Analisis simbol Silat Beksi Budaya Betawi Pada Perguruan Pencak Silat
Beksi Selempang Betawi
NIM : 1471511939
Kelompok : PB
2018/2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal yang berjudul “Analisis simbol Silat Beksi Budaya
Betawi Pada Perguruan Pencak Silat Beksi Selempang Betawi”, proposal
disusun untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur pada mata kuliah Metode
Penelitian Kualitatif..
Semoga arahan, motivasi dan bantuan yang telah diberikan menjadi amal
ibadah bagi keluarga, bapak dan rekan-rekan, sehingga memperoleh balasan yang
lebih baik dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk kesempurnaan proposal atau tulisan penulis berikutnya.
Semoga proposal ini bermanfaat bagi pembaca serta dapat dijadikan sebagai
sumbangan pikiran untuk perkembangan pendidikan khususnya Penelitian
Kualitatif.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
2.5 Makna
2.7 Betawi
3
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
bela diri silat khas dari orang betawi. Adapun pakaian khas yang menyelarakan
seni tersebut, dengan pakaian khas silat dapat menunjukan seseorang itu terlahir
dari orang betawi atau memiliki keturunan dari budaya betawi.
Salah satu ciri dari kesenian pencak silat budaya betawi adalah baju atau
pakaian yang dikenakan si pesilat. Orang yang mengenakan baju pangsi ini
disebut jawara oleh orang betawi, jawara adalah orang yang pandai berkelahi dan
memiliki ilmu silat tinggi. Maka dari itu jika melihat orang mengenakan baju
pangsi selalu beranggapan bahwa dia jawara yang jago silat.
. Pencak silat dapat berasal dari berbagai daerah di Jakarta salah satunya
berasal dari budaya Betawi. Pencak silat memiliki ciri tersendiri dalam
konteksnya, dan pencak silat budaya betawi pun beraneka ragam serta bervariasi,
antara silat yang satu dengan yang lainnya beraneka ragam.
1. Silat Cingkrik - salah satu dari 300 aliran silat Betawi, salah satu
tokohnya adalah si Pitung sekalipun klaim ini belum dapat dibuktikan
kebenarannya. Banyak ditemukan di Rawa Belong, Jakarta Selatan, yang masih
bertahan sampai saat ini adalah Cingkrik Goning dan Cingkrik Sinan, keduanya
dinisbatkan pada nama pewarisnya Engkong Goning dan Engkong Sinan.
Karakter teknik beladirinya adalah mengandalkan takedown atau bantingan.
Cingkrik Goning misalnya, memiliki 80 teknik takedown yang bisa dipelajari
sampai tamat. Pewaris Cingrik Goning sekarang adalah Tb. Bambang Sudradjat
yang melatih di Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia.
2. Silat Silau Macan - salah satu silat Betawi yang berasal dari Condet,
Jakarta Timur. Tokohnya yang terkenal adalah Entong Gendut, pahlawan Betawi
yang melakukan pemberontakan Villa Nova yang terkenal pada tahun melawan
pemerintah Belanda.
1
Pencak Silat Gaya Betawi di Jakarta. dari http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_perguruan_silat
6
3. Silat Sabeni - silat Betawi, berasal dari daerah Tanah Abang, Jakarta
Pusat. Anak dari Babe Sabeni bin Chanam (pendiri aliran Sabeni).
4. Silat Tiga Berantai - berasal dari permainan silat tokoh sejarah Jakarta,
Pangeran Jayakarta. Didirikan oleh H. Achmad Bunawar (H.Mamak).
menggabungkan banyak aliran tradisonal lainnya.
5. Silat Gerak Saka - kata Saka diambil dari bahasa Sunda, 'Sakadaekna'
yang berarti sekenanya. Aliran yang satu ini memang mengutamakan efektivitas
dan kesederhanaan gerak sebagai filosofi pertarungannya. Merupakan
pengembangan dari aliran silat tradisional Sunda, Gerak Gulung Budidaya.
Dibawa ke Jakarta oleh Raden Widarma (Oom Wid). Murid Oom Wid,
Muhammad Syafi'i yang akrab Bang Pi'i lantas mendirikan perguruan ini.
6. Silat Gerak Rasa Sanalika adalah salah satu aliran silat sunda yang di
dirikan oleh sesepuh silat betawi H Nur Ali Akbar (Babe Nunung) aliran silat ini
memadukan gerak saka, gerak per dan gerak sepulah dengan pondasi utama tetap
pada gerak saka. Disamping itu aliran ini juga memadukan dengan main pukul
betawi.
8. Silat cimacan adalah salah satu silat aliran betawi yang berasal dari
banten dan dikembangkan di daerah karang tengah lebak, lebak bulus, jakarta
selatan. Guru besar silat cimacan adalah Drs. Ahmad Ramli Topan dan sampai
sekarang masih terus exis.Ciri khas perguruan silat cimacan adalah jurus-jurus
macan.
7
11. Silat Si Bunder / Naga Nyebrang - Yang terus dilestarikan oleh
Muhammad Nur (Babe Nung).
12. Silat Gombel - aliran silat yang tergolong silat tertua di Betawi.
13. Silat Gelamak - aliran silat Betawi. Nama silat ini diambil dari nama
Kong Gelamak tokoh Betawi kelahiran Senayan.
14. Silat Beksi - perguruan ini banyak di daerah Jakarta Selatan (Kp
Sawah Petukangan dan Kota Tangerang daerah Kereo Pisangan Ciledug). Nama
Beksi konon berasal dari bahasa Cina, Bie Sie. Bie artinya pertahanan dan Sie
artinya empat, maknanya pertahanan empat penjuru
Salah satu jenis silat betawi yg terus berkembang sampai saat ini
adalah Beksi, secara bahasa Beksi berasal dari kata BEK yg berarti Pertahanan
(belanda) dan SI yg berarti Empat (Cina), jadi BEKSI itu maksudnya adalah
Pertahanan dari Empat penjuru, atau BEKSI juga adalah singkatan yang dapat di
artikan “Berbaktilah Engkau Kepada Seruan Ilahi”, sebagai seruan aplikasi
perbuatan baik yang wajib di jalani setelah seseorang belajar Beksi2
Silat beksi juga biasa digunakan dalam upacara pernikahan adat betawi
yang dinamakan palang pintu. Palang dalam bahasa berati menghalangi dan pintu
berati tempat masuk, palang pintu berarti menghalangi sesuatu yang ingin masuk .
Palang Pintu Betawi sendiri yaitu upacara adat betawi dimana pada saat
rombongan mempelai laki – laki sampe di tempat mempelai wanita, mempelai
laki – laki tidak diperkenankan masuk sebelum menyelesaikan syarat -syarat yang
2
http://www.silatindonesia.com/2010/10/beksi-sebuah-fenomena-warisan-budaya-tanah-
betawi/ Diakses pada 11 maret 2017 pukul 21:12 WIB
8
diminta oleh pihak besan mempelai wanita. Syaratnya biasanya adu dua , yang
pertama pihak mempelai laki – laki harus bisa maen silat (mengalahlan tukang
pukul pihak mempelai wanita). Syarat kedua yaitu sikeh, mempelai laki – laki
dituntut untuk bisa mengaji.3
Budaya terutama yang terkait dengan seni juga merupakan suatu hal yang
harus di pelajari karena hal tersebut tidak lepas dari komunikasi. Komunikasi pada
kajiannya adalah merupakan suatu proses simbolik, seperti dikatakan Susanne K.
Langer, adalah kebutuhan simbolis atau penggunaan lambang4
Begitu banyak budaya dan seni di indonesia terutama budaya betawi dan
seni bela diri dari betawi. namun, belum banyak orang yang mengetahui tentang
simbol-simbol dan makna apa yang terkandung dalam seni bela diri beksi.
Betawi adalah budaya yang memiliki ciri khas tertentu, terutama adalah
Silat. Fokus yang dilakukan pada penelitian kali ini adalah memfokuskan makna
yang terkait dengan komunikasi dan realitas simbol budaya dan seni bela diri Silat
Beksi budaya Betawi pada perguruan silat beksi selempang betawi kota tangerang
selatan
3
https://palangpintubetawi.wordpress.com/category/sejarah-budaya/ Diakses pada 12 Maret
2017 pukul 21:41 WIB
4
Deddy Mulyana, Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008, hal 92
9
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui simbol apa saja yang ada
dalam perguruan selempang betawi, dan pemaknaan gerakan dalam silat beksi
selempang betawi serta pesan komunikasi budaya yang ditinjau dalam analisis
etnografi serta komunikasi simbolik.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
11
Gambang Kromong di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan Jakarta
Selatan.
12
Metode penelitian ini adalah dalam penelitian metode penelitian deskriptif.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, yakni
penelitian yang dilalui dengan proses observasi, pengumpulan data yang akurat
berdasarkan fakta dilapangan disertai wawancara dengan narasumber.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18454/1/AFIFAH-FDK.pdf
file:///C:/Users/INDAH/Downloads/Marisa%20(1).pdf
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34703/1/ACHMAD%20FAIZAL%20RI
WANTO-FDK.pdf
5
Soeprapto, interaksi simbolik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar: 2007
6
Richard West, Lynn H Turner, pengantar teori komunikasi edisi ketiga, Jakarta:2008:96
7
Ardianto, komunikasi massa suatu pengantar, Bandung :2007
13
cara lain untuk membentuk makna, selain dengan membangun hubungan dengan
individu lain melalui interaksi.
Definisi singkat dari ketiga ide dasar interaksi simbolik, antara lain:
Tiga tema konsep pemikiran George Herbert Mead yang mendasari interaksi
simbolik antara lain: pentingnya makna bagi perilaku manusia, pentingnya konsep
diri, dan hubungan antara individu dengan masyarakat.
8
Morrisan, teori komunikasi, individu hingga massa. Kencana, Jakarta:2013:110-111
14
dilepaskan dari proses komunikasi, karena awalnya makna itu tidak ada artinya,
sampai pada akhirnya di konstruksi secara interpretif oleh individual melalui
proses interaksi, untuk menciptakan makna yang dapat disepakati secara bersama.
Tema kedua pada interaksi simbolik berfokus pada pentingnya “ Konsep Diri”
atau “Self-concept”, pada tema interaksi simbolik ini menekankan pada
pengembangan konsep diri melalui individu tersebut secara aktif. Tema ini
memiliki dua asumsi tambahan :
Karakteristik dasar ide ini adalah suatu hubungan yang terjadi secara alami
antara manusia dalam bermasyarakat dan hubungan masyarakat dengan individu
berkembang melalui dimbol-simbol yang mereka ciptakan. Realitas sosial
merupakan rangkaian peristiwa yang terjadi pada beberapa individu dalam
masyarakat. Interaksi yang dilakukan antar individu itu berlangsung secara sadar
dan berkaitan dengan gerak tubuh, vokal suara, dan ekspresi tubuh, yang
kesemuanya itu mempunyai maksud dan disebut dengan ‘simbol’9
9
Engkus Kuswarno, Etnografi Komunikasi. Bandung: Widya padjadjaran.2008: Hal: 22
10
Ibid
15
3. Makna-makna tersebut disempurnakan disaar proses interaksi sosial sedang
berlangsung
11
Deddy mulyana, metode penelitian komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013, Hal: 35
16
simbolik dalam menempatkan diri diantara individu lainnya ditengah interaksi
sosial masyarakat.
Teori diri (Self Theory) dalam sudut pandang kondep diri, merupakan
bentuk kepedulian dari Ron Harre, diri dikonstruksikan oleh sebuah teori pribadi
(diri). Artinya, individu dalam belajar untuk memahami diri dengan menggunakan
sebuah teori yang mendefinisikannya, sehingga pemikiran seseorang tentang diri
sebagai person merupakan sebuah konsep yang diturunkan dari gagasan-gagasan
tentang personal hood yang diungkapkan melalui proses komunikasi,
12
Dadan Anugrah dan Winny Kresnowiati. Komunikasi Antar Budaya : Konsep dan Aplikasinya,
Jakarta: Jala Permata. 2008 Hal 67
17
Sedangkan komunikasi verbal menurut Haryani, 2001:2313
Komunikasi non verbal adalah kumpulan isyarat, gerak tubuh, sikap dan
sebagainya yang memungkinkan sesorang untuk berkomunikasi tanpa
menggunakan kata-kata. Komunikasi non verbal yang berkaitan dengan gersture
juga menyangkut budaya, seperti kutipan dari jurnal berikut :
13
Ibid Hal 68
14
Robert M.Krauss, Yihsiu Chen, and Purnima Chawla. “Nonverbal Behaviors and Nonverbal
Communication”. Journal of colombia University, 2003, Page 5
15
Dadan Anugrah Dan Winny Kresnowiati. Ibid. Hal 57
18
Sementara itu Mark L. Knapp (Dalam mulyana, 2001: 313) menjelaskan:16
Kode non verbal melibatkan makna yang berasal dari orang lain, dan
“kode” biasanya tanpa kata-kata sehingga dapat dibilang tidak simbolis, yang
pasti bahwa: (a) komunikasi non verbal bisa disengaja atau tidak disengaja, (b)
isyarat non verbal yang berbasis pada budaya, (c) pesan non verbal sering
dipercaya dari verbal ketika konflik, dan (d) pesan non verbal secara inheren
ambigu.
Jadi dalam komunikasi non verbal tidak hanya gerak tubuh dan sikap yang
biasanya diyakini bukan dari kata-kata terucap, namun komunikasi nonverbal juga
merupakan penafsiran dari simbol-simbol verbal. Pada penelitian ini silat
merupakan simbol nonverbal karena berupa gerak tubuh tangan dan kaki, namun
16
Dadan Anugrah Dan Winny Kresnowiati. Ibid. Hal 58
19
demikian simbol nonverbal tersebut juga ditafsirkan pada sifat-sifat verbal yang
ada seperti pemaknaan antar sesama anggotanya.
2.4 Makna
Makna adalah sebuah proses yang aktif: para ahli semiotik menggunakan
kata kerja seperti; menciptakan, memunculkan atau negosiasi mengacu pada
proses ini. Negosiasi mungkin merupakan istilah yang paling berguna yang
mengindikasikan hal-hal seperti jepada-dan-dari, member-dan-menerima antara
manusia dan pesan. Makna adalah hasil interaksi dinamis antara tanda, konsep,
mental (hasil interpretasi), dan objek: muncul dalam konteks historis yang spesifik
dan mungkin berubah siring dengan waktu. Nahkan mungkin akan berguna
mengganti istilah “ makna “ dan menggunakan istilah yang jauh lebih aktif dari
pierce, taitu’semiotis’ – tindakan memaknai.17
Budaya adalah bentuk jamak dari kata budi dan daya yang berarti cinta,
karsa, dan rasa. Kata “budaya” sebenarnya berasal dari bahasa sansekerta
“budhayah” yaitu bejtuk jamak dari kata “buddhi”, yang berarti akan atau
budi.18Dalam bahasa inggris, kata budaya berasal dari kata Culture, dalam bahasa
Belanda berarti Cultuur, dalam bahasa latin, berasal dari kata colera.
17
Jhon Fiske, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012, hal 76-77
18
Elly M. Setiadi, Kama A Hakam, Ridwan Effendi. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta:
Kencana, 2008 hal 27
20
Merujuk arti budaya dalam kamus besar Bahasa Indonesia, budaya bisa
diartika sebagai, ;ikiran, akal, budi, sesuatu mengenai kebudayaan yang sudah
berkembang (beradab, maju), dan sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang
sukar diubah.
Budaya merupakan nilai yang muncul akibat interaksi antar manusia disuatu
wilayah atau negara tertentu. Karena budaya muncul dalam wilayah tertentu, tentu
saja budaya memiliki keragaman, perbedaan, hingga keunikan yang membedakan
antara suatu wilayah dengan wilayah lainnya.
Perbedaan inilah yang bisa memunculkan dua sisi bertolak belakang. Isi
positif, perbedaan budaya memberikan khazanah tersendiri bagi kelompok
masyarakat tersebut bahwa mereka memiliki ciri khusus yang bisa membedakan
dengan kelompok lain. Juga akan memunculkan ikatan yang sangat kuat antara
anggota kelompok masyarakat yang tidak hanya terjadi di wilayah tempat dimana
mereka berada saja, melainkan di berbagai wilayah. Adapun sisi negative,
perbedaan budaya bisa menyebabkan terjadinya perbedaan persepsi dalam tataran
tertentu. Perbedaan persepsi ini bisa menimbulkan konflik antar individu atau
kelompok dalam berkomunikasi. Disinilah pentingnya pemahaman bahwa
komunikasi memberikan pengaruh budaya dan juga terhadap interaksi baik selaku
individu atau dalam kelompok.
19
Rulli Nasrullah. Komunikasi Antar Budaya di Era Budaya Siber. Jakarta. Kencana. 2012 hal 15
21
2.5.2. Definisi Kebudayaan
1. Bahasa
2. Sistem teknologi
3. Sistem mata pencarian
4. Organisasi sosial
5. Religi
6. Kesenian
20
Alo Liliweri, makna Budaya dalam Komunikasi AntarBudaya, LkiS, Yogyakarta, 2002 hal 8
21
M. Munandar, Ilmu Budaya Dasar, Bandung. PT Eresco. 1992, hal 13
22
Sedangkan unsu-unsur kebudayaan menurut Brownislaw Malinowski,
adalah:22
2.6 Betawi
22
Elly M. Setiadi, Kama A Hakam, Ridwan Effendi, Op.cit, Hal 34
23
Denis McQuail’s. McQuail’s Mass Communication Theory, Hal 123
23
Sejak pelabuhan sunda kelapa dikuasai oleh kerajaan Islam Demak yang
dipimpin Fatahillah pada abad ke-16, jakarta terus disinggahi oleh berbagai suku
bangsa, seperti Portugis, Arab, Cinam dan Belanda. Benturan kepentingan yang
dilatar belakangi oleh berbagai budaya tidak bisa dihindari. Melting Pot
(Pencampuran kelompok etnik) memberikan dinamika kebudayaan baru.
Kebudayaan baru inilah yang disebut sebagai khas komunitas budaya betawi.
Banyaknya suku bangsa yang dalam budaya Betawi terlihat dalam nama-
nama kampung yang ada di jakarta. Nama-nama kampung ini misalnya kampung
Melayu, Kampung Bali, Kampung Bugis, Kampung Makasar, Kampung Ambon
dan Kampung Jawa. Etnik melayu sangat berperan, terutama dalam hal
bahasanya. Bahasa melayu menjadi Lingua Franca dikota-kota pelabuhan,
terutama di pelabuhan sunda kelapa. Bahasa Melayu pun menadi bahasa Betawi
yang diperkaya oleh kosa bahasa dari beberapa bangsa. Bangsa Melayu Betawi
merupakan pengikat orang betawi dalam kesatuan etnik,
Perkataan suku bangsa Betawi muncul secara resmi pada sensus penduduk
tahun 1930, tetapi perkataan ini digunakan jauh lebih lama dari tahun tersebut.
24
Nirwanto Ki S Hendrowinoto et al. Seni Budaya Betawi Menggiring Zaman, Dinas Kebudayaan
DKI Jakarta
24
Dalam bahasa melayu Brunei Betawi artinya subang. Meskipun di jawa barat
terdapat daerah bernama subang namun sulit diterima nama suku mengacu pada
perhiasan dan tidak ada pula flora yang namanya berdekata dengan nama
Betawi.25
Sifat bahasa yang campur aduk dalam dialek Betawi cerminan dari budaya
betawi secara umum, yang merupakan hasil perkawinan berbagai macam
kebudayaan, baik yang berasal dari daerah-daerah lain di nusantara maupun
kebudayaan asing.
25
Ridwan Saidi. Sejarah Jakarta dan Peradaban Melayu Betawi. Jakarta: Tumpani publishing.
2010. Hal 24
25
sebagian besar wilayah di Jakarta sebagai tempat berlangsungnya kebudayaan
suku betawi secara turun temurun.
a. Seni Musik
Dalam seni musik Betawi kental pengaruh dari kebudayaan Barat, Tionghoa,
Arab, Melayu, Sunda dan lainnya. Selain itu ciri khas pada macam-macam alat
musik tiup terbuat dari bahan kuningan seperti terompet, tanjidor dll. Yang
dilengkapi genderang musik yang dibawakannya bersifat cerita dan biasanya
berisikan ejekan-ejeka atau sindiran yang dinyanyikan oleh laki-laki dan
perempuan secara bergantian. Adapun contoh-contoh alat musik yang menjadi ciri
khas budaya betawi antara lain Gambang, Kendang, Gong, Sukong, Tehyan dll.
Sedangkan contoh-contoh lagu Betawi antara lain Kicir-Kicir, Jali-Jali, Ujan
Gerimis Aje dll.
b. Seni Tari
Setiap jenis kesenian tidak dapat dilepaskan dari masyarakat penduduknya,
demikian juga dengan seni tari Tradisional Betawi yang merupakan wahana
ekspresi seni dari masyarakat sesuai tempat ia berasal, yaitu seni masyarakat
betawi. Latar belakang masyarakat Betawi yang berasal dari berbagai etnis
menyebabkan ekspresi seni yang dihasilkannya, termasuk di dalamnya seni tari
menjadi sangat kaya. Hubungan intelektial yang terjadi di Batavia merupakan
akar dari seni Tradisional Betawi yang dapat kita jumai saat ini. Kekayaan
ekspresi dari seni tari tradisional betawi adalah hasil dari saling interaksi dan
menghasilkan sesuatu yang baru. Dalam tari betawi dan melayu pada umumnya
gerak tangan tidak pernah lebih tinggi dari kepala, ini untuk menghormati kepala.
Kesenian termasuk tari adalah ekspresi peradaban yang didasarkan pada sistem
kepercayaan pada tuhan yang maha kuasa.26 Contoh seni tari Betawi antara lain
adalah Tari Topeng, Tari Pencak Silat, Tari Uncul dll.
c. Seni Silat
Silat adalah suatu seni bela diri asli indonesia. Silat begitu melekat pada etnik
betawi sejak ratusan tahun yang lalu. Ini bisa dibuktikan dengan adanya beberapa
26
Ridwan Saidi, Ibid, Hal 90
26
aliran silat yang tumbuh dan lahir dari tanah Betawi. Seperti Silat Beksi yang lahir
di daerah kebayoran lama, atau silat Cingkrik dari Condet, Tanah Abang pun
menjadi temat lahirnya suatu aliran silat yang diberi nama sabeni. Masih banyak
lagi silat dari budaya betawi.
d. Seni Palang Pintu
Palang pintu adalah seni budaya yang biasanya digunakan atau dapat dilihat
atraksinya di beberapa acara adat betawi, seperti perkawinan atau saat kedatangan
besan (calon pengantin mempelai pria), penerimaan tamu kehormatan dll. Diiringi
alunan musik gendang pencak, gendang dua set, kecrek, kempul, kemong, dua
orang pendekar menunjukan kemahiranya melalui pencak silat dalam setiap
atraksinya pada palang pintu. Atraksi pencak silat ini yang diperagakan umumnya
menggunakan senjata tajam seperti golok. Sok jagoan yang biasanya pengawal
tamu atau mempelai tamu pria harus memenangi pertarungan tersebut untuk
meminang mempelai perempuan.
e. Seni sastra
Sastra budaya Betawi yang cukup bermasyarkat salah satunya adalah pantun.
Sastra pantun ini lebih dipengaruhi oleh budaya melayu. Terda[at 3 jenis pantun
Betawi, diantaranya adalah pantun percintaan (untuk mengungkapkan perasaan
kepada kekasih dan atau calon kekasih), pantun jawara (untuk menjatuhkan
jawara mempelai wanita pada acara palang pintu), dan pantun nasehat (menasehati
anak agar bisa menjaga diri walaupun telah diajarkan ilmu silat untuk bela diri).
27
2. Latar Belakang pengalaman (Field of Experience) pengalaman atau latar belakang
seseorang yang justru menyebabkan timbulnya makna terhadap suatu objek pesan
yang dijadikan acuan.27
Setelah lama para ahli menelaah hubungan antara bahasa dan komunikasi atau
hubungan antara bahasa dan kebudayaan, mulailah dipikirkan suatu pendekatan
yang terlihat bahasa, komunikasi, dan kebudayaan secara bersamaan. Hal ini
mengingat kaitan antara ketiganya yang sangat erat. Kemudian lahirlah apa yang
disebut dengan etnografi komunikasi.
Definisi etnografi itu sendiri adalah pengkajian peranan bahasa dalam perilaku
komunikatif suatu masyarakat, yaitu cara-cara bagaiman bahasa dipergunakan
dalam masyarakat yang berbeda-beda kebudayaannya. Analisis etnografi
komunikasi adalah memberi makna pada simnol-simbol budaya serta
mengidentifikasi aturan-aturan penyandainya yang mendasari dan
mengungkapkan bagaimana simbol-simbol tersebut membentuk polam maksud
dan cara serta hambatan suatu masyarakat berkomunikasi.
Pada akhirnya , etnografi komunikasi adalah salah satu cabang dari antropolog,
khususnya antropolog budaya. Definisi itu sendiri adalah uraian terperinci
mengenai pola-pola kelakuakn suatu suku bangsa dalam etnologi (ilmu tentang
bangsa-bangsa). Etnografi ini lahir karena baik antropolog maupun linguistik
27
Alex Rumondor, Komunikasi Antar Budaya. Jakarta. Hal 19
28
sering mengabaikan sebagian besar bidang komunikasi manusia, dan hanya
menjadikannya sebagai sarana untuk mencapai topik tertentu saja. jadi
komunikasi sering dipandang sebagai hal yang subside.
ANTROPOLOGI
- Paleontologi
- Variasi Manusia Arkeologi Linguistik Etnografi
Etnografi
28
Engkus Kuswaro, Etnografi komunikasi. Wida Padjajaran. Bandung, 2008 hal 11
29
penelitiannya yang pertama (Argonauts of the western pasific, 1992), penelitian
antropologi dilakukan tidak dilapangan (armchair theorisisng). Setelah itu barulah
para antropologi beranggapan, bahwa penelitian manusia haruslah dilakukan
dalam lingkungan alamiahnya, mulai diterima sebagai metode penelitian modern
dalam antropologi.
29
Ibid. Hal. 33
30
Ibid. Hal. 34
30
3. Menggali tema-tema cultural, terutama tema-tema yang berhubungan denga peran
(roles) dan perilaku dalam masyarakat tertentu
4. Menjelaskan “everyday life personsI” buka peristiwa-peristiwa khusus yang
sudah sering menjadi pusat perhatian
5. Format laporan keseluruhannya merupakan gabungan antara deskriptif, analitis
dan interpretatif
6. Hasil penjelasannya bukan pada apa yang menjadi agen perubahan, tetapi
bagaimana sesuatu itu menjadi pelopor untuk berubah karena sifatnya yang
memaksa
31
etnografi komunikasi tidak hanya akan menyoroti fenologi dan gramatika bahasa,
melainkan struktur sosial yang mempengaruhi bahasa, dan kebudayaan dalam
kosa kata bahasa. Etnografi komunikasi menggabungkan antropologi, linguistik,
komunikasi, dan sosiologi dalam satu frame yang sama, sehingga deskripsi
etnografi komunikasi sedikit banyak justru memberikan sumbangan pemahaman
bagi ilmu lain. Berikut adalah sumbangan-sumbangan yang dapat diberikan
etnografi komunikasi terhadap disiplin ilmu lain.31
a. Antropologi
Etnografi komunikasi akan membantu antropologo untuk memahami suatu
sistem budaya dimana bahasa dalam waktu yang bersamaan behubungan dengan
organisasi social, kaidah-kaidah interaksi, kepercayaan dan nilai yang dianut, dan
pola-pola lain yang disepakati bersama, untuk kemudian diturunkan dari satu
generasi ke generasi selanjutnya melalui proses sosialisasi dan enkulturasi
b. Psikolinguistik
c. Sosiolingiuistik
Membantu pemahaman norma-norma yang mempengaruhi pilihan bahasa
yang digunakan dalam situasi-situasi tertentu
d. Linguistik Terapan
31
Saville-Troike, Muriel, The Ethnography of Communication, The Comelot Press. Hal 9-10
32
Membantu identifikasi apa yang harus diketahui untuk berkomunikasi dalam
berbagai variasi konteks suatu bahasa. Khususnya bagi mereka yang mempelajari
bahasa itu sebagai bahasa kedua
Membantu pemahaman dan analisis terhadap fenomena kesalahan berkomunikasi,
khususnya dalam konteks komunikasi antarbudaya atau antara kebudayaan yang
berbeda-beda. Kegiatan menterjemahkan satu bahas ke bahasa lain, juga perlu
mempelajari komunikasi ini.
32
Engkus Kuswaro, Etnografi Komunikasi, Widya Padjajaran. Bandung. 2008, Hal 18
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
33
Dedy Mulyana, Metodologi penelitian kualitatif : Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu
Sosial Lainnya, Bandung. PT Remaja Rosdakarta, 2006 Hal 9
34
Elvinaro Ardianto, dan Bambang Q-Anees, Filsafat Ilmu Komunikasi, Bandung Simbiosa
Rekatama Media. 2011. Hal 151-152
34
Studi etnografi komunikasi merupakan salah satu dari sekiat studi penelitian
kualitatif (paradigma interpretif atau konstruktivis). yang mengkhususkan pada
penemuan berbagai pola komunikasi yang digunakan oleh manusia dalam suatu
masyarakat tutur. Untuk sampai pada pemahaman etnografi komunikasim baik
secara landasan teori (ilmu) maupun saebagai studi penelitian, ada tiga isu dasar
yang melahirkannya, yaitu bahasa, komunikasim dan budaya, ketiga ilmu yang
telah berkembang menjadi tiga ilmu besar dalam ilmu sosial, bekerja sama dalam
satu perspektif yang disebut etnografi komunikasi, dan menjadi cabang ilmu baru
dalam khasanah pengetahuan manusia.35
35
Engkus Kuswaro, etnografi komunikasi, Widya Padjajaran, Bandung, 2008, Hal 2
36
Pawito, penelitian komunikasi kualitatif, Yogyakarta. LKIS, 2008 Hal 35
37
Engkus Kuswarno. Etnografi komunikasi. Bandung. Widya Padjajaran. 2008. Hal 86
35
3.4. Subyek Penelitian
Sampel terpilih atau purpose yang mencakup responden, subjek atau elemen
yang dipilih karena karakteristik atau karena elemen tertentu, dan mengabaikan
mereka yang tidak memenuhi kriteria yang ditentukan. Melalui teknik purpose
sampel ini, sampel dipilih berdasarkan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya,
yaitu pengetahuan mengenai elem-elemen pada apa yang ada disekitarnya, dan
tujuan penelitian yang hendak dilakukan38
Penelitian ini didasari oleh gabungan etik dan emik penelitian. Jadi peneliti
selain mengamati juga ikut serta merasakan bagaimana individu-individu dalam
kelompok sosial berpikir dan berinteraksi dalam proses komunikasi. Sehingga
teknik pengumpulan data yang akan dilakukan adalah observasi partisipan, In
depth interviewer ,dan dokumentasi.
38
Morissan, Metode Penelitian Survey, kencana, Jakarta. 2012. Hal 117
36
3.5.2. Data Sekunder
a. Dokumentasi
Teknik analisis data yang digunakan dalam metode ini adalah model
Spradley. Analisis data itu menyatakan dengan teknik pengumpulan data. Adapun
keseluruhan proses penelitian terdiri atas: pengamatan deksriptif, analisis domain,
pengamatan terfokus, analisis taksonomi, pengamatan terpilih, analisis
komponensial, dan diakhiri dengan analisis tema. Hal itu menunjukan bahwa
penyelenggaraan penelitian dilakukan secara silih berganti antara pengumpulan
data dengan analisis data sampai pada akhirnya keseluruhan masalah penelitian itu
terjawab.41
39
Rachmat Kriyanto. Teknik Praktisi Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana. 2010. Hal 110
40
W.Gulo .Metode penelitian. Grasindo. 2010 Hal 59
41
Lexy J, Moleong. Metode Penelitian Kualitatif. Rosdakarya. Bandung. Hal: 302
37
Baik Hymes maupun Seville-Troike tidak menjelaskan bagaiman teknik
analisis data dalam etnografi komunikasi. Bagi etnografi komunikasi menemukan
hubungan antara komponen komunikasi sudah merupakan analisis data yang
utama, karena berdasarkan itulah pola komunikasi itu dibuat.
1. Deskripsi
Pada tahap ini etnografi mempresentasikan hasil penelitiannya dengan
menggambarkan secara detil objek penelitiannya itu. Gaya penyampaiannya
kronologis dan seperti narator. Dengan membuat deskripsi, etnografer
mengemukakan latar belakang dari masalah yang diteliti, dan tanpa disadari
merupakan persiapan awal menjawab penelitian.
2. Analisis
Pada bagian ini, etnografer mengemukakan beberapa data akurat mengenai objek
penelitian, biasanya melalui tabel, grafik, diagram, model, yang menggambarkan
objek penelitian.
3. Interpretasi
Interpretasi menjadi tahap akhir analisis data dalam penelitian etnografi.
Etnografer pada tahap ini mengambil kesimpulan dari penelitian yang telah
dilakukan. Pada tahap ini, etnografer menggunakan kata orang pertama dan
penjelasannya, untuk menegaskan bahwa apa yang ia kemukakan adalah murni
hasil interpretasinya.43
42
Engkus Kuswaro. Etnografi Komunikasi. Widya Padjajaran. Bandung. 2008. Hal 68
43
Ibid. Hal. 69
38
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_perguruan_silat
Sejarah dan budaya palang pintu betawi. (2014, july 2). Retrieved from Sejarah
& budaya: https://palangpintubetawi.wordpress.com/category/sejarah-budaya/
Beksi Sebuah fenomena warisan budaya tanah betawi. (n.d.). Retrieved from
http://www.silatindonesia.com/2010/10/beksi-sebuah-fenomena-warisan-
budaya-tanah-betawi/.
Elly M. Setiadi , Kama A Hakam , Ridwan Effendi. (2008). Ilmu Sosial Budaya
Dasar. Jakarta: Kencana.
Ibid. (n.d.).
39
Ibid. (n.d.).
Richard West, Lynn H Turner. (2008). Pengantar Teori Komunikasi Edisi Ketiga.
Jakarta.
40