Anda di halaman 1dari 14

Vol.4 No.

1 Januari 2020 Journal of Tourism and Creativity ISSN: 2549-483X


e-ISSN: 2716-5159

Revolusi Industri 4.0: Googelisasi Industri Pariwisata dan Industri Kreatif


Poerwanto1, Yoedo Shambodo2
poerwantoku@gmail.com, yoedo.shambodo@uai.ac.id

Abstract
Today’s technology revolution engages the 4th wave which is called 4.0 industrial
revolution. This 4.0 industry refers to technology that produce to digital technology.
Entrepreneurship world has experienced a great transformation which has turned
from conventional technology into the digital one. Google has created various of
apps those are constructing the communicating ecosystem. The google-based
technology facilatates the production process.
It is really challenges and opportunity for Indonesian tourism industry and creative
industry.
Keyword: industry 4.0, googlization, tourism industry, creative industry

Abstrak
Revolusi teknologi kini memasuki gelombang keempat yang disebut dengan revolusi
industri 4.0. Industri 4.0 merupakan revolusi teknologi yang melahirkan teknologi
digital. Dunia usaha mengalami transformasi besar di mana sebagian besar proses
produksi beralih dari teknologi konvensional ke teknologi digital. Google telah
menciptakan berbagai aplikasi layanan yang membangun ekosistem dalam
berinteraksi. Produk-produk berteknologi tinggi google memfasilitasi proses
produksi—googelisasi. Googelisasi merupakan tantangan dan peluang bagi industri
pariwisata dan industri kreatif Indonesia.

Kata Kunci: industri 4.0, googelisasi, industri pariwisata, industri kreatif

1
Penulis dan pembelajar Pariwisata
2
Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Al Azhar Indonesia dan praktisi periklanan

Revolusi Industri 4.0: Googelisasi Industri Pariwisata dan Industri Kreatif | 1


Vol.4 No.1 Januari 2020 Journal of Tourism and Creativity ISSN: 2549-483X
e-ISSN: 2716-5159

dilakukan secara komprehensif dari


Pendahuluan mulai perencanaan, produksi,
Revolusi industri telah berada pemasaran dan layanan purna jual.
pada gelombang keempat, yang Industri 4.0 telah membuat
dikenal sebagai revolusi industri 4.0. semua aktivitas kehidupan di semua
Revolusi 4.0 yang menghasilkan sektor menjadi sahih, dan semua pihak
teknologi digital telah mendasari harus bisa menerima. Di sisi lain,
koneksi data dalam skala besar, luas kecanggihan teknologi digital dalam
serta berlangsung dengan super cepat proses produksi, menyebabkan
yang kejadiannya tidak pernah kita pengurangan aktivitas manusia dalam
bayangkan. Revolusi industri 4.0 berbagai hal termasuk proses produksi.
merupakan tren proses produksi yang Penggunaan mesin-mesin otomatis—
berbasis teknologi digital yang robot-robot dari mulai perencanaan,
menciptakan perubahan pada semua produksi sampai pada pemasaran
sektor kehidupandan melahirkan elektronik—online memperpendek
teknik-teknik produksi terkini, yang jarak antara produsen dengan target
mampu meningkatkan produktivitas pasarnya. Efek yang cukup sangat
serta efisiensi secara berkelanjutan. terasa berkurangnya penggunaan
Revolusi industri 4.0 merupakan tenaga kerja manusia.
kelanjutan dari revolusi industri Dampaknya, upaya penyerapan
sebelumnya, mulai dari revolusi tenaga kerja dalam proses
pertamayang menemukan mesin uap pembangunan nasional mengalami
dan kereta api (1750-1830), kemudian hambatan. Penciptaan dan penyerapan
kedua, penemuan listrik, alat tenaga kerja manusia dilakukan hanya
komunikasi, kimia dan minyak (1870- bagi sebagian masyarakat dari mereka
1900), dan ketiga, penemuan komputer, yang memiliki kualifikasi tertentu saja
internet, dan telepon genggam smpai —teknologi modern.
pada teknologi digital dan informasi Teknologi telah mendominasi
(1970—an hingga sekarang). kehidupan manusia sekarang dan masa
Industri 4.0 adalah teknologi depan. Teknologi telah dipahami dari
digital yang melahirkan teknologi- berbagai pendekatan. Menurut Boone
teknologi cerdas diantaranya; dan Kurzt (200) teknologi diartikan
kecerdasan buatan (artificial sebuah aplikasi dari pengetahuan yang
intellegence), mahadata (bigdata), didasarkan atas berbagai penemuan dan
robot, teknologi finansial, perdagangan inovasi ilmu pengatahuan. Dari aspek
elektronik (e-commerce), pemasaran sosial Perrow (1967, dalam
elektronik (e-marketing). Hampir Robbins,1990) teknologi dikatakan
semua kegiatan industri baik di sektor sebagai tindakan yang dilakukan
manufaktur maupun jasa kini seorang individu terhadap sebuah
menggunakan teknologi digital. objek, dengan atau tanpa bantuan alat
Teknologi digital menciptakan atau perlengkapan mekanis, untuk
perubahan secara terus-menerus dan membuat perubahan tertentu pada
menjadi gangguan dalam proses objek tersebut.
produksi, dantatanan kehidupan sosial- Dalam proses operasi organisasi
ekonomi-budaya. Teknologi digital baik nirlaba mau pun profit, teknologi
meningkatkan produktivitas, efisiensi, dipahami sebagai pengetahuan,
dan efektivitas. Teknologi digital peralatan dan atau teknik yang
memungkinkan proses produksi digunakan untuk mengubah masukan

2 | Revolusi Industri 4.0: Googelisasi Industri Pariwisata dan Industri Kreatif


Vol.4 No.1 Januari 2020 Journal of Tourism and Creativity ISSN: 2549-483X
e-ISSN: 2716-5159

menjadi luaran. Teknologi Kehidupan nyata kini tidak


menggerakkan perekonomian. Dalam hanya menghadapi globalisasi
perkembangannya, teknologi secara (globalization), digitalisasi
nyata mampu memberi kesempatan (digitalization), tetapi juga
atau peluang baru sangat besar dan googelisasi (googlization) yang telah
dinamis bagi mereka yang memahami mengubah pola komunikasi masyarakat
dan menguasai teknologi komunikasi dalam berinteraksi. Kebutuhan akan
informasi. Namun, di sisi lain, informasi dan atau data tentang apa pun
teknologi mengurangi pekerjaan yang bisa diperoleh dengan mudah dan cepat
tersedia yang berarti pengurangan melalui sebuah mesin pencari (search
tenaga kerja. engine) bernama google. Dampaknya,
Namun bagaimanapun, manusia proses produksi baik pada industri
tetaplah menjadi komponen terpenting manufaktur mau pun jasa, serta alur
dalam pengembangan sumber daya. informasi mengalami perubahan
Teknologi menggerakkan manusia secara cepat dan berkelanjutan.
melakukan perubahan berkelanjutan Setiap organisasi yang bergerak
yang mendorong manusia untuk di bidang apa pun harus mampu
berkarya—manusia bersumber daya. meningkatkan kapabilitasnya dengan
Manusia bersumber daya, oleh Drucker melakukan transformasi melalui
(1985, dalam Classic Drucker:2006) manusia bersumber daya.
disebut sebagai knowledge worker,
adalah penggerak organisasi dan Manusia Bersumber Daya
mereka adalah yang menciptakan Dunia usaha berada pada era
peluang-peluang baru secara terus kompetisi tinggi yang difasilatasi
menerus. Lebih lanjut Drucker mesin serba bisa yang bernama google.
mengatakan bahwa dalam organisasi Perusahaan-perusahaan terkemuka
berbasis pengetahuan, produktivitas masuk ke seluruh penjuru dunia,
pekerja individulah yang membuat mencari lokasi yang mungkin
seluruh sistem berhasil. Dalam tenaga menguntungkan dengan memindahkan
kerja tradisional, pekerja melayani proses produksinya dengan model
sistem; dalam tenaga kerja bisnis alih daya (outsourcing)—
berpengetahuan, sistem harus melayani globalisasi. Mereka membidik negara-
pekerja. negara yang memiliki sumberdaya
Sektor jasa merupakan salah satu alam untuk dieksploitasi, serta
sektor perekonomian yang berbasis sumberdaya manusia yang masih bisa
pada kemampuan sumberdaya manusia, dibayar dengan murah. Tujuan
yang kini menjadi pilihan dalam proses utamanya adalah efisiensi—low-cost
pembangunan saat mana industri production untuk memperoleh hasil
manufaktur sedang mengalami yang besar.
kemandegan. Proses produksi sektor Globalisasi menurut Poerwanto
jasa dimotori oleh manusia yang (2018) dipahami sebagai fenomena
memiliki kecerdasan, keahlian, kehidupan di mana kepentingan
kemampuan berkomunikasi, memiliki individu-individu, kelompok dan
komitmen, dan konsisten terhadap bahkan negara-bangsa berada di bawah
komitmennya—manusia bersumber kepentingan dunia secara menyeluruh.
daya. Manusia bersumber daya adalah Sedangkan Ohmae (1991)
modal manusia (human capital). mendeskripsikan fenomena globalisasi
sebagai “dunia tanpa batas” di mana

Revolusi Industri 4.0: Googelisasi Industri Pariwisata dan Industri Kreatif | 3


Vol.4 No.1 Januari 2020 Journal of Tourism and Creativity ISSN: 2549-483X
e-ISSN: 2716-5159

peta politik, batas-batas antarnegara sumberdaya manusia berpengetahuan


sama jelas dengan sebelumnya. Akan dalam proses produksi. Drucker (1991
tetapi pada peta kompetitif, peta dalam Classic Drucker:2006)
memperlihatkan arus riil kegiatan menjelaskan tantangan utama terbesar
keuangan dan industri, batas-batas itu yang dihadapi oleh manajer negara
sebagian besar sudah hilang. Dari maju di dunia adalah meningkatnya
semua kegiatan yang menghapuskan produktivitas pekerja berpengetahuan
batas-batas tersebut, barangkali yang (knowledge worker) dan pekerja jasa
paling gigih adalah arus informasi. (service worker). Tantangan ini, yang
Masyarakat dunia kini telah akan mendominasi agenda manajemen
menjadi masyarakat yang dalam beberapa dekade ke depan, pada
terhubungkan. Dunia usaha menjadi akhirnya akan menentukan kinerja
terjalin dalam membangun kompetitif perusahaan. Artinya, pekerja
meningkatkan efisiensi dan berpengetahuan dan pekerja jasa
produktivitas. Teknologi komunikasi merupakan modal bagi perusahaan.
informasi adalah kenyataan yang harus Mereka adalah aset potensial yang
dihadapi dalam persaingan di era dunia dapat melakukan perubahan atau
tanpa batas. Semua negara dan mengendalikan perubahan lingkungan
perusahaan perlu memiliki daya saing organisasi.
untuk memperoleh posisi terbaik. Era teknologi digital adalah
Daya saing menurut Zuhal (2010) modal intelektual bagi organisasi.
adalah gambaran bagaimana suatu Stewart (1997) mendefinisikan modal
negara termasuk perusahaan- intelektual (Intellectual Capital)
perusahaan dan SDM-nya sebagai: materi intelektual yaitu
mengendalikan kekuatan kompetensi pengetahuan, informasi, kekayaan
yang dimilikinya secara terpadu guna intelektual, pengalaman yang
mencapai kesejahteraan dan digunakan untuk menciptakan
keuntungan. Selanjutnya Zuhal kesejahteraan. Lebih lanjut Stewart
menjelaskan bahwa dalam porsi yang menambahkan bahwa pengetahuan
besar, kekuatan daya saing suatu telah menjadi faktor produksi yang
bangsa ditentukan oleh kemampuan penting dan oleh karena itu aset
perusahaan-perusahaan dan SDM-nya intelektual harus dikelola oleh
dalam menghasilkan nilai tambah perusahaan.
setinggi mungkin. Sedangkan peran Dalam kaitan dengan organisasi
negara lebih ditujukan untuk Poerwanto (2018) menjelaskan bahwa
menunjang dan memfasilitasi kerangka modal intelektual adalah pengetahuan,
kerja yang dapat memaksimalkan nilai keterampilan dan komitmen yang
tambah ekonomi. dimiliki oleh sumber daya manusia
Intinya dari pemikiran Zuhal sebagai basis operasional kegiatan—
adalah bahwa daya saing memerlukan merupakan karyawan berbasis
SDM-iptek yaitu SDM-SDM dengan pengetahuan (knowledge-based
kekuatan knowledge, kreativitas, dan worker). Harrison dan Sullivan (2000)
kemampuan inovatif yang memadai menjelaskan bahwa keberhasilan
untuk membangun sistem ekonomi perusahaan sangat dipengaruhi oleh
berbasis pengetahuan knowledge-based usaha-usaha rutin perusahaan untuk
economy (KBE). memaksimalkan nilai-nilai dari modal
Dapat diartikan bahwa intelektual yang dimiliki perusahaan.
kemampuan daya saing terletak pada Sedangkan Drucker (2002, dalam

4 | Revolusi Industri 4.0: Googelisasi Industri Pariwisata dan Industri Kreatif


Vol.4 No.1 Januari 2020 Journal of Tourism and Creativity ISSN: 2549-483X
e-ISSN: 2716-5159

Classic Drucker: 2006) mengatakan industri manufaktur kini mengalami


bahwa knowledge worker adalah pelambatan karena tingkat pembelian
minoritas dari total tenaga kerja. Tetapi barang kebutuhan menurun. Gaya
mereka telah menjadi pencipta utama hidup masyarakat berubah dari belanja
dari kesejahteraan dan pekerjaan. barang ke belanja jasa, seperti kuliner,
Kesuksesan (sesungguhnya, perjalanan dan atau ibadah (umrah).
perjuangan) setiap bisnis akan semakin Industri pariwisata telah menjadi
bergantung pada kinerja knowledge sektor pendorong pertumbuhan sektor–
worker. Namun, dalam organisasi sektor perekonomian lain salah satunya
berbasis pengetahuan, produktivitas industri kreatif.
individulah yang membuat seluruh
sistem berhasil. Dalam tenaga kerja Linimasa Revolusi Industri
tradisional, pekerja melayani sistem; Lim, (2019) mengatakan linimasa
dalam tenaga kerja berpengetahuan, industri dimulai dari awal abad 19
sistem harus melayani pekerja. sebagai industri 1.0 yang ditandai
Organisasi pada masa sekarang dengan penemuan mesin uap, kapal dan
perlu menyiapkan strategi pengelolaan pesawat, perdagangan serta pariwisata
dan pengembangan sumber daya lintas antar benua. Sedangkan
manusia yang berbasis pada tuntutan Thangaraj, dan Narayanan, (2018)
perubahan berkelanjutan, kompetisi, mengatakan bahwa industri 1.0
dan kompetensi. Kehidupan organisasi memunculkan manufaktur dengan
modern era “googelisasi” tidak lagi kapabilitas produksi besar,
sekedar beradaptasi dengan pengembangan bisnis pribadi menjadi
lingkungannya, tetapi dituntut untuk organisasi yang terdiri dari pemilik,
belajar secara berkesinambungan untuk manager, dan karyawan yang melayani
membangun keunggulan dan daya pelanggan.
saing, melalui transformasi dan Menurut Lim, (2019) Industri 2.0
pemberdayaan manusia bersumber berawal dari inovasi listrik dan
daya. teknologi elektronik, manufaktur
Globalisasi dan digitalisasitelah berdaya elektronik, inovasi komputer
melahirkan teknologi-teknologi baru dan personal komputer komersial.
yang pada tataran berikutnya Robot, mesin mekanis dan otomatis
melahirkan searching engine dan menggantikan kerja manusia untuk
aplikasi-aplikasi terbarukan yang produksi massa dalam industri. Dan,
sementara ini ada yang mengistilahkan Thangaraj, dan Narayanan (2018)
sebagai googelisasi (googlization) industri 2.0 juga berkenaan dengan
yangmenjadi salah satu aset penting pengembangan program manajemen
dalam operasi-operasi organisasi. dan pembagian kerja buruh untuk
Manusia bersumber daya yang meningkatkan efektivitas dan efisiensi
diperlukan organisasi pada era fasilitas manufaktur.
globalisasi di mana persaingan menjadi Thangaraj, dan Narayanan,
pertempuran yang tiada henti, adalah (2018) menambahkan, inovasi mesin
manusia yangmemiliki kompetensi, otomatis individual untuk
komitmen, konsisten dan kohesi dalam menggantikan kerja operator, software
pengelolaan tujuan-tujuan organisasi. dan hardware dalam integrase sistem
Revolusi industri 4.0 telah produksi pabrik, dan perluasan operasi
merubah gaya hidup masyarakat. perakitan di negara - negara berbiaya
Seperti kita ketahui bahwa kini sektor rendah untuk manajemen rantai suplai

Revolusi Industri 4.0: Googelisasi Industri Pariwisata dan Industri Kreatif | 5


Vol.4 No.1 Januari 2020 Journal of Tourism and Creativity ISSN: 2549-483X
e-ISSN: 2716-5159

pada dekade akhir abad 20 menjadi bisa berorganisasi sendiri untuk


penanda revolusi industri 3.0. Selain membentuk hubungan manusia dan
itu, menurut Lim (2019) industri 3.0 mesin dengan dunia virtual. Konsep
adalah era berkembangnya cyberspace, indutri 4.0 menurt Devezas, Leitao, dan
globalisasi teknologi komunikasi Sarygulov, (2017) dikenalkan kepada
informasi, teknologi transportasi yang publik global dalam World Economic
lebih cepat, serta inovasi dan Forum di Davos, Swiss pada 2015
perkembangan internet sebagai basis melalui buku The Forth Industrial
pengetahuan kolektif universal Revolution oleh Klaus Schwab. Apa
berdasarkan algoritma. definisi industri 4.0? Terdapat beberapa
Lim (2019) mengatakan definisi industri 4.0, antara lain :
bvahwa awal abad 21 sebagai era  Shukodolov dalam Popkova,
industri 4.0 dikarakteristikkan dengan Ragulina, Bogovis, (2019)
perkembangan artificial intelligence mendefinisikan 4.0 sebagai
(AI), manufaktur aditif, robot dan metode revolusioner dalam
kendaraan otomatis, mesin yang organisasi produksi industri
dikontrol algoritma, software/ aplikasi berbasis pada digitalisasi dan
yang mampu memprediksi perilaku otomatisasi proses industri yang
berbasis algoritma, dan revolusi media menghapuskan keterbatasan objek
sosial. Thangaraj, dan Narayanan fisik dan mengubahnya menjadi
(2018) mengatakan industri berkoneksi sistem kompleks dan komprehensif
dengan IoT (internet of things) yang dari elemen – elamen produksi
memungkinkan teknik manufaktur yang saling terkoneksi dan saling
untuk berbagi informasi, menganalisis bergantung.
dan memandu aksi cerdas dalam  Gunal, Karatas dalam Gunal,
bentuk robot, AI, teknologi kognitif, (2019) industri yang
dan augmented reality. memanfaatkan perkembangan
teknologi digital dan simulasi
Industri 4.0 dalam manufaktur untuk produk
Istilah industri 4.0 pertama kali yang lebih baik, lebih banyak, dan
muncul saat Hannover Fair sebagai biaya lebih rendah.
suatu strategi industri Jerman dan  Dornberger, Inglese, Korkut,
akhirnya pada April 2013 sebagai Zhong dalam Dornberger, (2018),
laporan akhir Hannover Fair dicetuskan industri yang semua mesin
definisi industri 4.0 sebagai produksinya dan jasa pendukung
personalisasi (customization) produk value-nya berkoneksi dengan
dalam kondisi fleksibilitas, otomatisasi, internet.
dan produksi massal yang
membutuhkan metode dan sistem yang

6 | Revolusi Industri 4.0: Googelisasi Industri Pariwisata dan Industri Kreatif


Vol.4 No.1 Januari 2020 Journal of Tourism and Creativity ISSN: 2549-483X
e-ISSN: 2716-5159

Desain oleh: Yoedo Shambodo

Industri pariwisata dengan pengeluaran sekitar 2000


Pariwisata adalah fenomena miliar US$, dan menciptakan sekitar
global yang universal, dan telah 193 juta kesempatan usaha dan kerja.
menjadi suatu kebutuhan dasar Indonesia adalah negara yang
kehidupan manusia untuk memperoleh memiliki daya tarik wisata beragam—
keseimbangan hidup dan alam, sosial, budaya merupakan
kesejahteraan. UNWTO menengarai keunggulan kompetitif yang jika
bahwa pembangunan pariwisata dikembangkan secara profesional serta
melibatkan ratusan juta manusia baik dapat memperkuat daya saing negara
sebagai wisatawan, pelaku-pelaku bersangkutan.
bisnis pariwisata, lembaga pendidikan, Pariwisata telah menjadi salah
tenaga profesional serta masyarakat satu agen perubahan yang
secara luas, yang berdampak pada menciptakan peluang-peluang dan
pertumbuhan perekonomian dunia. tantangan-tantangan baru yang
Potensi daya tarik wisata, kini mendorong munculnya ide-ide baru,
telah dikembangkan untuk menjadi kreativitas dan pengetahuan.
motor penggerak pertumbuhan Poerwanto (2017) mendeskripsikan
ekonomi secara besar-besaran. Pilihan bahwa pariwisata kini telah
tersebut didasarkan pada kenyataan diproyeksikan menjadi mesin
bahwa pariwisata adalah industri yang pendorong pertumbuhan di berbagai
unik, yaitu wisatawan mendatangi aspek kehidupan; perekonomian,
produk—atraksi, sulit dibatasi oleh industri, mobilitas sosial dan industri
berbagai kepentingan seperti kondisi kreatif. Pariwisata telah menjadi
alam-sosial-budaya yang tumpuan dalam pembangunan
bagaimanapun, mendatangkan devisa perekonomian dan peningkatan
serta membuka kesempatan kerja dan kesejahteraan sosial khususnya
usaha baru secara simultan, serta masyarakat lokal di mana atraksi
kreativitas. UNWTO (United Nations wisata berada dengan menyediakan
World Tourism Organization) lapangan kerja dan usaha baru.
memperkirakan pada tahun 2020 Informasi menunjukkan bahwa
tercatat kurang lebih 1,6 miliar pada tahun 2017 industri pariwisata
wisatawan mengunjungi berbagai Indonesia tumbuh 22 persen jauh lebih
objek wisata di seluruh penjuru dunia, tinggi di atas pertumbuhan industri

Revolusi Industri 4.0: Googelisasi Industri Pariwisata dan Industri Kreatif | 7


Vol.4 No.1 Januari 2020 Journal of Tourism and Creativity ISSN: 2549-483X
e-ISSN: 2716-5159

pariwisata ASEAN sebesar 7 persen, Industri kreatif


dan pertumbuhan pariwisata dunia 6,4 Industri kreatrif dipahami
persen. Catatan The World Travel and sebagai industri yang berbasis pada
Tourism Council pariwisata Indonesia keterampilan individu yang bisa
kini berada di urutan ke-9. Informasi berasal dari bakat atau pelatihan
tersebut menjadi tantangan bagi jangka panjang. Departemen
industri pariwisata Indonesia. Kini, Perdagangan Republik Indonesia
industri pariwisata menghadapi tahun (2007) mendefinisikan industri
perubahan perilaku wisatawan yang kreatif sebagai: Industri yang berasal
disebabkan oleh tren pergeseran dari pemanfaatan kreativitas,
kependudukan. keterampilan serta bakat individu
Travel Tech Consulting Yang untuk menciptakan kesejahteraan serta
disitir majalah SWA 24 juli – 7 lapangan pekerjaan melalui penciptaan
Agustus 2019 mengatakan bahwa dan pemanfaatan daya kreasi dan daya
traveller millenial akan mendorong cipta individu tersebut. Industri kreatif
pariwisata 4.0. 70 persen traveller merupakan bagian integral dari
melakukan searching dan sharing ekonomi kreatif.
melalui internet (digital) dan 51 persen Amabile (1997) mendefinisikan
dari traveller asing adalah milenial. kreativitas sebagai penciptaan ide-ide
Sedangkan, Ari Prasetyo Kepala baru yang bisa mengakomodasi
Bidang Perencanaan Strategis kebutuhan-kebutuhan atau menangkap
Kementrian Pariwisata, dalam Harian peluang-peluang baru. Kreativitas
Kompas 25-9-2019 mengemukakan, merupakan langkah pertama dalam
sekitar 70 persen wisatawan inovasi, yang sangat penting bagi
merencanakan perjalanan secara keberhasilan jangka panjang.
digital, mulai dari mencari destinasi, Kreativitas juga bisa dirangsang dalam
memesan, bertransaksi, hingga organisasi. Perusahaan-perusahaan
mengunggah pengalaman berwisata ke atau departemen-departeman di dalam
media sosial. Bahkan, lebih dari 200 perusahaan dapat dibuat menjadi
ulasan pengalaman wisata diunggah di kreatif dan memprakarsai perubahan.
TripAdvisor per menit nya Teknologi digital telah
(cnnindonesia, 2019). mendorong konsentrasi industri dan
Kini, di era googelisasi, model perekonomian berpindah dari negara-
pengembangan pariwisata harus bisa negara maju khususnya barat ke
meneropong jauh ke depan karena negara-negara berkembang seperti
setelah generasi Y akan muncul India, ASEAN serta Amerika Latin
generasi Z yaitu generasi yang lahir yang mendorong kreativitas di
setelah tahun 2000, generasi yang berbagai sektor. Kini, di samping
tumbuh di era digital yang selalu ingin pariwisata, industri kreatif menjadi
terkoneksi dimanapun dan kapanpun. salah satu pilihan pembangunan.
Mereka adalah segmen pasar yang Departemen Perdagangan RI (2008)
penting, bukan hanya karena besar menjelaskan bahwa ekonomi kreatif
dan terus tumbuh, namun kemampuan adalah wujud dari upaya mencari
mereka dalam meng-influence cukup pembangunan yang berkelanjutan
masif. melalui kreativitas, yang mana
pembangunan berkelanjutan adalah
suatu iklim perekonomian yang
berdaya saing dan memiliki cadangan

8 | Revolusi Industri 4.0: Googelisasi Industri Pariwisata dan Industri Kreatif


Vol.4 No.1 Januari 2020 Journal of Tourism and Creativity ISSN: 2549-483X
e-ISSN: 2716-5159

sumber daya terbarukan. Pesan besar menunjukkan bahwa individu


yang ditawarkan ekonomi kreatif berketrampilan adalah salah satu
adalah pemanfaatan cadangan sumber elemen mitra pemangku kepentingan
daya yang bukan hanya terbarukan, industri kreatif.
bahkan tak terbatas, yaitu ide, talenta Produk industri kreatif
dan kreativitas. merupakan bagian dari industri
Pengembangan industri kreatif pariwisata. Produk industri kreatif
diarahkan untuk lebih menitikberatkan berbasis kerajinan dan budaya menjadi
pada industri berbasis: (1) lapangan cinderamata bagi para pelancong
usaha kreatif dan budaya (creative sebagai kenangan. Di Indonesia sektor
cultural industry); (2) lapangan usaha industri kreatif dan pariwisata terus
kreatif (creative industry), atau (3) bertumbuh dan berkembang secara
Hak Kekayaan Intelektual seperti hak signifikan beriringan, sekalipun sektor
cipta (copyright industry). Kerajinan pariwisata beberapa target capian dari
batik, tenun, bordir dan ukiran, pemerintah tidak semua dapat dicapai,
kerajinan cinderamata khas masing- misal target kunjungan wisatawan
masing daerah, fesyen (fashion) di manca negara, di mana tahun 2018
Indonesia merupakan bagian dari target kunjungan wisatawan
industri berbasis kreativitas yang mancanegara hanya 15,8 juta dari
mampu mendorong tumbuhnya target 17 juta. Namun demikian, sektor
industri-industri ikutan lain yang pariwisata Indonesia tumbuh diatas 20
berkaitan. persen jauh di atas pertumbuhan
Walravens, dalam Nijs dan industri pariwisata dunia yang hanya
Peters (2002) menyatakan bahwa 6,4 persen. Kondisi pertumbuhan
kreativitas dalam proses tersebut menjadi tantangan baru bagi
pembangunan menunjuk pada industri pariwisata Indonesia.
‘menemukan solusi untuk problem- Dari berbagai informasi dapat
problem di mana yang lain belum diketahui bahwa industri kreatif dan
pernah menemukan dan industri pariwisata kini cenderung
mengaplikasikan kombinasi dimotori oleh generasi melineal.
pengetahuan untuk diterapkan pada Poerwanto (2018) mengatakan,
area problem baru’. Sedangkan generasi melineal adalah generasi
Binkhorst (2007) memahami yang lahir 1990-an dan akan berlanjut
kreativitas adalah diasosiasikan dengan generasi Z yang lebih manja
dengan ‘mengerjakan sesuatu secara yang dibesarkan oleh kemajuan
manual’ atau dengan ‘menciptaan teknologi komunikasi dan yang
sesuatu’ seperti melukis, membuat memiliki kemauan berpikir maju.
musik, membuat kerajinan dan Departemen Perdagangan RI,
lainnya. 2007 mengidentifikasi 14 subsektor
Kreativitas berasal dari individu yang merupakan industri berbasis
yang menjadi karyawan atau mitra kreativitas adalah: Periklanan;
organisasi. Temuan Poerwanto dan Arsitektut; Pasar Barang Seni;
Zakaria Lantang (2012) mengatakan Kerajinan; Desain; Fesyen; Video,
bahwa industri kreatif berbasis seni Film dan Fotografi; Musik; Seni
batik pesisiran ditopang oleh lima pertunjukkan; Penerbitan dan
aktor utama, yaitu; pebisnis, pembatik Percetakan; Layanan Komputer dan
atau pekerja batik, pemerintah, selera Piranti Lunak; Televisi dan Radio;
pasar dan intelektual. Hal tersebut Riset dan Pengembangan. Dari ke

Revolusi Industri 4.0: Googelisasi Industri Pariwisata dan Industri Kreatif | 9


Vol.4 No.1 Januari 2020 Journal of Tourism and Creativity ISSN: 2549-483X
e-ISSN: 2716-5159

empat belas subsektor tersebut pasar terampil. Teknologi digital membantu


barang seni, kerajinan (cinderamata UMKM berinovasi, berkreasi dan
khas kedaerahan), desain, fesyen, dan menjalin hubungan dengan pemangku
seni pertunjukan merupakan subsektor kepentingan untuk pertumbuhan.
yang mempunyai kontribusi terhadap Gaya hidup wisatawan dalam
industri pariwisata. Konsekuensinya, mencari informasi destinasi,
adalah bagaimana pemangku memperbandingkan antar produk,
kepentingan merajutnya ke dalam termasuk informasi tentang atraksi
ekosistem bisnis yang berkelanjutan. wisata, produk-produk yang memiliki
Kini, industri kreatif memiliki khas dari destinasi yang dikunjungi
tantangan teknologi. Kecerdasan seperti cinderamata, kuliner atau
buatan (artificial intellegence, AI) produk-produk kreatif khas lainnya
telah menjadi pilihan dalam dan berbagi informasi kini telah
melakukan efisiensi, ketepatan dan mereka lakukan secara digital.
kecermatan dalam berinovasi, yang Singkatnya mereka search and share
menjadi ancaman bagi industri kreatif menggunakan media digital. Ada tiga
kerajinan berbasis keterampilan ciri digital lifestyle yaitu: mobile,
individu. personal, dan interactive (Pariwisata,
2019)
Kesimpulan Industri pariwisata dan Industri
Karim Temsamani, President kreatif 4.0 merupakan industri yang
Google Asia-Pasific, pada pembukaan harus memanfaatkan teknologi digital.
program ‘Growing with Google’ 12 Setiap bisnis pariwisata dan industri
April 2018 di Singapura mengatakan kreatif selayaknya menjadi bisnis
“Teknologi digital tidak hanya mampu online dan bersinergi karena keduanya
menciptakan produk, namun juga memiliki pelanggan yang hampir
ekosistem serta keterhubungan antara sama.
konsumen, partner (seperti Publisher Sinergitas industri pariwisata
dan developer), serta pengiklan. dan industri kreatif dari hulu sampai
(Majalah MIX April-Mei 2018) ke hilir yang dikerjakan dengan
Google memiliki produk layanan menggunakan produk-produk layanan
berteknologi tinggi yang mampu berteknologi tinggi google—
membangun ekosistem pada semua googelisasi akan membangun
tingkatan bisnis—besar-menengah- ekosistem perekonomian nasional
kecil. Produk layanan google seperti yang dapat memicu petumbuhan
Search, Maps Android, Play, ekonomi yang lebih tinggi. Industri
YouTube, Chrome dan Gmail, kini pariwisata dan industri kreatif harus
digunakan oleh semua kalangan memiliki skenario bisnis yang kuat
termasuk UMKM. Karim juga agar dapat mampu menjadi pelopor
menjelaskan ketujuh produk layanan pertumbuhan perekonomian nasional.
tersebut bukan hanya aplikasi, tetapi Pemerintahan periode kedua
juga platforms. Dengan platforms, Presiden Joko Widodo telah
inovasi bisa datang dari mana saja dan menentukan 5 kawasan strategis
siapa saja menciptakan produk pariwisata nasional super prioritas,
populer. yaitu; Danau Toba, Borobudur,
Sebagian dari pelaku industri Mandalika, Labuan Bajo dan
kreatif merupakan UMKM yang Manado-Bitung-Likupang.
banyak menyerap tenaga kerja Googelisasi merupakan kunci

10 | Revolusi Industri 4.0: Googelisasi Industri Pariwisata dan Industri Kreatif


Vol.4 No.1 Januari 2020 Journal of Tourism and Creativity ISSN: 2549-483X
e-ISSN: 2716-5159

sukses pelaksanaan program super experience economy, towards


prioritas tersebut. the co-creation tourism
Selaras dengan pengembangan experience?. Paper presented
industri pariwisata di Indonesia akan at the ATLA annual
diikuti oleh berekembangnya UMKM Conference ‘Tourism,
di bidang kerajinan—kreatif yang Creativity and Development’.
memproduk barang cinderamata yang Barcelona. November
pasti juga diminati oleh para
pelancong baik dalam negeri maupun Boone, Louis E., David L. Kurtz.
mancanegara. Di Indonesia industri 2000. Contemporary Business
kreatif diperkirakan menyumbang 2000, Hardcourt Inc,
sekitar 15 juta pekerja, dan ekspor terjemahan Erlangga. Jakarta.
lebih dari US$ 20 miliar. Program 2002
super prioritas pariwisata Indonesia Devezas, Tessaleno, Joao Leitao,
akan memberi kesempatan yang besar Askar Sarygulov. 2017.
pada industri kreatif, karena para Industry 4.0 :
pelancong juga akan mencari produk- Entrepreneurship and
produk kreatif khas daerah di destinasi Structural Change in the New
yang mereka kunjungi. Digital Landscape.
Google memberi kemudahan Gewerbestrasse: Springer
pada para pelancong (traveller) untuk Dornberger, Rolf. 2018. Business
mengakses pemilihan dan pemesanan Information Systems and
amenitas dan atraksi di manapun, Technology 4.0 : New Trends in
kapanpun dan oleh siapapun. Dalam the Age of Digital Change.
upaya merealisasikan industri Gewerbestrasse : Springer
pariwisata dan industri kreatif 4.0, Drucker Peter F. 2006. Classic
diperlukan kesiapan semua pemangku Drucker. Havard Business
kepentingan untuk bekerja profesional. School Published. Boston
Pemerintah harus memfasilitasi dan
menjadi motor penggerak mesin Gunal, Murat M. 2019. Simulation for
pertumbuhan ekonomi nasional Industry 4.0 : Past, Present,
dengan meningkatkan profesionalitas and Future. Gewerbestrasse :
sumberdaya manusia. Sudah siapkah Springer
sumberdaya manusia Indonesia Harrison, S., dan Sullivan, P. 2000.
khususnya di kedua sektor tersebut? Profiting From Intellectual
Jawabannya, harus siap dan harus Capital: Learning From Leading
disiapkan, karena industri 4.0 adalah Companies. Journal of
roh dan landasan dalam menghadapi Intellectual Capital. Vol.1, No.1.
revolusi industri lanjutan.
Lim, Tai Wei. 2019. Industrial
Revolution 4.0, Tech Giants, and
Daftar Pustaka
Digitized Societies. Singapore:
Amabile, Teresa M., 1997, Motivating Palgrave MacMillan
Creativity in Organizations; On
Nijs, D. and Peters, F. 2002.
Doing What You Love and
Imagineering. Het creeren
Loving What You Do, California
van belevingswereldan.
Management Review 40, No.1
Amsterdam. Boom.
Binkhorst, E. 2005. Creativity in the
-------------------. 2008.Pengembangan

Revolusi Industri 4.0: Googelisasi Industri Pariwisata dan Industri Kreatif | 11


Vol.4 No.1 Januari 2020 Journal of Tourism and Creativity ISSN: 2549-483X
e-ISSN: 2716-5159

Ekonomi Kreatif Indonesia Dunia Tanpa Batas. Edisi ke-2.


2025, Departemen Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Perdagangan Republik
Indonesia. Poerwanto dan Reza P Yudha. 2019.
Persepsi Generasi Millineal
Ohmae, Kenichi.1989. The Mind of terhadap Jilbab sebagai
Strategist. The Art of Japanese Indentitas, Fesyen, dan
Business. New York. McGraw- Komunikasi Verbal. Jember.
Hill Journal of Tourism and
Ohmae, Kenichi . 1991. The Borderless Creativity. Program Studi
World. Harper Business, New Diploma III Usaha Perjalanan
Jersey Wisata, FISIP Universitas
Poerwanto. 2003. Transformasi Jember
Organisasi: Dampaknya Popkova, Elena G., Yulia V. Ragulina,
Terhadap Peran Sumber Daya Aleksei V. Bogoviz. 2019.
Manusia Bidang Pariwisata. Industry 4.0: Industrial
Aspirasi: Jurnal Ilmu Soaial dan Revolution of the 21st Century.
Ilmu Politik. FISIP. Universitas Gewerbestrasse : Springer
Jember, Vol.XIII, No. 2.,
Robbins, Stephen P. 1990.
Desember
Organization Theory: Structure,
Poerwanto. 2010. Inovasi Produk dan Design and Applications,
Motif Seni Batik Pesisiran Prentice-Hall, N.J (terjemahan
Sebagai Basis Pengembangan 1994). Penerbit Arcan. Jakarta
Industri Kreatif dan Kampoeng
Roos, J. Dan Von Krogh. G.1996. The
Wisata Minat Khusus.Laporan
Epistemological Challenge:
Penelitian, DIPA Universitas
Managing Knowledge and
Jember 2010
Intellectual Capital. European
Poerwanto, Zakaria.L.S. 2012. Inovasi Management Journal. Vol 14,
Produk dan Motif Seni Batik Issue 14, August
Pesisiran Sebagai Basis
Stewart, T. 1997. Intellectual Capital:
Pengembangan Industri Kreatif
The New Wealth of
dan Kampung Wisata Minat
Organization. New York.
Khusus. Jakarta. Jurnal AL-
Doubleday.
AZHAR Indonesia
Poerwanto.2017. Pembangunan Thangaraj, Jeevitha, Ramya Lakshmi
Pariwiswata Berbasis Narayanan. Industry 1.0 to 4.0:
Pariwisata: Reonrientasidari The Evolution of Smart
wisata rekreatif ke wisata Factories. October 2018.
kreatif. Jember. Journal of Research Gate.
Tourism and Creativity. Program https://www.researchgate.net/pu
Studi D III Usaha Perjalanan blication/330336790 diakses
Wisata FISIP Univ Jember pada 8 Desember 2019 11.47
p.m.
Poerwanto.2018. New Business
Administration: paradigma baru Zuhal. 2010. Knowledge and
Pengelolaan Bisnis Dalam Era Innovation: Platform Kekuatan
Daya Saing. Jakarta. PT
Gramedia Pustaka Utama

12 | Revolusi Industri 4.0: Googelisasi Industri Pariwisata dan Industri Kreatif


Vol.4 No.1 Januari 2020 Journal of Tourism and Creativity ISSN: 2549-483X
e-ISSN: 2716-5159

Majalah MIX Marketing &


Coomunication. April – Mei
2018
Kompas.com. Akhirnya, Hadir
Jejaring Sosial untuk "Traveler"
(internet). 5 Mei
2013,
15:37WIB.https://travel.kompas.
com/read/2013/05/05/1537437/
Akhirnya..Hadir.Jejaring.Sosial.
untuk.Traveler?page=all. (Diaks
es pada16 Desember 2019)
Kemenpar.CEO Message #11 Go
Digital The more digital, the
more personal. The more digital,
the more professio (internet), 30
November 2018. Tersedia
darihttps://www.kemenpar.go.id/
post/ceo-message-11-go-digital-
the-more-digital-the-more-
personal-the-more-digital-the-
more-professio (diakses 16
Desember 2019).

Revolusi Industri 4.0: Googelisasi Industri Pariwisata dan Industri Kreatif | 13


Vol.4 No.1 Januari 2020 Journal of Tourism and Creativity ISSN: 2549-483X
e-ISSN: 2716-5159

14 | Revolusi Industri 4.0: Googelisasi Industri Pariwisata dan Industri Kreatif

Anda mungkin juga menyukai