Anda di halaman 1dari 14

BAHAN AJAR

DAN
TUGAS MANDIRI

SEJARAH INDONESIA

KELAS X

SMK NEGERI 2 EMPAT LAWANG


2019/2020
I. Materi 1 : Kedatangan Islam di Nusantara

Secara umum terdapat 3 teori besar tentang asal-usul penyebaran Islam di Indonesia,
yaitu teori Gujarat, teori Mekkah dan teori Persia.
A. Teori Gujarat
Teori berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada abad 13 dan
pembawanya berasal dari Gujarat (Cambay), India. Dasar dari teori ini adalah :
1. Kurangnya fakta yang menjelaskan peranan bangsa Arab dalam penyebaran Islam di
Indonesia.
2. Hubungan dagang Indonesia dengan India telah lama melalui jalur Indonesia –
Cambay – Timur Tengah – Eropa.
3. Adanya batu nisan Sultan Samudra Pasai yaitu Malik Al Saleh yang bercorak khas
Gujarat.
B. Teori Arab (Mekkah)
Teori ini merupakan teori baru yang muncul sebagai sanggahan terhadap teori lama
yaitu teori Gujarat. Teori Mekkah berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad
ke 7 dan pembawanya berasal dari Arab (Mesir). Dasar teori ini adalah:
1. Pada abad ke 7 yaitu tahun 674 di pantai barat Sumatera sudah terdapat
perkampungan Islam (Arab), dengan pertimbangan bahwa pedagang Arab sudah
mendirikan perkampungan di Kanton sejak abad ke-4. Hal ini juga sesuai dengan
berita Cina.
2. Kerajaan Samudra Pasai menganut aliran mazhab Syafi’i, dimana pengaruh mazhab
Syafi’i terbesar pada waktu itu adalah Mesir dan Mekkah. Sedangkan Gujarat atau
India adalah penganut mazhab Hanafi.
3. Raja-raja Samudra Pasai menggunakan gelar Al malik, yaitu gelar tersebut berasal
dari Mesir.
C. Teori Persia
1. Teori ini berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia abad 13 di Sumatra dan
pembawanya berasal dari Persia (Iran). Dasar teori ini adalah kesamaan budaya Persia
dengan budaya masyarakat Islam Indonesia seperti:
2. Peringatan 10 Muharram atau Asyura atas meninggalnya Hasan dan Husein cucu Nabi
Muhammad, yang sangat di junjung oleh orang Syiah atau Islam Iran. Di Sumatra
Barat peringatan tersebut disebut dengan upacara Tabuik atau Tabut. Sedangkan di
pulau Jawa ditandai dengan pembuatan bubur Syuro.
3. Kesamaan ajaran Sufi yang dianut Syekh Siti Jennar dengan sufi dari Iran yaitu Al –
Hallaj.
4. Penggunaan istilah bahasa Iran dalam sistem mengeja huruf Arab untuk tanda-tanda
bunyi Harakat.

Tugas Mandiri 1.
Jelaskan berdasarkan pendapat kalian teori manakah yang paling sesuai dengan
penyebaran Agama Islam di Indonesia !
II. Materi 2 : Islam dan Jaringan Perdagangan Antarpulau

Berdasarkan data arkeologis seperti


prasasti-prasasti maupun data historis berupa
berita-berita asing, kegiatan perdagangan di
Kepulauan Indonesia sudah dimulai sejak abad
pertama Masehi. Jalur-jalur pelayaran dan
jaringan perdagangan Kerajaan Sriwijaya dengan
negeri-negeri di Asia Tenggara, India, dan Cina
terutama berdasarkan berita-berita Cina telah
dikaji, antara lain oleh W. Wolters (1967)

Demikian pula dari catatan-catatan sejarah Indonesia dan Malaya yang dihimpun dari
sumber-sumber Cina oleh W.P Groeneveldt, telah menunjukkan adanya jaringan–jaringan
perdagangan antara kerajaan-kerajaan di Kepulauan Indonesia dengan berbagai negeri
terutama dengan Cina. Kontak dagang ini sudah berlangsung sejak abad-abad pertama
Masehi sampai dengan abad ke-16. Kemudian kapal-kapal dagang Arab juga sudah mulai
berlayar ke wilayah Asia Tenggara sejak permulaan abad ke-7. Dari literatur Arab banyak
sumber berita tentang perjalanan mereka ke Asia Tenggara.
Adanya jalur pelayaran tersebut menyebabkan munculnya jaringan perdagangan dan
pertumbuhan serta perkembangan kota-kota pusat kesultanan dengan kota-kota bandarnya
pada abad ke-13 sampai abad ke-18 misalnya, Samudera Pasai, Malaka, Banda Aceh, Jambi,
Palembang, Siak Indrapura, Minangkabau, Demak, Cirebon, Banten, Ternate, Tidore, Goa-
Tallo, Kutai, Banjar, dan kota-kota lainnya.
Dari sumber literatur Cina, Cheng Ho mencatat terdapat kerajaan yang bercorak Islam
atau kesultanan, antara lain, Samudera Pasai dan Malaka yang tumbuh dan berkembang sejak
abad ke-13 sampai abad ke-15, sedangkan Ma Huan juga memberitakan adanya komunitas-
komunitas Muslim di pesisir utara Jawa Timur. Berita Tome Pires dalam Suma Oriental
(1512-1515) memberikan gambaran mengenai keberadaan jalur pelayaran jaringan
perdagangan, baik regional maupun internasional. Ia menceritakan tentang lalu lintas dan
kehadiran para pedagang di Samudra Pasai yang berasal dari Bengal, Turki, Arab, Persia,
Gujarat, Kling, Malayu, Jawa, dan Siam. Selain itu Tome Pires juga mencatat kehadiran para
pedagang di Malaka dari Kairo, Mekkah, Aden, Abysinia, Kilwa, Malindi, Ormuz, Persia,
Rum, Turki, Kristen Armenia, Gujarat, Chaul, Dabbol, Goa, Keling, Dekkan, Malabar,
Orissa, Ceylon, Bengal, Arakan, Pegu, Siam, Kedah, Malayu, Pahang, Patani, Kamboja,
Campa, Cossin Cina, Cina, Lequeos, Bruei, Lucus, Tanjung Pura, Lawe, Bangka, Lingga,
Maluku, Banda, Bima, Timor, Madura, Jawa, Sunda, Palembang, Jambi, Tongkal, Indragiri,
Kapatra, Minangkabau, Siak, Arqua, Aru, Tamjano, Pase, Pedir, dan Maladiva.
Berdasarkan kehadiran sejumlah pedagang dari berbagai negeri dan bangsa di
Samudera Pasai, Malaka, dan bandar-bandar di pesisir utara Jawa sebagaimana diceritakan
Tome Pires, kita dapat mengambil kesimpulan adanya jalur-jalur pelayaran dan jaringan
perdagangan antara beberapa kesultanan di Kepulauan Indonesia baik yang bersifat regional
maupun internasional.

Tugas Mandiri 2.
1. Kerajaan Islam mana sajakah yang berhubungan melalui perdagangan dengan cina?
2. Pada abad keberapakah kesultanan Islam yang ada di Indonesia berhubungan dengan
bangsa lain ?
III. Materi 3 : Islam masuk Istana Raja

Kerajaan Islam di Indonesia – Kerajaan Islam banyak sekali di Indonesia, mulai


dari demak sampai dengan kerajaan Cirebon, ketika kerajaan bercorak Islam itu artinya raja
dan mayoritas penduduknya juga beragama Islam. Berikut ini adalah daftar kerajaan-kerajaan
Islam yang ada di Indonesia :

1. Kerajaan Demak

Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama


dan terbesar di Jawa. Menurut adat Jawa kerajaan ini
merupakan turunan dari Kerajaan Majapahit. Kerajaan
Demak berdiri pada tahun 1475 dan runtuh pada tahun 1554.
Walaupun rentan waktu berdirinya yang tergolong singkat
namun Kerajaan Demak memberikan dampak yang begitu
besar pada masanya salah satunya adalah penyebaran agama
Islam di pulau Jawa. Kerajaan ini tercatat memiliki 5 raja
yang pernah berkuasa yaitu Raden Fatah, Pati Unus, Sultan Trenggono, Sunan Prawata dan
Arya Penangsang. Pada masa kejayaannya kerajaan ini menjadi kerajaan yang tak tersaingi di
pulau Jawa khususnya. Akhir dari Kerajaan Demak ditandai dengan tewasnya raja mereka
yaitu Arya Penangsang di tangan Sutawijaya anak angkat dari Joko Tingkir yang sebelumnya
melancarkan pemberontakan. Pemberontakan tersebut didasarkan atas perebutan kekuasaan
yang akhirnya dimenangkan oleh Joko Tingkir yang kemudian memindahkan kekuasaan
Demak ke Pajang.

2. Kerajaan Cirebon

Kerajaan Cirebon atau Kasultanan Cirebon


adalah Kasultanan Islam yang cukup besar di Jawa
Barat pada abad 15-16 Masehi. Kasultanan Cirebon
pertama kali di didirikan pada tahun 1430 dan
penguasa atau Sultan pertama yang menjabat di
kerajaan adalah Pangeran Walangsungsang sebagai
Sultan Cirebon I dan menjabat dari tahun 1430 – 1479.

Kemudian pada tahun 1479 Sultan Cirebon I


menyerahkan jabatan dan kekuasaannya kepada Sunan
Gunung Jati yang tidak lain ada keponakannya sendiri dan menjabat sebagai Sultan Cirebon
II.Sultan atau penguasa Kerajaan Cirebon selanjutnya adalah Sultan Abdul Karim yang
merupakan penguasa Kasultanan Cirebon terakhir sebelum terbagi menjadi dua yaitu
kesultanan Kasepuhan dan kesultanan Kanoman.

3. Kerajaan Banten

Kesultanan Banten atau Kerajaan Banten merupakan kerajaan


Islam di pulau Jawa tepatnya di Pasundan, Banten pada tahun 1526.
Sultan pertama yang memimpin kerajaan ini adalah Sultan Maulana
Hasanudin dan pemimpin terakhir dari Kasultanan Banten sebelum
dipaksa bubar oleh kolonial Inggris adalah Sultan Maulana Muhammad
Syafiudin. Raja atau sultan yang paling terkenal di Kesultanan Banten
adalah Sultan Agung Tirtayasa yang dimana masa kejayaan Kesultanan Banten terjadi di
masa kepemimpinannya. Kerapuhan dan akhir dari Kesultanan Banten terjadi akibat banyak
faktor salah satunya adalah adanya perang saudara yang terjadi di kerajaan dimana Sultan
Haji anak dari Sultan Ageng Tirtayasa berusaha untuk mendapatkan kekuasaan dari tangan
sang ayah. Dari kejadian tersebut akhirnya berimbas pada pembubaran Kesultanan Banten
pada tahun 1813 oleh pemerintah Inggris yang sedang berkuasa di Indonesia.

4. Kerajaan Aceh

Kesultanan Aceh Darussalam merupakan sebuah


kerajaan Islam di pulau Sumatera dengan ibukota di Banda
Aceh. Kesultanan Aceh Darussalam pertama kali dibentuk pada
tahun 1496 setelah Sultan Ali Mughayat Syah dinobatkan
sebagai Sultan untuk pertama kalinya dan menjadi pemimpin
pertama Kesultanan Aceh Darussalam.

Kerajaan ini terkenal dengan perlawanannya dan penolakannya terhadap imperialisme


Eropa yang dibawa para penjajah Nusantara pada waktu itu. Dalam sejarah panjangnya
kerajaan ini sudah mengalami beberapa kali pergantian pemimpin atau sultan sejak Sultan Ali
Mughayat Syah. Dan pemimpin terakhir Kesultanan Aceh Darussalam adalah Sultan
Alaiddin Muhammad Daud Syah yang di mana pada masa kepemimpinannya Kesultanan
Aceh Darussalam harus terpaksa menyerahkan diri kepada pihak penjajah Belanda pada
waktu itu yaitu pada tahun 1903.

5. Kerajaan Peureulak / Perlak

Kasultanan Peureulak merupakan sebuah kerajaan Islam yang berdiri tahun 840
hingga 1292. Sultan pertama serta pendiri Kesultanan Peureulak adalah Sultan Alaiddin Syed
Maulana Abdul Aziz Shah yang mendirikan Kesultanan Peureulak tahun 840 dan berkuasa
hingga tahun 864.

Kesultanan ini tercatat masuk dalam berbagai catatan Cina dan juga catatan dari
seorang pengembara terkenal Marco Polo yang dimana tertulis bahwa ia pernah singgah ke
negeri bernama Ferlec ( Peureulak) yang penduduknya sudah menganut ajaran Islam. Sultan
terakhir yang memimpin Kesultanan Peureulak adalah Sultan Makhdum Alaiddin Malik
Abdul Aziz Johan Berdaulat dari tahun 1267 hingga 1292 sebelum Kerajaan atau Kesultanan
Peureulak akhirnya digabungkan dengan Kerajaan Samudera Pasai.

6. Kerajaan Banjar

Kesultanan Banjar berdiri sejak tahun 1520 dan bertahan


hingga tahun 1905. Sultan atau pemimpin pertama dari Kerajaan
Banjar adalah Sultan Suriansyah yang dilantik pada tahun 1526 dan
memimpin hingga tahun 1550.

Masa keemasan dari Kesultanan Banjar terjadi sejak periode


awal tahun 1526 hingga 1787 yang dimana kerajaan ini terkenal
akan aktivitas pertanian dan juga agensi militernya. Pada tahun
1860, Belanda secara langsung membubarkan Kesultanan Banjar yang mengharuskan
Kesultanan Banjar ditiadakan kembali. Namun sejarah mencatat bahwa pemerintahan Banjar
tetap ada hingga tahun 1905 yang dimana rakyat Banjar meyakini adanya pemerintahan
darurat. Pemimpin atau sultan terakhir Kerajaan Banjar adalah Sultan Muhammad Seman.

7. Kerajaan Mataram Islam

Mataram Islam atau Kesultanan Mataram Islam


merupakan kerajaan Islam di Jawa yang di mana pada awalnya
wilayah kerajaan ini merupakan sebuah hadiah bagi Ki Ageng
Pemanahan karena berhasil mengalahkan Arya Penangsang.

Pemimpin pertama Mataram Islam adalah Sutawijaya


yang bergelar Panembahan Senopati. Pemimpin yang paling
terkenal dari Mataram Islam adalah Sultan Agung yang dimana bukan hanya terkenal karena
kepemimpinannya namun juga karena karya dan penemunya yang diantaranya adalah
menggabungkan tahun Masehi dengan tahun Saka. Masa kejayaan Kesultanan Mataram
terjadi dibawah kepemimpinan Sultan Agung. Mataram Islam sendiri mulai mengalami
kemunduran sejak masa kepemimpinan Amangkurat I dan akhir masa kejayaan Mataram
Islam terjadi saat kepemimpinan Amangkurat II.

8. Kerajaan Pajang

Kerajaan Pajang merupakan kerajaan yang berpusat di Jawa Tengah dengan raja
pertama yang berkuasa yaitu Hadiwijaya atau Joko Tingkir. Kerajaan ini pertama kali berdiri
pada tahun 1548 setelah Hadiwijaya berhasil mengalahkan Arya Penangsang. Tercatat
kerajaan ini hanya mampu bertahan dalam kurun waktu yang singkat yaitu dari 1548 hingga
1586.

Dibalik masa kejayaannya yang hanya sebentar Kerajaan Pajang memiliki tiga raja
yang pernah berkuasa yakti Hadiwijaya atau Joko Tingkir sebagai pendiri serta raja pertama,
kemudian dilanjutkan oleh Arya Pangiri dan yang terakhir kekuasaan disi oleh Pangeran
Buwana atau Prabuwijaya. Setelah sepeninggal Pangeran Buwana tidak ada penerus tahta
kerajaan yang membuat Kerajaan Pajang mengalami kekosongan kekuasaan dan akhirnya
digabungkan dengan Mataram Islam dibawah kepemimpinan Sutawijaya.

9. Kerajaan Samudera Pasai

Kesultanan Samudera Pasai atau dikenal juga dengan


Samudera Darussalam merupakan kerajaan Islam yang
berada di pesisir pulau Sumatera. Menurut sejarah
Kesultanan Samudera Pasai pertama kali didirikan pada
tahun 1267 oleh Marah Silu yang kemudian naik gelar
menjadi Sultan Malik as-Saleh. Kejayaan dari Kesultanan
Pasai terjadi saat Ratu Naharsyiyah menjabat sebagai
pemimpin.Tercatat Kesultanan Samudera Pasai berdiri sejak1267 hingga 1521. Sebab
runtuhnya kerajaan ini diakibatkan adanya perang saudara yang terjadi untuk memperebutkan
kekuasaan serta datangnya Portugis ke Nusantara.

Pada tahun 1521 Portugis berhasil meruntuhkan Kesultanan Samudera Pasai dan pada
tahun 1524 wilayah kerajaan Samudera Pasai masuk ke dalam wilayah kesultanan Aceh.
10. Kerajaan Malaka

Kesultanan Malaka merupakan sebuah kerajaan Islam Melayu yang berdiri di tanah
Malaka. Kerajaan ini pertama kali dibentuk dan didirikan oleh Parameswara pada tahun 1405.
Kerajaan ini tercatat memiliki hubungan baik dengan Cina yang dimana tercatat sudah
banyak hubungan yang dilakukan oleh kedua belah pihak.

Kerajaan Malaka terkenal sebagai penguasa jalur pelayaran dan perdagangan di selat
Malaka sekitar abad 15. Runtuhnya Kesultanan Malaka akibat dari invasi Portugis pada tahun
1511 dan peristiwa tersebut menjadi salah satu awal mula invasi militer Eropa ke Nusantara.

11. Kerajaan Maluku

Kesultanan Ternate merupakan salah satu kerajaan Islam terbesar yang ada di tanah
Maluku. Kesultanan Ternate pertama kali berdiri pada tahun 1257 dan didirikan oleh Baab
Mashur Malamo. Sejak awal berdirinya kerajaan ini telah banyak berpengaruh di kawasan
timur Nusantara.

Masa kejayaan Kesultanan Ternate terjadi sekitar abad ke 16 dimana kerajaan ini
memiliki kekayaan hasil dari rempah-rempah dan juga kekuatan pasukan militernya. Setelah
Indonesia merdeka pada tahun 1945, Kesultanan Ternate memilih bergabung dengan
Indonesia pada tahun 1950. Tercatat ada beberapa nama pemimpin ternama di Kesultanan
Maluku yaitu Baab Mashur Malamo, Sultan Iskandar Muhammad Jabir Syah, dan Sulan
Mudaffar Syah II yang terakhir kali memimpin tahun 2015 silam.

12. Kerajaan Gowa

Merupakan sebuah Kesultanan yang didirikan sejak


tahun 1300 dan bertahan hingga 1946. Raja atau sultan
pertama yang menjabat adalah Tumanurung dan Sultan yang
paling terkenal dari Kesultanan Gowa adalah Sultan
Hasanuddin. Tercatat ada lebih dari 30 pemimpin di
Kesultanan Gowa sejak awal berdirinya hingga akhir
riwayatnya. Sultan terakhir yang tercatat dalam sejarah
kerajaan adalah Sultan Muhammad Abdul Kadir Aiduddin. Kesultanan Gowa sendiri saat ini
sudah menjadi bagian dari Republik Indonesia yang dimana sejak tahun 1946 secara resmi
Kesultanan Gowa masuk dalam NKRI.

13. Kerajaan Ternate

Kesultanan Ternate merupakan salah satu dari 4


kerajaan Islam terbesar di tanah Maluku. Kesultanan Ternate
pertama kali berdiri pada tahun 1257 dan didirikan oleh Baab
Mashur Malamo. Sejak awal berdirinya kerajaan ini telah
banyak berpengaruh di kawasan timur Nusantara. Masa
kejayaan Kesultanan Ternate terjadi sekitar abad ke 16 di
mana kerajaan ini memiliki kekayaan hasil dari rempah-
rempah dan juga kekuatan pasukan militernya. Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945,
Kesultanan Ternate memilih bergabung dengan Indonesia pada tahun 1950.
Tercatat ada beberapa nama pemimpin ternama di Kesultanan Maluku yaitu Baab
Mashur Malamo, Sultan Iskandar Muhammad Jabir Syah, dan Sulan Mudaffar Syah II yang
terakhir kali memimpin tahun 2015 silam.

14. Kerajaan Tidore

Kesultanan Tidore merupakan salah satu kerajaan Islam


di tanah Maluku. Kesultanan Tidore berdiri sejak tahun 1081
oleh Muhammad Naqil yang dinobatkan sebagai Sultan pertama
kerajaan Tidore. Kesultanan Tidore mengalami masa kejayaan
sejak abad ke 16 hingga abad ke 18 yang di mana tercatat sudah
puluhan kali pergantian kepemimpinan di kerajaan ini. Masa
kejayaan Kesultanan Tidore mulai goyah sejak diadu domba oleh pihak imperialisme barat
yang datang ke Nusantara dengan Kesultanan Ternate.

Kesultanan Tidore resmi bergabung sebagai bagian dari NKRI pada tahun 1950.
Namun tahta Kesultanan masih berlanjut hingga saat ini dan sultan yang menjabat saat ini
adalah Sultan Husain Syah.

15. Kerajaan Buton

Kesultanan Buton berada di kepulauan Sulawesi


tepatnya di Sulawesi Tenggara. Awal mula Kesultanan Buton
di mulai sejak Raja Mulae Sangia Gola meminta ulama Sayid
Jamaluddin al-Kubra untuk mengislamkannya.

Selanjutnya raja ke-6 Kerajaan Buton juga meminta


salah satu ulama bernama Syeikh Abdul Wahid untuk mengislamkan dirinya.

Tugas Mandiri 3.
1. Kelompokan kerajaan/Kesultanan Islam di atas berdsarkan persebaran wilayahnya
antarpulau !
2. Sebutkan Kerajaan/Kesultanan manakah yang menjadi kerajaan bercorak Islam di
Nusantara! (sebutkan tahun berapa berdiri dan siapa sultannya)
3. Sebutkan 4 kerajaan Islam yang ada di tanah Maluku!
4. Jelaskan kerajaan terbesar yang ada di Pulau Jawa !
IV. Materi 4 : Jaringan Keilmuan Nusantara

Kita akan memahami hubungan antara istana sebagai pusat kekuasaan dan
pendidikan. Perkembangan lembaga pendidikan dan pengajaran di masjid-masjid kesultanan
sangat ditentukan oleh dukungan penguasa.

Istana :
a. Pusat kekuasaan
b. Pusat pendidikan
Sultan bertugas :
a. Mendanai kegiatan masjid
b. Mendatangkan ulama dari mancanegara (terutama Mekkah dan dari orang pribumi)
Para ulama juga kemudian difungsikan sebagai pejabat-pejabat negara, jadi tidak
hanya memberikan pengajaran agama Islam di masjid-masjid negara, tetapi juga di istana
sultan. Para ulama tidak hanya mengajadi masyarakat tentang ilmu agama Islam, karena para
sultan dan pejabat tinggi juga turut serta menimba ilmu agama Islam.

Kegiatan atau peristiwa di atas terjadi di kerajaaan-kerajaan Islam, seperti :


A. Samudera Pasai (Merupakan pusat pengajaran Islam di Nusantara)

B. Malaka (Merupakan pusat pengajaran Islam di Asia Tenggara)


Kemajuan Malaka di bidang ekonomi (karena merupakan jalur perdagangan telah
mengundang banyak ulama dari mancanegara untuk berpartisipasi dengan lebih intensif
dalam proses pendidikan dan pengajaran Islam. Di Kerajaan Malaka juga sudah memiliki
perpustakaan yang digunakan sebagai pusat penyalinan kitab-kitab dan penerjemahannya dari
bahasa Arab ke bahasa Melayu. Banyak ulama dari mancanegara yang datang ke Malaka,
seperti : Afghanistan, Malabar, Hindustan, Arab. Kedatangan para ulama dari mancanegara
membuat ulama dari Asia Tenggara sendiri tertarik untuk menimba ilmu di Malaka. Misalnya
dari Jawa, yaitu Sunan Bonang dan Sunan Giri. Setelah menyelesaikan pendidikannya di
Malaka, Sunan Bonang dan Sunan Giri kembali ke jawa dan mendirikan lembaga pendidikan
Islam di daerahnya masing-masing.

C. Aceh
Sultan yang terkenal adalah Sultan Iskandar Muda, ialah raja yang sangat
memperhatikan pengembangan pendidikan dan pengajaran agama Islam. Ia juga pelopor
pendirian Masjid Baiturrahman, dan memanggil penasihat Hamzah Al Fanzuri dan
Syamsuddin As Sumatrani.Syekh Yusuf al Makassari ulama dari Kesultanan Gowa di
Sulawesi Selatan pernsh menuntut ilmu di Aceh Darussalam sebelum melanjutkan ke
Mekkah. Melalui pengajaran Abdur Rauf as Singkili, muncul ulama Minangkabau Syekh
Burhanudin Ulakan (Minangkabau), Syekh Abdul Muhyi al Garuti (Jawa Barat).

D. Banten
Kerajaan Banten berdiri pada abad ke-16, lalu pada abad ke-17 Banten sudah menjadi
pusat ilmu pengetahuan Islam di Pulau Jawa.
Kerajaan Samudera Pasai, Aceh Darussalam, dan Kerajaan Banten sudah tersohor
dengan sebutan Serambi Mekkah dan menjadi pusat pendidikan dan pengajaran Islam di
Indonesia.
E. Palembang
Sultan yang mendorong perkembangan intelektual keagamaan seperti : Sultan Ahmad
Najamuddin I (1757-1774) dan Sultan Muhammad Baha'uddin (1774-1804). Pada masa
pemerintahan mereka muncul banyak ilmuwan asal Palembang yang produktif melahirkan
karya-karya ilmiah keagamaan : ilmu tauhid, ilmu kalam, tasawuf, tarekat, tarikh dan al-
Qur'an.
Berkembangnya pendidikan dan pengajaran Islam telah berhasil menyatukan wilayah
Nusantara yang sangat luas. Dua hal yang mempercepat berkembangnya hal tersebut ialah
penggunaan aksara Arab dan bahasa Melayu sebagai lingua franca. Aksara Arab di Jawa
disebut huruf Pegon sedangkan di Melayu disebut huruf Jawi.
Bisa digambarkan seperti : Input - Proses - Output = Awam - Belajar - Ulama
Pada zaman dahulu biasanya masyarakat yang ingin belajar ilmu agama datang ke rumah
kediaman para ulama. Khususnya sebagai tempat pendidikan dasar, layaknya kuttab di
wilayah Arab.
Pelajaran yang diberikan utamanya yaitu :
1. Membaca Al-Quran
2. Menghafal ayat-ayat pendek
3. Belajar bacaan sholat lima waktu
Di Indonesia, masjid dikembangkan oleh masyarakat untuk menjalankan fungsi
pendidikan dan pengajaran untuk masyarakat umum. Bahkan karena memiliki otonomi atau
kebebasan tertentu, masjid mengalami perkembangan, seperti :
1. Meunasah (Aceh).
2. Pesantren (Jawa)
3. Surau (Minangkabau)
4. Langgar (Kalimantan)

Tugas Mandiri 4.
1. Jelaskan tugas seorang Sultan dalam jaringan keilmuan nusantara !
2. Pelajaran utama yang diberikan ulama dalam pendidikan dasar di masa itu adalah!
3. Sebutkan Kesultanan yang menjadi Pusat pengajaran Islam di Nusantara!
4. Jelaskan manfaat dari kemajuan di bidang ekonomi oleh Kesultanan Malaka dalam
jaringan keilmuan nusantara!
Materi 5 : Akulturasi dan Perkembangan Budaya Islam

A. Seni Bangunan
1. Masjid : - Atapnya berbentuk tumpang
- Tidak memiliki menara
- Teras bertingkat (berbentuk undak
undakan)
- Terletak di dekat istana (alun-alun)

2. Makam : - Jasad dimasukkan ke dalam peti


- Jika yang meninggal seorang yang
Agung maka jasadnya dikubur di dataran tinggi

3. Istana : - Di istana terdapat patung dwarapala (patung penjaga)

B. Seni Ukir
- Ukiranya berbentuk daun-daun atau bunga-bunga
- Seni Kaligrafi

Seni Ukir Kaligrafi

C. Aksara dan Seni Sastra


- Hikayat : karya sastra yang berisi cerita sejarah ataupun dongeng
- Babad : mirip dengan hikayat. Tulisan sejarah namun tidak semuanya berupa fakta.
- Syair : karya sastra berupa sajak-sajak yang terdiri atas empat baris setiap baitnya.
- Suluk : karya sastra yang berupa kitab-kitab dan isinya menjelaskan soal tasawufnya.

D. Kesenian
- Permainan Debus : tarian yang pada puncak
acara para penari menusukkan benda tajam ke
tubuhnya tanpa meninggalkan luka.
- Seudati : sebuah bentuk tarian dari Aceh. Artinya permainan orang-orang besar atau juga
disebut saman (delapan).
- Wayang : seni pertunjukkan asli Indonesia yang berkembang pesat di Jawa dan Bali. Pada
saat islamisasi di Nusantara Sunan Kalijaga yang
menyebarkan agama Islam dengan media wayang.
- Kasidahan : seni musik yang memainkan alat-alat musik seperti rebana, terban dll dan
menyanyikan lagu-lagu Islam.

E. Kalender
- Hijriah. Bulan Ramadhan (Pasa), Bulan Muharam (Suro)

F. Pemerintahan
Pada awaknya pemerintahan berupa Kerajaan (Raja) merupakan Hindu-Buddha.
Kemudian berkembang menjadi Kesultanan (Sultan/Khalifah) merupakan Islam.

Tugas Mandiri 5.
Jelaskan dan beri contoh salah satu dari Akulturasi dan perkembangan budaya Islam dalam
bidang Seni bangunan, Seni sastra, Seni ukiran atau kesenian yang ada di lingkungan sekitar
tempatmu tinggal!
V. Materi 6 : Proses Integrasi Nasional

Integrasi suatu bangsa adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Dengan adanya integrasi akan melahirkan satu kekuatan bangsa yang ampuh dan
segala persoalan yang timbul dapat dihadapi bersama-sama. Negara Kesatuan Republik
Indonesia adalah wujud konkret dari proses integrasi bangsa. Proses integrasi bangsa
Indonesia ini ternyata sudah berlangsung cukup lama bahkan sudah dimulai sejak awal tarikh
masehi. Pada abad ke-16 proses integrasi bangsa Indonesia mulai menonjol. Masa itu adalah
masa-masa pertumbuhan dan perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia.

1. Peranan Para Ulama dalam Proses Integrasi


Agama Islam yang masuk dan berkembang di
Nusantara mengajarkan kebersamaan dan
mengembangkan toleransi dalam kehidupan
beragama. Islam mengajarkan persamaan dan tidak
mengenal kasta-kasta dalam kehidupan masyarakat.
Konsep ajaran Islam memunculkan perilaku ke arah
persatuan dan persamaan derajat. Disisi lain,
datangnya pedagang-pedagang Islam di Indonesia
mendorong berkembangnya tempat-tempat
perdagangan di daerah pantai. Tempat-tempat
perdagangan itu kemudian berkembang menjadi
pelabuhan dan kota-kota pantai. Bahkan kota-kota pantai yang merupakan bandar dan pusat
perdagangan, berkembang menjadi kerajaan. Timbulnya kerajaan-kerajaan Islam menandai
awal terjadinya proses integrasi. Meskipun masing-masing kerajaan memiliki cara dan faktor
pendukung yang berbeda-beda dalam proses integrasinya.

2. Peran Perdagangan Antar Pulau


Proses integrasi juga terlihat melalui
kegiatan pelayaran dan perdagangan
antarpulau. Sejak zaman kuno, kegiatan
pelayaran dan perdagangan sudah
berlangsung di Kepulauan Indonesia.
Pelayaran dan perdagangan itu berlangsung
dari daerah yang satu ke daerah yang lain,
bahkan antara negara yang satu dengan
negara yang lain. Kegiatan pelayaran dan
perdagangan pada umumnya berlangsung
dalam waktu yang lama. Hal ini, menimbulkan pergaulan dan hubungan kebudayaan antara
para pedagang dengan penduduk setempat. Kegiatan semacam ini mendorong terjadinya
proses integrasi.
Pada mulanya penduduk di suatu pulau cukup memenuhi kebutuhan hidupnya dengan
apa yang ada di pulau tersebut. Dalam perkembangannya, mereka ingin mendapatkan barang-
barang yang terdapat di pulau lain. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, terjadilah hubungan
dagang antar pulau. Hal ini menyebabkan terjadinya proses integrasi di Nusantara.
Proses integrasi itu juga diperkuat dengan berkembangnya hubungan kebudayaan.
Bahkan juga ada yang diikuti dengan perkawinan.
3. Peran Bahasa
Perlu juga kamu pahami bahwa bahasa juga memiliki peran yang strategis dalam
proses integrasi. Kamu tahu bahwa Kepulauan Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau yang
dihuni oleh aneka ragam suku bangsa. Tiap-tiap suku bangsa memiliki bahasa masing-
masing. Untuk mempermudah komunikasi antarsuku bangsa, diperlukan satu bahasa yang
menjadi bahasa perantara dan dapat dimengerti oleh semua suku bangsa. Jika tidak memiliki
kesamaan bahasa, persatuan tidak terjadi karena di antara suku bangsa timbul kecurigaan dan
prasangka lain. Bahasa merupakan sarana pergaulan. Bahasa Melayu digunakan hampir di
semua pelabuhan-pelabuhan di Kepulauan Nusantara. Bahasa Melayu sejak zaman kuno
sudah menjadi bahasa resmi negara Melayu (Jambi).
Pada masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya, bahasa Melayu dijadikan bahasa resmi dan
bahasa ilmu pengetahuan. Hal ini dapat dilihat dalam Prasasti Kedukan Bukit tahun 683 M,
Prasasti Talang Tuo tahun 684 M, Prasasti Kota Kapur tahun 685 M, dan Prasasti Karang
Berahi tahun 686 M
Masuk dan berkembangnya agama Islam, mendorong perkembangan bahasa Melayu.
Buku-buku agama dan tafsir al Qur’an juga mempergunakan bahasa Melayu. Ketika
menguasai Malaka, Portugis mendirikan sekolah-sekolah dengan menggunakan bahasa
Portugis, namun kurang berhasil. Pada tahun 1641 VOC merebut Malaka dan kemudian
mendirikan sekolah-sekolah dengan menggunakan bahasa Melayu. Jadi, secara tidak sengaja,
kedatangan VOC mengembangkan bahasa Melayu.

Tugas Mandiri 1.
Jelaskan secara singkat :
1. Peran Ulama
2. Peran Perdagangan antarpulau
3. Peran Bahasa
Dalam proses integrasi nasional di Nusantara/Indonesia !

Anda mungkin juga menyukai