"Hai, Pepaya! Lihatlah tubuhku yang tinggi ini! Tahukah kamu, akulah pohon yang paling disukai oleh
manusia. Tidak ada pohon lain yang dapat menandingi kehebatanku," kata si Kelapa. "Semua bagian
tubuhku bermanfaat bagi manusia. Buahku dapat dimakan. Jika sudah tua, buahku dapat dijadikan
bahan masakan
Oleh karena Pepaya diam saja. Kelapa semakin menyombongkan diri, ta berkata, “Batang tubuhku
sangat kuat. Manusia dapat membuat jembatan dengan memanfaatkannya. Daun-daunku yang
rindang dapat dijadikan pembungkus ketupat. Manusia juga dapat membuat sapu dari tangkai-
tangkai daun yang kupunya ini. Hebat, bukan?”
Pepaya terdiam. La tidak ingin membantah perkataan Kelapa. “Mengapa kau hanya diam, Pepaya?
Apa kelebihanmu?” Pepaya menghela napas la lalu berkata, “Setiap pohon memiliki kelebihan
sendiri, Kelapa. Aku tidak ingin merepotkan si Penjaga kebun. Ketika panen, aku tidak ingin
membuatnya kesusahan mengambil buahku. Oleh karena itu, Pohonku tidak terlalu tinggi sehingga ia
bisa meraihnya dengan tangan saja,”
“Ketika anak raja sakit, daunku dapat direbus untuk mengobati Penyakitnya. Buahku juga manis dan
dapat melancarkan pencernaan. Kelapa terdiam. La menyadari bahwa Pepaya benar. Setiap pohon
memiliki kelebihan dan kekurangan. Ia pun meminta maaf pada Pepaya.