Struktur Kepolisian Sebagai Pelaksana Penyidikan Dalam Sistem Peradilan Pidana
Struktur Kepolisian Sebagai Pelaksana Penyidikan Dalam Sistem Peradilan Pidana
PELAKSANA PENYIDIKAN
DALAM
SISTEM PERADILAN PIDANA
ANGGOTA KELOMPOK
Sistem peradilan pidana merupakan suatu penegakan hukum yang dilakukan oleh
aparatur dan lembaga penegak hukum dengan melihat instrumen kepastian hukum dan
ketertiban hukum untuk menanggulangi suatu pelanggaran hukum pidana.
Salah satu substansi sistem peradilan pidana adalah lembaga kepolisian. Kepolisian
disebut sebagai pintu gerbang atau gatekeepers pada proses sistem peradilan pidana
yang memiliki kedudukan sentral, yang di mana kepolisian melakukan upaya preventif
dan represif dalam melaksanakan penanggulangan kejahatan.
POLISI
Pelayanan kepada
Penegakan hukum masyarakat
Perlindungan
01 04
Melakukan tindakan mengatur,
menjaga, pengawalan, dan Mengikuti usaha pembinaan
tindakan patroli terhadap nasional
kegiatan masyarakat dan
pemerintahan sesuai dengan
keperluan
02 05
Melaksanakan
penyelenggaraan aktivitas
yang menjamin keamanan,
TUGAS Menjaga dan menciptakan
jaminan terhadap keamanan
ketertiban, dan kelancaran
lalu lintas jalan
KEPOLISIAN dan ketertiban umum
03 06
Melakukan pembinaan Mengkoordinir,
masyarakat dalam mengawasi, dan membina
peningkatan kesadaran dan sistem kepada bagian
ketaatan masyarakat kepolisian khusus, penyidik
terhadap hukum sesuai dengan pengawal swasta, dan segala
peraturan perundang- upaya/tindakan pengamanan
undangan swakarsa
07 11 Melayani masyarakat
Menjalankan penyelidikan sesuai dengan kebutuhan dan
dan penyidikan terhadap kepentingannya dalam ruang
segala tindak pidana sejalan lingkup kepolisian, serta tetap
dengan hukum serta peraturan menjalankan tugas lainnya
perundang-undangan sesuai yang tertulis pada
peraturan perundang-undangan
08 10
Melaksanakan
penyelenggaraan identifikasi
TUGAS Memberikan
kepolisian, kedokteran
kepolisian, laboratorium
KEPOLISIAN pelayanan sementara kepada
masyarakat sebelum
forensik, serta psikologi diserahkan kepada lembaga
kepolisian untuk tugas yang lebih memiliki wewenang
kepolisian
09
Memberikan perlindungan terhadap jiwa raga,
harta benda, masyarakat, dan lingkungan hidup
dari segala sesuatu yang merusak ataupun
mengganggu ketertiban, dan/atau bencana,
termasuk memberikan pertolongan dengan
menjunjung hak asasi manusia
1
2 8
Membantu meyelesaikan Menerima laporan
perselisihan warga dan/atau pengaduan Mengambil sidik jari dan
masyarakat yang dapat identitas lainnya serta
mengganggu ketertiban memotret seseorang
umum
3 7
Mencegah dan Melakukan tindakan
menanggulangi WEWENANG pertama di tempat
tumbuhnya penyakit kejadian
masyarakat KEPOLISIAN
4 6
Mengawasi aliran yang 5 Melaksanakan
dapat menimbulkan Mengeluarkan pemeriksaan khusus
perpecahan atau peraturan kepolisian sebagai bagian dari
mengancam persatuan dalam lingkup tindakan kepolisian dalam
dan kesatuan bangsa kewenangan rangka pencegahan
administratif kepolisian
9 13
Menerima dan
Mencari keterangan dan
menyimpan barang
barang bukti
temuan untuk sementara
waktu
10 12
Menyelenggarakan WEWENANG Memberikan bantuan
pengamanan dalam
Pusat Informasi
Kriminal Nasional
KEPOLISIAN sidang dan pelaksanaan
putusan pengadilan,
kegiatan instansi lain
11
Mengeluarkan surat izin
dan/atau surat
keterangan yang
diperlukan dalam rangka
pelayanan masyarakat
KEDUDUKAN KEPOLISIAN DI INDONESIA
Perjalanan rentan waktu Polri penuh dengan gradasi,
kedudukannya tidak diatur secara jelas dan tegas dalam UUD
1945 dan telah mengalami beberapa kali perubahan.
Perubahan kedudukan Polri tercatat pernah berada di bawah
Kementerian Dalam Negeri, di bawah Perdana Menteri, di
bawah Menteri Panglima Angkatan Kepolisian, di bawah
Menhankam, dan di bawah Presiden
1 2 3
Namun, ketentuan dalam Pasal 30 ayat (5) UUD 1945
Semula, Kepolisian Negara Republik Indonesia mensyaratkan adanya tindak lanjut dalam
(POLRI) merupakan bagian dari anggota militer. pembentukan undang - undang yang mengatur
Polisi menjadi bagian dari ABRI bersama TNI AD, TNI tentang susunan dan kedudukan, serta hubungan
AU, dan TNI AL. Dimasukkannya Polri dalam ABRI kewenangan Polri dalam menjalankan tugasnya.
menjadikan pengembangan kelembagaan maupun Sehingga konsekuensi logis dari ketentuan Pasal 30
personil Polri tidak berjalan dengan baik. Model ayat (5) UUD 1945 tersebut dibentuk Undang - Undang
demikian menjadikan institusi Polri tidak mandiri Nomor 2 Tahun 2002 tentang Polri yang didalamnya
dan menjadi subordinat institusi militer dimaksud lembaga kepolisian diposisikan di bawah
Presiden dan bertanggung jawab kepada Presiden
WILAYAH KEWENANGAN POLISI
3. Penggeledahan
Pasal 34 KUHAP, penyidik dapat melakukan penggeledahan:
Pada halaman rumah tersangka bertempat tinggal, berdiam, atau yang
ada di atasnya.
Penggeledahan Rumah: Pada setiap tempat lain tersangka bertempat tinggal, berdiam atau ada.
Di tempat tindak pidana dilakukan atau terdapat bekasnya.
Menurut Pasal 1 angka 17 KUHAP, penggeledahan rumah adalah Di tempat penginapan dan tempat umum lainnya.
tindakan penyidik untuk memasuki rumah tempat tinggal dan
tempat tertutup lainnya untuk melakukan tindakan
pemeriksaan dan atau penyitaan dan atau penangkapan dalam
hal menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini.
Pasal 35 KUHAP, kecuali dalam hal tertangkap tangan, penyidik tidak
Penggeledahan Badan: diperkenankan memasuki:
1. Ruang dimana sedang berlangsung sidang Majelis Permusyawaratan
1 angka 18 KUHAP, penggeledahan badan adalah Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, atau Dewan Perwakilan Rakyat
tindakan penyidik untuk mengadakan pemeriksaan Daerah.
badan dan atau pakaian tersangka untuk mencari 2. Tempat di mana sedang berlangsung ibadan dan atau upacara keagamaan.
benda yang diduga keras pada badannya atau 3. Ruang di mana sedang berlangsung sidang pengadilan.
dibawanya serta, untuk disita.
TAHAPAN DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA
PADA TINGKAT KEPOLISIAN
4. Penyitaan
Benda yang dapat disita (Pasal 39 KUHAP)
Penyitaan adalah serangkaian tindakan penyidik untuk mengambil
alih atau menyimpan di bawah kekuasaannya benda bergerak atau
1. Benda atau tagihan tersangka atau terdakwa yang seluruh atau
tidak bergerak, berwujud atau tidak berwujud untuk kepentingan
sebagian diduga diperoleh dari tindak pidana atau sebagai hasil
pembuktian dalam penyidikan, penuntutan, dan peradilan.
dari tindak pidana.
2. Benda yang telah dipergunakan secara langsung untuk melakukan
Berdasarkan Pasal 38 KUHAP, untuk mencegah dilakukannya
tindak pidana atau untuk mempersiapkannya.
tindakan sewenang-wenang serta dalam rangka menghormati
3. Benda yang dipergunakan untuk menghalang-halangi penyidikan.
kemerdekaan atas hak untuk menguasai harta benda miliknya, pada
4. Benda yang khusus dibuat atau diperuntukkan melakukan tindak
dasarnya penyitaan dapat dilakukan oleh penyidik dengan surat izin
pidana.
Ketua Pengadilan Negeri Setempat.
5. Benda yang memiliki hubungan langsung dengan tindak pidana
yang dilakukan.
Namun, dalam hal tertangkap tangan, penyidik dapat menyita benda
dan alat yang patut diduga telah dipergunakan untuk melakukan
tindak pidana atau benda lain yang dapat dipakai sebagai alat bukti.
QUESTION
AND
ANSWER
Kesimpulan
Kepolisian sebagai “alat negara” mendefinisikan bahwa dalam menjalankan wewenangnya, kepolisian berada di bawah Presiden selaku Kepala
Negara. Disisi lain fungsi kepolisian yang mengemban salah satu “fungsi pemerintahan” mengandung makna bahwa pemerintahan yang
diselenggarakan oleh Presiden selaku pemegang kekuasaan pemerintahan eksekutif mendelegasikan sebagian kekuasaannya kepada kepolisian
terutama di bidang keamanan dan ketertiban.
Ada beberapa pembagian wilayah kewenangan hukum kepolisian menurut Pasal 4 Peraturan Pemerintah no 23 Tahun 2007 Tentang Daerah
Hukum Kepolisian Negara Republik Indonesia, yakni Kepolisian Sektor (POLSEK) untuk wilayah kecamatan, Kepolisian Resor (POLRES) untuk
wilayah kabupaten/kota, Kepolisian Daerah (POLDA) untuk wilayah provinsi, serta Kepolisian Markas Besar (MABES) untuk wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Kewenangan polisi sebagai salah satu badan yang dibebani wewenang untuk melakukan penyidikan disebutkan
dalam Undang-Undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, yang menyatakan bahwa Penyidik adalah Pejabat
Kepolisian Negara Republik Indonesia yang diberi wewenang oleh Undang-Undang untuk melakukan penyidikan. Namun, tidak semua pejabat
Polri adalah penyidik. Dalam hal ini pejabat Polri yang dapat diangkat menjadi penyidik adalah pejabat-pejabat yang memenuhi kriteria dalam
Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2010 Tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1983 Tentang Pelaksanaan Kitab Undang-
Undang Hukum Acara Pidana. Penyidik bertugas membuat berita acara dan menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum. Apabila proses
penyidikan sudah dianggap selesai, penyidik menyerahkan tanggung jawab atas tersangka dan barang bukti kepada penuntut umum. Kepolisian
dalam perannya pada sistem peradilan pidana, ada beberapa tahapan yang harus dilalui, yakni penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan
penyitaan.
REKOMENDASI
Berdasarkan penjelasan diatas, diharapkan
Kepolisian Negara Republik Indonesia dapat
menjalankan tugas, wewenang, serta
perannya dengan baik dan sesuai dengan
yang diatur dalam Undang-Undang.
Sebagaimana peran polisi sebagai penjaga
keamanan dan ketertiban dalam setiap
wilayah NKRI yang berarti bahwa keamanan
dan ketertiban negara sangat bergantung
dari bagaimana polisi menjalankan
kewajibannya. Apabila sedikit saja polisi
melanggar kode etik profesinya maka dapat
berpengaruh buruk dengan sistem keamanan
dan ketertiban dalam kalangan masyarakat
maupun negara.
THANK YOU