Anda di halaman 1dari 7

A.

Aplikasi Komputer dalam Keperawatan

Pelayanan dan manajer keperawatan harus memasukkan banyak data/informasi

mengenai pasien mulai dari saat masuk hingga pasien pulang. Komputer

mempengaruhi praktek, administrasi, pendidikan serta penelitian, dan dampaknya

akan terus meluas. Abad informasi bagi masyarakat yang besar merupakan sejarah

baru dalam perubahan teknologi, dan akan terus berkembang mempengaruhi

kehidupan dan pekerjaan selama beberapa dekade.

Sebuah Sistem Informasi Rumah Sakit diaplikasikan untuk perijinan, catatan

medis, akuntansi, kantor, perawatan, laboratorium, radiologi, farmasi, pusat supali,

mutrisi/pelayanan makan, personel dan gaji. Dikebanyakan Rumah Skait aplikasi

komputer untuk perawat lebih banyak digunakan untuk berbagai keperluan seperti,

pengurusan administrasi, izin pulang, laboratorium, pengobatan, dan sebagainya.

Perawat dituntut untuk membangun jaringan sesama profesi dan kolega, baik ditingkat

lokal, nasional, maupun internasional, dimana dapat menggunakan aplikasi komputer

yang berbasis online/internet. Untuk itulah perawat harus memiliki skil dalam

mengoperasikan komputer.

Sistem informasi adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama

lain yang membentuk satu kesatuan untuk mengintegrasikan data, memproses dan

menyimpan serta mendistribusikan informasi. (Sutedjo, 2002). Menurut Eko (2000),

sistem informasi merupakan suatu kumpulan komponn-komponen dalam perusahaan

atau organisasi yang berhubungan dengan proses penciptaan dan pengaliran informasi.

Menurut Azwar (1996), pada pelaksanaan pelayanan nonmedis diwakili oleh kalangan

administrasi (administrator). Tugas utamanya adalah mengelola kegiatan aspek


nonmedis rumah sakit sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Dewan Perwalian

(penentu kebijakan rumah sakit).

Perangkat aplikasi adalah program praktis yang digunakan untuk membantu

pelaksanaan tugas yang spesifik seperti menulis, membuat lembar kerja, membuat

presentasi, mengelola database dan lain sebagainya. Rekam medis berbasis komputer

adalah penggunaan database untuk mencatat semua data medis, demografis serta setiap

event dalam manajemen pasien di rumah sakit

Tujuan pengembangan sistem informasi ini tak lain adalah untuk :

1. Mengembangkan dan memperbaiki sistem yang telah ada sehingga

memberikan suatu nilai tambah bagi manajemen

2. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam rangka pengelolaan rumah sakit

3. Memberikan dasar pengawasan bagi manajemen yang kuat dalam bentuk suatu

strukturpengendalian intern didalam sistem yang dikembangkan.

Bentuk Aplikasi Komputer dalam Keperawatan

1. Elektronic chart

Sistem ini dikembangkan di departemen radiologi. Hasil penelitian aplikasi ini

didapatkan bahwa ada beban kerja perawat dengan sistem ini menjadi 28,2% lebih

rendah dari menggunakan kertas. Beban kerja perawat secara keseluruhan terjadi

penurunan secara bermakna yaitu sebesar 20,6%, beban kerja staf administrasi

meningkat 28,4%.
2. Computerized whiteboard

Aplikasi ini dibutuhkan di bagian perawatan gawat darurat dan hal ini sangat

penting. Hal ini karena dalam perawatan gawat darurat dibutuhkan analisis tinggi dan

cepat sehingga dapat dengan cepat mangambil keputusan atas keadaan klien.

Keputusan yang cepat dan tepat akan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan

keperawatan pada khususnya. Computerized whiteboard yaitu sistem informasi

keperawatan berbasis computer yang dimodifikasi dengan menambahkan layar lebar

di Whiteboard. Tayangan yang lebar di Whiteboard akan memudahkan setiap tenaga

kesehatan dan pasien untuk melihat informasi yang diperlukan, termasuk

perkembangan kondisi kesehatan klien. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa

terjadi peningkatan kualitas asuhan pasien dan terjadi efesiensi waktu dan tenaga.

3. Computer-Based Patient Record (CPR) systems

Yaitu melakukan pencatatan terhadap kondisi dan perkembangan penyakit

pasien dengan menggunakan komputer. Dalam sisitem ini dilengkapi sistem

pemantauan klien secara progresif. Sistem ini dikembangkan oleh Jose A. Borges,

Merbil Gonzalez, Jose Navarro, and Nestor J Rodriguez pada tahun 1997. Dalam

penelitian mereka tentang aplikasi sistem tersebut, ditemukan bahwa terjadi

penurunan biaya administrasi.

4. Personal digital assistance (PDA)

Komputerisasi dokumentasi keperawatannya dengan mengembangkan

sistem link lokal. Sistem ini dikembangkan dengan memadukan teknologi link lokal

seperti wifi, wlan. Sistem ini dikembangkan oleh Kuwahara, Noma, Tetsutani,
Kogure, Hagita and Iseki pada tahun 2003 di Kyoto, Jepang. Sistem ini mampu

memberikan informasi tentang asuhan keperawatan. Termasuk didalamnya asuhan

dalam keadaan emergensi, atau dalam keadaan non emergensi.

Sistem ini diberi nama Wearable Auto-Event-Recording of Medical Nursing.

Jadi sistem ini dapat digunakan dalam segala kondisi asuhan keperawatan. Setiap

perawat dilengkapi dengan PDA yang didesain khusus sehingga peka terhadap

kesalahan input dan eror data. Hasil penelitian dari aplikasi sistem ini menunjukan

bahwa ada peningkatan kualitas dokumen dan menghindari dari keterlambatan

tindakan keperawatan dalam keadaan darurat (Kuwahara, Noma, Tetsutani, Kogure,

Hagita and Iseki, 2003).

5. Radio frekuensi identification (RFID)

Sistem ini mampu memberikan informasi tentang asuhan keperawatan,

menyimpan daftar obat, menyimpan data pasien, yang paqqling menarik adalah

fungsinya sebagai alat pelacak. RFID dapat melacak keberadaan pasien (yang

berbeutuk seperti gelang yang di pasangkan ketangan pasien), melacak keberadaan alat

kesehatan (biasanya pada alat mahal dan bersifat darurat).

Beberapa bentuk Sistem Informasi Rumah Sakit

1. web based electronic health record

Model web based electronic health record yang memungkinkan pasien

menyimpan data sementara kesehatan mereka di Internet. Data tersebut kemudian


dapat diakses oleh dokter atau rumah sakit setelah diotorisasi oleh pasien. Teknologi

ini merupakan salah satu model aplikasi telemedicine yang tidak berjalan secara real

time.

2. Smart card

Pendekatan yang dilakukan menggunakan teknologi informasi adalah

penggunaan smart card (kartu cerdas yang memungkinkan penyimpanan data

sementara). Smart card sudah digunakan di beberapa negara Eropa maupun AS

sehingga memudahkan pasien, dokter maupun pihak asuransi kesehatan. Dalam smart

card tersebut, selain data demografis, beberapa data diagnosisi terakhir juga akan

tercatat

3. Bar code

Aplikasi penyimpan data portabel sederhana adalah bar code (atau kode batang).

Kode batang ini sudah jamak digunakan di kalangan industri sebagai penanda unik

merek datang tertentu à mempermudah supermarket dan gudang dalam manajemen

retail dan inventori. Food and Drug Administration (FDA) di AS telah mewajibkan

seluruh pabrik obat di AS untuk menggunakan barcode sebagai penanda

obat.Penggunaan bar code juga akan bermanfaat bagi apotik dan instalasi farmasi di

rumah sakit dalam mempercepat proses inventori. penggunaan barcode juga dapat

digunakan sebagai penanda unik pada kartu dan rekam medis pasien.

4. RFID (radio frequency identifier)

Teknologi penanda unik yang sekarang semakin populer adalah RFID (radio

frequency identifier) yang memungkinkan pengidentifikasikan identitas melalui radio

frekuensi. Jika menggunakan barcode, rumah sakit masih memerlukan barcode reader,
maka penggunaan RFID akan mengeliminasi penggunaan alat tersebut. Setiap barang

(misalnya obat ataupun berkas rekam medis) yang disertai dengan RFID akan

mengirimkan sinyal terus menerus ke dalam database komputer. Sehingga

pengidentifikasian akan berjalan secara otomatis.

5. Teknologi nirkabel

Pemanfaatan jaringan computer dalam dunia medis sebenarnya sudah dirintis

sejak hampir 40 tahun yang lalu. Pada tahun 1976/1977, University of Vermon

Hospital dan Walter Reed Army Hospital mengembangkan local area network (LAN)

yang memungkinkan pengguna dapat log on ke berbagai komputer dari satu terminal

di nursing station. Saat itu, media yang digunakan masih berupa kabel koaxial. Saat

ini, jaringan nir kabel menjadi primadona karena pengguna tetap tersambung ke dalam

jaringan tanpa terhambat mobilitasnya oleh kabel. Melalui jaringan nir kabel, dokter

dapat selalu terkoneksi ke dalam database pasien tanpa harus terganggun mobilitasnya.

6. Komputer genggam (Personal Digital Assistant)

Penggunaan komputer genggam (PDA) menjadi hal yang semakin lumrah di

kalangan medis. Di Kanada, limapuluh persen dokter yang berusia di bawah 35 tahun

menggunakan PDA. PDA dapat digunakan untuk menyimpan berbagai data klinis

pasien, informasi obat, maupun panduan terapi/penanganan klinis tertentu. Beberapa

situs di Internet memberikan contoh aplikasi klinis yang dapta digunakan di PDA

seperti epocrates.

Bahkan sebuah PDA dengan pemindai bar code/gelang data, saat ini sudah

tersedia. PDA semacam ini memungkinkan tenaga kesehatan untuk memindai gelang
bar code/gelang data pasien guna mengakses rekam medis mereka, seperti obat yang

tengah dikonsumsi, riwayat medis, dan lain-lain. Selain itu, informasi medis tersebut

dapat pula diakses secara virtual di mana pun kapan pun, dengan bandwidth ponsel

yang diperluas atau jaringan institusional internet nirkabel kecepatan tinggi yang ada

di rumah sakit.Di samping itu data pasien atau gambar kondisi/penyakit pasien dapat

didokumentasikan, untuk tujuan pengajaran atau riset, demi meningkatkan kualitas

pelayanan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai