Anda di halaman 1dari 23

DIKTAT STATISTIKA

1. DEFENISI ISTILAH-ISTILAH DALAM ANALISIS DATA STATISTIK.

A. Analisis data adalah proses mengolah data dan penginterpretasian hasil olahan data.

Jenis-jenis analisis adalah:

1. Analisis deskriptif adalah analisis yang menekankan pada pembahasan data data

dan subjek penelitian dengan menyajikan data-data secara sistematik dan tidak

menyimpulkan hasil penelitian.

2. Analisis inferensial adalah analisis yang menekankan pada hubungan antar

variabel dengan melakukan pengujian hipotesis dan menyimpulkan hasil

penelitian.

B. Metode Analisis Data terdiri dari yakni:

1. Metode statistik parametrik yaitu metode analisis data dengan menggunakan

parameter-parameter tertentu seperti mean, median, standar deviasi, distribusi

normal, dll.

2. Metode statistik non parametrik yaitu metode analisis data tanpa menggunakan

parameter-parameter tertentu seperti mean, median, standar deviasi, serta

distribusi data tidak harus normal, dll.

C. Hipotesis adalah jawaban sementara tentang rumusan masalah penelitian yang belum

dibuktikan kebenarannya. Hipotesis dinyatakan dengan kalimat pernyataan dan bukan

kalimat pertanyaan. Dalam penelitian yang menggunakan sampel, hipotesisnya

menggunakan kata signifikan. Misalnya “Ada pengaruh yang signifikan antara iman

dan pertumbuhan rohani.” Signifikan ini mengandung arti bahwa hipotesis yang telah

terbukti pada sampel dapat diberlakukan pada populasi. Dalam hipotesis terdapat

hipotesis nihil dan hipotesis alternatif yaitu:

1
1. Hipotesis nihil atau nol hipotesis (Ho) adalah hipotesis yang menyatakan tidak ada

hubungan antar variabel.

2. Hipotesis alternatif atau hipotesis kerja (Ha) adalah hipotesis yang menyatakan

adanya hubungan antar variabel.

Tingkat signifikansi 5% atau 0,05 artinya peneliti mengambil resiko salah dalam

mengambil keputusan untuk menolak hipotesis benar sebanyak-banyaknya 5%

dan benar dalam mengambil keputusan sedikit-dikitnya 95% (tingkat

kepercayaan). Ukuran 0,05 untuk penelitian sosial, ukuran 0,01 untuk penelitian

eksakta.

D. Degree of Freedom (Df)

Degree of freedom adalah derajat ketergantungan banyakya observasi (n) dan banyak

variabel independen. Df ini digunakan untuk menentukan nilai kritis.

E. SPSS

SPSS (Statistical Product and Service Solution) adalah program bantu pengolah data

statistik di komputer yang digunakan untuk analisis data. Dengan adanya program

SPSS ini maka pekerjaan analisis data menjadi lebih cepat, singkat, dan akurasi hasil

perhitungan yang tinggi.

F. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang dilaksanakan melalui alat ukur dengan

menggunakan istrumen yang obyektif dan baku yang memenuhi standar validitas dan

reabilitas yang tinggi dan dilanjutkan dengan analisis statistik, sehingga hasilnya

dapat memberi makna.

G. Penelitian survey, yaitu penelitian yang digunakan pada populasi skala besar maupun

kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi

2
tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, pengaruh dan

hubungan-hubungan antar variabel.1

H. Penelitian survey juga merupakan suatu penelitian kuantitatif dengan menggunakan

pertanyaan terstruktur/ sistematis yang sama kepada banyak orang, untuk kemudian

seluruh jawaban yang diperoleh peneliti dicatat, diolah dan dianalisa.2 Obyek

penelitian ini berupa sampel.

1
Fred N. dan Howard B. Lee, Foundation of Behavioral Research (Forth Worth:
Harcout Collage Publisher, 2000), 599.
2
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori
dan Aplikasi (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005),143.
3
2. HUBUNGAN ANTAR VARIABEL

A. Defenisi dan macam-macam Variabel


Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya. Secara teoritis, variable didefinisikan sebagai atribut
seseorang, atau subyek yang mepunyai “variasi” antara satu orang dengan orang yang lain
atau satu obyek dengan obyek yang lain (Hatch dan Farhady, 1981).
Jadi dinamakan variable karena ada variasinya (masing-masing dapat berbeda).
Contoh: tinggi badan, berat badan, motivasi, sikap, perilaku, kualitas, harga, promosi, dan
lain-lain. Jadi variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari atau
ditarik kesimpulannya.
Macam-macam variabel:

1. Variabel Independen (Pengaruh, Bebas, Stimulus, Prediktor)

Merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen (terikat).

2. Variabel Dependen (Dipengaruhi, Terikat, Output, Kriteria, Konsekuen)

Merupakan variabel yang dipengaruhi atau akibat, karena adanya variabel bebas.

Contoh: Pengaruh Minat Terhadap Prestasi Belajar.

Minat = Variabel Independen

Prestasi belajar = Variabel Dependen.

3. Variabel Moderator

Merupakan variabel yang mepengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan antara


variabel independen dengan dependen. Variabel ini sering disebut sebagai variabel
independen kedua.

Contoh: Anak adalah variabel yang memperkuat hubungan suami isteri.

4
Pihak ketiga adalah variabel yang memperlemah hubungan suami isteri.

4. Variabel Intervening (Antara)

Merupakan variabel yang menghubungkan antara variabel independen dengan variabel


dependen yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan namun tidak dapat diamati
atau diukur.

Contoh: Hubungan antara Kualitas Pelayanan (Independent) dengan Kepuasan Konsumen


(Intervening) dan Loyalitas (Dependen).

5. Variabel Kontrol

Merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel
independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.

Contoh: Apakah ada perbedaan antara tenaga penjual (sales force) yang lulus D3 dan S1
maka harus ditetapkan variable control berupa gaji yang sama, peralatan yang sama, iklim
kerja yang sama, dan lain-lain. Tanpa adanya variabel kontrol maka sulit ditemukan apakah
perbedaan penampilan karyawan karena faktor pendidikan.

5
B. Bentuk-bentuk Hubungan Antar Variabel (Paradigma Penelitian)
1. Paradigma Sederhana

Himbauan
Kehadiran
Ajakan
beribadah

2. Paradigma Sederhana Berurutan

Himbauan Motivasi Kehadiran


Ajakan beribadah

3. Paradigma Ganda dengan dua Variabel Independen

Himbauan
Ajakan

Kehadiran
beribadah
Kunjungan (visitasi)

Atau

Pengetahuan tentang Kasih


kepada Allah

Perilaku Sosoal Jemaat


HKBP Resort Tarutung Kota
Pengathuan tentang Kasih
Kepada manausia

6
4. Paradigma Ganda dengan lebih dari dua Variabel Independen

Kehadiran kesakralan dlm ruang


ibadah (organisasi tata ruang)

Kehadiran kesakralan Kerajinan


dalam iibadah (liturgis) beribadah

Profesionalitas Pelayan

5. Paradigma Ganda dengan dua Variabel Dependen

Pengetahuan tentang Rajin beribadah


Firman Allah

Perilaku religius

6. Paradigma Ganda dengan dua Variabel Independen dan dua Variabel Dependen

Pengetahuan tentang Rajin Beribadah


Firman Allah

Rasa Syukur Perilaku religius

7
7. Paradigma Jalur (Path) (Path Analysis

Kualitas Kotbah di
Gereja

Kerajinan Membaca
Alkitab Pengetahuan Takut akan Tuhan
tentang Firman
Allah

Kerajinan mengikuti
Ibadah

Teknik analisis statistik yang digunakan adalah Path Analysis (Analisis Jalur) dengan
menggunakan korelasi dan regresi.

8. Paradigma Eksplanatori Konfirmatori

Penelitian ini terdiri dari variabel endogenous dan exogenous. Variabel endogenous

adalah dependent variable itu sendiri (Y), yang keragamannya terjelaskan oleh variabel

exogenous variable (X) atau independent variable dan variable lainnya (moderator variable)

dalam implementasi.3 Sedangkan variabel exogenous (X) adalah indikator yang ditemukan

melalui kajian teoritis dari varabel endogenous (Y). Dengan kata lain, exogenous variable

dalam penelitian ini merupakan dimensi dan indikator dari endogenous variable. Variabel

exogenous adalah variabel yang keragamannya tidak dipengaruhi oleh penyebab di dalam

sistem, dan variabel ini tidak dapat ditetapkan hubungan kausalnya, serta variabel ini

ditetapkan sebagai variabel pemula yang memberi efek kepada variabel lain. Dalam

penjumlahannya, variabel ini tidak diperhitungkan jumlah sisanya, walaupun memiliki

sisa/error.4
3
Sasmoko, Penelitian Eksplanatori dan Konfirmatori, 303.
4
Ibid.
8
Secara sederhana, rencana/ramalan implementasi hubungan antar variabel penelitian

dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1. Pola Hubungan Antar Variabel Penelitian

Exogenous Variable

i1-4 D1
Endogenous
Variable

i5-8 D2 Y

i9-12 D3

Moderator Variabel
L1 – 10

Keterangan:

Endogenous variable terdiri dari:


Y = Implementasi ...

Exogenous variable terdiri dari:


D1 = Dimensi ....
i1 = Indikator ...
i2 = Indikator ...
i3 = Indikator ...
i4 = Indikator ...

D2 = Dimensi ...
i5 = Indikator ...
i6 = Indikator ...
i7 = Indikator ...
i8 = Indikator ...

D3 = Dimensi ...

9
i9 = Indikator ...
i10 = Indikator ...
i11 = Indikator ...
i12 = Indikator ...

Latar belakang responden sebagai Moderator Variables terdiri dari:


(Contoh...)
L1 : Jenis Kelamin (1 = laki-laki; 2 = perempuan)
L2 : Asal Gereja
L3 : Umur (1 = 18-30 tahun; 2 = 31-40 tahun; 3 = 41-50 tahun;
4 = di atas 50 tahun)
L4 : Tingkat Pendidikan (1 = SD/SMP; 2 = SMA; 3 = Diploma/S1;
4 = S2; 5 = Tidak Sekolah)
L5 : Jenis Pekerjaan (1 = Pegawai Negeri/Swasta; 2 = Pensiunan;
3 = Petani; 4 = Wiraswasta; 5 = Siswa; 6 = Mahasiswa
7 = Belum Bekerja)
L6 : Status Pernikahan (1 = Sudah Menikah; 2 = Belum Menikah
3 = Janda/ Duda
L7 : Lama Menjadi Anggota Jemaat (1 = 0-5 tahun; 2 = 6-10 tahun;
3 = 11- 15 tahun; 4 = di atas 15 tahun).
L8 : Lama Menjadi Orang Kristen (1 = 0-5 tahun; 2 = 6-10 tahun;
3 = 11- 15 tahun; 4 = di atas 15 tahun).
L9 : Belajar tentang ... (1= Tidak Pernah; 2= Jarang; 3= Sering)
L10 : Pelayanan di gereja (1= Anggota Jemaat; 2= Ikut Tim Misi; 3=
Pelayanan Lainnya)
L11 : Pelayanan Memberitakan Injil (1=Tidak Pernah; 2= Jarang; 3=
Sering)

3. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda,

hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber

data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian.5

Penelitan membutuhkan sample karena jumlah populasi yang sangat besar, hanya

sebagian dari subyek penelitian dipilih dan dianggap mewakili keseluruhan.6

Teknik pengambilan sampel sebanyak dua kali, pertama, untuk menentukan besar

sampel digunakan tabel Krejcie dan Morgan. Sampel ini dianggap merupakan contoh yang

representatif, yakni benar-benar mewakili semua populasi penelitian.


5
Burhan Bungin, Metode Penelitian Sosial: Format-format Kuantitatif dan Kualitatif
(Surabaya: Airlangga University Press, 2011), 101.
6
Sumanto, Pembahasan Terpadu Statistika dan Metodologi Riset (Yogyakarta: Andi,
2002), 45.
10
Tabel 3.2. Rumus Krejcie Morgan7
N=Populasi n=Sampel N=Populasi n=Sampel N=Populasi n=Sampel
10 10 75 63 180 123
15 14 80 66 190 127
20 19 85 70 200 132
25 24 90 73 300 169
30 28 95 76 400 196
35 32 100 80 500 217
40 36 110 86 700 248
45 40 120 92 800 260
50 44 130 97 1200 291
55 48 140 103 1500 306
60 52 150 108 1700 313
65 56 160 113 1800 317
70 59 170 118 dst. dst.

Kedua, untuk mengetahui jumlah sampel tiap kelas/ kelompok maka digunakan teknik

acak terlapis (stratified random sampling) yang proporsional. Rumus teknik acak terlapis adalah

sebagai berikut:8

Sampel = Populasi x Total Sampel


Total Populasi

Pengambilan sampel secara acak dilakukan melalui pengundian populasi. Secara

otomatis, nomor-nomor yang muncul dalam undian akan terpilih menjadi sampel penelitian. 9

Peneliti akan membuat nomor undian berdasarkan database anggota dan nomor yang

mendapat undian maka akan diberikan sampel.

Sumanto, Pembahasan Terpadu, 54.


7

Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori
8

dan Aplikasi (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008), 130; Haris Hardiansyah, Metodologi
Penelitian Kualitatif (Jakarta: Selemba Humanika, 2011), 105; Nasution, Metode Research
(Jakarta: Bumi Aksara, 2000), 90-93; Yatim Riyanto, Metodologi Penelitian Pendidikan
(Surabaya: SIC, 2001), 73; Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), 115-116. Pengertian tentang stratified random sampling
dijelaskan demikian, “Stratified sampling involves dividing the population into homogenous
groups, each group containing subjects with similar characteristics.” Louis Cohen, Lawrence
Manion and Keith Morrison, Research Methods in Education (London, New York:
Routledge, 2006), 111.

Endang Mulyatiningsih, Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan (Bandung:


9

Alfabeta, 2012), 13.


11
4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang utama dalam penelitian karena

tujuan utama penelitian adalah untuk mendapat data.10 Teknik pengumpulan data yang diakui

kegunaannya dalam penelitian adalah pengamatan langsung, penelusuran literatur,

penggunaan kuesioner dan wawancara.11 Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

angket atau kuesioner, yaitu sejumlah pernyataan tertulis yang disusun logis, sistematis,

tentang konsep yang menerangkan variabel-variabel yang diteliti kepada responden untuk

dijawab.12

Teknik dipilih sampel merupakan subjek yang menyadari diri sendiri, dimana apa

yang dikatakan subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya, dan interpretasi

subjek mengenai pernyataan dan pertanyaan yang diajukan oleh peneliti kepada subjek sama

dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti.13

Pengembangan Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan komponen yang sangat penting dalam menjalankan

sebuah penelitian dalam usaha mendapatkan data.14 Instrumen juga merupakan alat yang

dipakai untuk mengumpulkan data yang akan digunakan untuk mengukur nilai variabel yang

diteliti dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif yang akurat.15 Sasmoko mengatakan,

10
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (Bandung: Alfabeta,
2011), 308.
11
Iqbal Hasan, Analisa Data Penelitian dengan Statistik (Jakarta: Bumi Aksara,
2004), 24.
12
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan
Kualitatif) (Jakarta: Gaung Persada Press, 2009), 77.
13
Sutrisno Hadi, Metodologi Research 2 (Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas
Psikologi Universitas Gajah Mada, 2002), 57.
14
Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), 177.
15
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, 231.
12
bahwa instrumen berfungsi mengungkapkan fakta menjadi data, sehingga jika instrumen

yang digunakan mempunyai kualitas yang memadai dalam arti valid dan reliable, maka data

yang diperoleh akan sesuai dengan fakta yang sesungguhnya di lapangan.16

Instrumen uji coba yang dipergunakan untuk mengumpulkan data dengan kuesioner

Likert dengan skala 1 sampai 5. Ada dua bentuk pernyataan skala Linkert yaitu pernyataan

positif untuk mengukur sikap positif (favourable) dan bentuk pernyataan negative

(unfavourable).17 Pada pernyataan positif diberikan skor 5, 4, 3, 2, dan 1, sedangkan pada

pernyataan negatif diberikan skor 1, 2, 3, 4, dan 5.

Adapun hubungan antara bentuk pernyataan, alternatif jawaban dan skor untuk skala

Linkert adalah seperti tabel berikut:

Tabel 3.5. Pemberian Skor Jawaban Angket

Bentuk Pernyataan Alternatif Jawaban Skor


Sangat Setuju A=5
Setuju B=4
Positif (Favourable) Ragu-ragu C=3
Tidak Setuju D=2
Sangat Tidak Setuju E=1
Sangat Setuju A=1
Setuju B=2
Negatif (Unfavourable) Ragu-ragu C=3
Tidak Setuju D=4
Sangat Tidak Setuju E=5

6. VALIDITAS ISI (CONTENT VALIDATION) DAN VALIDITAS KONSTRUKSI


(CONSTRUCT VALIDATION).

Untuk mendapatkan instrumen yang baik, perlu diuji kesahihan (validity) dan

kehandalan (reliability) sebuah instrumen. Instrumen yang valid merupakan alat ukur yang

digunakan untuk mendapatkan data yang sahih dan dapat digunakan mengukur apa yang

hendak diteliti dengan tepat.18 Sedangkan instrumen yang reliable adalah instrumen yang bila
16
Sasmoko, Metode Penelitian, 101.
17
Ibid, 95.
18
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial, 102.
13
digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang

sama karena memiliki konsistensi sebagai alat ukur sehingga hasilnya dapat dipercaya.19

Instrumen penelitian menggunakan validitas isi (content validation) dan validitas

konstruksi (construc validation). Sudarwan Danim mengatakan bahwa validitas ini menunjuk

sejauh mana instrumen tersebut mencerminkan isi yang diketahui.20 Dalam penelitian ini,

validitas isi yang dipergunakan adalah face validity dan juga logical validity, yang

pelaksanaannya dengan rational judgment melalui penilaian pembimbing tesis. Setiap butir

angket pada instrumen dinyatakan valid apabila berada pada minimal nilai rata-rata 3.0

(relevan dan jelas)

Selanjutnya Sasmoko mengatakan bahwa validitas konstruksi memiliki makna

seberapa jauh instrumen mengukur apa yang seharusnya diukur, atau mengukur sifat atau

konstruksi teoritik tertentu yang dikembangkan peneliti berdasarkan uraian penelitian sebagai

construc paradigma.21 Untuk mewujudkannya maka dilakukan uji coba instrumen.22 Validitas

konstrak akan dilaksanakan melalui dua tahapan: pertama, validitas konstrak dengan uji coba

instrumen dengan sampel uji coba 30 orang,23 yang analisanya dilakukan melalui iterasi

orthogonal.

Kedua, uji coba instrumen dengan reliabilitas. Reliabilitas sebuah instrumen adalah

“derajat keajegan alat tersebut mengukur apa yang diukurnya.”24 Kartini Kartono

mendefinisikan reliabilitas sebagai keandalan suatu test yang ditunjukkan melalui keajegan

setiap butirnya setelah melalui pengukuran yang berulang-ulang terhadap kelompok yang

19
Muhidin dan Maman Abdurahman, Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam
Penelitian (Bandung: Pustaka Setia, 2009), 30.
20
Sudarwan Danim, Metode Penelitian untuk Ilmu-ilmu Perilaku (Jakarta: Bumi
Aksara, 2007), 196.
21
Sasmoko 114-115
22
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2010), 176.
23
Moh. Nazir, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), 257.
24
Amat Mukhadis, Dasar-dasar Metodologi Penelitian (Malang: Universitas Negeri
Malang, 2003), 60; Sasmoko, Penelitian Eksplanatori dan Konfirmatori, 171.
14
sama.25 Menurut Masri Singarimbun, bahwa reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan

sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya.26 Disamping itu, reliabilitas juga berfungsi

untuk mengetahui konsistensi dari sebuah instrumen yang digunakan sebagai alat ukur.27

Perhitungan indeks reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan SPSS 19.0 for

Windows.

Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat untuk mendapatkan data atau menjadi seperti alat ukur dalam

pekerjaan teknik, maka diperlukan syarat-syarat tertentu agar data yang diperoleh dari

pengukuran tersebut sahih (valid) dan terandalkan (reliable). Instrumen yang dimaksud

dalam penelitian adalah daftar pernyataan dalam angket/kuesioner.

Kalibrasi Instrumen.
Kalibrasi Instrumen adalah uji coba instrumen dengan pendekatan validitas dan

reliabilitas yang dilakukan oleh peneliti dengan iterasi orthogonal.28 Kalibrasi uji coba ini

dimaksudkan untuk menguji kesahihan (valid) dan kehandalan (reliable).

Validitasi konstruksi atas instrumen penelitian ini dilakukan dengan pendekatan

iterasi orthogonal yakni melakukan validitasi beberapa kali terhadap butir-butir yang

digunakan dalam instrumen, yang kemudian disebut iterasi dimana nilai iterasi orthogonal

ditetapkan lebih dahulu dengan menggunakan rkriteria sebesar 0.361 dengan signifikansi 0.05

two tailed.29 Nilai kritis koefisien korelasi ditentukan dengan menggunakan derajat

kebebasan (degree of freedom = df) n - 2. Jumlah responden uji coba sebanyak 30, maka df,

Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial (Bandung: Mandar Maju,


25

1990), 140.
26
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei (Jakarta:
LP3ES, 1989), 140.
27
Muhidin dan Maman Abdurahman, Analisis Korelasi, 37.
28
Iterasi Orthogonal adalah perhitungan setiap butir variabel hingga semua butir
serempak valid. Sasmoko, Penelitian Eksplanatori dan Konfirmatori, 294, 357.
29
Duwi Priyatno, Paham Analisis Statistika Data dengan SPSS (Yogyakarta:
MediaKom, 2010), 114.
15
30-2 = 28 pada taraf signifikansi 0.05 two tailed didapatkan nilai tabel koefisien korelasi

sebesar 0.361.30

Uji validitas menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment. Sasmoko

menjelaskan bahwa Koefisien validitas (rxy) menunjuk seberapa jauh ketepatan skor tes

tersebut (X) dapat meramalkan kriteria (Y). Semakin besar nilai rxy semakin tinggi pula

ketepatan ramalan tes tersebut.31 Perhitungan dilakukan dengan menggunakan program

Statistical Product Service Solution (SPSS 19.0 for Windows).

Selanjutnya dilakukan perhitungan uji reliabilitas instrumen dengan tujuan menguji

keajegan instrumen dengan menggunakan rumus Cronbach’s Alpha.32 Semua butir instrumen

yang sudah valid dimasukkan ke dalam uji reliabilitias. Standard minimal yang

dipersyaratkan untuk indeks reliabilitas adalah ≥ 0.6. Menurut Sekaran (1992), reliabilitas

kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah

baik.33 Perhitungan dilakukan dengan menggunakan program Statistical Product Service

Solution (SPSS

19.0 for Windows).

Teknik Analisa Data

Teknik analisa data adalah cara melaksanakan analisis terhadap data dengan tujuan

mengolah menjadi informasi, sehingga karakteristik dapat dengan mudah dipahami dan

bermanfaat untuk menjawab masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian. 34 Penelitian

ini menggunakan statistik untuk pengumpulan, pengolahan, dan kesimpulan dalam bentuk

angka-angka. Statistik itu adalah deskriptif (membuat kesimpulan yang hanya berlaku pada

30
Muhidin dan Maman Abdurahman, Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam
Penelitian, 35.
31
Sasmoko, Metode Pengukuran dan Analisis Data, 120.
32
Priyatno, Paham Analisis Statistika Data dengan SPSS, 97.
33
Ibid, 98.
34
Muhidin dan Maman Abdurahman, Analisis Korelasi, 19.
16
tingkat partisipan) dan dilanjutkan dengan statistik inferensial (menganalisis data sampel dan

hasilnya digeneralisasi di tingkat partisipan diambil).35 Pengolahan data dilakukan dengan

program Statistical Product Service Solution (SPSS 19.0 for Windows).

Tahap-tahap yang dilakukan untuk analisis data meliputi: (1) mendeskripsikan data

untuk setiap variabel penelitian; (2) melakukan uji persyaratan analisis, yang terdiri dari uji

normalitas, homogenitas, dan linearitas; dan (3) menguji hipotesis.36

Prosedur Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsi ciri-ciri variabel yang diteliti atau

merampungkan hasil penelitian yang telah dilakukan tanpa membuat kesimpulan yang

berlaku secara umum dari data yang diperoleh.37 Salah satu teknik statistik deskriptif adalah

dengan menggunakan ukuran kecenderungan pemusatan (measures of central tendency) yang

dilihat dari mean, median, standard deviasi, varian, dan modus.38 Iskandar menjelaskan

bahwa statistik deskriptif ini berhubungan dengan kegiatan pencatatan, penyusunan,

penyajian, dan peringkasan dengan menggambarkan data-data dari seluruh hasil

pengamatan.39 Hasil perhitungan SPSS 19.0 dari analisa ini dijelaskan melalui tabel.

7. UJI PRASYARAT ANALISIS

Uji prasyarat analisis dilakukan untuk memenuhi persyaratan melakukan uji

hipotesis dan terdiri dari uji normalitas dan uji linearitas.

Uji Normalitas
Nanang Martono, Statistik Sosial: Teori dan Aplikasi Program SPSS (Yogyakarta:
35

Gaya Media, 2010), 5


36
Sasmoko, Penelitian Konfirmatori dan Eksplanatori, 311.
37
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial, 102.
38
Priyatno, Paham Analisis Statistika Data dengan SPSS, 12.
39
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial, 102.
17
Uji Normalitas dilaksanakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi

normal atau tidak.40 Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan SPSS 19.0 dengan

signifikansi α = 0.05 dengan memakai pendekatan estimasi proporsi dari rumus Blom melalui

normal probability plot (normal P-Plot), dengan maksud bahwa setiap nilai data yang diamati

dipasangkan dengan nilai harapan dari distribusi normal. Jika data berasal dari populasi yang

berdistrubusi normal, maka titik-titik nilai data akan terletak kurang lebih pada satu garis

lurus.41 Untuk Uji Normalitas (Liliefors) dapat dilihat pada output Test of Normality

Kolmogrov-Smirnov pada SPSS 19.0 dengan taraf signifikansi 0.05.42

Uji Linieritas

Uji Linearitas digunakan untuk memprediksi variabel terikat (Y) berdasarkan nilai

variabel bebas (X), atau untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel

terikat (Y).43 Dalam uji Linearitas digunakan uji F atau uji Anova untuk melihat apakah

persamaan regresi yang dihasilkan linier atau tidak secara signifikan. Pengujian pada SPSS

dengan menggunakan Test of Linearity pada taraf signifikansi 0.05 dengan maksud, dua

variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linear jika signifikansi (linearity) kurang dari

0.05.44

8. Uji Hipotesis
Uji hipotesis pada prinsipnya merupakan proses yang terus menerus karena ilmu

merupakan suatu proses, namun didalam menganalisis hasil uji hipotesis, hal yang perlu

40
Priyatno, Paham Analisis Statistika Data dengan SPSS, 71.

Stanislaus S. Uyanto, Pedoman Analisis Data dengan SPSS (Yogyakarta: Graha


41

Ilmu, 2009), 39.


42
Priyatno, Paham Analisis Statistika Data dengan SPSS, 73.
43
Uyanto, Pedoman Analisis Data dengan SPSS, 233.
44
Priyatno, Paham Analisis Statistika Data dengan SPSS, 73.
18
dihindari adalah “hipotesis telah terbukti” (proved) atau berupa kepastian final. Sebaliknya

analisis dapat dibuat menjadi “data/temuan sesuai dengan hipotesis.”45

Di STT OI Sidikalang diterapkan 2 model penelitian yaitu (1) penelitian

implementasi; dan (2) penelitian pengaruh/ asosiatif. Penelitian implementasi digunakan

untuk mengukur pengimplementasian suatu variabel di suatu daerah sedangkan penelitian

pengaruh/asosiatif digunakan untuk mengukur pengaruh suatu variabel terhadap variabel

lainnya.

Penelitian implementasi menggunakan 2 metode yakni: (1) uji hipotesis deskriptif

dengan rumus confidence interval (μ), yakni dengan menghitung lower dan upper bound

dengan taraf signifikansi α = 0.05 ; dan (2) Classification and Regression Trees (CRT) atau

Categorial Regression Trees (CART).

Untuk hipotesis deskriptif maka bentuk uji hipotesisnya menggunakan rumus

confidence interval (μ), yakni dengan menghitung lower dan upper bound dengan taraf

signifikansi α = 0.05.46 Penentuan besarnya interval menggunakan rumus: i (interval) = R

(range) / k (kategori). Dengan membagi kelas ke dalam 5 kategori (sangat rendah, rendah,

sedang, tinggi, sangat tinggi), maka hasil hitung intervalnya adalah i = R/k. Untuk

menentukan batas masing-masing kelas, lebih dahulu ditentukan batas bawah kelas sangat

R
i=
rendah dengan rumus: Rumus: K ; dengan : i.k ≥ R+1

Bentuk uji hipotesis kedua akan dilakukan dengan menggunakan perhitungan

Classification and Regression Trees (CRT) atau Categorial Regression Trees (CART).

Caranya dengan menetapkan lebih dahulu Prunning, yaitu Maximum Tree Depth sebesar 2,

Minimun Cases in Parent Node sebesar 2, dan Minimum Cases in Child Node sebesar 1;

Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif:


45

Teori dan Aplikasi (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), 78-79.


46
Ibid, 332.
19
dengan taraf signifikansi α = 0.05.47 Uji hipotesis ini dilakukan untuk menganalisis secara

bersama-sama indikator (sebagai variabel exogenous) yang paling dominan menentukan

tingkat implementasi sebagai variabel endogenous (Y). Uji ini dilakukan setelah melakukan

analisis koefesien korelasi, analisis koefisien determinasi, persamaan garis linear, uji

koefesien regresi secara parsial (uji t), analisis korelasi berganda, uji signifikansi regresi (uji

F) dan analisis koefesien.

Analisis korelasi terbagi dua yakni analisis korelasi sederhana dan analisis korelasi

berganda. Analisis korelasi sederhana disebut juga bivariate correlation, yang biasanya

digunakan untuk mengetahui keeratan antara dua variabel dan untuk mengetahui arah

hubungan yang terjadi.48 Korelasi sederhana dipergunakan untuk mengetahui hubungan

antara variabel bebas dan variabel terikat, baik dan buruknya, atau tinggi dan rendahnya

dengan kecenderungan lemah, sedang dan kuat sehingga terbagi menjadi positif dan negatif.

Nilai korelasi dinyatakan positif apabila ternyata bila variabel bebas semakin tinggi, maka

semakin tinggi pula variabel terikat; atau sebaliknya, jika variabel bebas semakin rendah,

maka akan rendah pula variabel terikat. Nilai korelasi dinyatakan negative apabila ketika

variabel bebas semakin tinggi, variabel terikat semakin rendah; atau sebaliknya, jika variabel

bebas semakin rendah, variabel terikat justru semakin tinggi.49 Pedoman untuk memberikan

interpretasi koefisien korelasi adalah sebagai berikut:

Tabel 3.12. Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan


0.80 hingga 1.00 atau -0.80 hingga -1.00 Sangat Kuat
0.60 hingga 0.79 atau -0.60 hingga -0.799 Kuat
0.40 hingga 0.59 atau -0.40 hingga -0.599 Sedang

47
Ibid, 314.
48
Priyatno, Paham Analisis Statistika Data dengan SPSS, 16.
49
Ibid.

20
0.20 hingga 0.39 atau -0.20 hingga -0.399 Rendah
0.01 hingga 0.19 atau -0.01 hingga -0.199 Sangat Rendah
0.00 Tidak ada korelasi

Untuk mengetahui koefesien sumbangan pengaruh tiap dimensi terhadap endogenous

variabel (Y) dilakukan analisis koefesien determinasi. Untuk mengetahui persentase

sumbangan pengaruh variabel exogenous secara serentak terhadap variabel endogenous,

dilakukan analisis korelasi berganda.50 Apabila r2 = 0 berarti tidak ada sumbangan variabel

exogenous terhadap variabel endogenous. Namun bila r2 = 1 maka sumbangan pengaruh yang

diberikan 100%.

Untuk mengetahui koefesien regresi secara parsial dilakukan uji t. Uji – t

dimaksudkan untuk menguji ada tidaknya hubungan yang terjadi berlaku untuk populasi.51

Tingkat signifikansi adalah α = 5%.

Untuk menganalisis pengaruh signifikansi variabel exogenous

secara bersama-sama terhadap variabel endogenous digunakan Uji F.52 Analisis koefesien

beta untuk menunjukkan nilai kenaikan tiap dimensi bila Y mengalami kenaikan sebesar 1

unit.

Bentuk uji hipotesis ketiga akan dilakukan untuk menentukan secara bersama-sama

kategori latar belakang yang dominan dalam menentukan tingkat implementasi suatu

variabel. Uji hipotesis ini dilakukan dengan perhitungan Classification and Regression Trees

(CART) atau Categorial Regression Trees (CRT). Caranya dengan menetapkan lebih dahulu

Prunning, yaitu Maximum Tree Depth sebesar 2, Minimun Cases in Parent Node sebesar 2,

dan Minimum Cases in Child Node sebesar 1; dengan taraf signifikansi α < 0.05,53 dengan

melakukan uji Varian Satu Jalur (One Way ANOVA) pada taraf signifikansi α< 0.05.

50
Ibid, 66.
51
Ibid, 26.
52
Ibid., 67.
53
Sasmoko, Penelitian Konfirmatori dan Eksplanatori, 314.
21
Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian dilakukan sebagai tindak lanjut dari deskripsi dan hasil

pengujian ketiga hipotesis penelitian yang telah ditetapkan. Pembahasan penelitian

dimaksudkan untuk memaknai data, termasuk angka-angka statistikal, yang telah

dideskripsikan sebelumnya.

Pembahasan dilakukan dengan sub judul pembahasan hipotesis pertama, kedua dan

ketiga. Isi pembahasan berupa hasil temuan yang dikorelasikan dengan pengamatan di

lapangan. Dengan demikian, setiap masalah penelitian dapat terjawab. Pembahasan hasil

penelitian menjadi lebih penting manakala hipotesis penelitian yang diajukan ditolak. Banyak

faktor yang menyebabkan sebuah hipotesis ditolak. Pertama, faktor non-metodologis, seperti

adanya intervensi variabel lain sehingga menghasilkan kesimpulan yang berbeda dengan

hipotesis yang diajukan. Kedua, karena kesalahan metodologis, misalnya instrumen yang

dipakai tidak sahih atau kurang terpercaya. Dalam pembahasan, perlu diuraikan lebih lanjut

mengenai letak ketidaksempurnaan instrumen yang dipakai. Penjelasan tentang kekurangan

atau kesalahan-kesalahan yang ada akan menjadi salah satu pijakan untuk menyarankan

perbaikan bagi penelitian sejenis di masa yang akan datang.

Kesimpulan

Isi kesimpulan penelitian harus terkait langsung dengan rumusan masalah dan tujuan

penelitian. Dengan kata lain, kesimpulan penelitian terkait secara substansi terhadap temuan-

temuan penelitian yang mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya

Kesimpulan juga dapat ditarik dari hasil pembahasan, namun yang benar-benar

relevan dan mampu memperkaya temuan penelitian yang diperoleh.

22
Saran

Saran yang diajukan hendaknya selalu bersumber pada temuan penelitian,

pembahasan, dan kesimpulan `hasil penelitian. Saran hendaknya tidak keluar dari ruang

lingkup dan implikasi penelitian.

Saran yang baik dapat dilihat dari rumusan yang bersifat rinci dan operasional.

Artinya, jika orang lain hendak melaksanakan saran itu, ia tidak mengalami kesulitan dalam

menafsirkan atau melaksanakannya.

Di samping itu saran yang diajukan hendaknya telah spesifik. Saran dapat ditujukan

kepada perguruan tinggi, lembaga pemerintah maupun swasta, atau pihak lain yang dianggap

layak.

23

Anda mungkin juga menyukai