PENYUSUN
R011221080
Reguler B
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR, 2023
Rancangan Karya Inovasi:
Sistem Informasi Keperawatan
Waktu: 4 x 50 menit
Setelah menyelesaikan mata kuliah sistem informasi keperawatan, maka mahasiswa akan
dapat menguasai topik :
CPMK 1 Aspek etik, prinsip legal (copyright), perspektif hukum dan budaya serta
memahami trend dan issue teknologi informasi keperawatan (telenursing)
CPMK 2 Pencarian ilmu keperawatan berbasis bukti penelitian pada database jurnal dan
penulisan sitasi dan referensi menggunakan Mendeley
Mengabadikan gambaran penyakit, pertama melalui moulage dan kemudian melalui fotografi,
telah menjadi bagian penting dalam dermatologi sejak sebelum kita menjadi spesialis formal. Pada
puncaknya pada abad ke-20, banyak departemen memiliki staf fotografer medis, sementara
departemen lain memiliki “kamera departemen” resmi untuk menangkap berbagai temuan kulit. (J
Clin Aesthet Dermatol. 2021)
Dermatologi adalah spesialisasi visual, dan pencitraan klinis kini dianggap sebagai bagian penting
dari tindak lanjut dan dokumentasi. Hampir semua dokter kulit memiliki ponsel pintar dan banyak dari
mereka yang rutin menggunakannya untuk fotografi klinis. Terdapat tingkat kepemilikan dan
penggunaan ponsel cerdas yang tinggi di kalangan mahasiswa kedokteran dan dokter junior juga.
Sejumlah aplikasi ponsel pintar yang menawarkan utilitas klinis berharga kini tersedia. Kemudahan
mengambil dan berbagi gambar dengan smartphone menjadikannya berguna dalam fotografi klinis.
(Ashique dkk., 2015)
Penelitian sebelumnya menemukan bahwa kemampuan teknologi ponsel pintar dalam
menangkap, menyimpan, dan mengirimkan data lesi kulit dapat membantu dokter kulit untuk: (1)
mencari opini kedua dari konsultan atau rekan sejawat (telekonsultasi); (2) memantau penyakit dan
pengobatannya; (3) mengajar dan mendidik warga dan mahasiswa fakultas; dan (4) melakukan dan
mempublikasikan penelitian. (Buabbas dkk., 2019)
Langkah Kedua:
1. Buat paragraph RENCANA SOLUSI MASALAH
2. Setiap paragraph terdiri atas minimal 3 sitasi yang dikutip dari artikel hasil penelitian.
3. Cari artikel hasil penelitian di PubMED, DOAJ, Portal Garuda.
4. Lakukan kutipan menggunakan MENDELEY
5. Waktu: 1 x 50 menit
Keuntungan utama fotografi klinis menggunakan ponsel pintar adalah kemudahan menangkap dan
juga mentransfer gambar. Kamera ponsel pintar pada umumnya kini dilengkapi dengan baik untuk
memotret dalam segala jenis pencahayaan. Karena smartphone merupakan gadget yang sangat
diperlukan dalam kehidupan kita sehari-hari, ibarat hidup dengan kamera 24×7. View finder lebih
besar dan grid (yang juga tersedia di layar ponsel pintar). memudahkan untuk membingkai dan
membekukan area minat yang diinginkan. (1) Teledermatologi dan konsultasi elektronik: Dengan
keunggulan konektivitas yang disertakan dalam ponsel pintar, berbagi gambaran klinis dan
mendapatkan opini dalam jumlah berapa pun dari seluruh penjuru dunia dalam sekejap kini menjadi
kenyataan. Aplikasi jejaring sosial seperti WhatsApp®, Tango®, dan Facebook® adalah dunia virtual
yang ada di ujung jari dokter. Dokter kulit yang bekerja di daerah terpencil dan Daerah-daerah yang
secara geografis tidak dapat diakses kini merasa nyaman karena mereka mempunyai sejumlah
pendapat yang dapat “dibagikan” (berbagi adalah proses transmisi data melalui media elektronik).
Penelitian terbaru menunjukkan efektivitas ponsel telepon dalam konsultasi teledermatologi
menggunakan aplikasi tersebut. Ponsel sangat berguna bagi teledermatologi yang dimulai oleh pasien
untuk menindaklanjuti kondisi kulit kronis, meskipun ponsel mungkin tidak akan pernah menjadi
pengganti yang cukup baik untuk pemeriksaan fisik. Ada banyak forum diskusi kasus klinis di Facebook
yang sebagian besar gambarnya diambil menggunakan ponsel pintar. (2) Fotomikroskopi video: Ini
adalah salah satu fitur di mana ponsel pintar benarbenar mendapat skor dibandingkan kamera saku
dalam fotografi klinis. Sangat mudah untuk mengambil video real-time dan mengirimkannya
menggunakan konektivitas Internet.[7] Fitur video di smartphone juga dapat digunakan untuk
merekam prosedur bedah kulit kecil dan melestarikannya untuk anak cucu atau menggunakannya
untuk tujuan pendidikan. (3) Menghemat ruang dan waktu: Peralatan fotografi digital bisa jadi berat
dan tidak praktis bagi orang yang sedang bepergian, yang sampai batas tertentu dapat diatasi dengan
kamera yang tertanam di ponsel pintar. Dengan konektivitas langsung, seseorang dapat mengatur
gambar untuk diunggah ke cloud atau dicadangkan di laptop setiap hari, sehingga mencegah hilangnya
gambar karena penghapusan yang tidak disengaja atau kesalahan teknis pada memori ponsel cerdas.
(Ashique dkk., 2015)
Penelitian sebelumnya menemukan bahwa kemampuan teknologi ponsel pintar dalam
menangkap, menyimpan, dan mengirimkan data lesi kulit dapat membantu dokter kulit untuk: (1)
mencari opini kedua dari konsultan atau rekan sejawat (telekonsultasi); (2) memantau penyakit dan
pengobatannya; (3) mengajar dan mendidik warga dan mahasiswa fakultas; dan (4) melakukan dan
mempublikasikan penelitian. (Buabbas dkk., 2019)
Fotografi digital sangat penting untuk rekam medis elektronik (EMR), khususnya untuk
mendokumentasikan penyakit dermatologis dan luka traumatis. Di unit gawat darurat (UGD) modern,
kamera digital biasanya digunakan untuk fotografi, namun prosesnya memakan waktu. Masalah dalam
mengatasi masalah privasi pasien dan gangguan serta beban kerja yang berat dapat menyebabkan
kesalahan pengarsipan saat mengunggah foto. Namun, ponsel pintar tersedia secara luas dan murah,
sehingga dengan aplikasi yang sesuai, banyak kesalahan yang dapat dikurangi. (Liu dkk., 2019)
Tuliskan Daftar Pustaka disini:
que, K., Kaliyadan, F., & Aurangabadkar, S. (2015). Clinical photography in dermatology using
smartphones: An overview. Indian Dermatology Online Journal, 6(3), 158.
https://doi.org/10.4103/2229-5178.156381
bbas, A. J., Sharma, P., Al-Abdulrazaq, A., & Shehab, H. (2019). Smartphone use by government
dermatology practitioners in Kuwait: A self-reported questionnaire based cross-sectional study. BMC
Medical Informatics and Decision Making, 19(1). https://doi.org/10.1186/s12911-019-0883-z
_14_10_16a. (t.t.).
C. H., Lin, I. C., Lu, J. J., & Cai, D. (2019). A smartphone app for improving clinical photography in
emergency departments: Comparative study. JMIR mHealth and uHealth, 7(7).
https://doi.org/10.2196/14531
ott LM, Magnusson RS, Gibbs E, Smith SD. Penggunaan ponsel cerdas di dermatologi untuk fotografi
klinis dan konsultasi: praktik saat ini dan hukum. Dermatol Australia J. 2018;59(2):101–7.
que KT, Kaliyadan F, Aurangabadkar SJ. Fotografi klinis di dermatologi menggunakan smartphone:
gambaran umum. Dermatol India Online J. 2015;6:158–63.
ikel gratis PMC ] [ PubMed ] 3. Jamal A, Temsah MH, Khan SA, Al-Eyadhy A, Koppel C, Chiang MF. Seluler
penggunaan telepon di kalangan residen medis: survei multisenter lintas sektoral di Arab Saudi. JMIR
Mhealth Uhealth. 2016;4(2):e6.
Kaliyadan F, Amin TT, Kuruvilla J, Ali WH. Teledermatologi selulerÿÿkepuasan pasien, kesesuaian
diagnostik dan manajemen, dan faktor-faktor yang mempengaruhi penolakan pasien untuk
berpartisipasi di Arab Saudi. J Telemed Telecare2013;19:315ÿ9.
Górgolas M, Cuadros J. Gambar dalam kedokteran klinis. Video Fotomikroskopi. N Engl J Med
2014;371:e4.
Langkah Keempat
1. Buat gambar, sketsa, bagan, yang menunjukkan proses atau langkah-langkah pengembangan
2. Gunakan gambar, foto, bagan, atau visual lainnya sebagai pendukung rancangan anda.
3. Pastikan visual pendukung anda bebas copyright.
4. Waktu: 1 x 50 menit
Tempatkan gambar, sketsa, bagan atau dukungan visual proyek anda disini:
Berikan keterangan bebas copyright disini
Gambar diatas memiliki lisensi dan izin penggunaan gambar yang sah. Telah diperoleh dari aplikasi
Canva dan tidak ada pelanggaran hak cipta.