Legislatif ”
Abstrak
Abstract
Sudah jelas bahwa salah satu harus utama pola rekrutmen adalah
bagaimana kaderisasi dan seleksi pemimpin dalam sistem kenegaraan yang
demokratis melalui partai politik. Adanya tuntutan terhadap suatu sistem
demokratis menjadi faktor penting pada era reformasi. Beberapa hal yang penting
dilakukan oleh partai politik adalah bagaimana menata diri dalam proses
rekrutmen kader atau pemimpin yang mampu melahirkan pemimpin berkualitas.
Sebelum calon legislatif daerah diajukan kepada KPUD, parpol terlebih dahulu
melakukan penyeksian terhadap calon legislatif tersebut dengan cara melakukan
pendekatan dari segala persyaratan legal (berkas: ijazah, STTB, bebas hukum)
maupun formal (mencakup prosedur standar internal).
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka didapat beberapa hal yang menjadi
rumusan permasalahan, diantaranya:
Tinjauan Pustaka
1. Partai Politik
Menurut miriam Budiardjo dalam buku dasar-dasar ilmu politik, dikatakan
bahwa partai politik merupakan suatu kelompok yang terorganisasi yang mana
anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai tujuan dan cita-cita yang sama.
Orientasi dan tujuan dari kelompok ini adalah untuk memperoleh kekuasaan
politik atau merebut kedudukan politik dengan cara konstitusionalisme dalam
melaksanakan programnya.
2. Rekrutmen Politik
Dalam proses memilih calon legislatif yang akan diusung oleh partai politik.
Menurut Haryanto (1982:47), seorang calon anggota parlemen harus memenuhi
beberapa kriteria, di antaranya adalah:
1. Pengalaman Organisasi, baik selama menjadi anggota partai maupun sebelum
menjadi anggota partai sangat penting untuk menjalankan organisasi.
Pembahasan
Miriam Budiardjo menyatakan bahwa salah satu fungsi partai politik adalah
melakukan recruitmen politik, artinya dalam hal ini partai mencari anggota baru
yang berbakat untuk ikut berpartisipasi dalam proses politik dalam menjaga
keberlanjutan partai sekaligus salah satu cara menyeleksi kader pemimpin
legislatif. Pernyataan ini didukung oleh Kartawijaya dan Kusumah (2003) yang
menyatakan bahwa fungsi partai politik adalah melakukan rekrutmen terhadap
sumber daya manusia untuk menduduki jabatan penting di pemerintahan secara
nasional, parlemen maupun lokal.
1. Sistem politik suatu negara, sistem kepartaian atau sistem pemilu yang
dapat menggambarkan peluang kandidat dalam pangsa pasar politik di
suatu negara.
2. Proses rekrutmen partai, ini dapat dilihat dari bagaimana tingkat
demokratisasi dalam internal partai ketika membuat dan melaksanakan
aturan seleksi kandidat legislatif.
3. Kandidat yang mengajukan diri untuk mengikuti pemilihan berhubungan
dengan bagaimana motivasi dan modal politik serta anggaran dasar yang
mereka miliki.
4. Permintaan kelompok penentu kebijakan partai seperti pemilih donatur
anggota dan pimpinan partai yang berhak mengkualifikasi dan
menentukan hasil seleksi pencalonan.
Ada beberapa teori model rekrutmen calon legislatif yang digunakan oleh partai
politik yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya:
Yang tidak kalah penting, parpol juga harus menguatkan kapasitas SDM
internal parpol untuk melakukan tertib administrasi peraturan internal partai
politik yang menjadi dasar rekrutmen anggota legislatif. “Parpol dalam kegiatan
politiknya sebaiknya menjadikan Pancasila sebagai paradigma bertindak sehingga
dapat menerapkan nilai cita permusyawaratan, cita perwakilan dan cita kerakyatan
,”.
Bila di kaji sekilas, sampai dengan saat ini proses rekrutmen partai politik
belum berjalan secara terbuka transparan dan demokratis yang berakibat
pemilihan kader menjadi tidak objektif. Proses penyiapan kader juga terkesan
tidak sistematik dan tidak berkesinambungan.Partai politik dalam membina
kadernya lebih instens hanya pada saat menjelang adanya event-event poltik
seperti kongres partai, pemiligan umum dan sidang Majelis Permusyawaratan
Rakyat.
Menyambut pemilihan umum tahun 2014 ini, kita tetap disuguhkan oleh pola
rekrutmen partai politik yang hanya bertujuan untuk memperoleh suara terbanyak
dalam pemilihan umum, tanpa memperhatikan kompetensi orang yang dicalonkan
jadi anggota legislatif.
Sehingga banyak muncul caleg secara instan. Hal paling sering terlihat adalah
ramainya artis masuk partai politik dan langsung menjadi calon legislatif di
Dewan Perwakilan Rakyat. Selain pola rekrutmen artis, salah satu pola lain adalah
berkembangnya sistem dinasti politik. Dimana orang-orang yang mencalonkan
diri sebagai calon anggota legislatif adalah keluarga-keluarga dekat petinggi-
petinggi partai politik seperti istri, anak, adik kandung, kakak, bahkan sampai
saudara ipar dan ibu tiri seperti yang kita lihat pada dinasti Ratu Atut di Banten.
penghasilan)
b. Apakah anggota harus membayar iuran? Kalau ya, berapa besarnya iruan?
6. Menggaji staf profesional untuk mengurus beberapa pekerjaan partai yang tidak
dapat dilakukan oleh anggota biasa; seperti akuntansi, staf secretariat kehumasan,
menejer kampanye pemilu, penelitian dan pengembangan partai,
pengorganisasian acara partai yang besar, dll
7. Menjaga supaya anggota tetap akitf dan bermotivasi tinggi. Anggota merasa
termotivasi kalau:
a. Introduksi mengenai ideologi, visi dan misi, program dan gagasan partai