Anda di halaman 1dari 8

Pendidikan Agama Islam

RINGKASAN BAB 5

Tajkila waranggani

Kelas

XE.9

Guru Pembimbing

MEKO ZULFITRI LUBIS, S.HI., MH

SMAN I BATUSANGKAR

2023 M/ 1445 H

A. Peran Dakwah Para Mubalig Dalam Proses Islamisasi di Indonesia.

Peran mubalig dalam penyebaran agama islam di nusantara adalah menyiarkan dam
menyebarkan ajaran dan hukum islam kepada masyarakat lewat kegiatan dakwah.
Dakwah memang menjadi salah satu kewajiban bagi umat islam untuk bisa
memperbaiki sikap, perilaku,dan tabiat manusia agar sesuai dengan fitrahnya.

Melaksanakan atau melakukan dakwah di tengah tengah kehidupan masyarakat


menurut kesanggupan dan kemampuan setiap orang hukumnya wajib bagi setiap umat
islam tanpa terkecuali di sepanjang hidupnya.

Menurut Badad Demak dan Badad Gresi, para mubalig menyebarkan ajaran islam
sembari berdagang dari satu wilayah ke wilayah lain.

Oleh sebab itu, mubalig mempunyai peranan penting dalam keberlangsungan proses
dakwah.

Mubalig dianggap sebagai motor penggerak untuk menyebarkan ajaran agama islam
dan mengajarkan kepada segenap manusia untuk berbuat kebaikan dan menjauhi hal-hal
buruk.

B. Periode Islamisasi di Indonesia

1. Periode pertama (Abad ke-7 Hingga Abad ke-13M)

a.Teori Gujarat

Teori ini mengemukakan bahwa islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13 Masehi.
Bangsa Gujarat (Cambay) dari India di yakini sebagai pihak yang membawa Islam ke
Indonesia. Teori ini di dasarkan pada hal-hal berikut

kurang nya fakta yang menjelaskan peranan bangsa Arab dalam penyebaran agama
islam.
Hubungan dengan antara Indonesia dengan India sudah lama terjalin melalui jalur
Indonesia-Cambay-Timur Tengah-Eropa
Adanya batu nisan Malik al-Saleh (sultan pertama kerajaan samudera pasai) yang
bertuliskan angka tahun 1297 bercorak khas Gujarat.

Teori Gujarat di dukung oleh Snouck Hurgronje, W.F.Stutterheim, dan Bernard H.M.
Vlekke.

b. Teori Persia

Teori Persia berpendapat bahwa islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13 dengan
dibawa oleh bangsa Persia (sekarang menjadi Negara Iran).

Teori Persia di dasarkan pada banyak nya kesamaan antara budaya Persia dengan
masyarakat Indonesia, di antara nya sebagai berikut.

Peringatan 10 Muharram atau hari Asyura, yaitu memperingati meninggal nya Husain
bin Ali (cucu Nabi Muhammad Saw.)
Kesamaan ajaran tasawuf yang diaunut Syeikh Siti Jennar dengan seorang sufi dari
Iran yaitu, al Hallaj.
Pengunaan istilah bahasa Persia dalam system mengeja huruf Arab untuk tanda-tanda
bunyi harakat (jabar jer = fathah, dhammah, kasrah).

c. Teori mekah

Teori mekah merupakan teori baru yang muncul sebagai sanggahan/penolakan terhadap
teori Gujarat. Teori mekah mengemukakan bahwa islam masuk ke Indonesia pada abad
pertama Hijriyah atau abad ke-7 Masehi. Adapun orang-orang yang membawa islam ke
Indonesia berasal dari bangsa Arab, terutama mesir. Teori ini didasarkan pada beberapa
hal berikut.

Pada abad ke-7 (tahun 674 Masehi) di pantai barat Sumatera sudah terdapat
perkampungan Arab (Islam), dengan pertimbangan bahwa pedagang Arab sudah
mendirikan perkampungan di Kanton sejak abad ke-4.
Kerajaan Samudera Pasai menganut mazhab Syafi’i
Raja-raja Samudera Pasai menggunakan gelar al-Malik, dimana gelar ini berasal dari
mesir.

Teori mekah didukung oleh Hamka, Van Leur, dan T.W. Arnold.

d. Teori Cina

Ahli sejarah yang mendukung teori ini antara lain, Prof. Slamet Muljana , H.J, De
Graaf. Teori cina ini di dasarkan pada asumsi adanya unsur kebudayaan Cina dalam
sejumlah unsur kebudayaan Islam di Indonesia, berdasarkan sumber klonik dari klenteng
sampokong di Semarang yang memperlihatkan pengaruh orang-orang Cina dalam
penyebaran Islam di Indonesia.

Pengaruh Cina dalam penyebaran islam di Indonesia, bisa kita saksikan pada bukti-
bukti arkeologis. Pada masjid-masjid kuno yang dibangun pada sekitar abad 15 M.

2. Periode Kedua (Abad ke-13 Hingga Abad ke-19 M)

a. Kerajaan Islam di Sumatera

1) Kesultanan Perlak
Kerajaan islam di Indonesia dan merupakan kesultanan yang berkuasa di sekitar
wilayah Peureulak, Aceh Timur, Aceh. Kesultanan perlak berdiri tahun 840 M dan berakhi
pada tahun 1292 M. Kesultanan perlak terkenal sebagai suatu daerah penghasil kayu
perlak, jenis kayu yang bagus untuk pembuatan kapal, dank arena nya daerah ini di kenal
dengan nama “Negeri Perlak”

2) Kesultanan Samudera Pasai

Kesultanan Samudera Pasai terletak di Aceh, berdiri sekitar akhir abad ke-13 M atau
antara tahun 1270-an M. meningkatnya pemukiman kaum muslimin serta kemunduran
kerajaan Sriwijaya akibat perebutan pengaruh di Selat Malaka dengan kerajaan Singasari
di Jawa menjadi pendorong bagi lahirnya Kesultanan Samudera Pasai.

Melemahnya kerajaan Sriwijaya memberi kesempatan Samudera Pasai untuk memperluas


pengaruhnya pada kerajaan-kerajaan kecil di sekitar nya.

3) Kesultanan Aceh Darussalam

Raja pertama kerajaan ini adalah Sultan Ali Mugayat Syah. Setelah wafat, ia digantikan
putranya, yaitu Sultan Salahudin. Karena kelemahan Sultan Salahudin, akhirnya
kekuasaan direbut oleh saudaranya, yakni Sultan Alauddin Ri’ayat Syah al-Qahar. Sultan
Aluddin Ri’ayat Syah al-Qahar cukup berperan memperbaiki keadaan pemerintahannya
dan aktif menyebarkan islam dengan mengirimkan mubaligh ke berbagai daerah, seperti
Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati yang di utus ke Gresik, Jawa Timur.
Sepeninggal Sultan Alauddin Ri’ayat Syah al-Qahar, kerajaan Aceh Darussalam
mengalami kemunduran .

Kerajaan Aceh Darussalam kembali bangkit setelah diperintah oleh Sultan Iskandar
Muda/Darma Wangsa Perkasa Alam Syah. Ia sangat taat beragama dan berusaha dengan
gigih untuk membangun pemerintahan sehingga pada saat itu kerajaan Aceh Darussalam
berkembang sangat pesat.

b. Kerajaan Islam di Jawa

1) Kesultanan Demak

Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa ketika kerajaan Majapahit yang berbasis
Hindu-Buddha mengalami kemunduran pada tahun 1478 M. Namun kekuasaan nya
sebagai kerajaan islam pertama yang berdirinya di sokong oleh Wali Sanga ini hanya
bertahan selama tiga masa kekuasaan. Sultan pertama adalah Raden Patah yang
merupakan keturunan dari Majapahit Brawijaya V, kemudian di teruskan oleh anaknya
Pati Unus dan Sultan Trenggana.
Berdirinya kerajaan Demak di latarbelakangi oleh melemahnya pemerintahan Kerajaan
Majapahit atas daerah-daerah pesisir utara Jawa. Daerah-daerah pesisir seperti Tuban dan
Cirebon sudah mendapat pengaruh islam. dukungan daerah-daerah yang juga merupakan
jalur perdagangan yang kuat ini sangat berpengaruh bagi pendirian Demak sebagai
kerajaan Islam yang merdeka dari Majapahit.

Adipati Unus kemudian di gantikan oleh adiknya yang bernama Sultan Trenggana melalui
perebutan takhta dengan Pangeran Sekar Seda Lapen. Pada masa pemerintahan Sultan
Trenggana mencapai puncak kejayaan.

2) Kesultanan Pajang

Kerajaan Pajang berdiri setelah runtuhnya kerajaan Demak dan dianggap sebagai
pewaris dan pelanjut yang resmi dari kerajaan Demak. Kerajaan Pajang didirikan pada
tahun 1546 M oleh Sultan Hadiwijaya. Pada waktu didirikan, wilayah Kerajaan Pajang
hanya meliputi sebagian dari Jawa Tengah. Hal ini di karenakan semenjak Sultan
trenggana wafat, kerajaan di Jawa timur yang mulanya berada di bawah kekuasaan Demak
melepaskan diri dan berdiri sendiri sebagai raja-raja kecil.

3) Kesultanan Mataram Islam

Kerajaan Mataram Islam berdiri pada tahun 1586 M dengan raja pertamanya
Sutawijaya yang bergelar Panembahan Senopati. Pada masa pemerintahan Panembahan
Senopati, Mataram dilanda banyak pemberontakan. Namun, Panembahan Senopati dapat
melampaui masa krisis tersebut dengan cemerlang. Sutawijaya berusaha untuk
menaklukkan daerah pantai. Akan tetapi, ia gugur dalam usahanya menyatukan Kerajaan
Mataram.

Panembahan Senopati digantikan oleh putranya yang bernama Mas Jolang. Ia terkenal
dengan nama Panembahan Seda Ing Krapyak (1601-1613). Pada tahun 1602 M, Pangeran
Puger, saudara sepupu raja yang telah diangkat sebagai pengusaha Demak, melakukan
pemberontakan. Namun, Pangeran Puger berhasil dikalahkan.

Raja Mataram berikutnya adalah Sultan Agung Hanyokrokusumo. Ia memerintah di


Mataram dari tahun 1613 M hingga 1645 M. Ia merupakan raja terbesar Kerajaan
Mataram yang mempunyai cita-cita menyatukan pulau jawa.

4) Kesultanan Banten

Kesultanan Banten berawal sekitar tahun 1526 M, ketika militer Demak yang dipimpin
Hasanudin atau di kenal dengan Fatahillah berhasil menaklukkan kawasan pelabuhan
Sunda Kelapa yang di kuasai Portugis. Selain dijadika pusat perdagangan, Banten
dijadikan tempat perluasan dalam dakwah Islam. Seiring dengan kemunduran Demak
terutama setelah meninggalnya Sultan Trenggana, maka Banten melepaskan diri dan
menjadi kerajaan yang mandiri. Pada tahun 1570 Fatahillah wafat digantikan oleh
putranya Pangeran Yusuf. Kerajaan ini mencapai kemajuan penting saat di pimpin oleh Ki
Ageng Tirtayasa.

5) Kesultanan Cirebon

Syarif Hidayatullah dating ke Cirebon pada tahun 1470 M dan mengajarkan islam di
gunung Sembung bersama Pangeran Cakrabumi atau Haji Abdullah Iman. Syarif
Hidayatullah menikah dengan Pakungwati dan pada 1479 ia menggantikan mertuanya
sebagai penguasa Cirebon, lalu mendirikan keratin yang diberi nama Pakungwati di
sebelah timur keratin Sultan Kasepuhan.

Syarif Hidayatullah dikenal dengan Susuhunan Jati atau Sunan Gunung Jati, salah satu
dari Wali Songo.

c. Kerajaan-Kerajaan Islam di Wilayah Lainnya

1) Di Kalimantan

Di daerah Kalimantan terdapat kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam maupun


kerajaan Hindu-Buddha yang berubah menjadi kerajaan Islam karena adanya islamisasi

2) Di Sulawesi

Munculnya kerajaan-kerajaan islam di Sulawesi tidak lepas dari kontak perdagangan


yang berlansung kala itu, diantaranya: Kerajaan Gowa-Tallo di Makasar (1605), kerajaan
Wajo (1610) dan kerajaan Bone (1611).

3) Di Maluku Utara

Kerajaan Maluku dan Kerajaan Tidore. Sejak abad ke-14 dua kerajaan tersebut menjadi
kerajaan islam di Maluku Utara.

4) Di Papua

Dengan berkembangnya islam di daerah Sulawesi dan Maluku, maka di perkirakan sejak
abad 15 dan 16 islam juga meluas ke daerah Nusa Tenggara dan Papua. Kerajaan-kerajaan
di papua yang sebelumnya sudah ada lalu ikut berubah menjadi kerajaan islam.
5) Nusa Tenggara

Kehadiran islam ke daerah Lombok di perkirakan terjadi sejak abad ke-16 M yang di
perkenalkan oleh Sunan Prapen, putra dari Sunan Giri. Adapun di Sumbawa Islam datang
melalui dakwah para mubalig Makasar antara tahun 1540-1550M.

3. Islam Pada Awal Kedatangan Bangsa Eropa di Indonesia

Bangsa Eropa pertama kali melakukan ekspansi kolonialnya ke Indonesia pada masa
perkembangan tiga kerajaan besar di Indonesia, yaitu Kesultanan Aceh Darussalam di
wilayah Barat, Kesultanan Demak di wilayah tengah, dan kesultanan Ternate di wilayah
utara Nusantara.

C. Strategi Dakwah Para Mubalig dalam Penyebaran Islam di Indonesia

Perdagangan
Perkawinan
Tasawuf
Pendidikan
Politik
Seni Budaya

D. Tahap-Tahap Perkembangan Dakwah Islam di Indonesia

Tahap pengenalan agama

Tahapan awal dimulai dengan mengenalkan dan mengajak masyarakat untuk memeluk
agama islam secara formal.

Tahap pendalaman agama.


Tahap pengembangan intelektualitas.
Tahap kea rah pembaharuan.
Tahap kematangan intelektualitas.

Anda mungkin juga menyukai