Anda di halaman 1dari 19

Karya Cipta Teknologi

Teknik Pembuatan Pupuk Organik Cair

Untuk Tanaman Pangan Padi Sawah

Dengan Memanfaatkan Limbah Organik Industri

Untuk Mengantisipasi Kelangkaan

Pupuk Posfor (P) dan Kalium (K) Impor

Akibat Krisis Global


ABSTRAK

Karya Cipta Teknologi ini, adalah Teknik Pembuatan Pupuk Organik Cair untuk Tanaman
Padi Sawah, dengan memanfaatkan Limbah Organik Industri. Untuk Mengantisipasi
Kelangkaan Pupuk Posfor (P) dan Kalium (K) Impor Akibat Krisis Global. Teknik
Pembuatan Pupuk Organik Cair, dimulai dengan memformulasi nutrisi-nutrisi yang tepat
dan disesuaikan dengan kebutuhan Tanaman Padi dan tanah sawah. Manakala terjadi
kelangkaan bahan baku pupuk impor : Posfor (P) dan Kalium (K). Pada dasarnya, di
dalam Tanah sawah, telah tertimbun dalam jumlah besar endapan Pupuk dengan
kandungan Nitrogen (N), Posfor (P) dan Kalium (K). Karena setiap pemberian pupuk
tersebut, tanaman Padi hanya menyerap 30%-35% dari pupuk yang diberikan. Sebagian
besar sisanya mengendap di dalam tanah dan mengalir ke saluran air. Endapan Nitrogen
(N), Posfor (P) dan Kalium (K) ini mengganggu keseimbangan fisika, kimia dan
mikrobiologi tanah. Tanah menjadi lebih keras, keasaman meningkat dan berkurangnya
populasi mikrobia baik dan menguntungkan. Endapan Nitrogen (N), Posfor (P) dan Kalium
(K) dalam tanah sawah, masih bisa dimanfaatkan untuk tanaman Padi. Dengan cara
pemberian Pupuk Organik Cair, yang diformulasi dari nutrisi-nutrisi berupa enzim, asam
amino, mikromineral, vitamin dan asam organik, yang dibutuhkan tanah dan tanaman.
Perlakuan Pupuk Organik Cair ini, diaplikasikan dengan dua cara : perendaman tanah
sawah pada awal tanam dan hari 30 hst serta penyemprotan ke tanaman Padi secara
berkala. Uji efektifitas (demplot) dilakukan di sekitar Kerawang, Subang dan Indramayu,
pada periode Oktober 2021 hingga Mei 2022. Hasil panen Gabah menggunakan Pupuk
Organik Cair, mencapai : 7,8-8,4 Ton Gabah per hektar. Adapun rata-rata hasil panen
periode tersebut tanpa Pupuk Organik Cair : 5,6-6,1 Ton Gabah per hektar. Dengan
rendemen gabah beras 74%, dari rata-rata 66%. Dengan dosis 5-7 ml Pupuk Organik Cair
per Liter air. Kandungan Pupuk Organik Cair terbuat dari bahan-bahan Limbah Organik
Industri, di sekitar Bekasi. Yang ketersediaan bahan bakunya melimpah.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
rahmat-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan Karya Cipta Teknologi ini yang berjudul :

Teknik Pembuatan Pupuk Organik Cair Untuk Tanaman Pangan Padi Sawah.
Dengan Memanfaatkan Limbah Organik Industri.
Untuk Mengantisipasi Kelangkaan Pupuk Posfor (P) dan Kalium (K) Impor Akibat
Krisis Global.
Karya Cipta Teknologi ini di susun dalam rangka mengikuti Lomba Karya Cipta
Teknologi (KCT) Dan Karya Tulis Ilmiah (KTI) Prajurit Dan PNS Di Lingkungan TNI AD,
Tahun 2023.
Ketahanan Pangan Nasional adalah program yang terkait dengan Pertahanan
Negara. Tanaman Padi sawah, adalah sumber bahan pangan utama nasional. Yang
secara rutin, pada setiap siklus tanam, membutuhkan jenis pupuk dengan kandungan
unsur Nitrogen (N), Posfor (P) dan Kalium (K) yang cukup. Pasokan Nitrogen (N) dalam
bentuk pupuk Urea, selama ini telah tercukupi dari sumber dalam negeri. Adapun bahan
baku pupuk Posfor (P), dan Kalium (K), 74% masih impor.
Krisis global akibat konflik militer, menyebabkan pemasok utama bahan Kalium (K),
seperti Rusia dan Belarusia terkendala kegiatan ekspor mereka. Akibatnya terjadi
kelangkaan pasokan bahan baku Posfor (P) dan Kalium (K), serta meningkatnya harga.
Program swasembada pangan telah dimulai lebih dari 40 tahun yang lalu, oleh
bapak Presiden Suharto. Beliau memperkenalkan program pemupukan Urea, disusul
TSP, KCl dan NPK untuk tanaman pangan Padi Sawah. Penelitian terbaru, menunjukkan
bahwa dari 100% dosis pupuk yang diberikan kepada tanaman Padi sawah, hanya 30%-
35% yang terserap langsung oleh tanaman. Sisanya mengendap di lapisan Topsoil dan
Subsoil tanah sawah (40%-50%) dan 20% atau lebih mengalir ke saluran air.
Aneka bahan pupuk Urea, TSP, KCl dan NPK yang mengendap di tanah tersebut,
merubah keseimbangan fisika, kimia serta mikrobiologi tanah sawah. Lapisan topsoil dan
subsoil tanah, secara fisika menjadi lebih keras, kurang gembur. Secara kimia, tanah
sawah meningkat keasamannya. Dan secara mikrobiologi, hilang dan berkurangnya
koloni mikrobia baik dan menguntungkan buat tanaman padi sawah.
Karya Cipta Teknologi (KCT) ini, bertujuan mengantisipasi kelangkaan pasokan
bahan baku pupuk Posfor (P) dan Kalium (K) yang masih mengandalkan pasokan impor.
Dengan memanfaatkan konsentrasi endapan pupuk Urea, TSP, KCl dan NPK dalam
tanah sawah. Sebagai solusi ancaman kelangkaan pasokan pupuk, akibat krisis Global
sekaligus memperbaiki keadaan tanah yang sakit akibat endapan pupuk Urea, TSP, KCl
dan NPK dalam tanah. Khususnya untuk tanaman Padi sawah.
Karya Cipta Teknologi (KCT) ini, menerapkan teknik Sinbiotik, dalam Pembuatan
Pupuk Organik Cair Untuk Tanaman Pangan Padi Sawah. Yaitu perpaduan antara
probiotik (mikrobia baik) dengan prebiotik (sediaan bahan nabati). Dengan memanfaatkan
semaksimal mungkin Limbah Organik Industri. Yang jumlahnya melimpah di sekitar
Jabodetabek. Limbah yang selama ini, jadi masalah bagi para perusahaan pengangkut
dan pengolah limbah industri non-B3. Limbah industri berupa : Susu sapi cair, ampas
kedelai, air kelapa, kulit nanas. Dan dapat dikembangkan dengan memanfaatkan Limbah-
limbah organik industri lainnya.
Pupuk Organik Cair tersebut, mulai diformulasi sejak pertengahan tahun 2021.
Untuk tujuan membongkar, mengurai dan melarutkan endapan pupuk Urea, TSP, KCl dan
NPK dalam tanah sawah. Agar larutannya dapat diserap oleh akar tanaman Padi sawah.
Formulasi Pupuk Organik Cair, memiliki kandungan nutrisi, berupa Enzim, Asam Amino,
Mikromineral dan Vitamin yang dibutuhkan tanaman Padi sawah. Semua nutrisi tersebut
berasal hasil ekstraksi bahan-bahan limbah Industri yang dimanfaatkan.
Dalam penyusunan Karya Cipta Teknologi (KCT) ini, kami telah berusaha
semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan kami. Namun sebagai manusia biasa,
kami tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan baik dari segi teknik penulisan maupun tata
bahasa. Tetapi walaupun demikian kami berusaha sebisa mungkin menyelesaikan karya
ini, meskipun tersusun sangat sederhana.
Demikian semoga Karya Cipta Teknologi (KCT) ini dapat membawa manfaat bagi
Ketahanan Pangan Nasional, sebagai bagian dari Pertahanan Negara. Kami
mengharapkan saran serta kritik dari berbagai pihak yang bersifat membangun.

Juni, 2023
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Pembuatan Pupuk Organik Cair

Dengan Memanfaatkan Limbah Industri

Untuk Mengantisipasi Kelangkaan

Pupuk Posfor dan Kalium Impor

Akibat Krisis Global

Pada Tanaman Pangan

Padi Sawah
BAB I PENDAHULUAN

Ketahanan Pangan Nasional adalah program yang terkait dengan Pertahanan


Negara (https://www.kemhan.go.id/2022/07/02/menhan-prabowo-tekankan-lima-syarat-
ketahanan-negara-dalam-bidang-pertahanan-dan-ekonomi.html). Tanaman Padi sawah,
adalah penghasil bahan pangan utama nasional. Dimana secara nasional, bangsa ini
mengkonsumsi beras sebanyak 30,2 juta ton per tahun (https://bisnis.tempo.co/read
/1659162/yakin-stok-beras-cukup-hingga-akhir-2022-kementan-harganya-naik-karena).
Produksi beras nasional diperoleh dari pengelolaan lahan sawah untuk Padi seluas
: 10,45 juta hektar setahun. Yang menghasilkan gabah sebesar 54,75 juta ton GKG
(Gabah Kering Giling), pada 2022. Dengan hasil beras mencapai : 31,54 juta ton.
(https://www.bps.go.id/pressrelease/2023/03/01/2036/pada-2022--luas-panen-padi-
mencapai-sekitar-10-45-juta-hektar-dengan-produksi-sebesar-54-75-juta-ton-gkg-.html).
Sehingga rata-rata produktifitas hasil panen GKG (Gabah Kering Giling) nasional
pada 2022, mencapai 5,24 Ton GKG per hektar. Dengan rendemen Gabah-Beras rata-
rata : 57%. Atau setiap 1 kuintal Gabah, rata-rata menghasilkan 57 kg beras.
Ketersediaan cadangan stok beras nasional rata-rata dikisaran 10 juta ton.
(https://tanamanpangan.pertanian.go.id/detil-konten/berita/375) Artinya, ketersediaan
cadangan beras nasional, hanya mencukupi Ketahanan Pangan untuk konsumsi 4 bulan
saja. Untuk meningkatkan Ketahanan Pangan hingga mencapai 12 bulan (setahun),
dibutuhkan tambahan untuk cadangan stok beras nasional sebesar 20 juta ton. Sehingga
ketersediaan cadangan stok beras nasional mencapai 30 juta ton. Yang harus diusahakan
dari hasil produksi beras nasional (swasembada pangan).
Jika tambahan cadangan stok beras nasional 20 juta ton, ditargetkan tercapai
dalam jangka dua (2) tahun. Maka harus ada peningkatan produktifitas hasil panen GKG
(Gabah Kering Giling) nasional sebesar 35%-40% setahun. Artinya, harus ada
peningkatan produktifitas, dari rata-rata 5,24 Ton GKG per hektar. Menjadi rata-rata : 7,1-
7,4 Ton GKG per hektar, secara nasional. Disamping itu, perlu ditingkatkan rendemen
Gabah-Beras dari rata-rata nasional 57%.
Secara rutin, pada setiap siklus tanam, Tanaman Padi sawah membutuhkan jenis
pupuk dengan kandungan unsur Nitrogen (N), Posfor (P) dan Kalium (K) yang cukup.
Pasokan Nitrogen (N) dalam bentuk pupuk Urea, selama ini tercukupi dari sumber dalam
negeri. Adapun bahan baku pupuk Posfor (P) dan Kalium (K), 74% masih impor.
(https://www.cnbcindonesia.com/news/20230313175146-4-421303/ri-kekurangan-pupuk-
jenis-ini-apa-penyebabnya)
Negara-negara pemasok utama bahan Kalium (K), seperti Rusia dan Belarusia
terkendala kegiatan ekspor mereka akibat konflik militer. Sehingga terjadi kelangkaan
Kalium (K), yang berakibat tingginya harga bahan baku pupuk tersebut. Negara pemasok
utama Kalium (K) lainnya, Kanada, cenderung terseret ke dalam konflik, akibat koalisi
militernya.
Program swasembada pangan telah dimulai lebih dari 40 tahun yang lalu, oleh
bapak Presiden Suharto. Beliau memperkenalkan program pemupukan Urea, disusul
TSP, KCl dan NPK untuk tanaman pangan Padi Sawah. Penelitian terbaru, menunjukkan
bahwa dari 100% dosis pupuk yang diberikan kepada tanaman Padi sawah, hanya 30%-
35% yang terserap langsung oleh tanaman (https://journal.ipb.ac.id
/index.php/JIPI/article/view/8322/6498). Sisanya 65-70% lebih mengendap di lapisan
Subsoil tanah sawah (40%-50%) dan 20% atau lebih mengalir ke saluran air.
Aneka bahan pupuk Urea, TSP, KCl dan NPK yang mengendap di tanah tersebut,
merubah keseimbangan fisika, kimia serta mikrobiologi tanah sawah. Lapisan topsoil dan
subsoil tanah, secara fisika menjadi lebih keras, kurang gembur
(https://www.kompas.com/skola/read/2021/06/16/090000269/dampak-positif-dan-negatif-
penggunaan-pupuk-kimia?page=all). Akibatnya akar Padi sawah, kurang dapat
menembus tanah lebih dalam. Kondisi ini diperparah oleh pemakaian Kapur Pertanian.
Yang bertujuan untuk menurunkan tingkat keasaman tanah sesaat. Namun berdampak
meningkatnya kekerasan endapan pupuk Urea, TSP, KCl dan NPK dalam tanah. Dan
semakin sulit tanah menguraikan endapan pupuk tersebut.
Akibat adanya endapan pupuk Urea, TSP, KCl dan NPK dalam tanah, secara
kimia, tanah sawah meningkat keasamannya (http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel
/72309/Karakteristik-TANAH-MASAM-dan-Cara-Menaikkan-pH-Tanah-Masam/). Keasam-
an tanah menyebabkan unsur-unsur logam tanah berubah menjadi racun, yang
menyebabkan tanaman padi sawah menjadi sakit. Akar tanaman kurang mampu
menyerap unsur Posfor (P) dalam tanah. Pemakaian Kapur Pertanian, hanya mengurangi
gejala keasaman tanah sesaat. Dibalik itu, makin mengikat endapan pupuk Urea, TSP,
KCl dan NPK, sebagai penyebab meningkatnya keasaman tanah terus menerus.
Endapan pupuk Urea, TSP, KCl dan NPK dalam tanah sawah, menyebabkan
secara mikrobiologi, hilang dan berkurangnya koloni mikrobia baik dan menguntungkan
buat tanaman padi sawah (http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/73727/Efek-
Penggunaan-Pupuk-Kimia/). Yang sebelumnya ada, untuk membantu pembentukan
humus tanah sawah, meningkatkan keremahan, aerasi tanah dan daya ikat air pada
tanah. Menyediakan enzim penyubur tanah, berbagai Asam Amino (protein) yang
dibutuhkan tanaman.
Kecenderungan semakin langka dan mahalnya pasokan bahan baku pupuk Posfor
(P) dan Kalium (K) impor, akibat krisis global. Akan mengganggu kegiatan penanaman
Padi sawah. Akibat kebiasaan para petani dalam menggunakan pupuk tersebut. Hal ini
akan mengganggu program Ketahanan Pangan nasional. Terutama program peningkatan
cadangan stok beras nasional. Dari rata-rata 10 juta ton beras, menjadi 30 juta ton. Agar
terjadi peningkatan Ketahanan Pangan dari 4 bulan menjadi 12 bulan.
Masalah ini dapat disiasati, dengan memanfaatkan konsentrasi endapan pupuk
Urea, TSP, KCl dan NPK dalam tanah. Sebagai sumber penyebab tanah jadi sakit.
Khususnya untuk tanaman Padi sawah. Yang ditandai tanah lebih keras, keasaman tanah
meningkat dan berkurangnya populasi mikrobia baik dan menguntungkan. Untuk itu,
dibutuhkan formulasi Pupuk Organik Cair yang dibutuhkan mengatasi masalah tanah
sawah dan tanaman Padi.
Teknik Pembuatan Pupuk Organik Cair. Dilakukan dengan kombinasi probiotik
(mikrobia baik) dengan prebiotik (bahan nabati/organik). (http://e-journal.
uajy.ac.id/14255/3/BL013642.pdf) Dengan memanfaatkan Limbah Organik Industri. Yang
melimpah di sekitar Jabodetabek. Limbah yang selama ini, jadi masalah bagi para
perusahaan pengangkut dan pengolah limbah industri non-B3. Limbah industri berupa :
susu sapi cair, ampas kedelai, air kelapa, kulit nanas.
Pupuk Organik Cair tersebut, mulai diformulasi sejak pertengahan tahun 2021.
Untuk tujuan membongkar, mengurai dan melarutkan endapan pupuk Urea, TSP, KCl dan
NPK dalam tanah sawah. Agar larutannya dapat diserap oleh akar tanaman Padi sawah.
Formulasi Pupuk Organik Cair, memiliki kandungan nutrisi, berupa Enzim, Asam Amino,
Mikromineral dan Vitamin yang dibutuhkan tanaman Padi sawah. Semua nutrisi tersebut
berasal hasil ekstraksi bahan-bahan nabati/organik limbah Industri yang dimanfaatkan.
Pengadaan bahan baku limbah organik, dari seputar Bekasi, bekerjasama dengan
perusahaan swasta, cabang Bekasi, yang ter-registrasi sebagai perusahaan Pengangkut
dan Pengolah serta Pemanfaat Limbah non-B3. Adapun Uji efektiftas lapangan (demplot)
di tanaman Padi sawah, dilakukan di sekitar Kerawang, Subang dan Indramayu. Sejak
akhir tahun 2021, hingga awal tahun 2023. Bekerjasama dengan perusahaan swasta
distributor Saprotan (Sarana Produksi Pertanian), di Kota Bekasi.
Hasil uji efektifitas (demplot) menunjukkan hasil yang nyata. Diukur jumlah hasil
panen dan kualitas gabah yang diukur dari rendemen beras. Pada periode Oktober 2021
hingga Mei 2022, hasil panen Gabah menggunakan Pupuk Organik Cair, mencapai 7,8-
8,4 Ton Gabah per hektar. Adapun rata-rata hasil panen periode tersebut tanpa Pupuk
Organik Cair 5,6-6,1 Ton Gabah per hektar. Dengan rendemen gabah beras meningkat
74%, dari rata-rata 66% sebelumnya.
Pada periode September 2022 hingga Maret 2023, terjadi penurunan rata-rata hasil
panen. Dari 5,6-6,3 Ton Gabah per hektar, menjadi 4,1-4,6 Ton Gabah per Hektar. Ini
terjadi akibat cuaca hujan – panas yang tak menentu. Menyebabkan terjadinya stress
pada tanaman Padi sawah. Namun menggunakan Pupuk Organik Cair, diamati, berhasil
memperoleh hasil panenan 6,7-7,1 Ton Gabah per hektar.
BAB II LANDASAN TEORI

Pupuk organik cair adalah : Larutan hasil dari fermentasi bahan-bahan organik
yang berasal dari bahan nabati dan organik lainnya, yang kandungan nutrisinya lebih dari
satu unsur. Pada umumnya Pupuk Organik Cair, tidak merusak tanah dan tanaman
meskipun digunakan sesering mungkin. Selain itu, Pupuk Organik Cair juga dapat
dimanfaatkan sebagai aktivator untuk membuat kompos (Lingga dan Marsono, 2003).
Jenis Pupuk Organik Cair lebih efektif dan efesien jika diaplikasikan pada daun,
bunga dan batang. Namun bisa juga difungsikan sebagai pembenah tanah. Pupuk
Organik Cair bisa berfungsi sebagai perangsang tumbuh. Terutama saat tanaman mulai
bertunas atau saat perubahan dari fase vegetatif ke generatif untuk merangsang
pertumbuhan buah dan biji. Daun dan batang bisa menyerap secara langsung pupuk yang
diberikan melalui stomata atau pori-pori yang ada pada permukaannya.
(http://cybex.pertanian.go.id/artikel/100569/cara-pembuatan-pupuk-organik-cair/).
Pupuk Organik Cair, sebagai pembenah tanah. Harus mengandung nutrisi berupa :
enzim, asam amino dan asam organik serta mikrobia baik. Pemilihan enzim yang spesifik,
seperti enzim bromeilin, bekerja untuk melunakkan endapan pupuk Urea, TSP, KCl dan
NPK dalam tanah sawah. (http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/99138/
PEMANFAATAN-ECO-ENZYM-UNTUK-PERTANIAN/ ). Adapun asam organik dan
mikrobia baik berfungsi mengangkat larutan yang mengandung unsur Nitrogen (N), Posfor
(P) dan Kalium (K) ke akar tanaman Padi sawah. Yang dibarengi dengan proses
perendaman air sawah.
Pupuk Organik Cair, harus pula mengandung kombinasi asam amino, mikromineral
dan vitamin yang dibutuhkan untuk fase vegetatif dan generatif tanaman. Asam Amino
berfungsi untuk menghindari stress tanaman, meningkatkan kandungan klorofil dan laju
fotosintesis, sebagai hormon pengatur tumbuh, mengatur pembukaan stomata,
meningkatkan aktifitas mikroba tanah, meningkatkan kualitas buah, biji dan umbi
tanaman. (https://distan.babelprov.go.id/content/asam-amino-dan-manfaatnya-bagi-
tanaman)
Pupuk Organik Cair, idealnya mengandung vitamin C yang cukup untuk tanaman.
Fungsinya : mengatasi stress tanaman akibat kondisi lingkungan dan pertumbuhan
tanaman mulai dari fase pembibitan.
(https://www-sciencedaily-com.translate.goog/releases/2007/09/070923205844.htm?
_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc ).
Untuk memperoleh nutrisi-nutrisi yang mengandung unsur-unsur : enzim (terutama
bromeilin), aneka macam asam amino, mikromineral dan vitamin C serta mikrobia baik
(jenis Lactobasillus). Dengan memanfaatkan bahan-bahan Limbah Organik Industri, yang
sesuai dengan kebutuhan nutrisi tanah dan tanaman, maka dipilihlah bahan-bahan limbah
organik untuk pembuatan Pupuk Organik Cair, sebagai berikut :

Bahan Limbah Kandungan Nutrisi


Susu Sapi Cair

https://www.uc.ac.id/ftp/mana-yang-
lebih-baik-untuk-kesehatan-susu-
sapi-atau-susu-kedelai/

https://slideplayer.info/slide/
13797456/

Nanas dan Kulit Nanas

https://nanas-buah.blogspot.com/
2017/03/kandungan-gizi-buah-nanas-
per-100-gram.html

file:///C:/Users/user/Downloads/
17508-46606-1-PB.pdf
Nanas mengandung enzim bromelin. Bromelin
merupakan enzim proteolitik yang termasuk
kedalam kelompok enzim protease sulfhidril yang
mampu menguraikan struktur molekul protein
menjadi asam-asam amino.
Ampas Kedele Kandungan nutrisinya terdiri dari : Protein kasar
18,67%, serat kasar 24,43%, lemak kasar
https://bbpp-binuang- 9,43%, abu 3,42%. Ampas kedelai juga
ppid.pertanian.go.id/index.php/news/ mengandung unsur-unsur mineral mikro maupun
view/2348 makro yaitu Fe 200-500 ppm, Mn 30-100 ppm,
Cu 5-15 ppm, Co kurang dari 1 ppm, Zn lebih
dari 50 ppm. Ampas kedelai dalam keadaan
segar berkadar air sekitar 84,5 % dari bobotnya
(Hernaman, 2005 ; Noor, 2012).
Air Kelapa 100 gram (gr) air kelapa memiliki komposisi gizi
sebagai berikut: Energi: 17 Kalori (Kal), Protein:
https://hellosehat.com/nutrisi/fakta- 0.2 g, Lemak : 0.1 g, Karbohidrat: 3.8 g, Kalsium:
gizi/berbagai-manfaat-air-kelapa- 15 miligram (mg), Fosfor: 8 mg, Besi: 0.2 mg,
bagi-kesehatan/ Natrium: 1 mg, Kalium: 149 mg

Teknik Pembuatan Pupuk Organik Cair :


ALAT : 1. Drum 150 Liter 1 unit
2. Alat/Mesin Perajang/Pencacah 1 unit
3. Pengaduk 1 unit
4. Penyaring 1 unit
BAHAN : 1. Limbah Susu Sapi Cair 100 Liter
2. Limbah Air Kelapa 25 Liter
3. Limbah Ampas Sari Kedele 2,5 kg
4. Limbah Nanas & Kulit Nanas 5 kg
5. Tetes Tebu (Molase) 2,5 Liter
6. Ragi Roti 50 Gram
CARA 1. Tetes tebu (molase) dan Ragi, dilarutkan ke dalam
MEMBUAT : Limbah Air Kelapa hingga tercampur rata. Di diamkan 10-
20 menit, untuk mengaktifkan bakteri baik yang ada.

2. Ampas Sari Kedele di Rajang / Cacah halus, lalu di


masukkan kedalam larutan air kelapa. Di aduk merata. Di
biarkan hingga hari ke-7.

3. Limbah Nanas & Kulit Nanas di rajang / cacah halus. Di


masukkan kedalam larutan air kelapa. Di aduk merata. Di
biarkan hingga hari ke-14.

4. Limbah Susu Sapi Cair di masukkan ke dalam air kelapa.


Di aduk merata.

5. Drum ditutup rapat, dan dilubangi drum (bagian atas)


sebesar ukuran selang kecil (seukuran sedotan), yang
disambungkan dengan botol air mineral yang telah diisi
air.

6. Reaksinya akan berlangsung secara anaerob. Fungsi


selang adalah untuk menstabilkan suhu bahan-bahan
dalam drum dengan membuang gas yang dihasilkan
tanpa harus ada udara dari luar masuk ke dalam drum.

7. Tunggu hingga hari ke-28 sampai 30. Untuk mengecek


tingkat kematangan, penutup drum dibuka. Jika tercium
bau adonan. Dan apabila wanginya seperti wangi tape,
adonan sudah matang.

8. Cairan dipisahkan dari ampas padat dengan cara


menyaringnya. Menggunakan saringan kain sablon
(mesh-100).

9. Cairan pupuk dikemas kedalam botol plastik. Pupuk


organik cair telah jadi dan siap digunakan. Pupuk
Organik cari memiliki umur simpan hingga 2 tahun.
BAB III PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

DAN DAFTAR LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai