Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN KEGIATAN LOKAKARYA MUATAN LOKAL PENCAK SILAT

SMK NEGERI 1 CILEGON

DI SUSUN OLEH:
WAHYUDIN

SMK NEGERI 1 CILEGON


TAHUN AJARAN 2023-2024
LEMBAR PENGESAHAN

Nama kegiatan : Loka Karya Pencak Silat


Tema kegiatan : Pemaparan Materi Pencak Silat di Banten
Waktu : Jum’at 24 November 2023
Tempat : Gedung Serba Guna (GSG) SMKN 1 CILEGON

Laporan yang berjudul “Loka Karya Pencak Silat” ini telah dibaca dan disahkan
Pada tanggal 2 Desember 2023 oleh:

Penulis Guru Mata Pelajaran

Wahyudin Marwan Sagita S.Pd

Mengetahui,
Kepala Sekolah SMKN 1 CILEGON

WIDODO M.Pd
IDENTITAS PENULIS

NISN : 0065825047
Nama : Wahyudin
Tempat Tanggal Lahir : Cilegon, 16 Juni 2006
Alamat : Link. Jerang Ilir
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Jurusan : Desain Gambar Mesin
Pendidikan : SMKN 1 CILEGON
Nomor Handphone : 087884413041
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………..…………………………….

1.1 Latar Belakang...............................................................................................................................

1.2 Nama Kegiatan………………………………………………………………………………………………………………………….

1.3 Metodologi Penyampaian Materi…………….…………………………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Materi Lokakarya Pencak Silat Bandrong.…………………………………………………………………………………..

2.2 Materi Lokakarya Pencak Silat Terumbu…………………………………………………………………………………….

2.3 Materi Lokakarya Pencak Silat TTKD..……………………………………………………………………………………….

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………………………………………………………..

3.2 Saran………………………………………………………………………………………………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pencak silat merupakan seni bela diri tradisional asli Indonesia. Pencak silat pada
mulanya diciptakan untuk memperoleh keamanan dari ancaman binatang buas. Tidak ada
yang tahu kapan, dimana, dan bagaimana proses tersebut berlangsung karena informasi
yang tersedia sangat terbatas. Dalam rangka untuk menyamakan persepsi dan menyatukan
semua perguruan silat di seluruh Indonesia maka Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) dan
Badan Koordinasi Intelejen Negara (BAKIN) pada tahun 1975 mendefinisikan pencak silat
sebagai berikut: "Pencak silat adalah hasil budaya manusia Indonesia untuk membela,
mempertahankan eksistensi (kemandiriannya), dan integritasnya (manunggal) terhadap
lingkungan hidup/alam sekitarnya untuk mencapai keselarasan hidup guna meningkatkan
iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa".
Pencak silat bukan sekedar keterampilan dalam membela diri, diluar itu pencak silat juga
mengandung beragam aspek. Pada aspek beladiri, pencak silat bertujuan untuk memperkuat
naluri manusia untuk membela diri terhadap berbagai ancaman dan bahaya. Ditinjau dari
aspek seni, teknik dan jurus jurus pencak silat dikatakan sebagai seni bela diri yang indah.
Dari aspek mental dan spiritual, pencak silat membentuk kualitas kepribadian manusia.
Seorang pesilat harus menjaga, melestarikan, dan membela nilai nilai kebudayaan seperti
ketekunan, kesabaran, kejujuran, kepahlawanan, kepatuhan, kesetiaan, dan memberi contoh
apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan kepada masyarakat.

1.2 Nama Kegiatan


Mengetahui kegiatan ini di namakan “Lokakarya Muatan Lokal Pencak Silat SMKN 1
Cilegon”

1.3 Metodologi Penyampaian Materi


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Materi Lokakarya Pencak Silat Bandrong

Pencak Silat Bandrong adalah salah satu budaya yang tumbuh dan berkembang di Kota Serang
serta dikenal sejak masa Kerajaan Banten (DPP Perguruan Pencak Silat Bandrong, 2002: 73), yang
mempunyai peranan sebagai alat pertahanan diri dalam melawan musuh baik dari dalam daerah
atau luar daerah.

Mengenai asal-usul nama bandrong diambil dari nama sejenis ikan terbang yang sangat gesit dan
dapat melompat tinggi dan jauh, menyerang kerang dengan moncongnya yang sangat panjang dan
bergerigi sangat tajam. Ikan ini sangat berbahaya karena sekali menyerang dapat membinasakan
musuhnya. Ki Patih Jaga Laut atau patih sangat menyukai dan sering memperhatikan gerak-gerik dari
ikan bandrong, karena ikan tersebut mempunyai gerakan yang tangkas dan gesit juga memiliki
jangkauan lompatan dengan jarak jauh. Akhirnya ia menggunakan nama ikan itu untuk nama ilmu
ketangkasan bela diri yang dimilikinya yaitu pencak silat bandrong karena tangkas dan gesit serta
berbahaya seperti ikan bandrong.

Silat bandrong lahir sekitar tahun 1500 Masehi, yaitu sebelum berdirinya Kesultanan Banten.
Tokoh yang diketahui pertama menyebarkan aliran ini adalah seorang kiai bernama Ki Agus Jo,
dikenal dengan nama Ki Beji. Ia terkenal sebagai kiai sekaligus pendekar dan merupakan guru besar
bandrong yang menetap di salah satu lereng Gunung Santri. Di antara para muridnya yang terkenal
adalah Ki Sarap dan Ki Ragil yang berasal dari Kampung Gudang Batu, Waringin Kurung (Wawancara
dengan Ali Rahim dan Ahmad Faroji Jauhari, 9-10 April 2012).

Setiap aliran pencak silat mempunyai ciri masing-masing pada setiap gerakannya. Semua gerakan
keseharian yang dilakukan oleh para pesilat bandrong merupakan gerakan bandrong. Tetapi gerakan
yang menjadi ciri khas bandrong pada umumnya adalah:

· Gerakan tangan dan kaki cenderung cepat, dan gerakannya luas.

. Menggunakan teknik bawah dengan cepat untuk menjatuhkan lawan dengan cara mengambil kaki
lawan dan mengangkatnya ke atas dengan posisi kepala lawan di bawah kemudian dilemparkannya
dengan jarak yang sangat jauh.

2.2 Materi Lokakarya Pencak Silat Terumbu

Silat Terumbu adalah satu-satunya silat asli khas Banten yang diciptakan oleh Ki Terumbu. Silat ini
tumbuh, berkembang, dan hanya ada di daerah Banten. Tidak seperti silat pada umumnya yang
tumbuh di daerah Banten dan berkembang dengan beberapa penambahan. Uniknya Silat Terumbu
ini pada nama jurus-jurusnya yang menggunakan huruf hijaiyah atau huruf arab. Misalnya alif satu,
alif dua, alif tiga, dsb. Ada juga beberapa jurus lain seperti depok satu, depok dua, sendok, panzer,
dsb. Tingkatan-tingkatan jurus ini diajarkan berdasarkan tingkat kesulitannya, dari sembilan jurus
dasar yang harus dihafalkan hingga jurus-jurus variasi yang jumlahnya bisa mencapai ratusan.

Seperti pada umumnya, tempat pengajaran silatnya disebut padepokan, yaitu Padepokan SIlat
Terumbu Banten. Namun, seiring dengan bertambahnya waktu jurus-jurus selain sembilan jurus
dasar mendapatkan variasinya. Sehingga, jika berkunjung dari satu padepokan silat terumbu ke
padepokan silat terumbu yang lainnya, akan ditemukan jurus-jurus variasi yang berbeda-beda selain
sembilan jurus dasar (yang sama).

Namun, sayangnya silat ini tidak boleh diikutsertakan dalam kompetisi oleh Ikatan Pencak Silat
Indonesia (IPSI) dikarenakan menyerang titik-titik yang vital. Oleh karena itu, jika ada ajang kejuaraan
silat maka yang boleh diikuti adalah nomor kategori seni tunggal, ganda, dan rampak. Seiring
berjalannya waktu, misalnya dalam ajang O2SN di kalangan pelajar, silat ini boleh diikutsertakan
dalam nomor kategori tarung dengan tetap mengikuti peraturan dan persyaratan yang ditetapkan
oleh IPSI sebagai badan pusat Pencak Silat.

2.3 Materi Lokakarya Pencak Silat Cimande/TTKKDH

Silat Cimande berasal dari Kabupaten Bogor, tepatnya di Desa Cimande Kampung Tarik Kolot. Silat
Cimande adalah salah satu aliran pencak silat tertua yang telah mempengaruhi berbagai aliran silat
dan perguruan di Indonesia. Menurut narasumber yang merupakan pendekar silat Cimande, para
sesepuh dan Guru Besar silat Cimande di Tarik Kolot sepakat bahwa penemu dan pencipta aliran silat
Cimande adalah Eyang Khaer.

Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber yang merupakan sesepuh silat Cimande, pada
abad 17 Eyang Khaer berprofesi sebagai pedagang yang suka berpergian ke beherapa daerah seperti
Sumedang, Bandung, dan khususnya Jakarta. Dulu perjalanan dari Bogor menuju Jakarta tidaklah
semudah sekarang. banyak binatang buas yang menjadi rintangan Eyang Khaer, Tantangan alam
itulah yang katanya turut membentuk beladiri yang dikuasai Eyang Khaer dan bertukar jurus dengan
pendekar yang berasal dari China dan Sumatera yang ada di Jakarta. Sehingga terbentuklah sebuah
aliran silat yang dinamai silat Cimande yang diambil dari nama tempat Eyang Khaer tinggal yaitu Desa
Cimande. Pada tahun 1760 an Eyang Khaer mulai mengajarkan silat kepada kelima anaknya. serta
murid-muridnya untuk menyebarkannya ke Jawa Barat yang kemudian akhirnya melahirkan aliran
silat terkenal yaitu aliran silat Cikalong.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pencak silat merupakan warisan kebudayaan bangsa Indonesia yang harus dilestarikan. Pencak
silat bukan hanya sebagai pembelaan dan pertahanan diri, melainkan menanamkan sikap akhlaqul
karimah berdasarkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

3.2 Saran

Pencak silat merupakan salah satu warisan yang patut untuk terus dijaga dan dikembangkan.
Melalui serangkaian proses perputaran zaman sampai pada akhirnya pencak silat menjadi hak paten
sebagai cabang olahraga yang diakui baik dari nasional maupuan internasional. Maka sudah
sepatutnya pencak silat harus terus dijaga, dilestarikan, dan dikembangkan.

Anda mungkin juga menyukai