Anda di halaman 1dari 4

Reportase

Pemberitaan yang disajikan dengan paparan lengkap (interpretatif) tentang suatu fakta dari peristiwa
yang dilihat langsung. Dalam pengertian yang lain, reportase dapat juga diartikan sebagai
pemberitaan hasil penyelidikan (investigasi) setelah sebelumnya dilakukan pengkajian seluruh fakta
yang dilengkapi dengan latar belakang terjadinya peristiwa itu. Istilah reportase berasal dari bahasa
Latin reportare (sesuatu yang dibawa pulang dari tempat lain). Orang yang melakukan reportase
disebut reporter. Dalam kegiatan pemberitaan, hal ini dapat berarti seorang reporter yang membawa
laporan peristiwa dari suatu tempat kejadian. (http://www.pengertianahli.com)

Contoh 1:

Malam Peresmian Acara “Baduy Kembali”

JAKARTA– Acara peresmian pameran budaya yang bertema “Baduy Kembali” dilaksanakan malam hari,
pukul 19.30 WIB, bertempat di Jalan Palmerah Selatan 17, Jakarta, Indonesia (6/4).

“Dalam pameran ini Bentara Budaya bekerjasama dengan Kompas.com. Kompas.com kebetulan
mempunyai program mengangkat Baduy dan kita mensupport, karena Bentara Budaya mensupport
semua yang menyangkut keberagaman budaya,” ujar Paulina Dinarti Tisti sebagai Manager Bentara
Budaya Jakarta.

Peresmian acara dimeriahkan dengan konser “Membaca Baduy” Bersama Jodhi Yudono dan Tlaga
Swarna. Sebagai pembukaan acara dimulai dengan ketukan alunan alat musik angkluk dimainkan oleh
Frans Sartono sebagi General Manager Bentara Budaya.
Selanjutnya, pembukaan acara tersebut menampilkan sosok masyarakat Baduy seperti Arsin seorang
pegiat literasi, Misnah wanita yang berprofesi sebagai penenun dan Kasudin pemimpin rombongan alat
musik angklung. Enam belas warga Baduy unjuk kebolehan dengan memainkan alat musik angklung
diiringi lagu berbahasa sunda dengan mengelilingi -area selama tujuh kali. Memainkan alat musik
angklung dianggap sacral karena kerap dihadirkan untuk menyambut moment penanaman padi agar
panennya menjadi berkah dan melimpah.

“Diharapkan dengan acara ini, kita akan semakin mencintai Baduy yang menjadikan Indonesia memiliki
warna dalam keberagaman,” ujar General Manager Bentara Budaya, Frans Sartono dalam pidatonya
sebagai pembukaa acara di Gedung Bentara Budaya, Jakarta (6/4).

Dalam acara malam tersebut, terdapat sebuah pameran-pameran yang berasal dari suku Baduy seperti,
perkakas rumah tangga, alat pertanian, lukisan-lukisan, pakaian adat dan kerajinan Suku Baduy. Dalam
pameran tersebut pengunjung dapat melihat langsung alat-alat yang biasa digunakan oleh Suku Baduy.
Selain itu, pengunjung juga bisa mendapatkan ilmu pengetahuan akademi maupun non-akademi
mengenai Suku Baduy.

Baduy Dalam termasuk kelompok yang masih sangat memegang teguh adat istiadat seperti masih
menerapkan isolasi dari dunia luar tidak menggunakan peralatan elektronik dalam kehidupan sehari-
hari. Baduy Luar lebih luwes dengan aturan seperti memperbolehkan masyarakatnya menggunakan
peralatan modern, bahkan boleh berkendara bila ingin pergi ke kota. Perubahan budaya karena
derasnya modernisasi terkadang dirasa menghilangkan kekhasan dan kesakralan suatu budaya.

“Harapannya bagaimana bisa menghadapi moderenisasi tapi tanpa kehilangan identitas. Itulah yang
tidak mudah yang seringkali moderenisasinya kehilangan, jangan sampai identitas hilang, karena itu
adalah bagian kekayaan bangsa Indonesia,” ujar Andi Budiman, Kompas Gramedia Digital Group.

Contoh 2:

Seminar Literasi Media

DEPOK – Olimpiade Politeknik 2017 menyelenggarakan Seminar Literasi Media dengan tema “Cerdas
Memilih Tontonan Berkualitas” di Gedung Serba Guna (GSG) Politeknik Negeri Jakarta pada Kamis
(16/2).

Seminar dihadiri oleh Direktorat Politeknik Negeri Jakarta, Abdilah, S.E, M.Si serta Ketua BEM PNJ
Periode 2016/2017, Fikri Azmi, dalam memberikan sambutannya. Narasumber dalam seminar tersebut
yaitu Miftahoel Huda (R&D Manager Global TV), Adil Quarta Anggoro (Ketua KPID Jakarta), Apreyvita
(Global TV) dan Drs. Djony Herfan, M. IKom sebagai moderator.

Dalam pemateri yang di sampaikan oleh Ketua KPID Jakarta, Adil Quarta Anggoro menyatakan bahwa
panduan dalam memilih tayangan yang baik yaitu harus 4 Sehat 5 sempurna yang mengandung
informasi, ekonomi, kebudayaan, control, perekat sosial, hiburan dan pendidikan. Namun kini racun di
media adalah ponografi yang berbahaya karena di sebar luaskan di media, dan sebagai penonton, kita
tidak hanya menonton saja tetapi memberikan kritikan dan tanggapan.
Seminar ini merupakan penyelenggaraan pra-event dari Olimpiade Politeknik 2017. Peserta seminar
meliputi mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta dan mahasiswa lainnya. Kegiatan ini bertujuan untuk
memberikan wawasan dan informasi terkini mengenai berbagai perkembangan media televisi dalam
menampilkan sebuah tayangan acara dan penyampaian informasi melalui media cetak maupun online.
Pelaksanaan seminar ini sendiri diharapkan mampu meningkatkan pemahaman mahasiswa dalam
memilih tayangan dan informasi yang didapatkan melalui media massa. Tidak hanya mahasiswa,
khususnya mengguna media massa yang lebih cerdas lagi dalam menerima dan mencari sebuah
informasi yang berkualitas.

Contoh 3:

Mahasiswa Merasa tidak Nyaman dengan Pelayanan Fasilitas Bus Politeknik (Bipol)

DEPOK , – Ketidaklayakan beberapa bus Politeknik (bipol) dan jadwal jam operasional bus yang tidak
sesuai dengan ketentuannya membuat mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) merasakan
ketidaknyamanan dalam menggunakan pelayanan bus Politeknik.

Seringkali mahasiswa merasakan ketidaknyamanan saat menggunakan transportasi bipol yang lama,
mereka harus rela berdesak-desakan untuk naik demi mendapatkan tempat. Sehingga kapasitas
penampung bipol terpenuhi, hingga di luar pintu bipol, mahasiswa harus berpegangan kuat agar tidak
jatuh. Ketidaklayakan bipol lama tersebut masih dipertanyakan oleh mahasiswa dan supir bipol sendiri.
Sebab pengajuan kembali armada bipol baru pun belum terpenuhi oleh struktural direktorat PNJ.

“Saya sudah mencoba untuk mengajukan agar adanya penambahan armada bis, tetapi untuk
mendapatkan persetujuan dari pihak atasannya sulit, mungkin ada beberapa hal yang membuat
pengajuan itu tidak disetujui seperti anggaran dana yang kurang, karena tidak hanya fasilitas bis saja
yang tidak memadai tetapi banyak pula fasilitas lain yang perlu diperbaiki dan membutuhkan dana yang
lumayan”, ujar Pak Widodo petugas Bagian Rumah Tangga Direktorat PNJ.

Politeknik Negeri Jakarta memiliki 5 armada bis Politeknik, diantaranya 2 bus baru, 2 bus lama, dan 1 bus
hino. Kurangnya armada yang dimiliki tidak sesuai dengan jumlah mahasiswa PNJ. Kondisi fisik 2 bus
lama yang dapat dikatakan sudah tidak layak pakai, namun masih dipakai sebab mesin masih bisa
dijalankan. Sedangkan untuk 2 bus baru tidak dapat menampung massa yang banyak dan untuk 1 bus
hino hanya digunakan untuk dosen jika ada kunjungan ke suatu tempat.

Keterlambatan jam operasional bipol dalam penjemputan mahasiswa, berdampak juga pada jadwal
perkuliahan mahasiswa, sehingga mahasiswa terlambat masuk kelas dan tertinggal beberapa materi
perkuliahan.

Armada bipol yang kurang membuat mahasiswa harus menunggu lama, sehingga banyak dari
mahasiswa PNJ yang menunggu di stasiun Universitas Indonesia (UI) dan stasiun pocin lebih memilih
menggunakan transportasi bus kuning Universitas Indonesia. Namun tidak sedikit juga mahasiswa PNJ
yang tetap menunggu kedatangan transportasi bipol, dengan alasan agar tidak perlu jalan lagi ke dalam
PNJ.
Dua pekan terakhir ini terdengar isu di Politeknik Negeri Jakarta terkait adanya salah satu supir bis
kuning (bikun) Universitas Indonesia yang tidak berhenti di halte PNJ sebagaimana mestinya. Sehingga
banyak laporan dari mahasiswa PNJ yang mengaku kecewa dan dirugikan atas kejadian tersebut.
Namun, untuk masalah tersebut, telah dibicarakan oleh pihak PNJ bagian rumah tangga dengan pihak UI
bagian pengurus fasilitas umum.

Anda mungkin juga menyukai