Nurrizka, A. F. (2016). Peran media sosial di era globalisasi pada remaja di Surakarta suatu kajian
teoritis dan praktis terhadap remaja dalam perspektif perubahan sosial. Jurnal Analisa
Sosiologi. 5(1), 28-37.
Rakhmat, J. (2009). Psikologi komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Raush, H. L. & Bordin, E. S. (1957). Warmth in personality development and in psychotherapy.
Psychiatry. 20(4), 351-363.
Rustan, A. S. & Hakki, N. (2017). Pengantar ilmu komunikasi. Yogyakarta: Deepublish.
Abdillah et al. 12
e-ISSN: 2541-450X Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi
0854-2880 52-60
Abdillah et al. 13