Anda di halaman 1dari 4

DONGENG MONYET SERAKAH

Suatu hari seekor monyet sedang berjalan-jalan di hutan mencari makanan. Monyet itu ternyata
menemukan kebun yang banyak pisangnya

Monyet : “waahh… banyak sekali pisang-pisang disini, asiik… asiik… ini punya siapa ya? Hmm
banyak banget. Aku mau ambil yang ini!!! Yang ini, yang itu juga. Uuu banyak pisang aku suka.” “Tapi
aku tadi habis main lumpur gimana ya? Ah bodo ah yang penting aku makan banyaak sekali hmmm”

Monyet pun makan semua pisang yang ada di kebun itu, tanpa tahu siapa pemiliknya. Tak lama
kemudian pemilik kebun pisang itu pun datang dan ternyata pemiliknya adalah si anak ayam, anak
ayam dengan rajinnya menanam dan merawat pohon pisang sehingga ia memiliki banyak sekali
pohon dikebunnya.

Anak ayam : “ wahh pohon pisang yang aku tanam sudah mulai tumbuh dan berbuah banyak,
hmm senangnya hmm…hmm…”

Dengan gembiranya si anak ayam berjalan menuju hutan untuk mengambil pisang-pisang yang ia
tanam.

Anak ayam : “dududu… asik pisangku panen dududu…”

Krtika sudah sampai hutan anak ayam pun kaget.

Anak ayam : “hah yaa ampun!!! Dimana ini pisang aku, aduhh aduuh gimana ini pisangnya
hilang huuhuuuhuuu”

Anak ayam pun menangisi buah pisangnya yang hilang. Kemudian datanglah si kodok yang
kebetuluan sedang berjalan-jalan dan melihat si anak ayam menangis. Lalu si kodok pun
mendatanginya.

Si kodok : “webek.. webek… webek… ayam kenapa kamu menangis disini sendirian?

Anak ayam : “huu… huuu… hu… “

Si kodok : “biasa aja dong jangan lebay!”

Anak ayam : “huu.. huu… iya soalnya buah pisang yang aku tanam hilang padahal aku yang
menanam berhari-hari tapi sekarang pisangnya hilaaaang huuu…. nggak tau kemana, pasti ada yang
makan ini huuu….”

Si kodok : “ya sudah kalo gitu ayo kit acari bareng, kamu jangan nangis lagi ya oke!”

Anak ayam : “iya deh huuu…huuu”

Anak ayam dan si kodok pun pergi mencari siapa yang mencuri buah pisang di kebuntu. Sesampainya
di tengah hutan, mereka pun menemukan seekor monyet yang sedang berbaring dan mengusap-
usap perutnya dan juga dikelilingi banyak kulit-kulit pisang di sekitarnya. Tak disadari monyet, si
anak ayam pun dating menghampirinya.

Si monyet : “hrggg… hrrgg… hrrggg…”

Anak ayam : “siapa itu yaa?? Hei.. hei… bangun!!!”

Si monyet : “ahh diamm!”


Anak ayam : “ehh monyet banguun!”

Si monyet : “apasih kamu ganggu tidur aku?”

Anak ayam : “kamuy a yang ngambil pisang-pisang aku di kebun sana”

Si monyet : “nggak! Bukan aku”

Anak ayam :”tapi tuhhh liyat, banyak sekali kulit-kulit pisang yang ada disana. Kamu kan yang
ngambil pisang-pisang di kebun aku kan aku yang nanam pisang itu nyet kenapa kamu ambil?

Si monyet : “emm.. nggak bukan aku”

Anak ayam : “kamu tidak boleh begitu! Kamu haru jujur, kalo kamu tidak mau jujur nanti kamu
tidak punya teman.”

Anak ayam : “ahh biarkan saja yang penting aku kenyang, hahaha”

Si monyet pun pergi meninggalkan hutan itu. Dengan tertawa-tawa dia pun tidak merasa bersalah
padahal ia telah mengambil barang milik si anak ayam, dan kemudian kodok pun teman baik dari
anak ayam menghampiri dan menghiburnya.

Si kodok : “sudah.. sudah.. yam biarkan saja monyet itu. Gimana kalua kita menanam lagi
pisang yuk!”

Anak ayam : “iyaa deh”

Si kodo : “biarkan saja si monyet itu, nanti kalu dia terus-terusan seperti itu nggak aka nada
yang akan berteman dengan dia, yukk kita tanam lagi!”

Anak ayam : “ayo”

Saat anak ayam sudah pulang kodok pun mencari jantung pisang yang ada di hutan itu.

Si kodok : “hmm akum au nyari jantung pisang ahh webek..webek…webek….”, “jantung


pisang ini mau aku jadikan perahu.enak biar bisa berrenang di kolam. Gak apa-apa lah biar nanti si
ayam aku hibur lagi”

Tapi si monyet balik lagi karena penasaran. Masih ada satu pohon pisang, yang pisangnya itu lebaat
sekalii. Dia penasaran dan ingin dibawanya kerumah.

Si monyet : “hahaha yeey udah nggak ada, saatnya aku ngambil pisang lagi

Si kodok : “heyy monyet sedang apa kamu disini?”

Si monyet : “emm..emm… aku.. akuu… emm.. akum au ambil pisang. Tapi kamu jangan bilang-
bilang yaa!”

Si kodok : “ehh kamu nggak boleh begitu, pisang ayam kan tinggal satu pohon aja, jangan
kamu ambil lag ikan kasihan ayam!”

Si monyet : “yah nggak apa-apa dong, nanti aku tanam lagi kan ada jantung pisang.

Si kodok : “hah… jantung pisang”

Si monyet : “iya aku mau menanam jantung pisang disitu!”


Si kodok : “ya udah sana kamu tanam jantung pisang, tapi aku nggak mau berteman lagi sama
kamu, karena kamu udah jahat sama ayam”

Si monyet : “biarin, akum au menanam jantung pisang.”

Si Kodok : “ya sudah kalua kamu mau menanam jantung pisang, nanti juga tumbuh sih”

Si monyet : “beneran bisa? Oke deh akum au menanam jantung pisang dulu.”

Si kodok pun pergi meninggalkan si monyet dengan terbahak-bahak karena tanpa sepengetahuan si
monyet, kodok pun memberitahu hal yang tidak bnar kepada monyet, bahwa pohon pisang yang
ditanam dari jantung pisang itu sebenarnya tidak bisa tumbuh. Karena pohon pisang itu ditanam
berasal dari tunas pisang atau dari bijinya.

Si kodok : “hahahaha… nggak tau ya si monyet kalua menanam pohon pisang itu sebenarnya
dari tunas atau biji pisang buka dari jantung pisang hahaha. Biarin aja deh biar tahu rasa dia, habis
dianya bohong si nggak mau minta maaf kalua sudah mengambil pisang ayam, nggak boleh begitu!”

Beberapa bulan kemudian setelah si monyet menanam jantung pisangnya ternyata, jantung
pisangnya tidak tumbuh-tumbuh menjadi pohon pisang. Akan tetapi disisi lain si kodok dan anak
ayam yang telah menanam tunas pisang tumbuh besar sekali di kebun miliknya. Kemudian si monyet
pun saking kesalnya dating menghampiri si kodok dan anak ayam, di sepanjang jalan si monyet terus
saja mengeluh.

Si monyet : “huuh mana pohon pisang aku ya?? Kok nggak tumbuh sih, tapi itu disana pohon
pisang milik ayam sudah tumbuh, tapi punya ku kok nggak tumbuh-tumbuh ya?? Duuh mana aku
laper lagi, uuuh nggak ada makanan, aduuh padahal aku kan udah menanam jantung pisang katanya
bisa tumbuh duhh capek”

Monyet pun berjalan dengan lesu kearah hutan, namun yang ia temui ada kebun pisang yang
tumbuh besar disana dan ia pun bertemu dengan anak ayam.

Si monyet : “uuhh…uhhh… aduuh”

Anak ayam : “kenapa kamu nyet?”

Si monyet : “aku sakit perut, aku pengen makan tapi nggak ada makanan, jantung pisang yang
aku tanam nggak tumbuh jadi ndak bisa makan deh aku sekarang, aku sedih padahal kan aku sudah
menanam banyak, kok kamu bisa tumbuh sih?

Anak ayam : “hahaha aduh monyet-monyet kata siapa kamu jantung pisang bisa tumbuh jadi
pohon pisang?”

Si monyet : “kata kodok, benerkan kata kodok itu?”

Anak ayam : “salah nyet! Pohon pisang itu tumbuh dari tunas pisang atau biji pisang. Kamu salah
nyet!”

Si monyet : “emm maaf kan aku ya yam huu… huuu… huuu”

Anak ayam : “kenapa?”

Si monyet : “ aku sudah ngambil pisang-pisang yang ada di kebunmu dulu maafkan aku ya yam
aku bersalah”
Anak aya,m : “emmm.. gimana ya maafin nggak ya! Emm ya sudah deh aku maafin, tapi jangan di
ulangi lagi ya! Kalua kamu mau buah pisang di kebun ku kamu harus izin lebih dulu sama
pemiliknya.”

Si monyet : “makasih yam”

Anak ayam : “ ya sudah, ini aku kasih buah pisang buat kamu”

Si monyet : “ terima kasih ya yam, kamu baik hati sekali.”

Anak ayam : “ya sudah kalua begitu kita baikan ya, kita tidak boleh berbuat buruk kepada
sesame teman, kita harus saling tolong menolong nyet, kamu tidak boleh egois nanti kamu tidak
punya teman ya!”

Si money : “iya yam, kalua gitu gimana kalua aku yang ngambilin pisang buat kamu kalua kamu
tidak bisa memanjat?”

Anak ayam : “boleh nyet”

Si monyet : “terima kasih ayam” (sambal berpelukan”

Akhirnya anak ayam dan si monyet pun berbaikan, nah anak-anak pelajaran dari cerita ini yang dapat
kita ambil yaitu harus saling tolong menolong, tidak boleh pelit dan saling memaafkan. Jadi sesama
teman harus saling membantu jika ada yang membutuhkan, bantu teman kalian dengan ikhlas dan
memafkan teman yang bersalah serta tetap tersenyum. Nah anak-anak sekian cerita dongeng hari
ini, terima kasih. Wassallamu’allaikum Wr. Wb

Anda mungkin juga menyukai