Analisis
Masalah Etik
Bidang K3
29 Oktober 2023
ETIKA PROFESI
•Berlaku untuk anggota profesi
•Disusun berdasarkan kesepakatan
anggota profesi
•Tidak seluruhnya tertulis
•Sanksi berupa moral/disiplin profesi
•Sanksi diselesaikan oleh majelis
kehormatan etik
•Penyelesaian tidak selalu disertai bukti
fisik
Faktor Penghambat
Penerapan Etik
1. Hubungan Keluarga
2. Pengaruh Jabatan
3. Pengaruh Konsumerisme
4. Profesi Menjadi Kegiatan
Bisnis
5. Lemahnya Iman
Hubungan Keluarga
Hubungan kekeluargaan memberikan
perlakuan yang khusus kepada
anggota keluarga. Namun, perlakuan
berbeda akan diberikan kepada yang
bukan keluarga. Hal ini melanggar
profesionalisme kode etik yang
seharusnya memberikan perlakuan
yang sama terhadap klien.
Pengaruh Jabatan
Karena pengaruh jabatan,
terkadang seorang Ahli K3
memberikan pelayanan yang
lebih istimewa terhadap
seorang klien dibandingkan
dengan klien lain.
Pengaruh Konsumerisme
Tuntutan konsumerisme erat kaitannya dengan
perekonomian dan daya konsumsi suatu individu.
Sifat konsumerisme ini seringkali membuat Ahli K3
melakukan langkah-langkah yang melanggar kode
etik demi memenuhi kepuasan hidupnya.
Dengan sifat konsumerisme ini juga membuat Ahli
K3 menganggap bahwa pekerjaan sebagai ladang
untuk mencari uang dan mengabaikan peranannya.
Profesi Sebagai
Kegiatan Bisnis
Seorang yang telah memiliki profesi
pasti mengetahui bahwa profesi
berbeda dengan kegiatan bisnis.
Tujuan bisnis dan profesi sangatlah
berbeda. Tujuan bisnis adalah untuk
mendapatkan keuntungan,
sedangkan tujuan profesi adalah
untuk memberikan layanan kepada
masyarakat
Lemahnya Iman
Menjadi seorang yang profesional
tidak hanya melakukan pekerjaan
sesuai dengan bidangnya, tetapi juga
harus memliki ketaqwaan kepada
Tuhan YME dengan cara menjalankan
perintah-Nya dan menjauhkan
larangan-Nya. Dengan iman dan taqwa
yang tebal, maka seorang individu
akan tidak mudah tergiur untuk
melakukan hal buruk
JENIS PELANGGARAN ETIK
1. RINGAN
2. SEDANG
3. BERAT
JENIS PELANGGARAN ETIK
TANGGUNG JAWAB
TANGGUNG JAWAB TERHADAP SESAMA
1. TERHADAP KLIEN 3. AHLI K3 / PROFESI
LAIN
-Burhanudin (2000)-
Tanggung Jawab
Adalah bentuk sikap manusia terhadap segala tingkah laku
dan perbuatannya.
Adalah bentuk kesanggupan untuk memikul risiko
perbuatan.
Adalah fungsi menerima pembebanan, sebagai akibat
sikap sendiri atau pihak lain.
Wujud dari tanggung jawab yaitu dapat dibuktikan dengan
konsistensi perbuatan.
-Anonim-
Tanggung Jawab
Pertanggungjawaban (responsibility) artinya hal yang
dapat dipertanggungjawabkan atas suatu kewajiban yang
seharusnya dilakukan tetapi tidak di laksanakan.
1 Kesadaran
Memiliki kesadaran akan etika dan hidup jujur, melakukan perencanaan dan melaksanakannya
secara fleksibel, sikap produktif dalam mengembangkan diri.
Agar bisa memahami sikap dalam belajar bagi dirinya sendiri
2 Kecintaan
Memiliki sikap empati & bersahabat dalam hubungan interpersonal. Hal ini dikarenakan individu
melihat kebutuhan yang lain dan memberikan potensi bagi dirinya untuk menunjukkan ekspresi
cintanya kepada individu lain.
3 Keberanian
Memiliki kemampuan bertindak independen, mampu melihat perilaku dari segi konsekuensi atas
dasar sistem nilai
CIRI-CIRI TANGGUNG JAWAB
-Melakukan apa yang sudah diucapkan.
- Mampu berkomunikasi dengan baik kepada siapa saja.
- Memiliki jiwa melayani dengan sepenuh hati.
- Mampu menjelaskan apa yang dilakukannya, sehingga pribadi manusia memiliki tujuan.
- Tidak menyalahkan orang lain secara berlebihan.
- Mampu menentukan pilihan dari beberapa alternatif.
- Menjadi pendengar yang baik, termasuk dalam menerima kritik dan saran dari orang lain.
- Berani meminta maaf sekaligus menanggung beban atas kesalahan yang dilakukan dan tidak
mengulangi kesalahan yang sama.
- Peduli pada kondisi, baik teman maupun keluarga.
- Bersikap tegas.
- Menghormati dan menghargai aturan.
- Rajin memberi apresiasi kepada siapa saja dan tidak lupa mengucapkan terima kasih
TANGGUNG JAWAB
Di dalam kamus hukum ada 2 (dua)
istilah yang menunjuk pada
pertanggungjawaban:
Menunjuk, mendokumentasikan
dan mengkomunikasikan
tanggung jawab dan tanggung
gugat di bidang K3
BENTUK TANGGUNG JAWAB
TANGGUNG GUGAT K3
7/4/2022 1
AGENDA
Contoh pelanggaran rutin misalnya penandatanganan atau pemberian izin PTW (Permit To
Work) tanpa melakukan pemeriksaan lapangan sebelumnya oleh pihak yang berwenang
mengautorisasi pekerjaan (Permit Approval); penggunaan tangga darurat untuk berpindah antar
lantai; dan pengendara sepeda motor yang mengebut melebihi batas kecepatan jalan
HSE UK juga memberikan rekomendasi
dalam pencegahan pelanggaran K3
Pelanggaran rutin bisa diminimalisir dengan meningkatkan:
1. persepsi pekerja terhadap risiko kerja, meningkatkan pemahaman akan maksud dibalik
sebuah peraturan
3. mengefektifkan pengawasan
Pelanggaran situasional
1. Pendekatan Individual
2. Pendekatan Organisasi.
PENDEKATAN
INDIVIDUAL
Pendekatan individual fokus pada personil yang melanggar peraturan, dan biasanya mempergunakan program
keselamatan berbasis perilaku (behavior based safety) dan/atau program pengawasan oleh pimpinan kerja.
Menurut Cooper, komponen ideal program keselamatan berbasis perilaku adalah: identifikasi perilaku berisiko,
pengembangan daftar observasi yang sesuai, melatih semua pekerja, melakukan observasi, dan menyediakan
umpan balik hasil program.
PENDEKATAN
ORGANISASI
Pendekatan organisasi lebih menfokuskan pada faktor kondisi dan organisasi yang berkontribusi pada
kejadian pelanggaran. Dengan menghilangkan faktor pemicu eksternal dan mengoptimalkan organisasi dan
kondisi teknis, tingkat pelanggaran bisa dikurangi
TERIMA KASIH