Anda di halaman 1dari 23

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Umum Ketel Uap

Dewasa ini instlasi tenaga uap sekurang-kurangnya terdiri dari pembangkit

uap atau yang dikenal dengan sebutan ketel uap yang berfundasi sebagai sarana untuk

mengubah air menjadi uap bertekanan. Ketel uap dalam bahasa inggris disebut

dengan nama boiler berasal dari kata boil yang berarti mendidihkan atau

menguapkan, sehingga boiler dapat diartikan sebagai alat pembentukan uap yang

mampu mengkonversi energy kimia dari bahan bakar padat ( padat cair dan gas )

yang menjadi energi panas (Syamsir A.Muin,1998).

Uap yang dihasilkan dari ketel uap merupakan gas yang timbul akibat

perubahan fase cairan menjadi uap atau gas melalui cara pendidihan yang

memerlukan sejumlah energi dalam pembentukannya. Zat cair yang dipanaskan akan

mengakibatkan pergerakan moleku-molekul menjadi cepat,sehingga melepas diri dari

lingkungannya dan berubah menjadi uap. Air yang berdekatan dengan bidang

pemanas akan memiliki temperature yang lebih tinggi (berat jenis yang lebih rendah)

dibandingkan dengan air yang bertemperatur rendah, sehingga air yang bertemperatur

tinggi akan naik kepermukaan dan air yang bertemperatur rendah akan turun.

Peristiwa ini akan terjadi secara terus menerus (sirkulasi) hingga berbentuk uap

2.2 Klasifikasi Ketel Uap

Menurut Syamsir A. Muin, 1988 ketel uap diklasifikasikan berdasarkan

beberapa bagian, yaitu berdasarkan fluida yang mengalir dalam, pipa,

4
pemakaian,jumlah lorong, letak dapur, bentuk dan letak pipa, system peredaran air

bahan bakar, tekanan kerja ketel dan kapasitas uap.

2.2.1 Berdasarkan Fluida yang Mengalir Dalam Pipa

Berdasarkan fluida kerja yang mengalir didalam dapur, maka ketel dapat

diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Ketel Pipa Api (fire tube boiler)

Pada ketel pipa api fluida yang mengalir dalam pipa adalah gas nyala hasil

pembakaran, yang membawa energi panas tersebut ke air ketel melalui bidang

pemanas (heating surface).

b. Ketel Pipa Air (water tube boiler)

Pada ketel pipa air fluida yang mengalir melalui pipa adalah air.Energi panas

(pembakaran bahan bakar) ditransfer dari luar pipa air ketel..

2.2.2. Berdasarkan pemakaian

Berdasarkan pemakaian ketel uap dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Ketel Stasioner (stasionary boiler)

Ketel stasioner adalah ketel yang berada pada pondasi yang tetap, seperti

untukpembangkit tenaga, untuk industri dan lain-lain.

b. Ketel bergerak (mobile boiler)

Ketel bergerak adalah ketel yang dipsang pada pondasi yang bergerak

atauberpindah- pindah, contohnya ketel lokomotif.

5
2.2.3Klasifikasi Ketel Uap Pipa Air berdasarkan susunan Pipa, Drum dan

Burner Ketel

Klasifikasi Ketel Uap Pipa Air berdasarkan susunan Pipa, Drum dan Burner

Ketel, Jenis tersebut dibedakan menjadi tipe D, tipe O dan tipe A. Penyusunan pipa

pipa ketel ini sering dibuat menjadi nama Ketel tersebut. Misalnya Ketel uap type D,

Ketel uap type A dan Type O. Ketel uap jenis ini sering disebut dengan Ketel industri

(Industrial Boiler) atau Ketel Paket (Package Boiler). Hal ini karena Ketel ini sering

digunakan pada industri sebagai penghasil uap untuk proses prodeksi pabrik atau

pembakit daya dengan kapasistas kecil dan pendistribusiannya sering dalam bentuk

paket.

a. Ketel Uap Type D

2 Keterangan :

1 : Burner

2 : Steam drum
1
3 : mud drum
3

Gambar 2.1 Ketel Type D

b. Ketel Uap Type O

Ketel uap tipe O terdiri dari 2 Drum yaitu Drum uap dan Drum

Headerair.Susunan Pipa-pipa Downcomer dan Pipa Evaporator Membentuk

6
Huruf O.Burner (Pembakar) ditempatkan pada tengah antara pipa pipa

Downcomer danEvaporator (1).Seperti Gambar berikut ini.

Keterangan :
2
1 : Burner

2 : Steam drum

1
3 : mud drum

Gambar 2.2 Ketel Uap Type O

c. Ketel Uap Type A


2
Keterangan :

1 : Burner

1 2 : Steam drum

3 : mud drum

3 3
Gambar 2.3 Ketel Uap Type A

7
2.2.3 Berdasarkan Letak Dapur (Furnace position)

Berdasarkan letak dapur ketel uap dapat diklsifikasikan sebagai berikut :

a. Ketel dengan pembakaran dalam ( internal fired steam boiler).

b. Ketel dengan pembakaran diluar (external fired steam boiler).

2.2.4 Berdasarkan Jumlah lorong ( boiler tubes)

Berdasarkan jumlah lorong ketel uap dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Ketel lorong tunggal (single tubes steam boiler)

b. Ketel dengan lorong ganda ( multi tubes steam boiler)

2.2.5 Berdasarkan bentuk dan letak pipa.

Berdasarkan bentuk dan letak pipa ketel uap dapat diklasifiksikan sebagai

berikut :

a. Ketel dengan pipa lurus, bengkok dan lekak-lekuk (stragiht, bent, and sinous

tubuler heating surface).

b. Ketel deng pipa miring datar dan pipa miring tegak ( horizontal inclined or

tubuler heating surface).

2.2.6 Berdasarkan Sistem Peredaran Air ( water circulation)

Berdasarkan sistem peredaran airnya ketel uap dapat diklasifikasikan sebagai

berikut:

a. Ketel dengan peredaran alami (natural circulation Boiler)

Peredaran air dalam pada ketel terjadi secara alami akibat dari perbedaan berat

jenis air pada saat dipanaskan sehingga terjadi aliran konveksi alami.

b. Ketel dengan peredaran paksa ( forced circulation steam boiler)

8
Pada ketel jenis ini peredaran air terjadi karena adanya suatu alat bantu yaitu

pompa sentrifugal yang digerakkan dengan motor listrik. Sistem aliran paksa

dipakai pada ketel – ketel yang bertekanan tinggi.

2.2.7 Berdasarkan jenis bahan bakar

Berdasarkan jenis bahan bakar yang digunakan maka ketel uap dapat

diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Ketel uap dengan bahan bakar padat ( batubara, cangkang, serabut, kayu

danlain-lain).

b. Ketel uap dengan bahan bakar cair (minyak bumi, bensin, solar).

c. Ketel uap dengan bahan bakar gas (gas alam, gas bumi dan lain-lain).

d. Ketel uap dengan bahan bakar nuklir (uranium).

2.2.8 Berdasarkan Tekanan Kerja Ketel

Berdasarkan tekanan kerjanya ketel uap dapat diklasifikasikan sebagai

berikut:

a. Ketel uap tekanan rendah, dibawah 5 kg/cm2

b. Ketel uap tekanan menengah, antara 5-30 kg /cm2

c. Ketel uap tekanan tinggi, antara 30-325 kg/cm2

2.2.8 Berdasarkan Kapasitas Uap

Berdasarkan uap yang dihasilkan ketel uap dapat diklasifikasikan sebagai

berikut :

a. Ketel uap dengan kapasitas uap rendah (dibawah 10 ton uap/jam)

b. Ketel uap denga kapasitas uap sedang (10- 60 ton uap /jam)

c. Ketel uap dengan kapasitas uap besar ( di atas 60 ton uap/jam)

9
2.3 Bagian-Bagian Utama Ketel Uap

Pada prinsipnya yang paling utama dalam ketel uap adalah bagainmana

menyediakan bidang pemanas dan kalor yang dbutuhkan untuk mengelolah air

menjadi uap yang efektif. Dalam hal ini ada beberapa bagian utama ketel uap yang

antara lain :

a. Dapur ketel (ruang bakar)

Ruang bakar berfungsi sebagai tempat pembakaran bahan bakar. Bahan bakar

dan udara dimasukkan kedalam ruang bakar sehingga terjadi pembakaran. Dari

pembakaran bahan bakar dihasilkan sejumlah panas dan nyala api/gas asap.

Dinding ruang bakar umumnya dilapisi dengan pipa-pipa yang berisi air ketel

(waterwall). Air dalam pipa-pipa ini senantiasa bersirkulasi untuk mendinginkan

dinding pipa dan sekaligus berfungsi sebagai pipa penguap. Dari drum atas air

turun melalui pipa Downcomer dan pada pipa-pipa water wall air naik kembali

menuju drum atas. Semakin cepat laju peredaran air, pendinginan dinding pipa

bertambah baik dan kapasitas uap yang dihasilkan bertambah besar.

Gambar 2.4 Roster atau Dapur Rantai


(Sumber : Daryanto, 1987 : 49)
Kebersihan dinding pipa waterwall sangat mempengaruhi besarnya laju

perpindahan panas.Pengotoran dinding pipa dapat terjadi pada permukaan luar

10
akibat jelaga atau dapat terjadi pada permukaan dalam akibat kerak ketel. Kotoran

yang melekat pada dinding pipa waterwall akan memperkecil kapasitas yang

dihasilkan ketel. Lapisan kerak pada dinding pipa sebelah dalam dapat pula

menyebabkan naiknya tekanan ketel.

Secara umum bentuk ruang bakar terdiri atas dua jenis yaitu:

1. Berbentuk silinder

2. Berbentuk kotak

b. Drum Ketel Uap

Drum ketel berfungsi sebagai tempat penampungan air dan uap. dalam drum

terjadi pemisahan antar air dan gelembung-gelembung uap. gelembung uap akan

pecah dan menimbulkan percikan bintik-bintik air. Akibat perbedaan massa jenis,

uap naik kebagian atas drum, sedangkan air sebelah bawah.

c. Pipa Waterwall

Pada ruang bakar ketel uap komponenyang paling penting adalah pipa

waterwall, dimana panas yang dihasilkan pada pembakaran bahan bakar diserap

waterwall,sehingga air yang terdapat pada pipa waterwall mengalami penaikan

temperatur sampai berubah menjadi uap.

d. Pipa Backpass

Suatu komponen ketel uap yang berfungsi untuk mengalirkan uap jenuh dari

drum bawah kedrum atas akibat adanya perbedaan temperature. Pipa backpass

juga berfungsi untuk mentransfer panas .Pipa ini diletakkan antara drum atas dan

drum bawah.

e. Cerobong Asap

11
Cerobong asap berfungsi untuk membuang gas asap yang tidak dipakai lagi ke

udara bebas, untuk mengurangi polusi disekitar instlasi ketel, Sehingga proses

pembakaran dapat berlangsung dengan baik. Dengan cerobong asap pengeluaran

gas asap dapat lebih sempurna.

f. Header

Header merupakan suatu media penampung air dan uap yang disirkulasi ke

pipa-pipa waterwall. Header pada ketel uap terdiri dari 4 ( empat) bagian yaitu :

1. Header Depan (Front Header)

2. Header Belakang (Rear Header)

3. Header Samping kiri (Division Wall side header)

4. Header Samping kanan (Furnace Side header)

g. Ekonomiser

Bagian ketel yang berfungsi untuk memanasi air atau pemanas air awal

sebelum dimasukan kedalam drum ketel. Alat ini selain menghemat pemakaian

bahan bakar juga mempunyai keuntungan lain yaitu air pengisian ketel yang

dimasukan ke dalam ketel suhunya lebih tinggi, sehingga air ketel tidak cepat

dingin sehingga pembuatan uap tidak terganggu.

12
Gamabar 2.5 Ekonomiser
(Sumber : Daryanto, 1987 :57)
h. Evaporator

Bagian ketel uap yang berfungsi untuk merubah air menjadi uap jenuh. Uap

ini masih belum bias digunakan karena masih mengandung air.

i. Superheater

Bagian ketel yang berfungsi untuk merubah uap jenuh menjadi uap panas

lanjut (supehated steam). Panas diperoleh dari aliran gas asap. Uap yang

dipanaskan lanjut bila digunakan untuk melakukan kerja dengan ekspansi di

dalam turbin atau mesin uaptidak segera mengembun, sehingga mengurangi

kemungkinan timbul bahaya yang disebabkan pukulan balik atau back stroke

yang diakibatkan mengembnnya uap belum pada waktunya sehingga

menimbulkan vakum ditempat yang tidak semestinya di daera ekspansi.

j. Air Heater

Bagian ketel uap yang berfungsi sebagai pemanas udara pembakran. Ada tiga

macam pemanas udara (air heater), yaitu :

13
a. Pemanas Udara Pipa

Pada pemanas udara pipa, gas asap dialirkan melalui pipa – pipa,

sedangkan udara dialirkan disekeliling luar pipa – pipa. Sehingga terjadi

pertukaran panas antara gas – gas dengan udara melewati dinding pipa.

Ada pula udara yang melewati pipa – pipa sebelah dalam, sedangkan gas

asap melewati sekeliling luar pipa – pipa. Diameter luar pipa – pipa sekitar

20 mm – 25 mm, tergantung besar kecilnya pemanas udara atau ketel uap.

b. Pemanas Udara Pelat

Pada pemanas udara pelat, udara dialirkan diantara pelat – pelat

yang berganti atau berselang – seling dengan gas asap. Sehingga

pertukaran antara gas asap dengan udara yang dipanasi melalui dinding –

dinding pelat yang membatasinya.

c. Pemanas Udara Regenerasi atau Pemanas Udara Ljungstrom

Pada pemanas udara regenerasi atau pemansa udara Ljungstrom

terdapat elemen – elemen logam yang untuk sementara waktu ditempatkan

pada aliran gas asap, sehingga untuk sementara waktu elemen logam

tersebut dipanasi oleh gas asap, kemudian dipindahkan di daerah aliran

udara beberapa saat, sehingga udara sempat mengambil panas dari elemen

– elemen tersebut. Bila elemen logam tersebut telah dingin lagi, maka

elemen – elemen logam tersebut di bawa kembali ke daerah aliran udara.

Demikian dilakukan terus – menerus. Elemen – elemen logam tersebut

terbuat dari pelat – pelat yang bergelombang untuk membuat jarak antara

14
pelat yang atau dengan pelat yang lain, diantara pelat – pelat tersebut

dapat dilewati oleh gas asap atau udara.

2.4 Alat Bantu Ketel Uap

Alat bantu ketel uap dipakai untuk menjamin keamanan selama ketel uap

bekerja. Adapun macam – macam alat bantu ketel uap adalah :

a. Alat Penduga ( Gelas Penduga )

Alat penduga berfungsi untuk menduga tinggi air didalam ketel

uap.Alat penduga terdiri dari tiga bagian yaitu gagang atas pkai kran uap,

gagang bawah pakai kran air dan kran cerat yang mana diantara kedua gagang

itu terpasang gelas pendunga.

Gambar 2.6 Gelas Penduga


(Sumber : Syamsir A.Muin, 1988 : 349)

b. Manometer Pengukur Tekanan Uap

Manometer ini digunakan untuk mengetahui besarnya tekanan uap di

dalam ruang uap, sehingga kita mengetahui beberapa tekanan uap yang ada

didalam ketel uap.

15
Gambar 2.7 Manometer Pengukur Tekanan Uap
(Sumber : Daryanto, 1987 : 61)
c. Peluit Bahaya

Peluit ini paling banyak dipakai dan terdiri dari bejana berbentuk

lonjong, bagian atasnya dilengkapi dengan peluit, dimana kalau air di dalam

ketel hampir habis (sudah melewati batas ujung pipa bagian bawah dari peluit

ini) akan kemasukan uap yang akhirnya membunyikan peluit tersebut, yang

dimana kalau ada suara tadi menandakan bahwa ketel dalam bahaya karena

kekurangan air.

Gambar 2.8 Peluit Bahaya


(Sumber : Daryanto, 1987 : 61)
d. Katup Pengaman

Katup pengaman berfungsi untuk membatasi tekanan uap di dalam

ketel uap sesuai dengan tekanan yang di ijinkan, jika melewati batas dari

tekanan yang telah diijinkan maka uap tersebut akan menekan katup tersebut

16
dari tekanan yang telah diijinkan maka uap tersebut akan menekan katup

tersebut dan keluar sehingga tekanan sesuai dengan yang di ijinkan.

Gambar 2.9 Katup Pengaman


(Sumber : Daryanto, 1987 : 62)

e. Kran Pengisi Air Persediaan

Kran ini berfungsi sebagai kran atau katup pengisiian air ketel

sehingga berhubungan langsung dengan ruang air di dalam ketel dan sumber

air (air sumur atau air sungai). Kran pengisi dipasang pada bagian yang paling

dingin di dalam ketel.Banyaknya air yang dimasukkan ke dalam ketel adalah

sebanyak uap yang keluar dari ketel.

Gambar 2.10 Kran Pengisi Air Persediaan


(Sumber : Syamsir A.Muin, 1988 : 348)

17
f. Kran Induk

Kran ini berfungsi sebagai kran atau katup penghubung antara ruang

uap yang bertekakan besar ke dalam runag mesin (mesin uap dan turbin uap),

dan dipasang sedekat mungkin dengan ketel uap.

Gambar 2.11 Kran Induk


(Sumber : Daryanto, 1987 : 62)
g. Kran Pembersih Ketel

Berfungsi untuk mengelurakan air ketel dengan tekanan uap dalam

ketel.Jadi kran pembersih ini perlunya untuk mengosongkan ketel sebagai

atau seluruhnya.

Gambar 2.12 Kran Pembersih Ketel


(Sumber : Syamsir A.Muin, 1988 :344)

18
2.5 Air Pengisi Ketel

Air pengisi ketel adalah air yang siap dimasukkan ke dalam ketel uap, jadi

bukan air yang telah masuk di dalam ketel.Air pengisi ini umumnya adalah air

yang sudah dikumpulkan dan sewaktu – waktu siap untuk dipakai dan

dimasukkan dalam ketel uap.Air ini telah memenuhi standar sebagai air pengisi

ketel.

Air pengisi ketel ada 2 macam yaitu :

a. Air kondensat

b. Air kali (air sungai)

2.5.1 Air Kondensat

Air ini berasal dari uap bekas yang berubah menjadi air kondensat.Perubahan

uap bekas menjadi air kondensat terjadi pada kondensor.Jumlah air kondensat

inicukup besar dan dikumpulkan pada tangki pengumpul.Pengunaan air ini cukup

baik karena bebas dari garam, bebas lumpur dan bersih.Disamping itu mempunyai

suhu tinggi yaitu 60 oC – 80 oC, berarti dapat menghemat bahan bakar dan waktu

penguapan.

Disamping mempunyai keuntungan, air kondensat juga mempunyai

kekurangan yaitu masih mengandung minyak dan gula.Air yang mengandung

gula dapat menyebabkan kerusakan pada logam dalam ketel. Sedangkan kerugian

yang disebabkan minyak antara lain yaitu :

 Menimbulkan buih

 Air mengandung kotoran ikutan dari buih

19
 Kotoran dapat menyebabkan kerusakan pada ketel

 Menggangu operasi mesin uap

2.5.2 Air Kali (air sungai)

Air kali atau air sungai ini sangatlah kotor karena banyak mengandung bahan

misalnya : tana, lumpur, garam, dan pengotor lainnya sehingga air ini harus

mengalami proses pemurnian terlebih dahulu. Kerugian yang ditimbulkan karena

zat pengotor antara lain :

 Menggangu penyerahan panas pada ketel karena adanya batu ketel yang

terbentuk akan menyebabkan produksi menurun.

 Menyebabkan kerugian pada pesawat – pesawat pemakai uap karena kualitas

uap yang kurang baik.

 Terjadinya pemanasan setempat akibat adanya batu ketel.

Adanya kelancaran operasi ketel dan keamanannya terjamin, maka air kali

haus memenuhi persyaratan dari air pengisi ketel, yaitu :

 Air harus bersih

 Air harus bebas dari bahan ikutan

 Air harus bebas dari garam

2.5.3 Pengolahan Air Pengisi Ketel

Tujuan utama dari pengelolahan air adalah untuk melunakkan kekerasan air

itu agar tidak merusak ketal dan tidak memabahayakan ketel uap. Adalah dengan

cara yang paling baik melakukan pencegahan sebelum terjadi kerusakan, maka

pengelolahan air pengisi itu lebih baik daripada mengolahnya di dalam ketel,

20
sepanjang hal itu dapat dilakukan. Adapun beberapa cara mengelolah ir pengisi

ketel diantaranya :

a. Penambahan soda

b. Trinatrium phosfat

c. Rapid sand filter

d. Water treatment plant

2.6 Peralatan Untuk Pembersihan Ketel Uap

Pada ketel uap terjadi pengotoran – pengotoran yang disebabkan oleh:

 Kerak ketel pada saluran air

 Abu pada aliran air

Kerak ketel yang terbentuk pada pipa – pipa penguap untuk waktu – waktu

tertentu harus dibersihkan agar tidak dapat mekerak pada dinding – dinding pipa,

sehingga dapat mengganggu pepindahan panas dari api di luar pipa kepada air

yang ada di dalam pipa. Untuk membersihkan kerak dari dalam pipa – pipa

digunakan pelocok pipa untuk ppa – pipa yang lurus. Ujung peloncok pipa diberi

kawat baja spiral yang dapat mengorek endapan – endapan kerak pada pipa.

Gambar 2.13 Pelocok Pipa


(Sumber : Djokosetyardjo, 2003 : 322)

21
Untuk membersihkan krkktel dari dalam pipa – pipa yang panjang serta

melengkung digunakan bor pipa. Bor pipa yang dimaksud brupa motor listrik

yang pada porosnya terdapat tiga buah engsel yang masing – masing engsel

tersebut memegangi sbuah poros. Pada poros tersebut terdapat roda bergerigi

yang dapat berputar. Roda bergerigi tersbut akan mengikis lapisan kerak dari

dalam pipa.

Untuk mnghilangkan abu padat yang terdapat pada sumuran abu, dapat

dilakukan dengan cara membka klep abu yang terdapat di dasar umuran abu pada

waktu – waktu tertentu, sehingga abu tumpah diatas ban berjalan atau konveyor.

Dan dengan menggunakan konveyortersebut abu dibuang dari sumuran abu dan

diterima oleh alat-alat transport, berupa dump-truck atau lori-lori yang

selanjutnya di angkat ke tempat – tempat pembuangan abu yang telah tersedia.

Gambar 2.14 Bor Pipa


(Sumber : Djokosetyardjo, 2003 : 322)
2.7 Bahan Bakar Ampas Tebu (bagasse)

Bahan bakar ampas tebu (bagasse) tidaklah sulit mencarinya, karena bahan

bakar ini merupakan sisa dari pengilingan tebu yang berupa ampas yang banyak

terdapat pada pabrik gula.Bahan bakar ini merupakan bahan bakar utama karena

tersedia dalam jumlah yang banyak dan mudah disimpan.

Komposisi kimia dari bahan bakar bagasse adalah :

22
Zat arang atau karbon (C) = 28%

Zat cair atau Hidrogen (H) = 2 %

Zat asam atau Oksigen (O) = 20%

Air atau water (H2O) = 47,85 %

Gula = 1,65 %

2.7.1 Perhitungan kebutuhan bahan bakar ampas tebu (bagasse) teoritis

1. Nilai bakar rendah ampas tebu (bagasse) (LHV) :

LHV =4250 – (10-s) – (48 x w) ….. abel silalahi, Steam Boiler hal 19

Dimana :

2. Pemakaian ampas tebu (bagasse) dengan kebutuhan udara lebih

a. Berat udara pembakaran per kg bahan bakar:

Pa = 5,76 x ( 1-w) x m… Hugot, Handbook of Cane Sugar Engineering hal 926

Dimana :

m= Faktor udara (excess air) = 1,4Hugot,Handbook of Cane Sugar Engineering


hal 930
b. Berat gas hasil pembakaran :

Pg = 5,76 x ( 1-w) x m+1 … Hugot, Handbook of Cane Sugar Engineering hal 927

c. Berat gas (asumsi Kering)

Pgs = (1-w) x (5,76 x m +0,415) … Hugot, Handbook of Cane Sugar Engineering


hal 927
d. Volue udara pembakaran per kg bahan bakar

Va = 4,45 x ( 1 – w ) x m … Hugot, Handbook of Cane Sugar Engineering hal 927

e. Volume gas hasil pembakaran

Vg = 4,45 x (1-w) x m + ( 0,572 x w) + 0,672 … Hugot, Handbook of Cane


Sugar Engineering hal 927
f. Volume gas (asumsi kering)

23
Vgs = 4,45 x (1-w) x m – 0,056 x (1-w) … Hugot, Handbook of Cane Sugar
Engineering hal 927
3. Konsumsi panas pada ketel uap

a. Panas yang diperlukan evaporator (Qeva)

Qeva = m uap x (huap – hap) … Muin, Ketel Uap hal 269

Dimana :

m uap = Massa aliran uap (kg/jam)

huap = entalphi uap jenuh keluar evaporator (kJ/kg)

hap = entalphi air pengisi ketel (kJ/kg)

b. Panas yang diperlukan superheater (Qsh)

Qsh = m uap x (hshk-hshm)

Dimana:

h shk = entalpi uap panas lanjut keluar superheater

h shm = entalpi uap masuk superheater = entalpi uap keluar

evaporator

c. Panas yang diperlukan air heater (Qah)

Qah = m udara x Cp udara x (T ud k – T ud m )… Muin,Ketel Uap hal:289

Dimana :

m udara = massa aliran udara (kg/jam)

Cp udara = panas jenis udara pada temperature rata-rata (kJ/kgo C)

T ud k = temperature udara keluar air heater

T ud m = temperature udara sekitar

4. Kerugian panas pada pembakaran (bagasse)

a. Kerugian gas asap kering (Qgk)

24
Qgk = m ga x Cpga x (Tgak – T1)

m ga = massa alir gas asap

Tgak = temperature gas asap keluar cerobong

T1 = temperature gas asap ideal keluar cerobong

Cp ga = ∑ X 1 x Cp1

Dimana :

X1 = Fraksi mol unsur-unsur peyusun gas asap

Cp1 = Panas jenis masing-masing unsur gas asap

b. Kerugian panas dalam abu (Q ab)

Q ab = m abu x Cp abu x ( T abu – T ud)

m abu =% abu x m bb

c. Kerugian kelembaban akibat kandungan air pada bahan bakar (Q ka)

Q ka = w x (hu-ha) x m bb

d. Kerugian kelembaban akibat kandungan air udara pembakaran (Q u)

Qu = Wa x ω x Cp ud x (T gak – T udm)

Wa = massa udara actual (kg ud / kg bb)

ω = 0,02

Cp ud = panas jenis udara (kkal/kg oC)

T gak = temperature gas asap dalam runag bakar (oC)

T udm = temperature udara luar yang masuk ketel (oC)

e. Kerugian akibat radiasi dan konduksi (Qrk)

Qrk = 1,125 % x LHV x m bb …. boiler, Plant Hand Book

25
2.8 Kebutuhan Bahan Bakar

Kebutuhan bahan bakar ampas tebu (bagasse) dapat dicari dengan

mengunakan persamaan sebagai beikut :

B =S ¿ ¿ … (Silalahi Abel, Ketel Uap, Jilid VII : 17)

Dimana :

B = jumlah bahan bakar

S = kapasitas uap

I” = entalpi uap (Kkal/kg uap)

ηk = efisiensi ketel (80%)

tv = entalpi air pengisiketel (Kkal/lg air)

LHV = Kalor pembakaran rendah

26

Anda mungkin juga menyukai