Anda di halaman 1dari 12

POKOK-POKOK PERUBAHAN PTO

PNPM MANDIRI PERDESAAN

NO TOPIK HAL YANG BERUBAH ALASAN


A UMUM
1. PTO PNPM Mandiri
Perdesaan disusun dengan
berpedoman :
a. Pedum
PNPM Mandiri
b. PTO PPK
Tahun 2005 (PTO Biru)
c. Errata PTO
PNPM-PPK Tahun 2007.
Alur penulisan menggunakan
PTO Biru.

2. Seluruh kata “PPK”


diganti “ PNPM Mandiri
Perdesaan”.

B Bab I Kebijakan Pokok


a. Latar Belakang Isi latar belakang Sesuai Pedum
b. Tujuan Tujuan Umum PNPM Mandiri Perdesaan adalah meningkatnya Sesuai Pedum
kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin di
perdesaan dengan mendorong kemandirian dalam pengambilan
keputusan dan pengelolaan pembangunan.

b.1. Tujuan Khusus a. Meningkatkan partisipasi seluruh masyarakat, khususnya


masyarakat miskin dan atau kelompok perempuan, dalam
pengambilan keputusan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan
dan pelestarian pembangunan,

b. Melembagakan pengelolaan pembangunan partisipatif dengan


mendayagunakan sumber daya lokal,

c. Mengembangkan kapasitas pemerintahan desa dalam


memfasilitasi pengelolaan pembangunan partisipatif,

d. Menyediakan prasarana sarana sosial dasar dan ekonomi yang


diprioritaskan oleh masyarakat,

e. Melembagakan pengelolaan dana bergulir,

f. Mendorong terbentuk dan berkembangnya Badan Kerja Sama


Antar Desa dalam pengelolaan pembangunan.

g. Mengembangkan kerja sama antar pemangku kepentingan dalam


upaya penanggulangan kemiskinan perdesaan.

c. Keluaran Program a. Terjadi peningkatan keterlibatan Rumah Tangga Miskin (RTM) Tambahan untuk
dan kelompok perempuan mulai perencanaan sampai dengan mempermudah
pelestarian, pengukuran
b. Terlembagakannya sistem pembangunan partisipatif di desa dan keberhasilan
antar desa, program
c. Terjadi peningkatan kapasitas pemerintahan desa dalam
memfasilitasi pembangunan partisipatif,
d. Berfungsi dan bermanfaatnya hasil kegiatan PNPM Mandiri
Perdesaan bagi masyarakat,
e. Terlembaganya pengelolaan dana bergulir dalam peningkatan
pelayanan sosial dasar dan ketersediaan akses ekonomi terhadap
RTM,
f. Terbentuk dan berkembangnya BKAD dalam pengelolaan
pembangunan,
g. Terjadi peningkatan peran serta dan kerja sama para pemangku
kepentingan dalam upaya penanggulangan kemiskinan
perdesaan,

d. Prinsip a. Bertumpu pada pembangunan manusia. Pengertian prinsip Sesuai Pedum dan
bertumpu pada pembangunan manusia adalah masyarakat lebih PTO Biru
memilih kegiatan yang berdampak langsung terhadap upaya
pembangunan manusia daripada pembangunan fisik semata.

b. Otonomi. Pengertian prinsip otonomi adalah masyarakat


memiliki hak dan kewenangan mengatur diri secara mandiri dan
bertanggung jawab, tanpa intervensi negatif dari luar.

c. Desentralisasi. Pengertian prinsip desentralisasi adalah


memberikan ruang yang lebih luas kepada masyarakat untuk
mengelola kegiatan pembangunan sektoral dan kewilayahan yang
bersumber dari pemerintah dan pemerintah daerah sesuai
dengan kapasitas masyarakat.

d. Berorientasi pada masyarakat miskin. Pengertian prinsip


berorientasi pada masyarakat miskin adalah segala keputusan
yang diambil berpihak kepada masyarakat miskin.

e. Partisipasi. Pengertian prinsip partisipasi adalah masyarakat


berperan secara aktif dalam setiap tahapan proses, mulai dari
tahap sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan
pelestarian kegiatan dengan memberikan tenaga, pikiran, dana,
waktu maupun barang.

f. Kesetaraan dan keadilan gender. Pengertian prinsip kesetaraan


dan keadilan gender adalah masyarakat baik laki-laki dan
perempuan mempunyai kesetaraan dalam perannya di setiap
tahap pembangunan dan dalam menikmati manfaat kegiatan
pembangunan, kesetaraan juga dalam pengertian kesejajaran
kedudukan pada saat situasi konflik.

g. Demokratis. Pengertian prinsip demokratis adalah masyarakat


mengambil keputusan pembangunan secara musyarawah dan
mufakat.

h. Transparansi dan Akuntabel. Pengertian prinsip transparansi


dan akuntabel adalah masyarakat memiliki akses terhadap segala
informasi dan proses pengambilan keputusan sehingga
pengelolaan kegiatan dapat dilaksanakan secara terbuka dan
dapat dipertanggungjawabkan baik secara moral, teknis, legal,
maupun administratif.

i. Prioritas. Pengertian prinsip prioritas adalah masyarakat memilih


kegiatan yang diutamakan dengan mempertimbangkan
kemendesakan dan kemanfaatan untuk pengentasan kemiskinan.

j. Keberlanjutan. Pengertian prinsip keberlanjutan adalah bahwa


dalam setiap pengambilan keputusan atau tindakan
pembangunan, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian dan pemeliharaan kegiatan harus telah
mempertimbangkan sistem pelestariannya.
j.
e. Sasaran a. Dihilangkan poin a (Kecamatan yang sudah pernah selesai Tidak relevan
mendapatkan bantuan dana PPK minimal 3 kali)
b. Masyarakat miskin menjadi RTM
Sesuai Pedum dan
Errata
f. Pendanaan a. Pengalokasian dana menggunakan kategori kecamatan yang Sesuai kebijakan
memiliki desa tertinggal dan kecamatan yang tidak memiliki desa PNPM Mandiri 2008
tertinggal.
b. Alokasi dana antara 1 Milyar s.d 3 Milyar per
Kecamatan.
Dengan perincian sebagai berikut:
 Kecamatan yang mempunyai desa tertinggal dengan ketentuan:
Jumlah Desa Tertinggal Alokasi BLM
< 3 Desa Tertinggal 1.000.000.000
4 Desa Tertinggal 1.250.000.000
5 Desa Tertinggal 1.500.000.000
6 Desa Tertinggal 1.500.000.000
7 Desa Tertinggal 1.750.000.000
8 Desa Tertinggal 2.000.000.000
9 Desa Tertinggal 2.250.000.000
10 Desa Tertinggal 2.500.000.000
11 Desa Tertinggal 2.750.000.000
> 12 Desa Tertinggal 3.000.000.000

Data Desa Tertinggal merujuk pada data yang telah


ditetapkan oleh Kementerian Pembangunan Daerah
Tertinggal.

 Kecamatan dengan rasio penduduk miskin dengan jumlah


penduduk dalam kecamatan, dengan ketentuan :

Lokasi Jumlah Penduduk % Penduduk Miskin


< 20%
< 25.000 20% sd 40%
> 40
< 20%
Jawa 25.000 sd 50.000 20% sd 40%
> 40
< 20%
> 50.000 20% sd 40%
> 40
> 20%
< 15.000 20% sd 40%
> 40
> 20%
Luar Jawa 15.000 sd 25.000 20% sd 40%
> 40
> 20%
> 25.000 20% sd 40%
> 40

g. Ketentuan Dasar a. Kriteria kegiatan ditambah : diutamakan lokasi Desa Tertinggal Sesuai kebijakan
(Pada kecamatan yang ada desa tertinggalnya sesuai penetapan PNPM Mandiri 2008
Kementerian PDT).
b. KM-Kab menjadi F-kab, KMT menjadi FT-Kab. Salah satu
diantaranya ditetapkan sebagai Koordinator Fasilitator Kabupaten
oleh Satker Prov. FK menjadi F-Kec, dan FT menjadi FT-Kec. Sesuai kebijakan
c. Jenis kegiatan ada tambahan: Kegiatan peningkatan errata
kapasitas/ketrampilan kelompok usaha ekonomi terutama bagi
kelompok usaha yang berkaitan dengan produksi berbasis sumber
daya lokal (tidak termasuk penambahan modal),

C. Bab II Peran Pelaku-Pelaku


a. Pelaku di Desa Ada tambahan pelaku di desa, yakni Pokmas. Yang dimaksudkan Menjelaskan
dengan Pokmas adalah kelompok masyarakat yang terlibat dan keberadaanpelaku
mendukung kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan, baik kelompok yang selama ini ada
sosial, kelompok ekonomi maupun kelompok perempuan. dan mendukung
Termasuk sebagai kelompok masyarakat misalnya kelompok program, tetapi
arisan, pengajian, pertemuan PKK, kelompok SPP, kelompok belum tercantum
UEP, kelompok pengelola air, kelompok pengelola pasar desa dalam PTO
dsb.

b. Pelaku di Kecamatan PJAK dihilangkan Tidak fungsional


karena ada satker
kabupaten.
c. Pelaku di Kabupaten Tetap
d. Pelaku Lainnya a. Koordinator Provinsi menjadi Koordinator Manajemen Provinsi Merujuk pada TOR
(KM-Prov) konsultan
b. Di tingkat wilayah disediakan Konsultan Manajemen Wilayah yang
dipimpin oleh Koordinator Wilayah (Korwil)
c. Di tingkat nasional disediakan Konsultan Manajemen Nasional
yang dipimpin oleh Ketua Tim Konsultan Manajemen Nasional
(Ketua Tim-KMN)
D. Bab III Alur Kegiatan
a. Perencanaan Kegiatan a. Setelah MAD penetapan usulan ada tambahan Forum SKPD dan Sesuai Pedum dan
Musrenbang kab errata PTO 2007
b. Hasil-Hasil Musyawarah dan hasil pelatihan kader bertambah:
b1. MAD sos:
1. Dipahaminya kebijakan tentang pemetaan RTM, BKAD,
penanganan masalah, pemantauan, pemeriksaan dan
evaluasi, pola penyampaian informasi,
2. Disampaikannya hasil evaluasi pelaksanaan
PNPM Mandiri Perdesaan yang telah berjalan sebelumnya
terutama berkaitan dengan kegiatan pelestarian sarana
prasarana yang telah dibangun, serta pengelolaan kegiatan
perguliran.
B2. MD sos:
1. Dipahaminya kebijakan tentang pemetaan RTM, BKAD,
penanganan masalah, pemantauan, pemeriksaan dan
evaluasi, pola penyampaian informasi,

2. Disepakati pembuatan dan lokasi pemasangan papan


informasi PNPM Mandiri Perdesaan dan media informasi
lainnya,

B3. Pelatihan kader:


1. Dipahaminya langkah-langkah fasilitasi dalam rangka MMDD,
2. Dipahaminya instrumen pemetaan RTM basis dusun secara
partisipatif,
3. Dipahaminya materi diagram Venn kelembagaan
masyarakat,
4. Dipahaminya pola penyampaian informasi,
5. Dipahaminya pola penanganan pengaduan dan masalah,
6. Dipahaminya pola pemantauan dan evaluasi.

B4. MD Perencanaan:
1. Terumuskannya visi desa yang dibuat berdasarkan proses
sebelumnya yang berasal dari penggalian gagasan dan MKP,
2. Disetujuinya keikutsertaan desa dalam pembentukan BKAD
yang tertuang dalam surat keputusan yang ditandatangani
oleh BPD dan Kepala Desa.
3. Terumuskan dan ditetapkannya dokumen prioritas kegiatan
pembangunan desa/renstra desa.

B4. MAD Prioritas Usulan:


1. Dipilih dan ditetapkannya pengurus UPK (Ketua, Sekretaris,
Bendahara),
2. Disampaikan laporan pertanggungjawaban tahunan UPK
(bila UPK sudah terbentuk),
3. Disampaikan laporan kemajuan penanganan masalah
beserta rencana tindak lanjut,
4. Disampaikannya keputusan desa-desa yang bersepakat
untuk membentuk BKAD sekaligus deklarasi pembentukan
BKAD. Setelah keputusan ini maka F-KEC memfasilitasi
penyusunan AD/ART BKAD secara partisipatif dengan
melibatkan wakil-wakil desa. Bagi kecamatan yang sudah
terbentuk BKAD agendanya adalah Perumusan Rencana
Kerja BKAD/Prioritas Pembangunan Kecamatan berdasarkan
dari hasil perumusan visi desa-desa,
5. Disampaikannya usulan-usulan desa yang akan diajukan dan
didanai dari sumber lain (APBD, ADD, dan pihak ketiga lain).
Usulan ini dapat disampaikan melalui musrenbang
kecamatan dan musyawarah antar desa tahap selanjutnya.
6. Dirumuskannya dokumen prioritas kegiatan pembangunan
kecamatan dari hasil dokumen prioritas kegiatan
pembangunan desa yang telah dihasilkan pada Musdes
Perencanaan.

B5. MAD Penetapan Usulan:


1. Ditetapkannya pendanaan usulan sesuai dengan keputusan
MAD Prioritas Usulan,
2. Disetujuinya ketetapan tentang pemberlakuan sanksi lokal,
3. Disampaikannya informasi tentang status cost sharing
kabupaten,
4. Disampaikannya rancangan jadwal pelaksanaan kegiatan di
kecamatan,
5. Disepakatinya rancangan jadwal pelaksanaan kegiatan
setiap desa,
6. Ditetapkannya rancangan AD-ART BKAD menjadi ketetapan
AD/ART BKAD. Penyusunan AD-ART BKAD ini sendiri
dilakukan setelah MAD prioritas usulan. Bagi kecamatan
yang sudah mempunyai AD-ART BKAD, agendanya adalah
pembahasan Rencana Kerja BKAD/Prioritas Pembangunan
Kecamatan berdasarkan dari hasil perumusan pada MAD
prioritas usulan,
7. Disampaikannya usulan-usulan desa yang akan diajukan dan
didanai dari sumber lain (APBD, ADD, atau pihak ketiga lain),
yang dapat disampaikan melalui musrenbang kecamatan
sekaligus ditetapkannya penunjukan wakil MAD/BKAD untuk
memproses pada tahapan berikutnya di kabupaten (forum
SKPD) sebagai bagian dari utusan kecamatan.
8. Ditetapkannya prioritas kegiatan pembangunan kecamatan
yang dapat diajukan sebagai renstra kecamatan, serta
utusan kecamatan yang nantinya mewakili masyarakat dalam
Forum SKPD.

B6. MAD Informasi Hasil MAD:


1. Tersosialisasikannnya pembentukan BKAD beserta AD/ART
yang telah ditetapkan pada MAD penetapan usulan,
2. Disampaikannya kemajuan penanganan masalah dan
rencana tindak lanjutnya (lokasi eks PPK).

c. Peserta Musyawarah (mengatur tambahan unsur peserta):


Secara umum unsur-unsur yang hadir dalam MAD adalah:
 Camat dan staf terkait,
 Wakil dari seluruh instansi sektoral kecamatan (ISK),
 Kades di lingkungan kecamatan,
 BPD atau sebutan lainnya,
 Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM),
 Wakil RTM dari setiap desa,
 Wakil perempuan dari setiap desa,
 Komite sekolah,
 Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)/Organisasi Massa
(ormas),
 Tokoh masyarakat, tokoh agama,
 Anggota masyarakat lainnya yang berminat untuk hadir.

d. Penguatan MMDD dengan kriteria kesejateraan, pemetaan RTM,


diagram venn kelembagaan, kalender musim, peta sosial.

b. Pelaksanaan Kegiatan Tetap


c. Pelestarian Kegiatan Tetap
E. Bab IV Pengendalian
a. Pemantauan Pemantauan dan Pengawasan Ada penjelasan
tentang audit dan
pemeriksaan
keuangan
b. Pelaporan Tetap
c. Pemeriksaan Tetap
d. Evaluasi Tetap
e. Pengaduan dan Pananganan Tetap
Masalah

Anda mungkin juga menyukai