Anda di halaman 1dari 7

Nama : Adik Cahya Lintang Sukma

NIM : 2350211181

Mata Kuliah : Logika

Dosen Pengampu : Aliesa Amanita, S.H., M.Kn.

LEGAL OPINION

KASUS POSISI

Nn. Mira (28 tahun) adalah seorang guru honorer di sebuah Sekolah Dasar di Desa
Mekarwangi. Ia sering mendapat telepon dari Tn. Guruh (50 tahun) yang adalah Kepala
Sekolah di tempat ia mengajar. Dari 20 menit pembicaraan telepon hanya 5 menit
membicarakan pekerjaan dan sisanya Tn. Guruh membicarakan hal lain yang mengarah pada
pelecehan verbal (asusila) kepada Nn. Mira.

Hal tersebut membuat Nn. Mira merasa terganggu, terlebih lagi orang-orang disekitarnya
menuduh Nn. Mira memiliki hubungan gelap dengan Tn. Guruh. Merasa jengah dengan
semua itu, Nn. Mira berinisiatif merekam perbincangannya dengan Tn. Guruh untuk
membuktikan dirinya tidak memiliki hubungan dengan atasannya itu. Namun demikian Nn.
Mira tidak pernah melaporkan rekamannya itu karena takut terancam kehilangan
pekerjaannya.

Hanya saja ia sempat menceritakan tentang rekaman itu pada seorang rekannya yaitu Tn.
Dudi, ia juga sempat memperdengarkan file rekaman melalui handphonenya. Nn. Mira tetap
menyimpan rekaman itu, hingga satu tahun berselang Tn. Dudi meminta rekaman itu.
Awalnya Nn. Mira menolak memberikan rekaman itu namun kemudian mentransfer rekaman
itu dari handphonenya ke laptop Tn. Dudi. Dari Tn. Dudi kemudian rekaman itu menyebar.

Tidak terima aibnya diketahui banyak orang, Tn. Guruh melaporkan Nn. Mira ke pihak
kepolisian.

FAKTA RELEVAN / STRUKTUR KASUS

1. Tn. Guruh membicarakan hal yang mengarah pada pelecehan verbal (asusila) kepada Nn.
Mira melalui perbincangan telfon
1
2. Nn. Mira merekam secara sengaja perbincangan yang dilakukan bersama Tn. Guruh
3. Satu Tahun berselang, Tn, Dudi meminta rekaman perbincangan yang dilakukan oleh Nn,
Mira dan Tn. Guruh, namun Nn. Mira menolak
4. Nn. Mira mentransfer rekaman tersebut dari handphonennya ke laptop Tn. Dudi tanpa
paksaan dari Tn. Dudi. Sehingga rekaman itu sudah ada di Tn. Dudi, dari Tn. Dudi
kemudian rekaman itu menyebar
5. Tn. Guruh melaporkan Nn. Mira ke pihak kepolisian dikarenakan tidak terima aibnya
diketauhi oleh banyak orang

IDENTIFIKASI MASALAH

Apakah Nn. Mira bersalah melanggar ketentuan Pasal 27 ayat (1) UU ITE? Jika Ya,
bagaimana sanksi yang dapat dijatuhkan pada Nn. Mira?

STRUKTUR NORMA

Ketentuan yang mungkin dapat diterapkan dalam peristiwa di atas yaitu Pasal 27 ayat 1 UU
ITE. Adapun bunyi pasal sebagai berikut :

Pasal 27 ayat (1) UU ITE

“Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan
dan/atau dapat membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen
elektronik, yang memiliki muatan yang melanggarkesusilaan”.

Dalam pasal ini mengatur larangan bagi setiap orang, “setiap orang” ditujukan kepada setiap
orang perseorangan. Dalam konteks kasus ini, “tanpa hak” berarti suatu perbuatan yang
dilakukan tanpa izin, kewenangan, atau yang bertentangan dengan hukum. Sedangkan
kondisi yang mengiringi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1) UU ITE adalah
objek mendistribusikan dan/atau mentransmisikan, dan/atau dapat membuat dapat diaksesnya
informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik, yang memiliki muatan yang
melanggarkesusilaan. Adapun dalam hal ini “mendistribusikan” merujuk pada tindakan
mengirimkan dan/atau menyebarkan informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik.

Informasi Elektronik adalah suatu atau sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi tidak
terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, electronic data interchange (ED4,

2
surat elektronik (electronic mail), telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda,
angka, kode akses, simbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat
dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.

Sedangkan “mentransmisikan” memiliki maksud tindakan aktif pengiriman informasi


elektronik atau dokumen elektronik melalui media elektronik kepada pihak lain.

Adapun dapat di akses dapat diartikan sebagai diberikan kewenangan atau izin atas kegiatan
melakukan interaksi dengan ’Sistem Elektronik’ yang berdiri sendiri atau dalam jaringan.
Serta muatan berarti materi yang dimuat dalam Peraturan Perundang-undangan sesuai dengan
jenis, fungsi, dan hierarki Peraturan Perundang-undangan.

Selanjutnya yang dimaksud dengan “melanggarkesusilaan adalah merujuk pada tindak pidana
yang melibatkan penggunaan teknologi informasi secara tidak sah. Maka ketentuan ini
mengatur setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mengirimkan atau menyebarkan
informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik melalui media elektronik kepada pihak lain
yang melibatkan penggunaan teknologi informasi secara tidak sah atau melanggarkesusilaan.

Dari ketentuan diatas, adapun sanksi untuk perilaku yang diatur dalam Pasal 27 ayat (1) UU
ITE adalah sebagaimana tercantum dalam Pasal 45 ayat (1) yang berbunyi :

Pasal 45 ayat (1)

”Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau


mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau
Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 27 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).”

Jika seseorang memenuhi unsur pelanggaran terhadap Pasal 27 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dipidana dengan pidana
penjara paling lama enam tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 1.000.000.000 (satu
milyar). Hal tersebut tertuang di dalam Pasal 45 ayat (1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Jika seseorang terbukti melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat
(1) UU ITE maka diancam dengan sanksi pidana penjara paling lama enam tahun dan/atau
denda paling banyak Rp. 1.000.000.000 (satu milyar).

3
Dari ketentuan di atas, jika perilaku yang dilanggar memenuhi unsur-unsur Pasal 27 ayat (1)
UU ITE sebagaimana diuraikan di atas maka dapat dikenakan sanksi sebagaimana diatur
dalam pasal 45 ayat (1) UU ITE jika ditemukan tambahan kondisi sebagai berikut :

Dikenakan sanksi pidana penjara paling lama enam tahun dan/atau denda paling banyak
Rp. 1.000.000.000 (satu milyar) jika tindakan tersebut yang dilakukan secara disengaja dan
tanpa izin wewenang membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen
Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan.

ANALISIS HUKUM

Tindakan Nn. Mira dapat dikenakan pasal 27 ayat (1) UU ITE atau pasal 45 ayat (1) UU ITE
Berdasarkan pasal 27 ayat (1) UU ITE dapat diketahui bahwa

“Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan
dan/atau dapat membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik,
yang memiliki muatan yang melanggarkesusilaan”

Dengan sengaja

“dengan sengaja” merupakan suatu kehendak yang menimbulkan kesalahan dengan


menjalankan suatu perbuatan tertentu dan menimbulkan suatu akibat atas perbuatan yang
dilakukannya. Jika dikaitkan dengan kasus diatas, dimana Nn. Mira dengan sengaja merekam
perbincangannya bersama Tn. Guruh karena Nn. Mira merasa mendapatkan pelecehan
seksual secara verbal (asusila) dalam perbincangan melalui telfon. Dalam perbincangan
tersebut Nn. Mira merasa terganggu dan tidak nyaman atas tuduhan memiliki hubungan gelap
dengan Tn. Guruh. Nn. Mira berinisiatif merekam perbincangan tersebut untuk membuktikan
dirinya tidak memiliki hubungan gelap tersebut. Maka dari itu, perbuatan Nn. Mira termasuk
kedalam perbuatan membuat informasi elektronik secara sengaja berupa rekaman yang dapat
diakses kembali, seperti yang tertuang dalam pasal 27 ayat (1).

Namun, saat sesudah Nn. Mira merekam dan mempunyai dokumen rekamannya, Nn. Mira
tidak berani untuk menyebarkannya dikarenakan Nn. Mira khawatir akan kehilangan
pekerjaannya karena apabila dilihat dari segi pekerjaan, Tn. Guruh menduduki posisi yang
cukup berpengaruh. Sehingga Nn. Mira memutuskan untuk menyimpan dokumen berupa
rekaman percakapan antara dia dan Tn. Guruh yang ia rekam dengan sengaja dan hal tersebut

4
termasuk kedalam unsur yang terdapat di dalam Pasal 27 Ayat (1) UU ITE. Adapun objek
informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik disini adalah rekaman suara. Pasal ini
menjelaskan adanya kondisi yang tujuan dari perbuatan tersebut yaitu mendistribusikan
dan/atau mentransmisikan dan/atau dapat membuat dapat diaksesnya informasi elektronik
dan/atau dokumen elektronik yang memiliki muatan melanggarkesusilaan.

Mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau dapat membuat dapat


diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik

Dalam Pasal 27 Ayat (1) fokus perbuatan yang dilarang adalah mendistribusikan,
menstransmisikan dan/atau informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik bermuatan
melanggar kesusilaan. Disebut melakukan perbuatan “membuat dapat diaksesnya”, jika
pelaku sengaja membuat publik bisa melihat, menyimpan ataupun mengirimkan kembali
konten yang melanggar kesusilaan.

Adapun objek informasi elektronik dan / atau dokumen elektronik disini adalah rekaman
suara, Nn. Mira sempat menceritakan tentang rekaman perbincangannya bersama Tn. Guruh
kepada Tn. Dudi dan sempat memperdengarkan file rekaman melalui rekamannya, hal
tersebut merupakan bentuk pendistribusian atas informasi atau dokumen elektronik. Yang
dilakukan oleh Nn. Mira melakukan tindakan yang bertentangan dengan Pasal 27 Ayat (1)
UU ITE tersebut, ditambah kasus diatas menjelaskan bahwa Nn. Mira mentransfer rekaman
tersebut dari handphonennya ke laptop Tn. Dudi tanpa paksaan dari Tn. Dudi hal tersebut
termasuk kedalam perbuatan membuat dapat diaksesnya yaitu rekaman yang dilakukan oleh
Nn. Mira memuat kesusilaan yang dapat dibuka kembali sehingga dapat diakses oleh orang
lain. Jadi “membuat dapat diaksesnya” merupakan perbuatan yang sengaja dilakukan oleh
Nn. Mira.

Memiliki muatan yang melanggarkesusilaan

Muatan melanggar kesusilaan dalam artian luas dapat diartikan sebagai muatan (konten) yang
bersisi suatu hal yang dianggap melanggar aturan sosial, dimana aturan tersebut tertulis
maupun tidak tertulis dan sudah disepakati sejak lama.

Dalam fakta diketahui menjelaskan dalam satu tahun berselang, rekaman tersebar ketika Nn.
Mira sudah memberikan kepada Tn. Dudi, sehingga saat Tn. Dudi sudah memiliki
rekamannya lalu tersebar. Rekaman tersebut memuat suatu konten yang bersisi tindakan yang
mengarah pada pelecehan secara verbal (asusila) yang dilakukan oleh Tn. Guruh kepada Nn.

5
Mira. Dalam kasus tersebut, Nn. Mira tidak bermaksud “menyebarkan aib yang menyerang
kehormatan atau nama baik Tn. Guruh", namun yang dilakukan oleh Nn. Mira memberikan
rekaman tersebut dari handphone nya ke laptop Tn. Dudi tanpa paksaan yang menimbulkan
tersebarnya rekaman perbincangan telepon tesebut. Dengan demikian, unsur “melanggar
kesusilaan” ini telah terpenuhi. Akhirnya, Tn. Guruh mengetauhi rekaman yang tersebar dan
Tn. Guruh merasa aibnya diketauhi oleh orang banyak hingga pada akhirnya Tn. Guruh
melaporkan Nn. Mira kepada pihak kepolisian. Dengan demikian, unsur dari “ melanggar
kesusilaan “ ini telah terpenuhi.

Selain hal-hal diatas terdapat juga fakta bahwa rekaman tersebar setelah Nn. Mira
memberikan kepada Tn. Dudi. Atas dasar analisis diatas maka perbuatan Nn. Mira memenuhi
unsur- unsur yang diatus dalam Pasal 27 ayat (1) UU ITE

Hal ini berkaitan dengan kondisi Pasal 27 ayat (1) dengan tambahan sanksi yang tertuang
dalam Pasal 45 ayat 1, jika perbuatan tersebut dalam Pasal 27 ayat 1 memiliki perbuatan
mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau dapat membuat dapat diaksesnya
informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang memiliki muatan yang melanggar
kesusilaan. Dalam fakta diketahui bahwa Nn. Mira memenuhi segals unsur yang termat
dalam Pasal 27 ayat (1) UU ITE, maka sanksi yang dapat dijatuhkan pada Nn. Mira adalah
sanksi pidana penjara selama – lamanya enam Tahun dan/atau denda sebanyak – banyanknya
Rp. 1.000.000.000,-

KESIMPULAN

1. Terkait kasus diatas, perbuatan Nn. Mira ini dapat dikualifikasikan atau dikategorikan
sebagai tindak pidana sebagaimana yang diatur dan tertulis didalam pasal 27 ayat (1) UU
ITE yaitu setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau
mentransmisikan dan/atau dapat membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan/atau
dokumen elektronik, yang memiliki muatan yang melanggarkesusilaan atau perbuatan
Nn. Mira dapat dikualifikasikan atau dikategorikan sebagai tindak pidana yang melanggar
ketentuan Pasal 45 ayat (1) UU ITE yaitu memenuhi unsur – unsur yang dimaksud
sebagaimana dalam Pasal 27 ayat (1).
2. Adapun sanksi yang dapat dijatuhkan kepada Nn. Mira yaitu :

6
a. Jika terbukti melanggara Pasal 27 ayat (1) UU ITE maka sanksinya sesuai Pasal 45
ayat (1) UU ITE yaitu pidana penjara paling lama enam Tahun dan/atau dendan paling
banyak Rp. 1.000.000.000 ( satu milyar )
Terkait sanksi tersebut dapat dijatuhkan lebih ringan dengan pertimbangan, sebagai
berikut:
1. Pelaku (Nn. Mira) merasa terganggu dan orang lain menuduh memiliki hubungan
gelap dengan Tn. Guruh sehingga berinisiatif merekam.
2. Pelaku (Nn. Mira) tidak bermaksud menyebarkan rekaman tersebut kepada publik.
3. Proses tersebarnya vidio terjadi ketika Tn. Dudi sudah memiliki rekaman tersebut,
dan terindikasi bahwa Tn. Dudi yang menyebarkannya.

Anda mungkin juga menyukai