Laporan Kegiatan Lokakarya Pencak Silat
Laporan Kegiatan Lokakarya Pencak Silat
Disusun Oleh:
1
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui:
Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Cilegon,
Widodo, M.Pd
NIP. 197504222003121007
2
IDENTITAS PENULIS
A. Identitas Pribadi
NIK : 3604076104070001
NISN : 0071167624
Nama : Imelda Nefi Aprilia
Tempat/Tanggal Lahir : Cilegon, 21 April 2007
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Kp. Cigodag RT 01/RW 01, Desa Harjatani
Kec. Kramatwatu, Kab. Serang, Banten,
42161
Email : imeldanefiaprilia@gmail.com
B. Riwayat Pendidikan
3
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................2
IDENTITAS PENULIS...........................................................................................3
BAB I : PENDAHULUAN......................................................................................5
1.1. LATAR BELAKANG...............................................................................5
1.2. NAMA KEGIATAN.................................................................................5
1.3. METODOLOGI PENYAMPAIAN MATERI..........................................5
BAB II : HASIL KEGIATAN.................................................................................6
2.1. MATERI LOKAKARYA I ALIRAN PENCAK SILAT BANDRONG.....6
2.2. MATERI LOKAKARYA II ALIRAN PENCAK SILAT TERUMBU......7
2.3. MATERI LOKAKARYA III ALIRAN PENCAK SILAT TTKKDH........8
Alur menjadi santri / siswa Kesti TTKKDH...................................................9
BAB III : KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................10
3.1. KESIMPULAN..........................................................................................10
3.2. SARAN......................................................................................................10
BAB IV : PENUTUP.............................................................................................11
4
BAB I : PENDAHULUAN
5
BAB II : HASIL KEGIATAN
Bandrong adalah nama seekor ikan yang sangat gesit dan ganas pada
masa kesultanan Banten, yang menjadi lambang perguruan silat bandrong
Banten-Indonesia dengan mercusuar Banten berada di tengahnya.
Bandrong terlahir di Banten pada abad ke-15. Ada beberapa versi yang
menerangkan bahwa perguruan bandrong jauh lebih tua dikisaran abad 15
dikarenakan asbabunnuzul-nya.
Pada abad ke-13 ada seorang waliullah yang bernama Ki Buyut Beji
turun ke lereng bukit Gunung Santri. Pada sebuah Desa yang bernama
kampung Beji di daerah Bojonegara, ada sebuah pesantren yang sangat
besar namanya “Pesantren Kali Cakup” yang dibina oleh Ki Buyut Beji.
Saat itu beliau mensyiarkan agama, menyebarkan ajaran-ajaran agama
Islam. Selain mengajarkan ilmu agama, beliau juga mengajarkan ilmu-
ilmu kedigdayaan yaitu “pence / mence” (pencak silat) yaitu bandrong dan
terumbu.
Pada zaman dahulu tidak ada pemisahan antara ilmu bandrong dan
ilmu terumbu. Karena tuntutan budaya pemerintah legalitas organisasi,
bandrong dikukuhkan sebagai peninggalan warisan tak benda oleh
Kementrian Pendidikan Republik Indonesia, yang sertifikatnya sudah
turun di tahun 1990.
6
Bandrong diajarkan dan disebarkan oleh salah satu guru yang
asbabunnuzul-nya dari Ki Buyut Beji sampai ke buyut-buyutnya Ki
Asyraf yang saat itu, pada abad ke-15 bertempur dengan salah seorang
panglima hidupnya kesultanan Banten yaitu Ki Semar. Kemudian pada
pertarungan itu Ki Semar gugur dalam pertempuran kedigdayaan oleh Ki
Asyraf.
Jurus dasar terumbu itu ada sembilan, namanya jurus satu sampai
dengan jurus sembilan. Dari jurus sembilan ada yang namanya tingkatan
ke sepuluh, yaitu jurus kembang kalangan.
Karena pada saat itu adalah zaman kerajaan, para penerus sering
berkolaborasi dn bertanya pada sesama perguruan karena takut salah
menceritakan.
Dan ternyata setiap cerita yang dijabarkan itu sama. Jadi Ki Ahmad
Terumbu memiliki tujuan untuk menjaga alam agar kita menjadi islam
yang sejati di Banten. Sehingga ada pepatah yang mengatakan bahwa
“Kalau mau mengislamkan Banten jangan hanya melalui satu orang atau
sekelompok orang saja, tetapi kalau mau mengislamkan banten harus dari
putra daerah Bantennya, salah satunya adalah penerus Sultan Hasanudin”.
7
2.3. MATERI LOKAKARYA III ALIRAN PENCAK SILAT TTKKDH
Budaya pencak silat sudah ada sejak abad ke-7 pada masa Kerajaan
Majapahit. Pencak silat adalah ketangkasan dan kepandaian melindungi
diri dari serangan yang tidak terkira yang berdasar pada sigap dan tangkas
dari setiap gerak-gerik lawan.
Pada saat itu, ketika Mbah Khair hendak berwudhu di dekat talang
aliran sungai bernama Cimande, beliau melihat macan dan monyet sedang
berkelahi, dari sinilah nama Cimande itu muncul.
Cimande berasal dari kata Tji / Cai (air) dan mande (suci).
8
Alur menjadi santri / siswa Kesti TTKKDH
Taleq
Taleq adalah janji, untuk menjadi siswa kesti TTKKDH harus
berjanji untuk hal-hal berikut:
Manut ka guru, ka ratu lan wong tua karo.
(Nurut pada guru, pada pemerintah, dan kedua orang tua)
Dilarang 5m
o Mateni (Membunuh manusia)
o Maen (Bermain judi)
o Mabok (Mabuk-mabukan)
o Maling (Mencuri)
o Madon (Berzina)
Menjalankan perintah agama
Menjaga nama baik pribadi, organisasi, agama, dan negara
Peupeh (Urut)
Urut ini bertujuan untuk melenturkan anggota tubuh dan
memberikan pemahaman kepada murid atas kalimat “jangan
menyakiti jika tidak ingin disakiti”.
Peureh / Kecer
Peureh / Kecer adalah meneteskan air racikan rempah-rempah
pada kedua mata yang bertujuan untuk menjernihkan penglihatan.
Latihan rutin
9
BAB III : KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. KESIMPULAN
3.2. SARAN
10
BAB IV : PENUTUP
11