Anda di halaman 1dari 9

SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN

“Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Keperawatan Dalam Pelayanan Pasien Di RS”

Dosen Pengampu : Ns. Yellyanda, M.Kep

Kelompok III :

1. Cici Paramida PO71201190001


2. Jelita Romaito Sirait PO71201190020
3. Laila Fitri PO71201190031
4. Nadia Savitri PO71201190011
5. Tri Essi Wahyuni PO71201190027

POLTEKKES KEMENKES JAMBI

JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


Tinjauan Pustaka

A. Aplikasi Komputer dalam Keperawatan


Pelayanan dan manajer keperawatan harus memasukkan banyak data/informasi
mengenai pasien mulai dari saat masuk hingga pasien pulang. Komputer
mempengaruhi praktek, administrasi, pendidikan serta penelitian, dan dampaknya akan
terus meluas. Abad informasi bagi masyarakat yang besar merupakan sejarah baru
dalam perubahan teknologi, dan akan terus berkembang mempengaruhi kehidupan dan
pekerjaan selama beberapa dekade.
Sebuah Sistem Informasi Rumah Sakit diaplikasikan untuk perijinan, catatan
medis, akuntansi, kantor, perawatan, laboratorium, radiologi, farmasi, pusat supali,
mutrisi/pelayanan makan, personel dan gaji. Dikebanyakan Rumah Skait aplikasi
komputer untuk perawat lebih banyak digunakan untuk berbagai keperluan seperti,
pengurusan administrasi, izin pulang, laboratorium, pengobatan, dan sebagainya.
Perawat dituntut untuk membangun jaringan sesama profesi dan kolega, baik ditingkat
lokal, nasional, maupun internasional, dimana dapat menggunakan aplikasi komputer
yang berbasis online/internet. Untuk itulah perawat harus memiliki skil dalam
mengoperasikan komputer.
Sistem informasi adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain
yang membentuk satu kesatuan untuk mengintegrasikan data, memproses dan
menyimpan serta mendistribusikan informasi. (Sutedjo, 2002). Menurut Eko (2000),
sistem informasi merupakan suatu kumpulan komponen-komponen dalam perusahaan
atau organisasi yang berhubungan dengan proses penciptaan dan pengaliran informasi.
Menurut Azwar (1996), pada pelaksanaan pelayanan non-medis diwakili oleh
kalangan administrasi (administrator). Tugas utamanya adalah mengelola kegiatan
aspek non-medis rumah sakit sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Dewan
Perwalian (penentu kebijakan rumah sakit).
Perangkat aplikasi adalah program praktis yang digunakan untuk membantu
pelaksanaan tugas yang spesifik seperti menulis, membuat lembar kerja, membuat
presentasi, mengelola database dan lain sebagainya.Rekam medis berbasis komputer
adalah penggunaan database untuk mencatat semua data medis, demografis serta setiap
event dalam manajemen pasien di rumah sakit
Tujuan pengembangan sistem informasi ini tak lain adalah untuk :
1. Mengembangkan dan memperbaiki sistem yang telah ada sehingga memberikan
suatu nilaitambah bagi manajemen
2. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam rangka pengelolaan rumah sakit.
3. Memberikan dasar pengawasan bagi manajemen yang kuat dalam bentuk suatu
strukturpengendalian intern didalam sistem yang dikembangkan.

B. Bentuk Aplikasi Komputer dalam Keperawatan


1. Elektronic chart
Sistem ini dikembangkan di departemen radiologi. Hasil penelitian aplikasi
ini didapatkan bahwa ada beban kerja perawat dengan sistem ini menjadi 28,2%
lebih rendah dari menggunakan kertas. Beban kerja perawat secara keseluruhan
terjadi penurunan secara bermakna yaitu sebesar 20,6%, beban kerja staf
administrasi meningkat 28,4%.
2. Computerized whiteboard
Aplikasi ini dibutuhkan di bagian perawatan gawat darurat dan hal ini
sangat penting. Hal ini karena dalam perawatan gawat darurat dibutuhkan analisis
tinggi dan cepat sehingga dapat dengan cepat mangambil keputusan atas keadaan
klien. Keputusan yang cepat dan tepat akan meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan dan keperawatan pada khususnya. Computerized whiteboard  yaitu
sistem informasi keperawatan berbasis computer yang dimodifikasi dengan
menambahkan layar lebar di Whiteboard. Tayangan yang lebar di Whiteboard akan
memudahkan setiap tenaga kesehatan dan pasien untuk melihat informasi yang
diperlukan, termasuk perkembangan kondisi kesehatan klien. Hasil penelitian
tersebut menunjukan bahwa terjadi peningkatan kualitas asuhan pasien dan terjadi
efesiensi waktu dan tenaga.
3. Computer-Based Patient Record (CPR) systems
Yaitu melakukan pencatatan terhadap kondisi dan perkembangan penyakit
pasien dengan menggunakan komputer. Dalam sisitem ini dilengkapi sistem
pemantauan klien secara progresif. Sistem ini dikembangkan oleh Jose A. Borges,
Merbil Gonzalez, Jose Navarro, and Nestor J Rodriguez pada tahun 1997. Dalam
penelitian mereka tentang aplikasi sistem tersebut, ditemukan bahwa terjadi
penurunan biaya administrasi.
4. Personal digital assistance (PDA)
Komputerisasi dokumentasi keperawatannya dengan mengembangkan
sistem link lokal. Sistem ini dikembangkan dengan memadukan teknologi link lokal
seperti wifi, wlan. Sistem ini dikembangkan oleh Kuwahara, Noma, Tetsutani,
Kogure, Hagita and Iseki pada tahun 2003 di Kyoto, Jepang. Sistem ini mampu
memberikan informasi tentang asuhan keperawatan. Termasuk didalamnya asuhan
dalam keadaan emergensi, atau dalam keadaan non emergensi.
Sistem ini diberi nama Wearable Auto-Event-Recording of
Medical Nursing. Jadi sistem ini dapat digunakan dalam segala kondisi asuhan
keperawatan. Setiap perawat dilengkapi dengan PDA yang didesain khusus
sehingga peka terhadap kesalahan input dan eror data. Hasil penelitian dari aplikasi
sistem ini menunjukan bahwa ada peningkatan kualitas dokumen dan menghindari
dari keterlambatan tindakan keperawatan dalam keadaan darurat (Kuwahara,
Noma, Tetsutani, Kogure, Hagita and Iseki, 2003, dalamhttp://google.books.co.id).
5. Radio frekuensi identification (RFID)
Sistem ini mampu memberikan informasi tentang asuhan keperawatan,
menyimpan daftar obat, menyimpan data pasien, yang paqqling menarik adalah
fungsinya sebagai alat pelacak. RFID dapat melacak keberadaan pasien (yang
berbeutuk seperti gelang yang di pasangkan ketangan pasien), melacak keberadaan
alat kesehatan (biasanya pada alat mahal dan bersifat darurat).

C. Beberapa bentuk Sistem Informasi Rumah Sakit


1. Web based electronic health record
Model web based electronic health record yang memungkinkan pasien
menyimpan data sementara kesehatan mereka di Internet. Data tersebut kemudian
dapat diakses oleh dokter atau rumah sakit setelah diotorisasi oleh pasien.
Teknologi ini merupakan salah satu model aplikasi telemedicine yang tidak
berjalan secara real time.
2. Smart card
Pendekatan yang dilakukan menggunakan teknologi informasi adalah
penggunaan smart card (kartu cerdas yang memungkinkan penyimpanan data
sementara). Smart card sudah digunakan di beberapa negara Eropa maupun AS
sehingga memudahkan pasien, dokter maupun pihak asuransi kesehatan. Dalam
smart card tersebut, selain data demografis, beberapa data diagnosisi terakhir juga
akan tercatat
3. Bar code
Aplikasi penyimpan data portabel sederhana adalah bar code (atau kode
batang). Kode batang ini sudah jamak digunakan di kalangan industri sebagai
penanda unik merek datang tertentu à mempermudah supermarket dan gudang
dalam manajemen retail dan inventori. Food and Drug Administration (FDA) di AS
telah mewajibkan seluruh pabrik obat di AS untuk menggunakan barcode sebagai
penanda obat.Penggunaan bar code juga akan bermanfaat bagi apotik dan instalasi
farmasi di rumah sakit dalam mempercepat proses inventori. penggunaan barcode
juga dapat digunakan sebagai penanda unik pada kartu dan rekam medis pasien.
4. RFID (radio frequency identifier)
Teknologi penanda unik yang sekarang semakin populer adalah RFID
(radio frequency identifier) yang memungkinkan pengidentifikasikan identitas
melalui radio frekuensi. Jika menggunakan barcode, rumah sakit masih
memerlukan barcode reader, maka penggunaan RFID akan mengeliminasi
penggunaan alat tersebut. Setiap barang (misalnya obat ataupun berkas rekam
medis) yang disertai dengan RFID akan mengirimkan sinyal terus menerus ke
dalam database komputer. Sehingga pengidentifikasian akan berjalan secara
otomatis.
5. Teknologi nirkabel
Pemanfaatan jaringan computer dalam dunia medis sebenarnya sudah
dirintis sejak hampir 40 tahun yang lalu. Pada tahun 1976/1977, University of
Vermon Hospital dan Walter Reed Army Hospital mengembangkan local area
network (LAN) yang memungkinkan pengguna dapat log on ke berbagai komputer
dari satu terminal di nursing station. Saat itu, media yang digunakan masih berupa
kabel koaxial. Saat ini, jaringan nir kabel menjadi primadona karena pengguna
tetap tersambung ke dalam jaringan tanpa terhambat mobilitasnya oleh kabel.
Melalui jaringan nir kabel, dokter dapat selalu terkoneksi ke dalam database pasien
tanpa harus terganggun mobilitasnya.
6. Komputer genggam (Personal Digital Assistant)
Penggunaan komputer genggam (PDA) menjadi hal yang semakin lumrah
di kalangan medis. Di Kanada, limapuluh persen dokter yang berusia di bawah 35
tahun menggunakan PDA. PDA dapat digunakan untuk menyimpan berbagai data
klinis pasien, informasi obat, maupun panduan terapi/penanganan klinis tertentu.
Beberapa situs di Internet memberikan contoh aplikasi klinis yang dapta digunakan
di PDA seperti epocrates.
Bahkan sebuah PDA dengan pemindai bar code/gelang data, saat ini sudah
tersedia. PDA semacam ini memungkinkan tenaga kesehatan untuk memindai
gelang bar code/gelang data pasien guna mengakses rekam medis mereka, seperti
obat yang tengah dikonsumsi, riwayat medis, dan lain-lain. Selain itu, informasi
medis tersebut dapat pula diakses secara virtual di mana pun kapan pun, dengan
bandwidth ponsel yang diperluas atau jaringan institusional internet nirkabel
kecepatan tinggi yang ada di rumah sakit.Di samping itu data pasien atau gambar
kondisi/penyakit pasien dapat didokumentasikan, untuk tujuan pengajaran atau
riset, demi meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.

D. Keuntungan  Penggunaan  Komputer  Dalam  Dunia Keperawatan
1. Pendidikan keperawatan
Pembelajaran menggunakan sistem komputer memiliki banyak kelebihan dan
manfaat yang bisa diambil oleh perawat secara pribadi maupun oleh rumah sakit.
Sehubungan dengan perannya sebagai alat instruksional untuk keterampilan klinis,
CAL (computer assisted learning), memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk berlatih di tempat yang nyaman dan dapat melihat ulang demonstrasi
sesering mungkin sesuai dengan yang diinginkan (Bauer & Huynh, 2001).
a. Multimedia teknologi dalam bentuk video klip, foto dan grafik interaktif dapat
membantu dalam menyampaikan langkah-langkah prosedur dengan cara yang
konsisten dan mudah terlihat dan fitur ini membuat CAL cocok untuk berbagai
prosedur keterampilan keperawatan.
b. Program interaktif dengan sistem komputer dapat lebih dinikmati dan
menimbulkan kepuasan belajar bagi peserta didik, hal ini dikarenakan peserta
didik bebas memilih waktu, tempat dan pengetahuan yang diperlukan yang
semuanya ada di materi pembelajaran. Sesuai dengan yang
dikemukakan  Suroso ( dalam DeAmicis, 1997; Harrington & Walker, 2003;
Rouse, 1999), bahwa orang dewasa menyukai pembelajaran yang fleksibel.
c. CAL dapat menghemat waktu, karena dengan metode ini peserta didik cukup
masuk dalam aplikasi sistem, selanjutnya dapat langsung memilih materi yang
diperlukan.
d. Sumber CAL dapat dengan mudah diperbaharui  sehingga selalu bersifat up to
date.
e. CAL sangat efisien dan dapat digunakan secara mandiri tidak tergantung pada
sumber daya manusia untuk memberikan pendidikan
2. Praktek keperawatan
a. Memudahkan perawat merencanakan asuhan keperawatan, dapat mengevaluasi
dan memperbarui informasi setiap saat, memanggil data yang sesuai dengan
diagnosis keperawatan tertentu, serta mengurangi penggunaan
berbagai  flowsheet.
b. Penghematan biaya dari penggunaan kertas untuk pencatatan.
c. Penghematan ruangan karena tidak dibutuhkan tempat yang besar dalam
penyimpanan arsip.
d. Pendokumentasian keperawatan berbasis komputer yang dirancang dengan baik
akan mendukung otonomi yang dapat dipertanggung jawabkan.
e. Membantu dalam mencari informasi yang cepat sehingga dapat membantu
pengambilan keputusan secara cepat.
f. Meningkatkan produktivitas kerja.
g. Mengurangi kesalahan dalam menginterppretasikan pencatatan
h. Menghimpun berbagai data klinis pasien tentang hasil pemeriksaan dokter,
digitasi dari alat diagnosisi (EKG, radiologi, dll), konversi hasil pemeriksaan
laboratorium maupun interpretasi klinis.
i. Catatan yang siap sedia. Rekam medis pasien telah siap sedia untuk digunakan
dan waktu untuk mengambilnya sedikit.
j. Megurangi dokumentasi yang berlebihan
k. Mencetak instruksi pemulangan
l. Ketersediaan data
m. Mencegah terjadinya kesalahan pemberian obat.
n. Mempermudah penetapan biaya.
o. Catatan terorganisasi dan dokumentasi sesuai dengan standar keperawatan.
Sedangkan menurut Holmes (2003,dalam Sitorus 2006), terdapat keuntungan
utama dari dokumentasi berbasis komputer yaitu:
1. Standarisisasi: terdapat pelaporan data klinik yang standar, mudah dan cepat
diketahui.
2. Kualitas: meningkatkan kualitas informasi klinik dan sekaligus meningkatkan
waktu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
3. Accessebility, legibility, mudah membaca dan mendapat informasi klinik dari
pasien dalam satu lokasi.

E. Kekurangan  Penggunaan  Komputer  Dalam  Dunia Keperawatan
1. Pendidikan keperawatan
Kekurangan penggunaan computer dalam pendidikan keperawatan ,antara lain
adalah;
a. Teknologi sendiri bisa menjadi penghalang untuk belajar (Kenny, 2002).
b. Biaya dan sarana awal yang dibutuhkan untuk membangun sistem yang
terkadang dirasa berat oleh managemen pendidikan.
2. Praktek keperawatan
a. Dikhawatirkan akan adanya penurunan proses berpikir kritis dari perawat
tersebut, karena informasi yang didapat mudah untuk diakses.
b. Dimungkinkan pula terjadi penurunan kepekaan antara perawat yang satu
dengan yang lain ataupun antara perawat dengan klien. Karena segala
sesuatu dapat dilakukan secara online (misaltele-health), tanpa harus tatap
muka
c. Keterbatasan kapasitas penyimpanan data
d. Kemungkinan bisa terjadi gangguan teknis (disebabkan virus dan factor
lainnya)
e. Tentunya dokumentasi keperawatan berbasis komputer juga mempunyai
kelemahan, diantaranya adalah kemampuan perawat dalam melaksanakan
proses keperawatan dan keterampilan perawat menggunakan komputer
(Ammenthwerth, at all, 2003).
f. Kendala umum:
g. Peningkatan biaya untuk startup, memelihara, melatih, dan upgrade
h. Komputer dibutuhkan-takut computer
i. Kerahasiaan, privasi dan keamanan sulit untuk menjamin
j. Masih belum membudayanya pengambilan keputusan berdasarkan
data/informasi.
k. Terbatasnya kemampuan dan kemauan sumber daya manusia untuk mengelola
dan mengembangkan sistem informasi
DAFTAR PUSTAKA

Jones & Bartlett. (2005) Introduction to Computers for Healthcare  Professionals dalam


http://books.google.co.id. Diakses tanggal 30 Desember 2010
Kuwahara, Noma, Tetsutani, Kogure, Hagita and Iseki. (2003). Wearable Auto-Event-
Recording of Medical Nursing dalam http://google.books.co.id
Latif, Bahtiar. 2009. (Gurley L, Advantages and Disadvantages of Electronic Medical
Record, diakses dari http://www.aameda.org/member ). diakses tanggal 30
desember 2010

Anda mungkin juga menyukai