Anda di halaman 1dari 12

ILMU PRODUKSI TERNAK PERAH

BODY SCORING CONDITION (BCS)

KELAS 3B1
Disusun Oleh
M. IHSANDDIN (B1D022122)

PROGRAM STUDI S1 PETERNAKAN FAKULTAS


PETERNAKAN UNIVERSITAS MATARAM
BCS adalah metode pengukuran kritis terhadap
keefektifan sistem pemberian pakan pada sapi perah,
bertujuan untuk mengetahui pencapaian standar
kecukupan cadangan lemak tubuh yang akan
mempengaruhi dalam penampilan produksi susu, efisiensi
reproduksi dan herd longevity.
Sapi dengan kondisi tubuh yang terlalu gemuk
atau terlalu kurus akan menyebabkan timbul problem
metabolisme yang serius, rendahnya produksi susu,
conception rate yang rendah dan distochia.
Penilaian kondisi tubuh bibit sapi perah dilakukan
pada periode fisiologis dan dievaluasi terhadap nilai BCS
pada saat :
1. Beranak (Postpartum)
2. Setelah beranak (1 bulan postpartum)
3. Dikawinkan (3 bulan post partum)
4. Pemeriksaan kebuntingan/PKB (6 bulan postpartum)
5. Periode laktasi (9 bulan postpartum)
6. Periode kering (1 bulan prepartum)
Peralatan, bahan dan materi yang digunakan :
1. Kartu Recording sapi
2. Bahan dan alat tulis (Kertas/blanko isian, alas tulis)
3. Sepatu kandang, wearpack, topi.
4. Bibit sapi perah bunting tua dan atau sedang laktasi.

Penilaian Kondisi Tubuh (BCS) pada bibit sapi perah


sangatlah penting dalam melaksanakan manajemen untuk
memaksimalkan produksi susu dan efisiensi reproduksi
yang biasa terjadi adanya gangguan penyakit
metabolisme setelah beranak.
Kondisi tubuh gemuk yang berlebihan pada saat
beranak (BCS>4.0) sering terjadi mengalami
kekurangan asupan pakan dan mengakibatkan
terjadinya masalah penyakit metabolisma. Begitu pula
kondisi tubuh kurus saat beranak (BCS<3.0) sering
mengalami ketidak mampuan untuk mencapaian
produksi susu yang maksimal. Sebaiknya BCS pada
saat beranak jangan sampai turun lebih dari 1,0 poin.
Berkurangnya kondisi tubuh pada awal masa laktasi,
menunjukkan adanya permasalahan dalam efisiensi
reproduktif.
Langkah pertama dalam menjelaskan masuk
sistem penentuan nilai, maka apabila garis dari tulang
hook, ke thurl sampai ke tulang pin berbentuk
sudut runcing/lancip (V) atau berbentuk bulan sabit
(U). Biasanya langkah ini sering paling sulit untuk
membuat penilaian, khususnya jika sapi memiliki nilai
BCS dekat
3.0 atau 3.25 .

Gambar 5. Area Anatomis yang digunakan dalam penilaian BCS

Langkah pertama dalam menentukan penilaian


BCS pada sapi perah, yaitu lihat bagian pelvic area
dari samping, kemudian amati garis dari tulang hooks,
ke bagian tulang thurl sampai tulang pin.
Jika garis membentuk sudut runcing/lancip (V)
penilaian BCS memiliki nilai kurang dari atau sebesar
3.0. Sedangkan jika garis membentuk bulan sabit atau
lekukkan (U), penilaian BCS memiliki nilai lebih besar
dari atau setara dengan 3.25.
Gambar 6. BCS memiliki nilai
kurang dari atau sebesar 3.0

Gambar 7. Jika tulang hook


berbentuk bulat, menunjukan nilai BCS = 3,0
Gambar 8 . Jika tulang hook berbentuk sudut dan tulang pin berisi, nilai
BCS = 2,75

Gambar 9 Jika tulang pin berbentuk sudut


runcing dan dirasakan adanya lapisan lemak yang tipis,
maka nilai BCS memiliki angka 2,50

Gambar 10. Jika tidak ada lapisan


lemak yang menyelimuti tulang pin, nilai BCS
kurang dari 2.50

Memperhatikan kerutan lapisan lemak penutup pada


tulang rusuk pendek (short ribs) sebagian hilang.

Apabila terlihat hanya ½ (setengah) dari ujung


tulang rusuk pendek ke bagian tulang punggung,
maka nilai BCS = 2.25.

Jika terlihat ¾ (tiga per empat) dari ujung tulang


rusuk pendek kebagian tulang punggung, maka
nilai BCS = 2.0.

Jika tulang thurl menonjol dan memiliki tulang


punggung berbentuk tonjolan gigi gergaji, nilai
BCS kurang dari 2.0.
Gambar 11. Jika hasil pengamatan garis dari tulang hooks, ke bagian
tulang thurl sampai tulang pin, membentuk bulan sabit
atau lekukkan (U), penilaian BCS memiliki nilai lebih besar
dari atau sama dengan 3.25.

Gambar 12. Jika sacral ligament dan Tailhead


ligament kelihatan, nilai BCS = 3.25

Gambar 13. Jika sacral ligament masih kelihatan


dan Tailhead ligament sedikit kelihatan, nilai BCS = 3.50
Gambar 14: Jika sacral ligament sedikit kelihatan dan
Tailhead ligament (jaringan pengikat pangkal ekor) tidak terlihat lagi, maka nilai
BCS = 3.75 Jika sacral ligament dan Tailhead ligament sudah tidak terlihat, maka
nilai BCS = 4.00

Gambar 15. Jika thurl datar, nilai BCS lebih besar dari 4.00. Jika
ujung tulang rusuk pendek sedikit sekali kelihatan, nilai BCS = 4.25. Jika thurl
datar dan tulang pin terkubur jaringan lemak, nilai BCS = 4.5. Jika hooks
sedikit sekali terlihat, nilai BCS = 4.75. Jika semua tonjolan tulang (hooks, pins,
dan lain-lain) terlihat membulat, nilai BCS = 5,0

1. Saat induk beranak


a. Penilaian dilakukan pada saat memproduksi
kolostrum (1 sampai 7 hari)
b. Standar BCS pada periode ini 3,25 - 3,75
2. Setelah beranak
a. Penilaian dilakukan pada saat peningkatan
produksi susu (1 bulan postpartum), secara ideal
sapi akan kehilangan 0,5 poin nilai BCS hal ini
terjadi karena keseimbangan energi negatif,
dimana cadangan lemak tubuh akan digunakan
untuk memproduksi susu, laktasi > Reproduksi >
Pertumbuhan > Hidup pokok
b. Standar BCS pada periode ini 3,00 - 3,50
3. Saat dikawinkan
a. Penilaian dilakukan saat produksi susu mulai
menurun (3 bulan postpartum). Penilaian pada
periode ini berdasarkan prioritas pemanfaatan
energi pakan, akan digunakan untuk Reproduksi >
Laktasi > Pertumbuhan > Hidup pokok.
Sejak 2 – 3 bulan setelah beranak produksi
susu terjadi penurunan, periode ini sapi dalam
pemanfaatan energi pakan mulai terjadi
keseimbangan energy positif, hal ini karena
prioritas pemanfaatan akan digunakan untuk
proses reproduksi dengan menunjukan tanda
tanda sapi berahi minta kawin.
b. Standar BCS pada periode ini 3,0 (2,75 - 3,25)
4. Pemeriksaan kebuntingan / PKB
a. Pada periode ini penilaian BCS dilakukan setelah
beranak (6 bulan postpartum).
Idealnya sapi setelah beranak 3 bulan umumnya
minta dikawinkan dan selanjutnya bisa dilakukan
pemeriksaan kebuntingan/PKB apabila umur foetus
pada kebuntingan telah mencapai 3 bulan.
Penilaian pada periode trimester II berdasarkan
prioritas pemanfaatan energi pakan yang tersedia
difokuskan untuk kepentingan Reproduksi >
Laktasi > Pertumbuhan > Hidup pokok.
b. Standar BCS pada periode ini 3,0 - 3,5
5. Periode Laktasi akhir
a. Penilaian dilakukan pada saat produksi susu mulai berkurang (9 bulan
postpartum) karena pemanfaatan energi pakan difokuskan pada
Reproduksi>Pertumbuhan>Hidup pokok>Laktasi
b. Standar BCS pada periode ini 3,5
6. Periode Kering
a. Penilaian dilakukan pada saat sapi bunting tua mendekati kelahiran (1
bulan prepartum) hal ini karena pemanfaatan energi pakan difokuskan
pada Reproduksi > Pertumbuhan > Hidup pokok > persiapan laktasi
berikutnya.
b. Standar BCS pada periode ini 3,5 – 4,0

Anda mungkin juga menyukai